Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutapea, Emmanuel Bohemindo
Abstrak :
Sebuah Sumur Produksi (Sumur X) di Lapangan Minyak Bumi Prabumulih, Sumatra Selatan, memproduksi dua tipe minyak bumi, minyak bumi ringan dan minyak bumi waxy, dari dua strata reservoar yang berbeda yaitu Reservoar A (1762.6 m) dan Reservoar B (1900.5 m). Sistem pipa produksi ganda (double-string) masing-masing menyalurkan produksi minyak bumi dari Reservoar A (short string) dan long string untuk Reservoar B. Metode ROF GC dan biomarker telah digunakan dalam studi geokimia reservoar dari Sumur X tersebut. Data GC 1 GC-MS yang diperoleh memperagakan sidik jari (fingerprint) yang unik. Hasil studi molekul naftenik-aromatik menyimpulkan terjadinya pencampuran antara minyak bumi yang berasal dari Reservoar A dengan minyak bumi yang berasal dari Reservoar B. Hasil simulasi laboratorium (pencampuran) dan analisis statistik menguatkan hasil studi molekuler yang menunjukkan konsistensi produksi sampel-sampel uji antara tahun 1979 hingga tahun 1997. Pencampuran yang terjadi disebabkan oleh kebocoran pipa produksi minyak bumi dalam Sumur X tersebut akibat efek korosi. Proses korosi pipa terlihat berbanding lurus dengan jumlah kontribusi minyak bumi Reservoar A dalam minyak bumi produksi Reservoar B yakni sekitar 4% (tahun 1986) sampai >95% di tahun 1997. Penelitian menunjukkan bahwa geokimia reservoar dapat digunakan untuk mempertahankan/meningkatkan efisiensi produksi di Sumur X di masa datang.
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T2803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sjuaib Madjid
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian Optimasi Kadar Minyak Sereh dan Minyak Salam Sebagai Antioksidan Minyak Goreng. Minyak goreng yang digunakan didalam penelitian ini adalah minyak kelapa sawit dan minyak kelapa. Optimasi dilakukan dengan cara menambahkan kadar tertentu minyak sereh dan minyak salam kedalam minyak kelapa sawit dan minyak kelapa, lalu dipanaskan masing-masing selama satu, dua, tiga, dan lima jam. Kondisi optimum 'ditentukan berdasarkan hasil pengujian sifat fisiko-kimia : Bilangan Peroksida, Bilangan Asam, Asam Lemak Bebas, Derajat Asam, Bilangan Total Karbonil, dan penentuan komposisi asam lemak untuk melihat kestabilan minyak goreng. Sebagai pembanding dilakukan juga rangkaian pengujian dengan memakai antioksidan Butil Hidroksi Anisol (BHA) dengan kadar tertentu. Oksidasi termal lebih mudah terjadi pada asam lemak tidak jenuh, hal ini ditunjukkan dengan penurunan kadar asam lemak monoena den diena penyusun minyak dengan bertambahnya waktu oksidasi termal. Hasil pengujian sifat kimia terhadap sampel minyak goreng yang telah diperlakukan di atas menunjukkan bahwa minyak sereh dan minyak salam bersifat antioksidan. Kondisi optimum dicapai pada saat penambahan minyak sereh atau minyak salam kedalam minyak goreng dengan kadar 150 mg/kg sampel.
The Optimation of Sereh (Adropogan Nardus) And Salam (Laurus Nohilis L) Oil Concentrate As Antioxidant Of Vegetable OilThe research had been done to the optimation of sereh (Adropogon nardus) and salam (Laurus nobilis L) essential oil as an antioxidant of vegetable oil, palm and coconut oil. Optimation was done by adding certain quantity of sereh and salam oil to the sample, and heated for 1,2,3 and 5 hours. The determination of optimal condition is based on the result of physico-chemical analysis : Peroksida Value, Acid Value, Free Fatty Acid Value, Acid Degree, Total Carbonyl Value and Variation of Fatty Acid composition during thermal oxidation, and compared by Butil Hydroxy Anisol ( BHA ), as a standard antioxidant. According to the physico-chemical analysis, showed that sereh and salam oil have an antioxidant activity, while the optimum condition is 150 mg/kg sample oil.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lin Marlina
Abstrak :
ABSTRAK
Minyak goreng sebagai salah satu komponen pangan yang sering dikonsumsi, ternyata selama proses penggorengan mudah mengalami oksidasi termal. Peneiitian ini bertujuan mengamati pengaruh oksidasi termal terhadap perubahan sifat fisiko-kimia minyak dan fraksi-fraksinya, perubahan komposisi asam lemak dan aktivitas mutagenic. Penelitian dilakukan dengan memanaskan 4 jenis minyak goreng, yaitu minyak jagung, minyak kelapa sawit, minyak kacang kedelai dan minyak biji bunga matahari pada temperatur 200 °C selama 2, 5 dan 9 jam dengan minyak segar sebagai kontrol. Masing-masing minyak pada setiap lama pemanasan difraksionasi ke dalam fraksifraksi monomer, dimer dan oligomer dengan kromatografi kolom. Analisis komposisi asam lemak dilakukan dengan kromatografi gas dan uji mutagenisitas dengan metoda "Ames" menggunakan bakteri Salmonella typhimurium TA 100. Fraksionasi minyak menghasilkan persentase fraksi monomer yang menurun selama pemanasan, disertai dengan peningkatan fraksi dimer dan oligomer. Fraksi monomer memiliki indeks bias, angka peroksida dan total karbonil yang lebih rendah dibanding dimernya. Dan uji anova dua arah (P = 0,01 dan P - 0,05) menunjukkan bahwa pada umumnya parameter yang ditentukan mempunyai perbedaan yang sangat nyata antar jenis minyak dan antar lama pemanasan. Dari uji nilai tengah Duncan, juga umumnya ada antaraksi antar jenis minyak dan lama pemanasan, kecuali komposisi asam lemak. Hasil uji mutagenisitas menunjukkan positif mutagen untuk dimer minyak jagung, monomer dan dimer minyak kelapa sawit, monomer dan dimer minyak kacang kedelai serta monomer dan dimer minyak biji bunga matahari baik tanpa S-9 maupun dengan penambahan S-9 pada kondisi pengujian dengan S. typhimurium TA 100.
The Effect of Thermal Oxidation on Changes in the Composition and Physico-Chemical Properties of Cooking Oil and Mutagenicity Test with S. typhimurium TA 100Cooking oils, one of the much consumed food components are subjected to thermal oxidation during the frying process. This research aims to observe the effect of thermal oxidation on the changes in the physico-chemical properties of the oils and their (rations, changes in the fatty acid composition and the mutagenic activities of the oils. The research is conducted by heating four kinds of cooking oils, namely corn oil, palm oil, soybean oil and sunflower seed oil at 200 °C for 2, 5 and 9 hours, using fresh oil as control. Each oil at every heating duration is fractioned into its monomeric, dimeric and oligomeric fractions by column chromatography. The analysis of the fatty acid composition is performed by gas chomatography and the mutagenicity test by the Ames method using the Salmonella typhimuriunt TA 100 bacteria. The fractionation of the oils lead to results a decreasing in the percentage of the monomeric fractions during heating, accompanied by an increasing in the dimeric and oligomeric fractions. The monomeric fractions had lower refractive index, peroxide value and total carbonyl than their dimers. A two-way analysis of variance test (P = 0,01 and P = 0,05) showed that the determined parameter generally have a very marked difference among the oil types and heating durations. The Duncan median test also showed an interaction between the oil types and the heating durations, except for the fatty acid composition. Results of the mutagenicity test showed a positive mutagenic for the dieter of corn oil, the monomer and dieter of soybean oil, the monomer and dieter of sunflower seed oil either without or with the addition of S-9 at testing condition with S. typhimuriwn TA 100.
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yattie H. Boediharnowo
Abstrak :
ABSTRAK Minyak goreng merupakan salah satu dari kebutuhan pokok penduduk Indonesia, yang komponen utamanya berupa trigiiserida dan banyak mengandung asam lemak tidak jenuh. Pada proses menggoreng dengan adanya udara dan pengaruh temperatur yang relatif tinggi, minyak tersebut mudah mengalami oksidasi termal. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh oksidasi termal terhadap perubahan sifat fisiko-kimia dari lima jenis minyak goreng dan fraksi-fraksinya serta aktivitas mutagenik. Penelitian dilakukan pada 5 jenis minyak goreng, yaitu minyak biji bunga matahari, minyak jagung, minyak kacang kedelai., minyak kelapa sawit dan minyak kelapa yang dioksidasi pada temperatur 200 °C sebanyak 5 kali 1 jam dengan minyak segar sebagai kontrol. Masing-masing minyak pada setiap kali pemanasan selain dilakukan uji sifat fisiko-kimia yang meliputi penentuan indeks bias, gravitasi spesifik, bilangan peroksida, bilangan asam, bilangan iod, total karbonil dan persen dien terkonjugasi juga difraksionasi ke dalam fraksi non polar dan fraksi polar dengan cara ekstraksi. Analisis komposisi asam lemak dilakukan dengan kromatografi gas dan uji mutagenisitas dengan metoda "Ames" menggunakan bakteri Salmonella lyphimurium TA 100. Hasil pengujian terhadap semua parameter sifat fisiko-kimia beserta fraksifraksinya dengan uji anova pada batas kepercayaan 95% dan 99% dan uji lanjut dengan uji nilai tengah Duncan menunjukkan perbedaan yang sangat nyata baik antar jenis minyak goreng maupun antar jumlah pemanasan dan terdapat interaksi. Hasil fraksionasi yang terbentuk selama oksidasi termal menunjukkan bahwa fraksi nonpolar menurun persentasenya yang diikuti dengan meningkatnya fraksi polar. Hasil uji terhadap parameter sifat fisiko-kimia menunjukkan bahwa tingkat oksidasi pada fraksi polar lebih besar dibandingkan dengan fraksi nonpolarnya. Hasil uji mutagenisitas dari kelima jenis minyak goreng yang teroksidasi termal beserta fraksi-fraksinya secara metode Ames dengan bakteri Salmonella lyphimurium TA 100 menunjukkan hasil negatif untuk aktivitas mutagenik. Daftar pustaka : 48 (1964 - 1997)
ABSTRACT The Effect of Thermal Oxidation on The Change of Physico-Chemical Properties of 5 (five) Kinds Frying Oils Which Were Heated and Reheated and Mutagenicity Test by The Use of Salmonella Typhimurium TA 100Frying oil is one of the basic needs for the Indonesians. Its main component is triglyceride that contains a lot of unsaturated fatty acids. In the frying process, the presence of air and the relatively high temperature will make it easily oxidized thermally. This investigation was intended to study the effect of thermal oxidation on the change of physico-chemical properties of frying oils and their fractions and the mutagenic activities. This investigation has been conducted by heating and reheating 5 (five), kinds of frying oils, those are sunflower oil, corn oil, soy bean oil, palm oil and coconut oil at 200 ° C, 5 times, 1 hour each time, and using fresh oil as a control. In each heating, in addition to the testing of physico-chemical properties which include determination of refractive index, specific gravity, peroxide value, acid value, iodine value, total carbonyl and percent of conjugated diene, the oils were also fractionated into nonpolar and polar fractions using extraction method. Analysis of fatty acid composition were performed by gas chromatography method and the mutagenicity test by "Ames" method using Salmonella typhimurium TA 100 bacteria. The investigation results of all physico-chemical property parameters including their fractions, using anova test with 95% and 99% confidence limits and further test using Duncan median test showed a significant difference among frying oils and also among the amounts of heating, and there were interactions. The results of fractionation that formed during thermal oxidation showed that the percentage of nonpolar fractions decreased and followed by the increase of polar fractions. Test results of physico-chemical parameters showed that the degree of oxidation in polar fraction was higher compared to its nonpolar fraction. The results of mutagenicity tests of the 5 (five) kinds of frying oils which were thermally oxidized including their fractions using Ames method with Salmonella typhimurium TA 100 bacteria showed negative results for mutagenic activities. Reference : 48 (19641997)
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmunih
Abstrak :
Pengujian spesifikasi solar nerupakan langkah penting sebelun suatu bahan bakar digunakan langsung di dalam mesin diesel. Dari hasil pengujian spesifikasi, dapat dilihat potensi bahan bakar tersebut untuk digunakan sebagai bahan bakar atau pencampur solar. Pada penelitian ini ingin dilihat kemungkinan penggunaan langsung minyak sawit (tanpa mengubah struktur molekul gliserida) sebagai pencampur bahan bakar solar. Sebagai tahap awal dilakukan penentuan spesifikasi solar terhadap minyak sawit mentah (CPO). Metoda yang digunakan mengacu pada metoda ASTM penentuan spesifikasi solar . Kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil penentuan spesifikasi solar. Dari perbandingan ini terlihat beberapa sifat CPO berada di luar kriteria spesifikasi solar, seperti viskositas kinematik, titik tuang, TAN, CCR dan indeks setana terhitung. Untuk memperbaiki sifat-sifat tersebut di atas maka dilakukan pencampuran baik antara solar dengan CPO maupun solar dengan CPO yang telah diberikan perlakuan. Perlakuan yang diberikan terhadap CPO antara lain pemurnian dan penyaringan. Untuk memperbaiki viskositas maka diberikan penambahan aditif kerosin dan soltron pada campuran tersebut. Dari penelitian ini diperoleh campuran akhir, yaitu campuran 85%v (27,5%v FCM : 72,5%v solar) : 15%v kerosin, yang mempunyai sifat memenuhi spesifikasi solar, kecuali nilai TAN dan warna ASTM. Pada penelitian ini iuga diketahui bahwa nylon mempunyai kemampuan untuk meningkatkan kestabilan penyimpanan campuran bahan bakar tersebut.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shanti Mustika
Abstrak :
Melihat besarnya potensi minyak kelapa sawit dan memahami kondisi pemanasan global yang kian meningkat akibat produksi gas rumah kaca oleh pembakaran fosil untuk produksi bahan bakar, produksi bahan bakar dari minyak kelapa sawit dapat menjadi solusi untuk mengurangi produksi gas rumah kaca. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan persentase campuran Fatty Acid Methyl Esters(FAME), Hydrogenated Vegetable Oil(HVO), Solar CN48 (SCN48), dan Solar CN53 (SCN53) agar mendapatkan Levelized Cost of Energy (LCOE) dan GlobalWarmingPotential(GWP) CO2eq yang minimum. Penelitian diawali dengan simulasi proses produksi FAME dan HVO menggunakan perangkat lunak Aspen Plus, dilanjutkan dengan menghitung GWP kemudian melakukan optimisasi multi-objektif untuk mendapatkan persentase campuran bahan bakar dengan spesifikasi bahan bakar solar sesuai dengan ketentuan Euro2 dan Euro4. Optimisasi dilakukan menggunakan perangkat lunak General Algebraic Modelling System (GAMS) menggunakan solver Cplex. Hasil optimisasi memperlihatkan bahwa skenario blendinguntuk Euro2 memiliki persentase campuran FAME 43,9-51,1%, HVO 2,6-40,1%, SCN48 15,3-17,6%, dan SCN53 46,3-100% dengan LCOE sebesar 0,55-0,864 USD/Liter dan GWP sebesar 599,46-3000,78 gCO2eq/Liter. Hasil optimisasi untuk skenario blendingberdasarkan spesifikasi bahan bakar Euro4 memiliki persentase campuran FAME 32,5%, HVO 28,6%, dan SCN53 38,8% dengan LCOE sebesar 0,637-0,786 USD/Liter dan GWP sebesar 902,69-2863,03 gCO2eq/Liter. ......Noticing the abundance potential of the palm oil and acknowledging the problem of green house gasses produced by fossils from burning fuels, utilizing the palm oil for fuels could decrease the emission caused by the fossils burning. The focus subject of this research is on the blending composition of Fatty Acid Methyl Esters(FAME), Hydrogenated Vegetable Oil(HVO), Diesel CN48 (DCN48), and Diesel DCN53 (DCN53) through minimizing Levelized Cost of Energy (LCOE) and GlobalWarmingPotential(GWP) CO2eq. The simulation is runned through Aspen Plus software, proceed by calculating the GWP, then the result of the simulations are optimized by using General Algebraic Modelling System (GAMS) with Cplex solver with diesel fuel specification based on the emission regulation stated in Euro2 and Euro 4. The result of the optimization shows the percentage of the blending composition of Euro2 specification consists of FAME 43,9-51,1%, HVO 2,6-40,1%, DCN48 15,3-17,6%, and DCN53 46,3-100% dengan LCOE sebesar 0,55-0,864 USD/Litre dan GWP sebesar 599,46-3000,78 gCO2eq/Litre. The result of of the blending composition of Euro4 specification consists of FAME 32,5%, HVO 28,6%, and DCN53 38,8% dengan LCOE sebesar 0,637-0,786 USD/Litre dan GWP sebesar 902,69-2863,03 gCO2eq/Litre.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shilvia Agita Putri
Abstrak :
Mikroemulsi adalah suatu sistem yang terdiri dari campuran minyak, air, surfaktan, dan / atau kosurfkatkan. Sistem ini bersifat jernih dan stabil secara termodinamik. Mikroemulsi menjadi salah satu pilihan sebagai alternatif dalam memformulasikan obat yang kelarutannya buruk. Minyak nabati seperti minyak kelapa sawit dan virgin coconut oil (VCO) dapat digunakan sebagai pembawa pada mikroemulsi, karena minyak tersebut memiliki keunggulan diantaranya adalah dapat didaur ulang, tidak mudah terbakar, ramah lingkungan, bersifat tidak toksik, serta mudah didapatkan. Berdasarkan literatur yang sudah ada, komposisi surfaktan, cara pembuatan, dan jenis minyak mempengaruhi sifat fisikokimia dari mikroemulsi. VCO menghasilkan ukuran partikel mikroemulsi yang lebih kecil dibandingan dengan minyak kelapa sawit. Namun, pada stabilitas kimia dari mikroemulsi, minyak kelapa sawit lebih unggul dibandingkan dengan VCO. Hasil yang optimum mungkin didapatkan dengan menambahkan konsentrasi surfaktan pada mikroemulsi minyak kelapa sawit dan antioksidan pada mikroemulsi VCO.
......Microemulsion is a system that consisting of a mixture of oil, water, surfactants, and / or cosurfactants. This system is clear and thermodinamically stable. A microemulsion is an option as an alternative for the formulation of drugs with poor solubility. Vegetable oils such as palm oil and virgin coconut oil (VCO) can be used as carriers for microemulsions, because these oils have advantages such as being recyclable, non-flammable, environmentally friendly, non-toxic, and easy to get. Based on the existing literature, the composition of the surfactant, the process of making the microemulsion, and the type of oil gave some differences in the physicochemical properties of the microemulsion. VCO produced smaller microemulsion particle sizes compared to palm oil. However, in the chemical stability of microemulsions, palm oil gave better result compared to VCO. The optimum result might be reached by increasing surfactant concentration on palm oil microemulsion and antioxidant on VCO microemulsion.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Cania
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan Rhizopus azygosporus UICC 539 dalam mendegradasi lipid (minyak zaitun dan Tween 80) 1% (v/v) dan 2% (v/v) pada suhu 30°, 35°, 40°, 45° dan 50°C. Blok agar (diameter 6 cm) digunakan untuk pengujian, yang berisi R. azygosporus UICC 539 pada Potato Sucrose Agar (PSA) berumur 5 hari di suhu 30°C dan mengandung jumlah sel 106 sel/ml. Blok agar berisi biakan diinokulasi pada Czapek Dox Agar (CDA) dengan penambahan lipid 1% atau 2% dengan indikator Victoria blue 20% (b/v). Medium CDA berisi biakan kemudian diinkubasi pada suhu 30°, 35°, 40°, 45° dan 50°C selama 3 dan 5 hari. Kemampuan R. azygosporus UICC 539 mendegradasi lipid 1% dan 2% dideteksi dengan adanya zona bening, dan dihitung menggunakan Enzymatic Index (EI). Nilai EI dihitung dengan rumus R/r. R adalah diameter zona bening dan r adalah diameter koloni. Hasil penelitian menunjukkan bahwa R. azygosporus UICC 539 mampu mendegradasi lipid 1% dan 2% pada semua suhu (30°--50°C). Kemampuan R. azygosporus UICC 539 dalam mendegradasi lipid dipengaruhi oleh suhu pertumbuhan yang berbeda dan konsentrasi substrat (lipid) yang berbeda. ......This study aims to test the ability of Rhizopus azygosporus UICC 539 to degrade 1% (v/v) and 2% (v/v) lipids (olive oil and Tween 80) at temperatures of 30°, 35°, 40°, 45° and 50°C. Agar blocks (6 cm in diameter) were used for the test which contained R. azygosporus UICC 539 in Potato Sucrose Agar (PSA) at 30°C for 5 days with 106 cells/ml. The agar blocks were placed on modified Czapek Dox Agar (CDA) with 1% or 2% lipids and 20% (w/v) Victoria blue as an indicator. Modified CDA containing the cultures were incubated at 30°, 35°, 40°, 45° and 50°C for 3 and 5 days. The ability of R. azygosporus UICC 539 to degrade 1% and 2% lipids was detected in the presence of clear zones, and was calculated using Enzymatic Index (EI). The EI value was calculated by the formula R/r. R was the diameter of the clear zone and r was the diameter of the colony. The results showed that R. azygosporus UICC 539 was able to degrade 1% and 2% lipids at all temperatures (30°--50°C). The ability of R. azygosporus UICC 539 to degrade lipid was affected by different growth temperatures and different substrate (lipid) concentrations.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Bahtiar Pamulaan
Abstrak :
Studi ini bertujuan untuk menjelaskan dinamika perusahaan perkebunan kelapa sawit Oud Wassenaar, N.V. Oliepalmen Mij yang secara spasial kini berada di dua kabupaten berbeda yaitu Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Banyuasin. Skup temporal yang diambil yaitu antara tahun 1957-1977, sehingga penelitian akan diawali dengan pembahasan nasionalisasi dan diakhiri dengan pembahasan mengenai new planting (penanaman baru) serta re-planting (penanaman ulang) yang merupakan awal kembali bangkitnya perusahaan perkebunan kelapa sawit Belanda di bawah kendali perusahaan milik negara sekaligus menandai dimulainya babak baru perkebunan kelapa sawit Sumatera Selatan. Dalam penelitian ini memiliki sebuah kesimpulan dan hasil penelitian bahwa, peristiwa nasionalisasi yang dianggap sebagai babak baru pengelolaan perusahaan Belanda di bawah kendali negara pada kenyataannya tidak cukup menjadi legitimasi perkebunan kelapa sawit Oud Wassenaar, N.V. Oliepalmen Mij untuk masuk ke dalam rencana pembangunan hingga akhir dekade 1960-an. Selain faktor fundamental seperti ketidaksiapan modal dan minimnya tenaga ahli di perkebunan kelapa sawit. Faktor lain seperti ketidaksediaan pasar dan kecilnya keuntungan yang akan didapat, mengakibatkan rendahnya intensitas politik pemerintah maupun elit lain dalam bisnis ini. Apa yang dikenal dengan hyper-nationalism dan militerism, baru muncul memasuki dekade 1970-an ketika berbagai peristiwa internasional mampu mempengaruhi prospek kelapa sawit di pasaran dunia. ......This study aims to explain the dynamics of the oil palm plantation company Oud Wassenaar, N.V. Mij ​​Oliepalmen which is now spatially located in two regencies, namely Musi Banyuasin Regency and Banyuasin Regency. The temporal scope taken is between 1957-1977, so the research will begin with a discussion of nationalization and end with a discussion of new planting (penanaman baru) and replanting (penanaman ulang) which is the revival of Dutch oil palm plantation companies under the control of state-owned companies. as well as the start of a new chapter of oil palm plantations in South Sumatra. In this study, it has a conclusion and research results that, the nationalization event which is considered a new chapter in the management of Dutch companies under state control is in fact not enough to legitimize oil palm plantations Oud Wassenaar, N.V. Oliepalmen Mij to enter into the development plan until the late 1960s. In addition to fundamental factors such as unprepared capital and the lack of experts in oil palm plantations. Other factors such as the unavailability of the market and the small profits to be obtained, resulted in the low political intensity of the government and other elites in this business. What is known as hyper-nationalism and militarism, only emerged in the 1970s when various international events affected the prospects for palm oil in the world market.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fatima M. Abdulkarim
Abstrak :
The goal of this paper is to address the relationship between crude oil-price changes on some selected African Islamic indices, using daily data from May 4, 2011, to January 25, 2018. We employed three main techniques: MODWT, CWT, and multivariate-GARCH-DCC, to analyze whether these markets have any diversification opportunities. Our findings reveal that, first, the results of MODWT shows Egyptian Islamic index leading all indices. Second, CWT results show that investors would gain diversification benefits in almost all markets (except South Africa) and enjoy the benefit that comes with long-term investments. Third, we observed low correlations between the Egyptian and Tunisian Islamic indices, with oil-price returns suggesting diversification benefits in these markets. Of all the Islamic stock markets, Tunisia's has the lowest volatility with the crude oil index. Investors holding a portfolio of these stocks can afford to have exposure in crude oil–related assets and achieve maximum diversification benefits.
Amsterdam: Elsevier, 2020
658.15 BIR 20:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>