Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diany Nurliana Taher
"Latar belakang: Keterbatasan mobilitas pada kelompok lanjut usia  berkaitan dengan rendahnya kualitas hidup, menurunnya akses ke layanan kesehatan, meningkatknya mortalitas, morbiditas, dan beban pembiayaan kesehatan. Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi fungsi mobilitas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan fungsi mobilitas dan mendapatkan hubungan antara usia, jenis kelamin, status gizi, kadar vitamin D, sarkopenia dan penyakit penyerta dengan fungsi mobilitas pada pasien geriatri.
Metode: penelitian cross-sectional ini dilakukan antara Desember 2022 sampai Januari 2023 di Poliklinik Geriatri RS Cipto Mangunkusumo Jakarta Indonesia. Pasien yang dapat berjalan mandiri dengan atau tanpa alat bantu diikutsertakan dalam penelitian. Fungsi mobilitas dinilai dengan Timed Up and Go (TUG) Test dan skor TUG dihubungkan dengan usia, jenis kelamin, status gizi, kadar vitamin D, sarkopenia, dan komorbid.
Hasil: Dari hasil analisis multivariat didapatkan bahwa kelompok usia lebih dari 80  tahun memiliki risiko penurunan fungsi mobilitas 1,9 kali lebih tinggi dengan IK 95% 1,139-3,118. Lansia perempuan berisiko 1,4 kali lebih tinggi dibandingkan lansia laki-laki dengan IK 95% 1.014-1.931 dan lansia dengan malnutrisi berisiko 1,8 kali dengan IK 95% 1.256-2.478. Ditemukannya sarkopenia pada pasien menjadi risiko terbesar untuk penurunan fungsi mobilitas yaitu berisiko 2 kali lebih tinggi dengan IK 95% 1,547-2,606. Sedangkan kadar vitamin D dan CCI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap fungsi mobilitas.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara usia, jenis kelamin, sarkopenia, dan malnutrisi dengan fungsi mobilitas pada pasien geriatri.

Background: Limited mobility in elderly is related to low quality of life, reduced access to medical services, increased mortality, morbidity, and health care financial burden. Many factors can influence mobility function. Therefore, this study aims to know the factors associated with mobility function and obtain the relationship between age, sex, nutritional status, vitamin D levels, sarcopenia, and comorbidities with impaired mobility function in geriatric patients.

Methods: This cross-sectional study was conducted between December 2022 to January 2023 in Geriatric Clinic of Cipto Mangunkusumo National Hospital in Jakarta Indonesia. All elderly patients visited the clinic who can walk with or without walking aids were included. We evaluated mobility function using Timed Up and Go Test (TUG), the TUG score was tested against age, sex, nutritional status, vitamin D levels, sarcopenia, and number of comorbidities to evaluate the association.
Result: We found, from multivariate analysis, that the age over 80 years had a risk of decreased mobility function 1.9 times higher with CI 95% 1.139-3.118. Elderly females have risk 1.4 times higher than elderly male with CI 95% 1.014-1.931 and elderly with malnutrition have a risk of 1.8 times with CI 95% 1.256-2.478. Sarcopenia is the greatest risk factor for decreased mobility function, 2 times higher with 95% CI 1,547-2,606. However, vitamin D level and CCI were not associated with mobility function.
Conclusions: There is a correlation between age, sex, sarcopenia, and malnutrition with functional mobility in geriatric patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwik Antaroza
"Lansia mengalami penuaan yang menyebabkan penurunan fungsi sistem tubuh. Fungsi sistem tubuh lansia yang menurun salah satunya adalah sistem muskuloskeletal. Penurunan fungsi sistem muskuloskeletal tersebut menyebabkan lansia rentan mengalami gangguan dalam mobilitas fisik. Gangguan mobilitas fisik yang paling jelas terlihat pada sistem muskuloskeletal salah satunya adalah penurunan kekuatan otot. Selain akibat penurunan sistem fungsi muskuloskeletal, disebabkan juga karena penyakit stroke. Penurunan kekuatan otot terjadi karena kelemahan yang dialami oleh pasien stroke. Masalah mobilitas yang terjadi pada lansia dapat diatasi dengan pemberian intervensi berupa latihan range of motion (ROM) dan genggam bola karet. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh penerapan intervensi latihan ROM dan menggenggam bola karet dalam meningkatkan kekuatan otot pada lansia yang mengalami gangguan mobilitas fisik. Instrumen yang digunakan adalah Manual Muscle Test (MMT) dengan responden berjumlah 3 orang lansia. Hasil dari intervensi yang berlangsung selama 16 kali pada ROM terjadi peningkatan kekuatan otot senilai 1 pada ekstremitas atas dan bawah serta peningkatan kekuatan otot senilai 1 untuk intervensi terapi genggam bola karet pada ekstremitas atas di pergelangan tangan senilai 1 dan pada jari-jari mengalami peningkatan 1 selama 12 kali latihan genggam bola karet. Dapat disimpulkan bahwa pemberian latihan ROM dan menggenggam bola karet khususnya bola karet bergerigi dapat meningkatkan kekuatan otot pada lansia. Latihan ini perlu dilakukan secara rutin untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam peningkatan kekuatan motorik.

The elderly experience aging which causes a decrease in body system function. One of the declining functions of the elderly body system is the musculoskeletal system. The decline in the function of the musculoskeletal system makes the elderly vulnerable to physical mobility disorders. One of the most obvious physical mobility disorders in the musculoskeletal system is decreased muscle strength. Apart from the decline in the musculoskeletal function system, it is also caused by stroke. Decreased muscle strength occurs due to weakness experienced by stroke patients. Mobility problems that occur in the elderly can be overcome by providing interventions in the form of range of motion (ROM) exercises and rubber ball grips. This study aims to identify the effect of applying ROM exercise interventions and grasping rubber balls in increasing muscle strength in the elderly who experience physical mobility disorders. The instrument used is the Manual Muscle Test (MMT) with 3 elderly respondents. The results of the intervention which lasted for 16 times in ROM there was an increase in muscle strength worth 1 in the upper and lower extremities and an increase in muscle strength worth 1 for the intervention of rubber ball grasping therapy in the upper extremities in the wrist worth 1 and in the fingers increased 1 for 12 times of rubber ball grasping training. This shows that giving ROM exercises and grasping rubber balls, especially serrated rubber balls, can increase muscle strength in the elderly. This exercise needs to be performed regularly to achieve the desired results in improving motor strength. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library