Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apri Wiyono
Abstrak :
ABSTRAK
Kebutuhan energi yang terus meningkat, sejalan dengan laju pertambahan penduduk selalu diikuti dengan laju timbunan sampah. Dimana persentase terbesar berasal dari sampah organik, hal ini berpotensi dimanfaatkan sebagai bahan baku campuran biomassa untuk upaya reduksi emisi pada konversi bahan bakar dari energi sampah. Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk mempelajari karakteristik co-gasifikasi, temperatur tungku reaktor, LHV producer gas dan output ash, terhadap kinerja proses gasifikasi biomassa pada downdraft fixed bed gassifier. Pada penelitian ini, sampah organik yang digunakan ranting, serabut kelapa dan sekam padi yang di peletisasi sebagai bahan baku pada pembakaran dengan teknologi Downdraft Gassifier. Metode yang dilakukan dengan teknik co-gasifikasi antara WCF wood-coconut fibers pelet dan sekam padi pada komposisi 100 pelet, 75:25, 50:50, 25:75 dan sekam padi 100 . Dimana pengujian syngas dilakukan pengukuran langsung dengan gas cromatograph tipe TCD Shimadzu 8A. Temperatur reaktor tertinggi pada zona pirolisis sebesar 400 C ndash; 850 C and temperatur pada zona oksidasi sebesar 1000 C ndash; 1200 C. Hasil dari pengujian syntetic gas didapatkan lower heating value tertinggi pada komposisi WCF pelet 100 sebesar 4.51 MJ/Nm3. Lower heating value syngas paling rendah pada komposisi pelet 100 sebesar 2.99 MJ/Nm3, dimana pertambahan WCF pelet akan meningkatkan nilai LHV syngas. Hal ini menyebabkan konten tar rendah dan rendahnya partikel ash pada semua komposisi kira-kira 30-35 massa awal tiap komposisi, dengan ash terendah pada komposisi sekam padi 100 sebesar 0.29 gr. Kata Kunci : Biomassa, peletisasi, co-gasifikasi, downdraft gassifier, syntetic gas
ABSTRACT
Increasing energy demand, in line with the rate of population growth is always with the pile of garbage. The largest percentage of organic waste, it can be used as raw material. This is primarily to discuss co gasification characteristics, reactor furnace temperatures, LHV gas producers and ash output, on the performance of biomass gasification at. In this study, organic waste used twigs, coconut fibers and rice husks in the pelletization as raw materials on technology with downdraft gassifier. The method is performed by co gasification technique between WCF coconut wood fiber pellet and rice husk on the composition of 100 pellets, 75 25, 50 50, 25 75 and 100 rice husk. Where the syngas testing is done directly with TCD Shimadzu gas cromatograph 8A. The reactor temperature in the pyrolysis zone of 400 C 850 C and the temperature in the oxidation zone 1000 C 1200 C. The results of testing the synthetic gas obtained lower heating value in the WCF 100 pellet composition of 4.51 MJ Nm3. The lower heating value of syngas is lowest in 100 pellet composition of 2.99 MJ Nm3, where the increase of WCF pellets will increase LHV syngas. The effect makes low tar content and low ash particles in all compositions approximately 30 35 of the initial mass of each composition, with minimal ash on 100 rice husk composition of 0.29 g. Keywords Biomass, pelletization, co gasification, downdraft gassifier, synthetic gas
2017
T48475
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Zahra
Abstrak :
Sampah masih menjadi salah satu masalah di Indonesia. Sejak tahun 2017, volume sampah yang terangkut di Indonesia masih belum memenuhi target, termasuk di Desa Tubanan, Kecamatan Kembangan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Sampah yang terangkut didominasi oleh Sampah Organik sebesar 30-63%. Pengelolaan sampah dengan biokonversi larva Black Soldier Fly dapat menjadi solusi untuk permasalahan sampah di Indonesia, karena dapat mereduksi 80% sampah, tidak berdampak pada kesehatan masyarakat dan tidak menimbulkan bau, selain itu dapat membentuk ekonomi sirkular untuk masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan model pengelolaan sampah organik dengan biokonversi larva Black Soldier Fly berbasis pemberdayaan masyarakat dalam aspek lingkungan, sosial, ekonomi, dengan perlakuan formula nutrisi pakan yang tepat. Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis keuntungan yang didapatkan di antara 3 jenis sampah sebagai formula nutrisi pakan (sampah dari masyarakat, sampah sisa pemotongan ikan, dan sampah campuran dari keduanya). Analisis menggunakan sistem dinamik dan analisis statistik. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan bahwa model pengelolaan sampah organik dengan biokonversi larva Black Soldier Fly berbasis pemberdayaan masyarakat menggunakan sampah campuran (sampah dari masyarakat yang dapat terolah 100% dan sisa pemotongan ikan) metode pengelolaan sampah yang paling tepat di Desa Tubanan, Kecamatan Kembangan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. ......Waste is still a problem in Indonesia. Since 2017, the volume of waste transported in Indonesia has yet to meet the target, including in Tubanan Village, Kembangan District, Jepara Regency, Central Java. The transported waste is dominated by organic waste by 30-63%. Waste management with Black Soldier Fly larvae bioconversion can solve the waste problem in Indonesia because it can reduce 80% of waste, does not impact public health, and does not cause odors. Besides that, it can form a circular economy for the community. This research aims to formulate a management model for organic waste with bioconversion of Black Soldier Fly larvae based on community empowerment in environmental, social, and economic aspects, with proper feed nutritional formula treatment. This research was conducted by analyzing the benefits obtained between 3 types of feed nutrition formulas (waste from the community, waste from fish slaughter, and mixed waste from both)—analysis using dynamic systems and statistic analysis. Based on the research that has been done, it was found that the organic waste management model with bioconversion of Black Soldier Fly larvae based on community empowerment using mixed waste (waste from the community that can be processed 100% and fish slaughter residue) is the most appropriate waste management method in Tubanan Village, Kembangan District. , Jepara Regency, Central Java.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartini
Abstrak :
DegradasI fotokatalltik menggunakan titanium dioksida merupakan suatu teknologi alternatif untuk pengolahan limbah organik. Penelitian ini melakukan degradasi fotokatalitik fenol dengan menggunakan suspensi Ti02. Percobaan diiakukan untuk mengetahui pengaruh ion Pb^^, Cu^"^, dan NP terhadap proses dagradasi serta mengamati pembentukan intermediet katekol dan hidrokuinon yang terjadi selama proses degradasi fotokatalitik. Proses degradasi fenol diiakukan dalam reaktor bejana gelas 1L,dengan konsentrasi katalis 2 g/L dan konsentrasi fenol 20 mg/L. Suspensi ini diiluminasi dengan sinar UV selama 10 jam. Penurunan Konsentrasi senyawa fenol dan analisis senyawa intermediet ditentukan tiap jam penyinaran dengan menggunakan HPLC Hasil pengamatan menunjukkan bahwa, Ion Pb memberlkan pengaruh yang signifikan terhadap proses degradasi fotokatalitik pada konsentrasi ion Pb^^ > 0,2 mM, untuk Ion menampakan pengaruh yang signifikan pada konsentrasi Ion > 0,4 mM, sedangkan untuk Ion pada konsentrasi sampal dengan 0,5 mM belum menampakkan pengaruh yang signifikan terhadap proses degradasi fotokatalitik. Tanpa adanya ketiga ion logam tersebut, degradasi berlangsung leblh balk.selama perlode 5 Jam penurunan fenol yang terdegradasi sudah 100%, sedangkan degradasi dengan adanya ketiga logam tersebut, terslsa fenol sekltar 39% untuk perlode 10 jam. Senyawa Intermediet pada degradasi fenol fotokatalitik yaltu seperti katekol dan hidrokulnon, maka dengan adanya Ion Pb^^ dan Cu^^, laju pembentukan dan laju penguraian dari kedua intermediet tersebut menjadi terganggu
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alloysius Pamurda Dhika Mahendra
Abstrak :
Sungai Ciliwung merupakan salah satu sumber air bersih bagi sekitar 70.000 penduduk di sekitar bantaran, di mana kondisinya tercemar sampah dari kegiatan domestik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis timbulan sampah berjenis organik dan anorganik, pengaruh waktu kontak sampah terhadap perubahan kualitas COD dan amonia, dan menganalisis laju pembentukan dan penguraian COD dan amonia di air Sungai Ciliwung. Metode yang digunakan untuk menganalisis timbulan sampah adalah persamaan dari penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan media pengambilan sampah trawl boom.Untuk menganalisis pengaruh waktu kontak dan jenis sampah terhadap kualitas COD dan amonia, metode yang digunakan adalah uji normalitas dan Kruskal Wallis. Adapun metode yang digunakan untuk menganalisis laju pembentukan dan penguraian COD dan amonia menggunakan ODE Linear faktor pengintegrasian. Total timbulan sampah yang didapatkan di titik pengambilan sampel adalah 0,3 ton per hari dengan 68,36% organik dan 31,36% anorganik. Hasil pengujian Kruskal Wallis menunjukkan bahwa jenis dan waktu kontak sampah memengaruhi perubahan COD dan amonia, di mana dibuktikan dengan nilai titik kritis yang lebih rendah (9,49) jika dibandingkan dengan Hhitung (20,08 dan 21,27). Nilai k1 untuk COD dari reaktor sampah organik berada adalah 3,841 dan 4,655. Sedangkan untuk k1 COD pada reaktor anorganik adalah 0,122 dan 0,425. Hasil untuk nilai k2 COD pada reaktor organik adalah 3,879 dan 3,839. Untuk nilai k2 COD pada reaktor anorganik adalah 1,026 dan 0,355. Pada parameter amonia menggunakan prinsip persamaan yang sama dan menghasilkan nilai k1 pada reaktor organik adalah 0,0028 dan 0,0021. Kemudian pada reaktor anorganik nilai k1 amonia adalah 0,0014 dan 0,001. Sedangkan untuk nilai k2 pada reaktor organik adalah 0,1761 dan 0,100. Kemudian nilai k2 dari reaktor anorganik adalah 0,300 dan 0,3437. Nilai degradasi (k) akan berpengaruh terhadap kondisi pencemar di sungai, di mana kondisinya sudah melebihi baku mutu. Keberadaan COD dan amonia yang tinggi di air sungai akan memberikan dampak buruk terhadap lingkungan ......Ciliwung river is one of the clean water sources for approximately 70.000 people in the river bank, which polluted by municipal solid waste. This research aims to analyze the organic and inorganic solid waste generation, the effect of solid waste type and contact time on the decreasing COD and ammonia, and also the waste degradation rate to COD and ammonia (k1) and COD or ammonia degradation rate (k2) in Ciliwung River Water. The method that used for analyzing the solid waste generation is mentioned in the previous research, that used trawl boom as the solid waste sampler media. Normality test and Kruskal Wallis is the method that used for analyzing the impact of solid waste type and contact time on the decreasing of COD and ammonia. Then, the principle for analyzing the degradation rate of COD and ammonia is mass balance and ODE Linear equation with integrating factor. The solid waste generation in this experiment shows 0.3 ton per day with 68,63% organic and 31,36% inorganic. The Kruskal Wallis Test results show that the type of solid waste and contact time impact the quality of COD and ammonia. It is showed by the value of H is bigger (20,08 and 21,27) than the critical value (9,49). The analysis of COD and ammonia degradation that uses ODE Linear equation with integrating factor show the value of organic solid waste degradation to COD (k­1) in reactor 1 and 2 are 4,655 and 3,841. Besides, the k1 value for inorganic 1 and 2 reactor are 0,425 and 0,122. Then, the value of COD degradation (k2) in organic 1 and 2 reactor are 3,879 and 3,839. The COD k2 value for inorganic 1 and 2 reactor are 1,026 and 0,355. For ammonia parameter, the value of k1 in organic 1 and 2 reactor are 0,0028 and 0,0021. In the inorganic 1 and 2 reactor, the value of k1 and k2 are 0,0014 and 0,001. The ammonia degradation rate (k2) in organic 1 and 2 reactor are 0,1761 and 0,100. Then, ammonia k2 in the inorganic reactor 1 and 2 are 0,300 and 0,3437.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titi Puspita Sari Ika Pratiwi
Abstrak :
Data timbunan sampah Fakultas Teknik di Universitas Indonesia secara keseluruhan mencapai 120,6 kg/hari. Dimana 67 presentase sampah terbesar berasal dari sampah taman. Penumpukan jumlah sampah merupakan masalah lingkungan yang membuat para ahli terus mengembangkan teknologi yang tepat untuk mencari alternatif dalam menanggulangi masalah tersebut. Pemanfaatan sampah organik menjadi bahan bakar berupa pelet menjadi salah satu teknologi yang menjanjikan. Pelet telah menjadi komuditas yang mendunia. Pada tesis ini dilakukan pengujian skala laboratorium dalam pembuatan pelet dari bahan baku sampah organik yang terdapat di Fakultas Teknik Universitas Indonesia dan menguji karakteristik dari produk pelet yang dihasilkan tersebut. Pembuatan pelet menggunakan alat cetak manual. Dari pengujian didapatkan komposisi bahan baku yang optimum yaitu daun 10, ranting 80 dan serabut 10, nilai kalor 3772,166 cal/gram, ukuran ayakan 80 mesh, tekanan 70 kg/cm2 dan diketahui karakteristik dari produk pelet adalah panjang 20,7 mm, diameter 6 mm, massa 0,74 gram, kerapatan 1,264 g/cm3, kadar air 9.06, zat terbang 72.62, kadar abu 13.29, kadar karbon terikat 14.90 dan ketahanan 83, serta nilai energi aktivasi devolatilisasi pada campuran daun 10, ranting 80 dan serabut 10 adalah 114,999 kJ/mol, nilainya lebih kecil daripada energi aktivasi devolatilisasi bahan baku, maka campuran bahan baku memiliki laju reaksi yang lebih cepat.Kata kunci: sampah organik, pelet, karakteristik pelet. ......Total waste data in Engineering Faculty Of Universitas Indonesia was record at 120.6 kg day. Where 67 of the largest percentage of waste comes from garden waste. The build up of waste amounts is an environmental problem that keeps experts on developing the right technology to find alternatives in trackling the problem. Utilization of organic waste into fuel in the form of pellets become one of the promising technology. Pellet has become a worldwide commodity. In this thesis, laboratory scale testing is done in making pellets from organis waste raw materials contained in the Engineering Faculty Of Universitas Indonesia and test the characteristic of the pellet product. Making pellets using manual printing tools. From the test, it was found that the composition of the optimum raw material is 10 leaf, 80 branch and 10 coconut fiber, calorific value 3772.166 cal gram, sieve size 80 mesh, pressure 70 kg cm2 and known characteristic of pellet product is length 20.7 mm, diameter 6 mm, mass 0.74 gram, density 1.264 g cm3, water content 9.06, volatile matter 72.62, ash 13.29, fixed carbon 14.90 and durability 83 and devolatilization activation energy value at mixture 10 leaf, 80 branch and 10 coconut fiber were 114.999 kJ mol, the value was smaller than the activation energy of devolatilization of raw material, then the raw material mixture has a faster reaction rate.Keywords organic waste, pellets, pellet characteristic.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47941
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sania Novita
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengaplikasikan kompos Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Universitas Indonesia (UI) sebagai media tanam selada (Lactuca sativa L. var. crispa) dan menghasilkan kompos dari sampah organik dengan pemberian varian aktivator.  Kompos UPS UI mengandung hara makro dan hara mikro yang telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) 19-7030-2004 sehingga dapat diaplikasikan sebagai media tanam. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan enam kali ulangan. Parameter penelitian terdiri dari kualitatif dan parameter kuantitatif. Parameter kualitatif dianalisis secara deskriptif. Parameter kuantitatif dianalisis menggunakan uji Anova dan uji Tukey taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi kompos UPS UI sebagai media tanam mampu menunjang pertumbuhan vegetatif selada. Hasil penelitian juga menunjukkan perlakuan M4 (50% kompos) menghasilkan jumlah daun, tinggi tanaman, panjang akar, berat segar tajuk, berat segar akar, berat kering tajuk, dan berat kering akar paling tinggi diantara seluruh perlakuan. Hasil pembuatan kompos dengan pemberian varian aktivator menunjukkan kandungan hara kompos sudah sesuai SNI 19-7030-2004. Aktivator EM4 (50% kompos) menghasilkan berat akhir kompos terbaik dibandingankan dengan perlakuan lainnya.
The research was aimed to applicate Unit Pengelolaan Sampah (UPS) Universitas Indonesia (UI)'s compost as lettuce (Lactuca sativa L. var. crispa) growing media and to produce compost from organic waste with activator variants. UPS UI's compost contained macro- and micro nutrients that accordance with the Indonesian National Standard (SNI) 19-7030-2004 so that it can be applied as growing media. The study used a completely randomized design with four treatments and six replications. The research consited two parameters, there was qualitative and quantitative parameter. Qualitative parameters were analyzed descriptively. Quantitative parameters were analyzed using the Anova test and Tukey test with a 95% confidence level. The results showed that the application of UPS UI compost as growing media was able to increase the vegetative growth of lettuce. The results also showed that M4 treatment (50% compost) resulted in the highest number of leaves, plant height, root length, shoot fresh weight, root fresh weight, shoot dry weight, and root dry weight among all treatments. The results showed that compost's  content was in accordance with SNI 19-7030-2004. The EM4 activator produced the best compost final weight compared to other treatments.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
T54816
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adelia Tsaltsani Bilqis
Abstrak :
Sampah organik merupakan sampah yang paling dominan dihasilkan dari aktivitas di pesantren. Namun, Pesantren Al Hikam Kota Depok belum menerapkan pengolahan sampah organik karena minimnya pemahaman, pemilahan, dan penggunaan alat dalam mengolah sampah organik. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui timbulan dan komposisi sampah, memberikan edukasi melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi, dan transfer teknologi anaerobic digestion. Pada teknologi tersebut dilakukan pengukuran skala pilot dengan massa sampah 7,6 kg/hari sehingga menghasilkan OLR 1,4 kg.VS/m3.hari. Berdasarkan hasil pengukuran timbulan dan komposisi sampah di Pesantren Al Hikam Kota Depok memiliki massa sebesar 33,638 kg/hari, volume sebesar 683,221 L/hari, dan komposisi sampah didominasi oleh 41,831% sampah organik. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi dilakukan sebanyak dua kali, dimana kegiatan sosialisasi pertama dihadiri oleh 66 orang, sedangkan kegiatan sosialiasi kedua dihadiri oleh 25 orang. Mengacu kepada hasil pre test dan post-test, kegiatan sosialisasi pertama tidak meningkatkan pengetahuan peserta (sig 2-tailed >0,05). Sementara itu, kegiatan sosialisasi kedua meningkatkan pengetahuan peserta (sig 2-tailed <0,05). Pada penerapan teknologi anaerobic digestion di Pesantren Al Hikam telah melakukan proses seeding, aklimatisasi, dan operasional. Sampah organik memiliki karakteristik pH sebesar 6,1±0,38, suhu sebesar 29,5±1,12oC, TS sebesar 25±0,092%, VS sebesar 95±0,0054%TS, dan COD sebesar 453±188 g/L.COD. Hasil penelitian menujukkan kandungan volatile solid destruction sebesar 91±0,015% dan reduksi COD sebesar 89±0,081% mempengaruhi nilai volume biogas dan metana yang dihasilkan dengan nilai volume biogas sebesar 805±219 L.biogas/hari dan methane yield sebesar 292±130 L.CH4/kg, sehingga mengandung konsentrasi 59±0,035% CH4 dan 41±0,035% CO2. Selanjutnya, kandungan amonia digestat sebesar 1057±378 mg/L.NH3 tidak mempengaruhi proses operasional anaerobic digestion. ......Organic waste is the most dominant waste generated from activities in Islamic boarding schools. However, Al Hikam Islamic Boarding School has not implemented organic waste processing due to the lack of understanding, sorting, and use of tools in processing organic waste. This study aims to determine the generation and composition of waste, provide education through the implementation of socialization activities, and transfer of anaerobic digestion technology. In this technology, pilot-scale measurements were carried out with a waste mass of 7.6 kg/day so as to produce an OLR of 1.4 kg.VS/m3.day. Based on the results of the measurement of generation and composition of waste at Al Hikam Islamic Boarding School has a mass of 33.638 kg/day, a volume of 683.221 L/day, and the composition of waste is dominated by 41.831% organic waste. The implementation of socialization activities was carried out twice, where the first socialization activity was attended by 66 people, while the second socialization activity was attended by 25 people. Referring to  the pre-test and post-test results, the first socialization activity did not increase participants knowledge (sig 2-tailed>0.05). Meanwhile, the second socialization activity increased participants knowledge (2-tailed sig<0.05). In the application of anaerobic digestion  technology at Al Hikam Islamic Boarding School has carried out seeding, acclimatization, and operational processes. Organic waste has pH characteristics of 6.1±0.38, temperature of 29.5±1.12oC, TS of 25±0.092%, VS of 95±0.0054%TS, and COD of 453±188 g/L.COD. The results showed that  the volatile solid destruction content of 91±0.015% and COD reduction of 89±0.081% affect the value of the volume of biogas and methane produced with a volume value of biogas of 805±219 L.biogas/day and methane yield of 292±130 L.CH4/kg, so that it contains concentrations of 59±0.035% CH4 and 41±0.035% CO2. Furthermore, the ammonia digestate content  of 1057±378 mg/L.NH3 does not affect the operational process of anaerobic digestion.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Musyafa Rois
Abstrak :
Kota Depok merupakan bagian dari wilayah aglomerasi Jabodetakbek (Jakarta Bogor Depok Tanggerang Bekasi) yang tergolong kawasan metropolitan. Tata kelola kota Depok harus mengimbangi kota-kota lain yang tergabung dalam wilayah aglomerasi tersebut. Salah satu permasalahan yang dimiliki oleh kota metropolitan adalah volume sampah yang besar dan memerlukan penanganan khusus. Kota Depok memiliki luas wilayah 200.29 Km2 dengan jumlah penduduk 1.179.813 jiwa. Volume sampah yang dihasilkan mencapai 600 Ton sampah/ hari (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2018). Dari jumlah tersebut, terdapat sampah yang tidak terkelola sebanyak 528 ton/hari. Komposisi sampah di kota Depok didominasi oleh sampah sisa makanan sebesar 40%, ranting kayu serta daun 15%, kertas 5%, plastik 10%, logam 2%, kain tekstil 8%, karet kulit 2%, kaca 3%, dan lain-lain 15%. Pada penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa sampah anorganik yang terkelola di kota Depok sebesar 20%, sedangkan sampah organik yang terkelola sebesar 3,64%. Alasan rendahnya angka sampah organik yang terkelola dikarenakan keterbatasan daya tampung unit pengolahan sampah yang ada. Berdasarkan permasalahan di atas, diperlukan pendekatan khusus yang dapat digunakan untuk mengatasi pengolahan sampah organik di kota Depok. Pendekatan yang dilakukan diharapkan dapat melihat berbagai perspektif sehingga hasil yang didapat juga memberikan dampak yang besar bagi pengolahan sampah organik di kota Depok. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah design thinking yang terdiri dari tahapan emphatise, define, ideate, prototype, dan test. Perancangan solusi sistem pengelolaan sampah organik dengan pendekatan design thinking bertujuan merancang sistem pengolahan sampah yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. produk yang dihasilkan berupa aplikasi komunikasi antara aktor pengelolaan sampah. Dengan aplikasi tersebut diharapkan dapat meningkatkan angka sampah organik yang terkelola dan mengurangi penimbunan sampah organik (landfill) di Tempat Pembungan Akhir (TPA).
Depok City is part of the agglomeration area of Jabodetakbek (Jakarta Bogor Depok Tanggerang Bekasi) which is classified as a metropolitan area. The governance of Depok city must compensate for other cities incorporated in the agglomeration area. One of the requirements of a metropolitan city is a large volume of waste and requires special handling. Depok City has an area of 200.29 Km2 with a population of 1,179,813 inhabitants. The volume of waste produced reaches 600 tons of waste / day (Ministry of Environment and Forestry, 2018). Of this amount, 528 tons / day of unmanaged waste. The composition of waste in Depok is 40%, wood branches and 15% leaves, 5% paper, 10% plastic, 2% metal, 8% textile fabric, 2% rubber skin, 3% glass, and others-lay 15%. In the initial research revealed that inorganic waste that is managed in Depok is 20%, while managed organic waste is 3.64%. The reason for the low number of managed organic waste is considering the capacity of existing waste processing units. Based on the above problems, it should be considered that can be used to overcome the processing of organic waste in the city of Depok. The results carried out are expected to be able to see the various perspectives obtained also provide a large amount of processing of organic waste in the city of Depok. One discussion that can be done is design thinking which consists of stages of emphatise, define, ideaate, prototype, and test. The design of an organic waste management system solution with an approved design thinking discusses a waste treatment system that fits the needs of the community. the product produced consists of communication applications between waste management actors. With this application, it is expected to increase the number of managed organic waste and reduce the accumulation of organic waste (TPA) in Final Disposal Sites (TPA).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Selsa Artika Ayujawi
Abstrak :
Muara Gembong merupakan wilayah yang rentan terhadap pencemaran sampah karena letaknya berada di pesisir. Keberadaan sampah tersebut berpotensi mempengaruhi kelimpahan burung karena sampah organik dapat menjadi sumber pakan burung, sementara sampah anorganik dapat menyebabkan perubahan struktur habitat. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui jenis burung yang memiliki kelimpahan tinggi dekat sampah, (2) mengetahui hubungan antara jumlah dan jenis sampah dengan kelimpahan relatif burung, serta (3) mengetahui faktor yang mempengaruhi probabilitas keberadaan burung dekat sampah. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2020 di wilayah Pantai Mekar dan Muara Blacan. Pengamatan burung dilakukan dengan metode jelajah dan kelimpahan relatif setiap jenis burung ditentukan berdasarkan nilai encounter rates. Adapun pendataan dan perhitungan konsentrasi sampah dilakukan berdasarkan protokol yang dikeluarkan oleh NOAA. Dilakukan uji korelasi Spearman antara kelimpahan tiap spesies burung dengan konsentrasi sampah, serta dilakukan Principal Component Analysis (PCA) terhadap kondisi habitat dan karakteristik burung dekat sampah. Hasilnya, bondol jawa (Lonchura leucogastroides) dan kuntul besar (Egretta alba) merupakan dua spesies yang memiliki kelimpahan tertinggi dekat sampah dengan nilai encounter rates berturut-turut sebesar 39,13 dan 38,89. Selain itu, konsentrasi sampah anorganik berkorelasi negatif dengan kelimpahan relatif raja udang biru (Alcedo coerulescens), tekukur biasa (Streptopelia chinensis), dan dederuk jawa (Streptopelia bitorquata). Adapun berdasarkan analisis PCA, faktor yang mempengaruhi probabilitas keberadaan burung dekat sampah diantaranya yaitu tutupan kanopi (0,952), salinitas (-0,84), jumlah pohon (0,791), foraging habitat (0,782), jenis substrat (0,777), dan tipe habitat (0,749).
Muara Gembong is vulnerable to waste pollution because it is located on the coast. The existence of such waste is potential to affect the bird abundance because organic waste can be a source of bird food, while inorganic waste can cause changes in habitat structure. This study aims to (1) determine the types of birds that have a high abundance near trash, (2) determine the relationship between the amount and types of trash with the relative abundance of birds, and (3) determine the factors that influence the probability of the presence of birds near trash. The study was conducted in June 2020 in Pantai Mekar and Muara Blacan areas. Observation of birds was done using the exploration method and the relative abundance of each species of bird was determined based on the encounter rates. The data collection and calculation of trash concentration was carried out based on the protocol issued by NOAA. The Spearman correlation test was carried out between the abundance of each bird species and the concentration of trash. Principal Component Analysis (PCA) was performed on the habitat conditions and characteristics of birds near the trash. As a result, the Javan munia (Lonchura leucogastroides) and Great egret (Egretta alba) are the most abundant species near trash with encounter rates of 39.13 and 38.89, respectively. Moreover, the concentration of inorganic waste is negatively correlated with the relative abundance of Cerulean kingfisher (Alcedo coerulescens), Spotted dove (Streptopelia chinensis), and Sunda collared dove (Streptopelia bitorquata). Based on PCA analysis, factors that influence the probability of birds being near trash include canopy cover (0.952), salinity (-0.84), number of trees (0.791), foraging habitat (0.782), substrate type (0.777), and habitat type (0,749).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library