Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Veronica Desyariani
"Kelelahan merupakan suatu bentuk mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan diatur secara central oleh otak. Pada susunan syaraf pusat terdapat sistem aktivasi (bersifat simpatis) dan inhibasi (bersifat parasimpatis). Kondisi lelah biasanya menunjukan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, namun semuanya bermuara pada kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh seseorang. PT. X adalah perusahaan penghasil beton campuran pertama dan terbesar di Indonesia. PT. X menggunakan Truk Mixer dalam proses pengiriman beton campuran ke lokasi-lokasi yang melakukan pemesanan. Maka dari itu proses kerja lebih banyak dilakukan dalam perjalanan.
Berdasarkan proses kerja yang terjadi pada di PT. X, dapat diketahui bahwa angka kecelakaan kerja yang terjadi lebih banyak di jalan. Itu artinya pekerja yang memiliki potensi kecelakaan lebih besar adalah pekerja yang mengendalikan alat transport/truk di jalan, yaitu pengemudi truk mixer. Hasil dari data sekunder yang diperoleh di dapatkan bahwa tingkat pengalaman, jumlah Over time dan jumlah waktu tempuh perjalanan pada pengemudi truk mixer di PT. X sangat bervariasi dan melampaui batas over time yang di izinkan menurut UU Tenaga Kerja Tahun 2003 Pasal 78 ayat 2. Dimana ketiga variabel tersebut termasuk salah satu faktor yang memberi kontribusi terjadinya kelelahan yang mengakibatkan suatu kecelakaan, yaitu dalam kelompok klasifikasi intensitas dan lamanya kerja fisik.
Maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah relasi atau hubungan antara waktu tempuh dan Over Time pengemudi PT. X dengan frekuensi kelelahan pada tahun 2008 dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif.
Dari hasil analisis data dan wawancara mendalam pada pengemudi, Senior Driver, dan beberapa staff yang terkait dalam Departement Trasnportasi di PT. X, diperoleh hasil bahwa tingkat pengalaman pengemudi kurang dari 2 tahun yang mengalami kelelahan dengan frekuensi kadang-kadang sebesar 76,5 %, rata-rata waktu tempuh lebih dari atau sama dengan 2 jam yang mengalami kelelahan dengan frekuensi munculnya kadang-kadang 65,2 %, dan rata-rata waktu over time lebih dari atau sama dengan 3 jam mengalami kelelahan dengan frekuensi munculnya kadangkadang sebanyak 59, 1 %.
Kesimpulan diperoleh bahwa rata-rata over time sudah melampaui batas yang ditentukan, namun memang kelelahan muncul dengan frekuensi kadang-kadang, artinya kelelahan itu muncul 1-2 hari dalam seminggu pada pengemudi truck mixer PT. X.
Dalam rangka mengurangi frekuensi munculnya gejala kelelahan, sebaiknya perusahaan membatasi jumlah over time pada pengemudi, memberikan sosialisasi perlunya peregangan otot dilakukan saat pengemudi sedang proses kerja di Proyek konsumen, membuat shift kerja yang lebih teratur, dan menyediakan pompa yang dapat disewakan pada Proyek yang memindahkan campuran beton secara manual."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asisti Wulan Ningrum
"Kecelakaan kereta api sering terjadi dan dapat disebabkan oleh faktor manusia (penumpang, masyarakat, dan awak kereta api), faktor teknis (sarana dan prasarana KA), faktor lingkungan (cuaca dan iklim), dan faktor manajemen.
Pada penelitian ini peneliti lebih memfokuskan penelitian pada aspek manusia, khususnya persepsi masinis. Kecelakaan tersebut disinyalir terjadi karena perilaku masinis yang tidak aman saat mengoperasikan kereta api. Perilaku tidak aman ini merupakan implikasi dari persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan terhadap standard operating procedure, mengetahui gambaran pengetahuan, motivasi, sikap, pelatihan, lama kerja, umur masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan terhadap standard operating procedure, mengetahui hubungan pengetahuan, motivasi, sikap, pelatihan, lama kerja, umur dengan persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan terhadap standard operating procedur. Disain penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan metode pendekatan cross sectional (potong lintang), yaitu penelitian non experimental menggunakan data primer (kuesioner) untuk mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen yang diamati pada saat bersamaan.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jumlah seluruh dari populasi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan, yaitu sebanyak 114 orang. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa sebagian besar masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan memiliki persepsi baik terhadap SOP. Hal ini menunjukkan bahwa masinis KRL sudah memiliki kesadaran untuk memperhatikan prosedur dan telah memiliki kepedulian untuk mematuhi peraturan.
Dari hasil uji statistik chi-square diperoleh hasil bahwa yang mempengaruhi persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan terhadap SOP adalah motivasi, sikap, pelatihan, lama kerja, dan umur masinis. Sedangkan pengetahuan masinis tidak mempengaruhi persepsi masinis KRL Bukit Duri Jakarta Selatan disebabkan karena seluruh masinis baru harus mengikuti pendidikan dan pelatihan teknis yang sama serta harus mengikuti beberapa persyaratan teknis yang sama untuk menjadi masinis."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Linggasari
"Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan tahap paling akhir dari hirarki pengendalian setelah administrasi. Pentingnya penggunaan APD saat bekerja dapat meminimalisasikan terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Di Departemen Engineering PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Tangerang pada bulan Juni tahun 2008 ada pekerja yang tidak menggunakan safety helmet saat bekerja.
Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku penggunaan APD di Departemen Engineering PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Tangerang tahun 2008. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, dengan analisis data bivariat dan univariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 35.2 % pekerja yang berperilaku tidak baik dalam penggunaan APD. Berdasarkan hasil analisis bivariat diketahui dari tujuh faktor risiko, ada empat faktor risiko yang berhubungan dengan perilaku penggunaan APD, yaitu ketersediaan APD, kenyamanan APD, pelatihan dan pengawasan.
Sedangkan ada tiga faktor risiko yang lainnya tidak berhubungan yaitu pengetahuan, sikap dan peraturan dengan perilaku penggunaan APD.
Disarankan untuk tindak lanjut, upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah melakukan perawatan, pelatihan dan pengawasan APD secara kontinue dan terjadwal. Dilakukan fit dan proper test yaitu dengan cara mengundang supplier untuk penyuluhan APD dengan membentuk sampel untuk uji fisik. Dan agar pengawasan berjalan dengan baik seharusnya manajer memberikan teladan terlebih dalam menggunakan APD yang baik dan benar."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Mairina Matan
"Tesis ini mengkaji implementasi sistem investigasi, tipe-tipe kecelakaan kerja dan penyebabnya pada industri manufaktur sepatu dengan fokus menganalisis kecelakaan kerja yang sering terjadi beserta faktor penyebab dasar yang berkontribusi terhadap terjadinya kecelakaan kerja. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dan unit analisis yang digunakan adalah data kecelakaan kerja tercatat 2009-2012 dan hasil wawancara. Strategi yang digunakan adalah analisis hasil wawancara dan data sekunder.
Kesimpulan penelitian ini adalah angka kecelakaan kerja selama 2009-2012 menurun. Tipe kecelakaan terbanyak adalah kecelakaan tersangkut di atau pada (tertusuk jarum), di area NCVS karena mesin jahit. Penyebab dasar diketahui datang dari sisi manajemen dan kelemahan sistem investigasi terletak pada kurangnya prosedur tertulis, kurangnya kompetensi/pelatihan, kurangnya manajemen/supervisi dan kurangnya pengetahuan.

This research aim to study the implementation of accident investigation system, the type of accidents and the causes occur in shoe manufacturing industry with focus analyzing the most frequent accident happened and their contributory causes. This research character and approach is descriptive qualitative with the unit of analysis are the 2009-2012 accident reports data and interview results. The strategy being used to collect data is interview and analyzing secondary data.
The conclusion which can be pulled that the number of accident in PT ADF during 2009-2012 is declining. Type of accident mostly caught in or on (caught in needle), at NCVS area because of sewing/stitching machine. The contributory cause comes mostly from management side and for the accident investigation system weaknesses are inadequate written procedure, inadequate training/competence, inadequate management/supervision and lack of knowledge.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T36083
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christanto Ghiffari Halim
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi dari Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) berdasarkan ISO 45001:2018 pada perusahaan PT. ICO Asiapacific Indonesia pada tahun 2024. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif menggunakan desain studi cross-sectional. Data penelitian diperoleh melalui kaji dokumen, wawancara dan observasi. Analisis dilakukan menggunakan gap analysis dengan sistem skoring 1-5 terhadap setiap klausul yang ada pada instrumen checklist ISO 45001:2018 yang dibandingkan dengan realita pemenuhan SMK3 pada perusahaan. Hasil analisis dari penelitian ini menunjukkan bahwa PT. ICO Asiapacific Indonesia telah memenuhi berbagai ketentuan sebagaimana standar ISO 45001:2018 sebesar 84,62% secara keseluruhan dan telah diterapkan secara konsisten pada 33,33% dari seluruh klausul. Namun, terdapat adanya inkonsistensi sebesar 56,41% dari total klausul serta tersedia dokumen yang dibutuhkan namun belum diterapkan pada 10,26% dari total klausul.

This research aims to analyze the implementation of the Occupational Safety and Health Management System (OHSMS) based on ISO 45001:2018 at the company PT. ICO Asiapacific Indonesia in 2024. This research is a descriptive quantitative study using a cross-sectional study design. Research data was obtained through document review, interviews and observation. The analysis was carried out using gap analysis with a 1-5 scoring system for each clause in the ISO 45001:2018 checklist instrument which was compared with the reality of OHSMS compliance in the company. The analysis results from this research show that PT. ICO Asiapacific Indonesia has fulfilled various provisions such as the ISO 45001:2018 standard 84.62% overall and has been implemented consistently in 33.33% of all clauses. However, there are inconsistencies in 56.41% of the total clauses and required documents are available but have not been implemented in 10.26% of the total clauses."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Non Dwi Zulaeha
"

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bagian terpenting dalam hal memberikan perlindungan terhadap pekerja. Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat menimbulkan potensi yang dapat mengancam keselamatan dan kesehatan kerja. Salah satu contoh yaitu industri Rumah Sakit. Saat ini Rumah Sakit sudah didukung dengan alat-alat yang canggih dan modern untuk menunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Rumah Sakit merupakan industri pelayanan kesehatan atau tempat kerja yang memiliki risiko tinggi terhadap keselamatan dan kesehatan sumber daya manusia rumah sakit seperti pasien, pengunjung, maupun lingkungan rumah sakit. Dalam hal ini sumber daya manusia rumah sakit salah satunya yaitu Perawat. Tesis ini akan mengkaji pengaturan perlindungan hukum terhadap perawat yang terkena penyakit akibat kerja berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, serta bagaimana pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja di Rumah Sakit X. Metode penelitian yang digunakan yaitu yuridis normatif, menggunakan data sekunder melalui studi dokumen dan dianalisis secara kualitatif. Dari hasil penelitian, Pemerintah telah memberikan perlindungan hukum terhadap perawat yang terkena penyakit akibat kerja. Kemudian sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja harus diterapkan di Rumah Sakit agar tercipta lingkungan rumah sakit yang sehat, aman, selamat dan nyaman, dengan begitu dapat menurunkan angka kecelakaan kerja dan menurunkan prevalensi penyakit akibat kerja. Rumah Sakit X harus membuat prosedur atau pedoman terkait penanganan perawat yang terkena penyakit akibat kerja. Pengkajian lebih lanjut terhadap data karyawan yang berobat dan data penyakit karyawan di unit kerja yang berisiko mengalami penyakit akibat kerja belum dilakukan oleh Komite K3RS. Diperlukan peran pemerintah dalam melakukan pembinaan dan pengawasan secara berkala agar pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja khususnya dirumah sakit dapat terpantau dengan baik.


Occupational safety and health are the most important part of providing protection to workers. With the rapid development of technology raises the potential to threaten occupational safety and health. One example is the Hospital industry. At present the Hospital has been supported by sophisticated and modern tools to support the health services provided to patients. Hospital is a health service industry or workplace that has a high risk to the safety and health of hospital human resources such as patients, visitors, and the hospital environment. In this case the hospital human resources, one of them is Nurse. This thesis will examine the legal protection arrangements for nurses affected by occupational diseases based on applicable laws and regulations in Indonesia, the application of occupational safety and health management systems, as well as how the implementation of occupational safety and health in Hospital X. The research method used is juridical normative, using secondary data through document studies and analyzed qualitatively. From the results of the study, the Government has provided legal protection for nurses affected by occupational diseases. Then the occupational safety and health management system must be implemented in hospitals to create a healthy, safe and comfortable hospital environment, thereby reducing work accident rates and reducing the prevalence of occupational diseases. Hospital X must make procedures or guidelines related to the handling of nurses affected by occupational diseases. Further assessments of employee medical data and data on employee illness in work units at risk of occupational diseases have not been conducted by the K3RS Committee. The role of government is needed in conducting guidance and supervision on a regular basis so that the implementation of occupational safety and health, especially in hospitals can be monitored properly.

"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Islamiati
"Low back pain adalah rasa nyeri maupun pegal-pegal pada punggung bawah yang terjadi apabila ada penekanan pada daerah lumbal yaitu L4 dan L5. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif semi kuantitatif dengan pendekatan cross sectional untuk melihat distribusi dan frekuensi dari faktor yang berhubungan dengan keluhan subjektif low back pain pada operator forklift yaitu faktor personal berupa umur, masa kerja, kebiasaan olahraga (stretching), dan riwayat low back pain, serta dosis pajanan getaran dan durasi pajanan getaran. Metode yang digunakan adalah pendekatan cross sectional dan melibatkan 33 operator forklift di PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta Tahun 2014 sebagai responden penelitian. Pengambilan data primer pada penelitian ini yaitu melakukan pengukuran getaran menggunakan human vibration meter 100 Larson Davis, penyebaran kuesioner, dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 60,6% operator forklift yang mengalami keluhan low back pain dan 39,4% operator tidak mengalami keluhan low back pain. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat tiga variabel yang berhubungan signifikan dengan keluhan subjektif low back pain, yaitu umur, kebiasaan olahraga (stretching), riwayat low back pain. Sedangkan yang tidak berhubungan yaitu masa kerja, dosis pajanan getaran, dan durasi pajanan getaran.

Low back pain is pain and stiffness in the lower back that occurs when there is an emphasis on areas lumbar that L4 and L5. This study is a descriptive semi-quantitative with cross-sectional approach to look at the distribution and frequency of factors associated with subjective complaints of low back pain in forklift operators that personal factors such as age, years of work, exercise habits (stretching), and a history of low back pain, and vibration exposure dose and duration of vibration exposure. The method is a cross-sectional approach and involves 33 forklift operator PT. Pertamina Lubricants Production Unit Jakarta in 2014 as research respondents. Primary data collection in this study is measuring vibration using human vibration meter 100 Larson Davis, questionnaires, and interviews.
The results of this study indicate that there is a 60.6% forklift operators who have complaints of low back pain and 39.4% operators do not have complaints of low back pain. Based on the research results, there are three variables significantly associated with subjective complaints of low back pain, namely age, exercise habits (stretching), a history of low back pain. While that is not related to years of work, vibration exposure dose, and duration of exposure to vibration.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55778
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Faizal
"PT X merupakan salah satu perusahaan hulu migas. Data perusahaan serta observasi lapangan, menunjukkan bahwa masih banyak terjadi perilaku tidak selamat oleh pekerja lapangan. Penyebab dari terjadinya hal tersebut dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, salah satunya dari segi ergonomi dan faktor manusia, yang menyebutkan bahwa dimensi sebuah pekerjaan dan tingginya beban kerja dapat berpengaruh terhadap motivasi dan tingkat stres kerja. Berdasarkan observasi, pekerjaan teknisi maintenance merupakan pekerjaan yang kompleks, memiliki kesulitan, tuntutan waktu, dan membutuhkan kewaspadaan tinggi. Hal tersebut merupakan karakter dan menjadi beban kerja bagi teknisi maintenance. Sehingga dilakukan penelitian ini merupakan yang bertujuan untuk menggambarkan karakteristik kerja serta faktor yang mempengaruhi beban kerja pada teknisi maintenance PT X Site Y tahun 2015, dengan mengacu kepada teori karakteristik pekerjaan Hackman & Oldham serta faktor yang mempengaruhi beban kerja. Metode yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif dan observasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan karakteristik pekerjaan sudah baik, sedangkan kondisi lingkungan serta tuntutan waktu menjadi faktor yang memperberat beban kerja pada teknisi.

PT X is one of upstream oil and gas company. Company?s data and observation on field, shows that there is still unsafe act which done by field employee. Caused of that act could see from various side, one of them is from ergonomic and human factor which stated that a work dimension and high job demand could influence to motivation and job stress. Based on observation, a maintenance technician job has a complex type of job, high difficulties, pressing on time and need high vigilant. That is a character and could lead to a job burden to maintenance technician. Because of this reason, to do a reasearch which has purpose to overview the job characteristics and influence the factor of job demand to maintenance technician at PT X Site Y on year 2015, related to job characteristic theory Hackman & Oldham and factor which influenced the job demand. Method that is used is descriptif qualitatif and observasional. Result of research shows that the entirely job characteristic is good, meanwhile the environment condition with pressing time could be the factor that aggravating the job demand to the techician."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45092
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Mestika Diza
"ABSTRAK
Karakteristik produksi industri kertas berbeda dengan industri lainnya, sehingga risiko K3 yang dihadapi juga akan berbeda. Risiko K3 yang berbeda, maka acuan penilaian risikonya juga akan berbeda setiap jenis industri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui risiko K3 selama proses produksi kertas dan pengendalian yang telah dilakukan industri kertas, kemudian penelitian ini akan merumuskan tool untuk penilaian tingkat risiko K3 dan model pengendalian risiko K3 yang sesuai dengan karakteristik produksi industri kertas. Metode yang digunakan adalah Job Safety Analysis JSA dan analisis isi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri kertas memiliki 3 tahapan utama proses produksi, yaitu penyediaan bubur kertas, pembentukan lembaran kertas, dan penyempurnaan produk. Setiap tahap memiliki risiko secara berurutan sebanyak 15 risiko, 13 risiko, dan 16 risiko. Setiap risiko memiliki tingkat kemungkinan terjadi dan tingkat keparahan yang berbeda-beda. Perpaduan antara kemungkinan terjadinya risiko per periode dan keparahan konsekuensi menghasilkan besarnya skor risiko. Risiko yang mendapat skor 1-7 termasuk kategori rendah, risiko dengan skor 8-16 termasuk kategori sedang, dan risiko dengan skor 17-25 termasuk kategori tinggi. Penilaian risiko yang tepat membutuhkan matriks dengan kriteria risiko yang sesuai dengan karakteristik risiko di industri kertas. Pemahaman karakteristik produksi pada suatu industri diperlukan agar pengendalian risiko yang ditetapkan sesuai dengan kebutuhan industri tersebut, sehingga risiko dapat diminimalkan, produktivitas semakin meningkat, dan keberlanjutan industri kertas tetap terjaga.

ABSTRACT
Paper industry production characteristic is different from other industries, that the OSH risks faced are different as well. Different OSH risks, therefore evaluation standard of the risks and how to control will also be different on every kind of industry. This study aims to know OSH risk during production process and evaluate OSH risk control which has been applied by the company, then determine the tools of OSH risk assessment and determine model of OSH risk control which is suitable for paper industry. The method used is Job Safety Analysis and content analysis. The result of the research shows that paper industry has 3 main phases pulp preparation phase, paper making phase, and finishing product phase. There are 15 kinds of risk on pulp preparation phase , 13 kinds of risk on paper making phase, and 16 kinds of risk on finishing product phase. Each risk has a different level of probability and severity. The combinations of probability and the severity of incident results in risk score. Score 1 7 for Low category, score 8 16 for Middle category, and score 17 25 for High category. Appropriate risk assessment requires a matrix with risk criteria that match the risk characteristics in the paper industry. Understanding the characteristic of production on industry is very important, that the risk control set is suitable for the needs of that industry, so that risks can be reduced, productivity increases, and the sustainability of the paper industry is maintained. "
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiskan Husein
"Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara sebagai organisasi di bawah Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara mempunyai tugas melakukan pengelolaan aspek "Keselamatan Pertambangan" dan "Perlindungan Lingkungan". Keberhasilan pengelolaan kedua aspek tersebut dilihat dari jumlah kecelakaan, kejadian berbahaya dan kejadian kasus lingkungan. Sementara pada kenyataannya angka kecelakaan di kegiatan pertambangan mineral dan batubara tetap tinggi, terjadi kecelakaan berulang di lokasi yang sama dan diperusahaan yang sama.
Tingginya angka kecelakaan, berulangnya kejadian, seolah-olah tidak terjadi proses pembelajaran dari Direktorat Teknik dan Lingkungan dalam mengelola kegiatan pertambangan khususnya insiden yang terjadi di perusahaan tambang dibawah pembinaan dan pengawasannya. Improvement dapat dilakukan apabila organisasi optimal belajar dari insiden yang pernah terjadi sebelumnya, dengan memperoleh umpan balik dari pengalaman insiden sebelumnya. Kajian kualitatif untuk menilai apakah Direktorat Teknik dan Lingkungan menjalankan proses pembelajaran dengan melakukan pengelolaan dari insiden yang terjadi di perusahaan pertambangan dengan baik. Organisasi mampu mendapatkan pengalaman umpan balik dari insiden, dengan cara memperoleh data dan informasi yang akurat untuk diterapkan pada proses kegiatan pertambangan mineral dan batubara.
Penelitian dilakukan dengan desain kualitatif gap analisis, membandingkan proses yang berlangsung di Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara dengan kondisi ideal berdasarkan literatur. Sumber data diperoleh dari hasil wawancara dan observasi serta data sekunder dari literatur dan dokumen terkait insiden kegiatan pertambangan mineral dan batubara.
Penelitian ini menggambarkan masih terdapat gap dari beberapa proses or variable yang menyebab proses pembelajaran organisasi dari pengalaman insiden tidak optimal. Masih terdapat ruang untuk improvement bagi Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara dalam menangani insiden, sehingga organisasi optimal belajar dari pengalam insiden, mampu memperoleh umpan balik.

The Directorate of Engineering and Environment of Mineral and Coal as an organization under the Directorate General of Mineral and Coal has the task of managing the aspects of "Mining Safety" and "Environmental Protection". Successful management of both aspects is seen from the number of accidents, dangerous events and environmental cases. While in fact the number of accidents in mineral and coal mining activities remained high, recurring accidents occurred in the same location and in the same company.
The high number of accidents, the recurrence of events, as if there is no learning process from the Directorate of Engineering and Environment in managing mining activities, especially incidents that occur in mining companies under the guidance and supervision. Improvement can be done if the organization is optimally learned from previous incidents, by obtaining feedback experience from previous incident. A qualitative review to make sure whether the Directorate of Engineering and Environment undertakes the learning process by managing the incidents occurring in the mining company. Organizations are able to gain feedback experience from incidents, by obtaining accurate data and information to be applied to the process of mineral and coal mining activities.
The research was conducted by qualitative design gap analysis, comparing the process which took place in the Directorate of Engineering and Environment of Mineral and Coal with ideal conditions based on the literature. Data sources taken from interviews, observations, literature and documents related to incidents of mineral and coal mining activities.
This study illustrates there are still gaps of some process or variables that cause organizational learning process from the experience of incidents do not running well .There is still room for improvement for the Directorate of Engineering and Environment of Minerals and Coal in handling incidents, so that organization learns very well from the incident experience, and able to obtain feedback.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>