Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanifah
Abstrak :
Penelitian tentang budaya organisasi (organizational culture)umumnya dilakukan berdasarkan dua pendekatan. Perfama, pendekatan yang memperlakukan budaya secara tunggal sebagai konteks dimana budaya merupakap faktor yang sangat menentukan fungsi suatu organisasi, menentukan perilaku para anggota organisasi dan bertujuan agar organisasi berjalan dengan baik. Kedua, pendekatan yang memandang budaya secara sekaligus, baik sebagai konteks maupun sebagai proses. Tujuan dari studi ini ingin memahami bagaimana kejadian-kejadian dalam organisasi diciptakan, ditransmisikan, dimiliki dan dipahami bersama secara interaklif dan komunikatif dalam organisasi. Dengan pemikiran yang demikian budaya merupakan proses komunikasi itu sendiri. Telaah dalam pendekatan ini menekankan pada pemahaman atas realitas-realitas organisasi yang tercermin dalam kinerja komunikasi atau kinerja budaya organisasi yang dalam penelitian ini meliputi antara lain hal-hal yang bersifat ritual, simbol kewenangan dan hubungan sosial. Dengan status sebagai BUMN, PT. Garuda Indonesia berfungsi bagaikan pisau bermata dua. Disatu sisi ia meloyani kepentingan bangsa dan negara, disisi lain ia harus mencari keuntungan untuk menghidupi para karyawannya sehingga PT. Garuda Indonesia ini menempati posisi yang unik dibandingkan perusahaan penerbangan nasional lainnya. Dalam penelitian ini digunakan metode deskriptif dan kajian dilakukan terutama melalui wawancara mendalam (depth interview) terhadap informan - informan kunci (key informants) dalam struktur organisasi Garuda, yaitu dari unsur manajer 3 (tiga) orang, unsur kepala bagian 3 (tiga) orang. 4 (empat) orang tenaga fungsional serta 3 (satu) orang mantan pejabat yang sekarang menjabat staff ahli. Selain itu dalam pengumpulan data dilakukan pula melalui dokumentas, makalah-makalah, majalah serta buku Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Perjalanan Sejarah Garuda Indonesia. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa misi dan budaya organisasi Garuda beberapa kali mengalami perubahan yang disesuaikan dengan tuntutan dan kondisi dunia penerbangan yang selain berubah dengan cepat. Sehingga hal ini mempengaruhi persepsi dan pemahaman para karyawan terhadap budaya organisasinya. Disisi lain komunikasi dan koordinasi antar unit masih rendah. Sehingga kerjasama kurang terjalin dan ada kesenjangan diantara ground staff dan air staff. Dalam hal penerapan kebijakan perusahaan terhadap reward dan punishment dirasakan oleh para karyawan tidak adil dan tidak jelas peraturannya sehingga menimbulkan rasa ketidakpuasan dan kecemburuan sosial diantar para karyawan. Akibatnya berdampak terhadap menurunnya motivasi dan partisipasi para karyawan dalam mencapai tujuan organisasi.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriady Marjimi
Abstrak :
ABSTRAK
Organisasi bersifat abstrak dan berinteraksi dengan lingkungannya. Organisasi Rumah Sakit Islam Jakarta mempunyai beberapa permasalahan yang berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi seperti peningkatan mutu, keseimbangan antara fungsi nirlaba dan fungsi cost recovery, dan terwujudnya kapasitas 600 tempat tidur di tahun 2000. Untuk mendapatkan gambaran permasalahan secara tepat, maka elemen-elemen organisasi diamati secara terpadu melalui analisa faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika proses internal organisasi, yaitu pengukuran dan pengkajian terhadap rancangan jabatan dalam organisasi dan pengukuran dan pengkajian terhadap kelompok kerja atau unit dalam organisasi, untuk kemudian diteliti perannya dalam mencapai tujuan, sasaran dan organisasi. Analisa ini didasarkan pada kerangka teori Organization Assessment yang. dikembangkan oleh Van de Ven dan Ferry.

Dari hasil pengolahan data statistik dan analisa hasil pengolahan data terdapat sepuluh faktor utama yang paling berpengaruh terhadap tercapainya tujuan, sasaran dan misi organisasi, yaitu profesionalisme, standarisasi, discretion, incentive, loyalitas, ketergantungan, teknologi, spesialisasi, kesulitan/keragaman tubas dan koordinasi. Masing-masing faktor mempunyai nilai Contingency Coefficient 0,5 atau lebih. Faktor-faktor ini mencerminkan gambaran secara umum kondisi organisasi Rumah Sakit Islam Jakarta kini yang terus berupaya untuk berkembang melalui berbagai program peningkatan sarana dan prasarana, dan program restrukturisasi dan reorganisasi. Disamping itu, kesepuluh faktor ini perlu mendapat perhatian dalam pengembangan organisasi di masa datang.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
MK Deden Gandana
Abstrak :
Penelitian ini telah dilakukan terhadap 30 orang sampel secara acak proporsional berdasarkan tingkatan pendidikan di bagian administrasi STISI, sebagai bahan analisis hubungan pengorganisasian dengan produktivitas tenaga kerja (pegawai) di bagian administrasi STISI. Hasil penelitian berdasarkan jawaban responden untuk pengorganisasian didapat jumlah skor terendah 93 dan skor tertinggi 140. Di mana seluruhnya (100%) jawaban responden di atas jumlah skor rata-rata responden (X > X), hal ini menunjukkan pengorganisasian di bagian administrasi STISI dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip organisasi, yaitu adanya : (1) perumusan tujuan dengan jelas, (2) pembagian pekerjaan, (3) koordinasi, (4) pelimpahan wewenang, dan (5) kesatuan perintah. Untuk produktivitas tenaga kerja (pegawai) di bagian administrasi STISI, didapat hasil penelitian dengan skor terendah 72 dan skor tertinggi 144. Dari jumlah responden yang ada, 4 responden (13,33%) berada di bawah nilai jumlah skor rata-rata responden, 26 responden (86,67%) berada di atas nilai jumlah skor rata-rata administrasi STISI mempunyai sikap mental ke arah produktivitas tenaga kerja (pegawai), yaitu (1) lebih dari sekedar memenuhi kualifikasi pekerjaan, (2) bermotivasi tinggi, (3) memenuhi orientasi kerja positif, (4) dewasa, dan (5) dapat bergaul dengan efektif. Hasil analisis statistik inferensia dengan menggunakan koefisien korelasi product moment pada metoda parametrik didapat hubungan positif antara pengorganisasian dengan produktivitas tenaga kerja (pegawai) bagian administrasi STISI (r=0,3446) atau sebesar 11,87%. Semua indikator pengorganisasian mempunyai hubungan positif dengan produktivitas tenaga kerja (pegawai) di bagian administrasi STISI dan mempunyai keberartian (signifikansi) hubungan setelah dilakukan uji keberartian (signifikansi) koefisien korelasi kecuali pelimpahan wewenang, karena adanya hambatan dalam pelaksanaan pelimpahan wewenang dari unsur pimpinan STISI, sehingga mengganggu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Pada kesatuan perintah ditemukan kesulitan dalam pengambilan keputusan karena adanya dikotomi dalam penyelenggaraan dan pengelolaan STISI, yaitu kewibawaan struktur birokrasi administrasi dan kewibawaan fungsional akademik. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara pengorganisasian dengan produktivitas kerja (pegawai) di bagian administrasi STISI walaupun hanya 11,87%. Hal ini berarti bahwa terdapat 88,13% yang menjadi faktor hubungan dengan produktivitas tenaga kerja, sehingga walaupun pengorganisasian dilaksanakan optimal tidak akan maksimum meningkatkan produktivitas tenaga kerja (pegawai) bagian administrasi STISI. Disarankan pada penelitian ini meningkatkan pelaksanaan pengorganisasian khususnya dalam memperjelas pelimpahan wewenang dan dilakukan rekonsiliasi antara kewibawaan struktur birokrasi administrasi dan kewibawaan fungsional akademik.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Tamar
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari adanya asumsi bahwa KUD tidak bisa maju, karena pengelolanya tidak memiliki tingkah laku entrepreneur (jiwa kewiraswastaan), serta banyaknya faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pengelolaan KUD. Sementara tuntutan untuk mengembangkan KUD pada khususnya dan koperasi pada umumnya semakin dirasakan perlunya baik ditinjau dari segi yuridis yaitu amanat UUD 1945 dan GBHN, maupun dari segi manfaatnya pada masyarakat. Sebagai salah satu pelaku ekonomi nasional di antara BUMN dan swasta, koperasi nampaknya belum memberikan konstribusi secara berarti terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Sehingga diperlukan upaya strategis untuk memacu gerak koperasi sehingga mampu berkembang dan bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya.

Manajer KUD sebagai pengelola usaha merupakan tulang punggung dalam usaha untuk memajukan KUD. Untuk itu sebagai langkah awal dalam membenahi manajemen KUD adalah dengan melibat potensi sumber daya manusia yang merupakan kunci utama keberhasilan suatu usaha, dalam hal ini manajer KUD dituntut pada dirinya kemampuan-kemampuan dalam pengelolaan usaha KUD. Kemampuan utama dalam pengelolaan usaha adalah tingkah laku antreprenur.

Untuk itu penelitian ini berusaha mengungkapkan bagaimana persepsi terhadap lingkungan tugas dan tingkah laku antreprenur manajer KUD yang dihubungkan dengan keberhasilan manajer yang dilihat dari kemandirian KUD yang dikelolanya. Persepsi terhadap lingkungan tugas meliputi empat jenis yang merupkan obyek persepsi yaitu kebijaksanaan pemerintah/aparaturnya, anggota KUD/pelanggan, penyalur dan pesaing. Tingkah laku antreprenur meliputi sembilan aspek tingkah laku yaitu : tingkah laku instrumental, tingkah laku prestatif, tingkah laku keluwesan bergaul, tingkah laku kerja keras, tingkah laku keyakinan diri, tingkah laku pengambilan risiko, tingkah laku swakendali, tingkah laku inovatif, dan tingkah laku kemandirian. Disertai beberapa variabel lain yaitu : tingkat pendidikan, lama kerja, umur, dan pelatihan.

Penelitian ini bersifat ex post facto; subyek penelitian adalah manajer KUD di Sulawesi Selatan sebanyak 151 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disusun dengan menggunakan skala pengukuran model Likert skala 1 sampai 6. Teknik analisis yang dipergunalcan adalah Regresi Berganda (Multiple Regression) dengan taraf signifikansi 0,05.

Dari hasil analisis regresi berganda ditemukan beberapa hal yaitu :

a. Persepsi terhadap lingkungan tugas dan tingkah laku antreprenur beserta variabel-variabel bebas lainnya secara bersama-sama ternyata mempunyai sumbangan yang bermakna terhadap unjuk kerja manajer KUD. Diantara variabel-variabel itu ternyata yang memberikan sumbangan unik secara bermakna terhadap unjuk kerja manajer KUD adalah tingkah laku antreprenur dan lama kerja.

b. Masing-masing jenis persepsi terhadap lingkungan secara bersama-sama memberikan sumbangan secara bermakna terhadap unjuk kerja manajer KUD. Jenis persepsi yang paling menonjol sumbangannya adalah persepsi terhadap pesaing.

Masing-masing aspek tingkah laku antreprenur secara bersama-sama memberikan sumbangan yang bermakna terhadap unjuk kerja manajer KUD. Aspek tingkah laku antreprenur yang menonjol sumbangannya terhadap unjuk kerja manajer KUD adalah tingkah laku prestatif dan pengambilan risiko.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Djaelani
Abstrak :
ABSTRAK
Tesis ini berjudul Kaitan Budaya Perusahaan, Iklim Organisasi, Kepemimpinan, Rancangan Pekerjaan, dengan Keluaran Perilaku di PT. INTI (Persero). Rumusan masalah yang diajukan adalah: a. Sejauhmana Budaya Perusahaan dan Iklim Organisasi mempengaruhi Kepemimpinan ?, b. Sejauhmana Kepemimpinan mempengaruhi Rancangan Pekerjaan ?, dan c. Sejauhmana Rancangan Pekerjaan mempengaruhi KeIuaran Perilaku /Behavioral Outcomes ?

Dari rumusan masalah ini, dibuat hipotesis sebagai berikut :

a. Model 1. Ho : β1 =0 ; Ho : β1 # 0

b. Model 2. Ho : β43 =0 ; Ho : β43 # 0

c. Model 3. Ho : β54 =0 ; Ho : β54 # 0

Dari hasil analisa dengan menggunakan Path Analysis pada taraf 5 % dapat diketahui bahwa : a. Pengaruh langsung Budaya Perusahaan dan Iklim Organisasi lebih besar daripada pengaruh tidak langsungnya, b. Kepemimpinan mempengaruhi secara nyata Rancangan Pekerjaan, dan c. Rancangan Pekerjaan merupakan salah satu variabel yang paling besar mempengaruhi variabel terikatnya ( Keluaran Perilaku).

Jika dalam suatu organisasi terdapat masalah yang disebabkan oleh kurang baiknya dalam perancangan pekerjaan maka sudah dapat dipastikan bahwa organisasi tersebut berjalan tidak efisien.

Kegagalan dalam perancangan pekerjaan akan menyebabkan kegagalan dalam integrasi sasaran, ketidakberfungsian kelompok-kelompok kerja dan dan pada akhirnya adalah ketidakpuasan pegawai.

Untuk merancang suatu pekerjaan yang memadai tidak hanya diperlukan kemampuan konseptual dari para unsur pimpinan yang ada tetapi juga diperlukan seperangkat kebijakan yang dapat memberikan iklim yang kondusif yang dilandasi nilai-nilai bersama yang ada dalam perusahaan dan dilaksanakan secara konsisten.

Nilai wibawa seseorang ditentukan oleh kemampuan argumentasinya, karena itu penempatan seseorang pada posisi pimpinan salah satunya harus memperhatikan kemampuan ini, sehingga mampu mempengaruhi bawahannya maupun orang lain, mampu menjelaskan metoda-metoda baru yang lebih baik untuk dilaksanakan, mampu menyelesaikan persoalan-persoalan antar departemen dengan efektif.

Dalam membuat rancangan pekerjaan harus mengkaitkan dengan kebijakan imbalan dan karir secara jelas, sehingga rancangan pekerjaaan dapat berfungsi sebagai salah satu sumber motivasi pegawai untuk bekerja lebih giat.
1995
T1297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfitria Wiratmani
Abstrak :
Setiap perusahaan (organisasi) berusaha menjaga keberlangsungan, peningkatan dan pengembangan usahanya. Persaingan ketat yang terjadi saat ini meyebabkan perusahaan harus memilih strategi tertentu untuk bersaing di pasar, baik pasar domestik maupun pasar internasional. Salah satu strategi yang berfokus pada jaminan mutu sistem mutu adalah standar ISO 9001. Standar ini mensyaratkan suatu organisasi mendokumentasikan sistem mutu dengan cara tertentu, sehingga manajemen dan pegawai dapat mengerti, menerima dan memakainya. Pedoman perusahaan untuk mencapai sasarannya di masa mendatang adalah misi dan misinya. Visi merupakan pedoman jangka panjang, sedangkan misi menyangkut ruang lingkup kegiatan bisnis yang dijalankan perusahaan. Usaha perusahaan mencapai cita-cita tersebut yang telah dijalankan sampai saat ini merupakan kinerja perusahaan. Dengan demikian salah satu indikator keunggulan perusahaan dapat dilihat dari kinerjanya. Kondisi ini menyebabkan strategi yang diterapkan perusahaan seyogyanya dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hasil dari penerapan ISO 9001 terhadap peningkatan kinerja organisasi. Penelitian ini merupakan studi kasus pada PT. Pacific Prestress Indonesia yang telah menerapkan ISO 9001 untuk produk spun pile sejak tahun 2002. Hasilnya menunjukkan kinerja organisasi yang dibentuk oleh indikator proses production process yang terdiri dari sub indikator perbaikan waktu produksi dan kesesuaian terhadap spesifikasi produk. Setelah penerapan ISO 9001 hasilnya menunjukkan adanya sedikit peningkatan pada sub indikator perbaikan waktu produksi dengan menilai output per menit yang dihasilkannya. Sedangkan pada sub indikator kesesuaian terhadap spesifikasi produk tidak menunjukkan adanya peningkatan, untuk produk reject justru lebih besar ditemukan setelah penerapan ISO 9001. Dengan demikian penerapan ISO 9001 pada PT. Pacific Prestress Indonesia untuk produk spun pile dikatakan belum bisa meningkatkan kinerja perusahaan.
Every company (organization) always attempts to increase and develop their business. In the high competitiveness atmosphere recently, they have to choose the certain strategy to compete into domestic and international market. A strategy, which is focused to ensure quality system, is ISO 9001 Standard. This standard requires an organization to document its quality system in such away that management and employee can understand, accept and use it. The company's guidance to reach their purposes is dependent on their vision and mission. The vision is a kind of long guidance while the mission is the scope of the business activities. The goals, which have been obtained by now, are company's performance and it is one of company ability indicator. Based on this condition, a chosen implemented strategy should increase the company's performance. This research objective is to evaluate of ISO 9001 implementation to organization performance. The research is a case study at PT. Pacific Prestress Indonesia which ISO 9001 has been implemented for spun pile product since 2002. The outcome shows production process indicator, which is contained of improvement of production time and improvement in product specifications, formed performance. The result after ISO 9001 implementation determined not much increase in improvement of production time, on the other hand there is much declining in product reject for improvement in product specifications. Based on this reason, the ISO 9001 implementation in Pacific Prestress Indonesia has not given an increment performance yet.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T14715
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romina Saraswati Himawan
Abstrak :
ABSTRAK
YPF-Maus Southeast Sumatra, LLC. adalah salah satu perusahaan minyak asing yang beroperasi dl indonesia sebagai kontraktor bagi hasil Pertamina. Satu setengah tahun yang lalu tepatnya 1 Mei I997, manajemen memutuskan untuk mengadakan perubahan struktur organisasi di Departemen Eksploitasi dan struktur organisasi fungsional menjadi unit bisnis. Peralihan dan pelaksanaan perubahan tersebut memberikan dampak positif dan negatif baik pada perusahaan maupun pada karyawan perusahaan.

Persepsi dari karyawan Departemen Eksploitasi mengenai perubahan ini didapatkan dengan melakukan jajak pendapat secara random. Jajak pendapat merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengumpulkan data terutama mengenai persepsi responden. Studi persepsi ini perlu dilakukan untuk mendapatkan data yang paling akurat yang berkenaan dengan karyawan yang terkait, sebab karyawanlah yang terkena dampak adanya perubahan ini.

Responden dipilih secara acak dan diminta untuk mengisi jajak pendapat. Responden cukup bervariasi dalam hal jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, masa kerja, tingkat pekerjaan, dan latar belakang pekerjaan. Responden adalah mereka yang mengalami masa berlakunya kedua struktur organisasi tersebut, sehingga dapat membuat perbandingan dan keduanya.

Responden memberikan persepsinya atas hal-hal tersebut di atas, dan juga persepsi atas unit bisnis yang kini diberlakukan. Persepsi tersebut mencakup beberapa hal seperti struktur organisasi yang sesuai untuk perusahaan dan yang sesuai untuk pengembangan karir karyawan. Keadaan unit bisnis saat ini, misalnya komposisi unit bisnis, komunikasi antar anggota, sistem kontrol dan koordinasi, sistem penghargaan atas kinerja, adalah beberapa hal yang mendapatkan perhatian dari adanya perubahan struktur organisasi.

Pada akhirnya karyawan sebagai bagian dari unit bisnis harus mengetahui secara jelas konsep dan tujuan unit bisnisnya, demikian pula dengan target yang telah ditetapkan oleh kantor pusat dan harus dicapai oleh tiap unit bisnis.

Berdasarkan studi persepsi yang dilakukan di Departemen Eksploitasi ini dapat disimpulkan bahwa karyawan menerima perubahan struktur organisasi tersebut, tetapi dalam pelaksanaannya memerlukan waktu dan profesionalisme dari semua pihak. Bukan berarti bahwa struktur yang sebelumnya tidak baik, tetapi dengan perkembangan perusahaan organisasi, struktur unit bisnislah yang sesuai dengan tujuan dari perusahaan/organisasi saat ini.

Perubahan struktur organisasi ini diyakini menjadi hal yang menunjukkan kedinamisan suatu perusahaan pada saat struktur yang lama tidak memuaskan lagi. Persepsi ini bukan untuk menentukan struktur organisasi yang terbaik, tetapi untuk memberi gambaran struktur yang sesuai untuk tiap perusahaan.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anis Ratna Ningsih
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian mengenai transformasi organisasi Pusdiklat Pegawai Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, dilatar belakangi oleh adanya tuntutan dalam pembangunan hukum dan hak asasi manusia, sehingga mengharuskan Pusdiklat untuk melakukan suatu strategi perubahan melalui transformasi organisasi. Analisis yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan 4R yang dikemukakan oleh Gouillart and Kelly (1995), melalui; Pernbentukan ulang pola pikir (Refraining), Restrukturisasi (Restructure), Revitalisasi (Revitalization) dan Pembaruan (Renewal). Informan dalam penelitian ini terdiri dart 15 orang pejabat struktural di lingkungan Sekretariat Jenderal dan di lingkungan Pusdiklat. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, sedangkan analisis dilakukan dengan merujuk pada pendapat informan dan didukung dengan teoriĀ¬-teori yang terkait dengan transformasi organisasi. Dari analisis hasil wawancara, disimpulkan bahwa: 1) Refraining belum sesuai dengan harapan, meskipun visi sudah dirumuskan dan meski sudah ada LAKIP namun belum ada standar pengukuran kinerja yang disepakati bagi organisasi BPSDM; 2) sedangkan pada Restrukturisasi, struktur organisasi yang baru berpedoman pada kebijakan pemerintah dan penempatan SDMnya berdasarkan pada Pedoman Pola Karir PNS Departemen Hukum dan HAM, namun karena strukturnya masih baru maka infrastruktur masih terbatas dan model ekonomi belum dijalankan; 3) dalam Revitalisasi BPSDM belum membuka jaringan kerjasama dan mernanfaatkan kebijakan pemerintah menjadi Badan Layanan Umurrm (BLU), selain itu keberadaan ICT masih belum optimal; 4) pada Renewal pimpinan sudah memberikan kesempatan mengembangkan diri melalui pendidikan gelar maupun non gelar, namun belum dimotivasi dengan kebijakan organisasi yang memberi perhatian pada pegawai dan sistem renumerasi yang berdasarkan kinerja. Hasil penelitian menyarankan bahwa: perlu pemberdayaan peran pimpinan untuk memobilisasi pegawai, menyiapkan indikator kinerja selain LAKIP dengan tetap berpedoman pada visi dan misi organisasi, antara lain dengan Balance Scorecard, Kemudian peningkatan sarana dan prasarana pendukung diktat, BPSDM juga harus didukung dengan sarana ICTyang memadai. Selain itu penempatan pegawai dalam struktur organisasi baru berdasarkan pada analisis jabatan dan analisis beban kerja dan untuk reward, BPSDM perlu menerapkan Merit system, dimana penghargaan diberikan berdasarkan basil kerjanya.
ABSTRACT
The Research is about organization transformation Education and Training Centre (Pusdiklat) of Law and Human Rights Department, based on the need in restructure of law and human rights, with the result that Pusdiklat have to do the strategy for changing pass through organization transformation. 4R theory by Gouillart and Kelly (1995) was used as the model for analyzing, and it contains of 4 dimensions such as Refraining, Restructure, Revitalization, and Renewal, Technique of Sampling Data is by interview to 15 informants in the Secretariat General and Pusdiklat environments, while the analize to done it's reference by informant say dan supported with related theory organization transformation, From the interview result, it was assumed that: 1) Refraining is not appropriate with the expectation, while the vision abbreviated and with present the LAKIP, but without the activity measurement standart presence which cleated for BPSDM organization; 2). While at Restructure, the new organization structure is oriented in government policy and SDM located based on Pedoman Pala Karir PNS Department of Law and Human Rights, but because the structure still new then the infrastructure still limited and economy model still not impelemented; 3) in Revitalization BPSDM still not opened the cooperation network and using government policy become Badan Layanan Umum (BLU), beside ICT existence still not optimal; 4) in Renewal, the leadership must giving the opportunity for expand themselves by means of formal or non-formal education, but still not motivated with organization policy which is give the attention for employee and renumeration system based on work. The research result suggestion that: the leadership beneficial is needed for mobilization employee, prepare the work indicator besides LAKIP with still refer to vision and mission organization, e.g. with Balance Scorecard, then improving the infrastructure which support the education and training, BPSDM must supported with the sufficient ICT sarana In addition to employee located in the new organization structure based on position and occupation responsibility analyze and then reward, BPSDM need to impelement Merit system, where the reward gived based on the work result.
2007
T20502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Yudha Kesuma
Abstrak :
Penelitian ini melihat pengaruh trust in leaders dan perceived organizational support terhadap perilaku knowledge sharing. Hasil uji regresi berganda pada 92 karyawan terhadap variabel trust in leaders, perceived organizatonal support dan knowledge sharing menunjukkan pengaruh signifikan variabel trust in leaders dan perceived organizational support terhadap knowledge sharing (p<0,05). Peneliti merancang intervensi token reinforcement system untuk meningkatkan perceived organizational support pada dimensi perceived organizational rewards and job conditions yang dipersepsikan paling rendah oleh karyawan. Hasil uji signifikansi perbedaan pre-test dan post-test menunjukkan intervensi signifikan meningkatkan dimensi Perceived organizational rewards and job conditions sehingga terdapat peningkatan pula pada knowledge sharing (t = -1,168, p<0,05). Dengan demikian, penting bagi perusahaan memberikan intervensi token reinforcement system agar karyawan menampilkan perilaku knowledge sharing yang diharapkan.
The study looked at the influence of trust in leaders and perceived organizational support toward knowledge sharing behaviors. Multiple regression test results on 92 employees against variable trust in leaders, perceived organizatonal support and knowledge sharing indicate a significant influence of variable trust in leaders and perceived organizational support toward knowledge sharing (p < 0.05). Researchers devise, token reinforcement system interventions to increase the perceived organizational support dimension of perceived organizational rewards and job conditions that are perceived by employees of the lowest. Significance test of difference results pre test and post test showed that the given intervention could improve the dimension of perceived organizational rewards and job conditions so that there was improvement in knowledge sharing (t =-1,168, p < 0.05). Thus, it is important for the company providing the token reinforcement system intervention so that employees showing the expected knowledge sharing behaviors.
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35885
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Rahayuningtyas
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada hubungan antara kepuasan komunikasi dan kepuasan kerja pada pegawai Antar generasi di Institusi Keuangan X. Selain itu, penelitian ini ingin membuktikan apakah kepuasan komunikasi merupakan salah satu hal yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja individu (Goris, 2007, Carriere dan Bourque, 2009). Penelitian ini menggunakan tipe penelitian aplikatif dan korelasional dengan jumlah responden sebanyak 777 pegawai. Alat ukur yang digunakan adalah adaptasi dari communication satisfaction survey (Downs dan Hazen, 1977) dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar 0.960 dan alat ukur kepuasan kerja (Roelen, dkk, 2008) dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar 0.901. Analisis data menggunakan statistika deskriptif, korelasi pearson product moment, regresi linear, t-test, dan anavar satu arah. Dari analisis data, disimpulkan bahwa: 1) terdapat hubungan yang signifikan antara kepuasan komunikasi dengan kepuasan kerja pegawai Antar generasi Institusi Keuangan X; 2) secara umum responden penelitian memiliki kepuasan komunikasi yang sedang dan kepuasan kerja yang sedang pula; 3) dimensi kepuasan komunikasi yang memiliki nilai rata-rata paling rendah adalah dimensi personal feedback; 4) dimensi kepuasan komunikasi yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja adalah dimensi communication climate, organization integration, media quality, dan personal feedback; 5) intervensi dilakukan pada dimensi personal feedback yakni dengan memberikan pelatihan constructive feedback; 6) intervensi yang dilakukan dinyatakan cukup efektif dan aplikatif untuk diterapkan dalam organisasi.
This study focuses on the relationship between communication satisfaction and job satisfaction of intergenerational employee at Financial Institutions X. This study was held to approve that communication satisfaction give influence to job satisfaction (Goris, 2007, Carriere and Bourque, 2009). This study uses a type of applied research and correlation research with the number of respondents is 777 respondents. Measurement instruments used in this research are the adaptation of communication satisfaction survey (Downs and Hazen, 1977) with coefficient alpha (α) of 0.960 and job satisfaction questionnaire (Roelen, et al, 2008) with coefficient alpha (α) of 0.901. Descriptive statistics, Pearson product moment correlation formula , linear regression, t-test, and ANOVA will be used to analyze the infomation gathered. From the data analysis, it was concluded that: 1) there is a significant relationship between communication satisfaction with employee job satisfaction across generations at Financial Institution X; 2) majority of respondents have a moderate level of communication satisfaction and job satisfaction; 3) personal feedback is the dimensions of communication satisfaction which has the lowest mean score, 4) communication satisfaction dimensions that give influence to job satisfaction are climate communication, organization integration, media quality, and personal feedback; 5) intervention held to improving the personal feedback dimension is with giving the constructive feedback training; 6) the intervention is acknowledged as quite effective and applicable for implementation in the organization.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T34915
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>