Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Radityas Megha Widyadari
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa otentifikasi Surat Izin Penghunian atas
Rumah Negara Golongan II dan Rumah Negara Golongan III sebagai bentuk
pemberian izin dari Kementerian/Lembaga tempat Pegawai Negeri Sipil atau
Anggota TNI bekerja untuk menghuni, menggunakan dan menguasai Rumah
Negara kepada Pemegang Surat Izin Rumah Negara yang merupakan Pegawai
Negeri Sipil maupun anggota TNI. Rumah Negara adalah aset milik negara yang
tidak dapat dimiliki namun terhadap Rumah Negara Golongan III beserta atau
tidak beserta tanahnya dapat dilakukan pengalihan hak menjadi hak milik melalui
perjanjian sewa-beli sampai dengan diterbitkannya Tanda Bukti Hak Milik dan
Pelepasan Hak atas Tanah. Surat Izin Penghunian menjadi salah satu dasar untuk
dilakukannya rangkaian prosedur pengalihan status Rumah Negara Golongan II
menjadi Rumah Negara Golongan III dan dasar dilakukannya pengalihan hak atas
Rumah Negara Golongan III sehingga penerbitannya dan penggunaannya harus
dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku karena
akan berimplikasi kepada pihak ketiga saat Rumah Negara Golongan III sudah
beralih kepemilikan. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan melalui
pendekatan secara yuridis normatif menggunakan data sekunder yang berpedoman
pada hukum normatif yang berlaku di Indonesia serta data primer dengan
melakukan dan wawancara kepada narasumber yang menggeluti bidang rumah
negara. Surat Izin Penghunian, Perjanjian Sewa-Beli, dan akta Tanda Bukti Hak
Milik dan Pelepasan Hak atas Tanah walaupun bukan dibuat oleh dan/atau
dihadapan Notaris tetap merupakan akta otentik karena dibuat oleh dan dihadapan
pejabat yang berwenang dengan bentuk yang telah ditetapkan oleh undang-undang
sehingga tidak perlu melibatkan Pejabat Pembuat Akta Tanah dalam melakukan
pendaftaran atas pengalihan hak Rumah Negara Golongan III. Surat Izin
Penghunian bukan merupakan tanda bukti kepemilikan melainkan hanya sebagai
pemberian izin untuk menghuni rumah negara yang akan kembali kepada negara
setelah masa kerja Pegawai Negeri Sipil atau Anggota TNI berakhir.

ABSTRACT
This study was conducted to analyze the authentication of Residential Permit of
State Housing Class II and State Housing Class III as a form granting permission
to inhabit, to occupy and to take control of State Housing from the
Ministry/Institution to the Civil Servants or Members of Indonesian National
Army as the holders of Residential Permit of State Housing. State Housing is the
state-owned assets that cannot be owned, but residents of the State Housing Class
III can do the transfer of authorization with or without the soil so that become
propriety through lease-purchase agreement until the Receipt of Propriety and
Land Rights Release issued. Residential Permit become one of the basic to
undertake a series of procedures for transferring status from State Housing Class
II into the State Housing Class III and for the transferring authorization from
State Housing Class III into propriety so that the publication and its use must be
conducted in accordance with the regulation as it will have implications for the
third parties when State Housing Class III have switched ownership. This study
uses literature through normative juridical approach using secondary data based
on the normative law in force in Indonesia as well as primary data by conducting
and interview to the State Housing expert. Residential Permit, Lease-Purchase
Agreement, and the deed of Receipt of Propriety and Land Rights Release
although not made by and/or Notary remains an authentic deed because it is
made by the official competent authority with the form established by law so no
need to involve Land Titles Registrar in registering on the authorization
transferring of State Housing Class III. Residential Permit is not an evidence of
ownership but only as granting permission to inhabit a State Housing that will be
returned to the country after devotion of the Civil Servants or Members of
Indonesian National Army come to an end."
2016
T45832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabiila Kurnia Soleh
"Penyakit diare merupakan gejala infeksi gastrointestinal yang dapat disebabkan oleh berbagai mikroorganisme dan termasuk penyakit menular dari kebersihan yang buruk. Pada umumnya penyakit ini didasari dengan dehidrasi parah dan kehilangan cairan, namun adanya infeksi bakteri septik saat ini menjadi kemungkinan penyebab kematian terkait diare, terlebih di negara berkembang. Jakarta Timur masih memiliki lima persen dari total penduduk nya yang masih BAB sembarangan atau tidak memiliki jamban sehat. Hal tersebut dapat menimbulkan adanya penderita diare. Metode penelitian ini menggunakan analisis spasial. Penelitian ini menganalisis penderita diare secara spasial menggunakan analisis overlay dan deksriptif dengan melihat keterhubungan antara karakteristik lokasi (kepadatan hunian dan air bersih) terhadap kemunculan penderita diare. Dihasilkan bahwa karakteristik lokasi air bersih di Kecamatan Cipayung cenderung tidak memenuhi syarat dikarenakan adanya pengaruh dari air sungai Sunter yang sudah tercemar. Kepadatan hunian di Kecamatan Cipayung belum termasuk ke dalam hunian yang padat atau kumuh tiap RW nya. Penderita Diare tersebar secara tidak merata di Kecamtan Cipayung tetapi penderita diare di Kecamatan Cipayung banyak terkonsentrasi di bagian utara dan selatan. Penderita diare cenderung berpola mengikuti keberadaan air bersih tidak layak yang berada pada wilayah yang berdekatan dengan sungai Sunter. Faktor kepadatan hunian tidak berpengaruh langsung terhadap penderita diare dikarenakan pola spasial penderita diare berdasarkan kepadatan hunian tiap RW nya sangat beragam dan tersebar pada RW yang memiliki air berisih tidak memenuhi syarat. Maka dapat disimpulkan, pola spasial penderita diare di Kecamatan Cipayung ini terjadi pada wilayah yang memiliki air bersih tidak memenuhi syarat dan kepadatan hunian kurang dari 41 bangunan perhektarnya.

Diarrhea is a symptom of gastrointestinal infection that can be caused by various microorganisms and includes infectious diseases from poor hygiene. In general, this disease is based on severe dehydration and fluid loss, but the presence of septic bacterial infection is now a possible cause of diarrhea-related deaths, especially in developing countries. East Jakarta still has five percent of its total population who still open defecation or do not have healthy latrines. This can lead to diarrhea. This research method uses spatial analysis. This study analyzes diarrhea sufferers spatially using overlay and descriptive analysis by looking at the relationship between location characteristics (occupancy density and clean water) to the occurrence of diarrhea sufferers. The result is that the characteristics of the location of clean water in Cipayung District tend to not meet the requirements due to the influence of polluted Sunter river water. The density of housing in Cipayung District is not included in the dense or slum dwellings of each RW. Diarrhea sufferers are spread unequally in Cipayung District, but diarrhea sufferers in Cipayung District are mostly concentrated in the north and south. Diarrhea sufferers tend to follow the pattern of the presence of unsafe clean water in the area adjacent to the Sunter river. The occupancy density factor does not directly affect diarrhea sufferers because the spatial pattern of diarrhea sufferers based on the occupancy density of each RW is very diverse and scattered in RWs that have clean water that does not meet the requirements. So it can be concluded, the spatial pattern of diarrhea sufferers in Cipayung District occurs in areas that have clean water that does not meet the requirements and the occupancy density is less than 41 buildings per hectare.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransisren
"RSUD Weda mengalami masalah rendahnya pemanfaatan tempat tidur atau Bed Occupancy Ratio (BOR) yang berdampak rendahnya cost recovery rate sebesar 48,2%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor - faktor yang memengaruhi rendahnya BOR di RSUD Weda. Penelitian non eksperimental dengan data kualitatif. Penelitian dilakukan di RSUD Weda, Kabupaten Halmahera Tengah. Waktu pelaksanaan pengumpulan data yaitu pada bulan Juni 2022. Data dikumpulkan secara wawancara mendalam, telaah dokumen, serta observasi. Faktor yang berperan terhadap rendahnya tingkat hunian di RSUD Weda yaitu faktor mutu pelayanan meliputi masalah diskontinuitas dokter spesialis, ketersediaan obat yang tidak sesuai kebutuhan, dan kebersihan rumah sakit yang kurang; faktor eksternal meliputi faktor kendala geografis, moda transportasi, dan jarak menuju RSUD Weda yang mempengaruhi tingginya biaya operasional, faktor karakteristik masyarakat meliputi rendahnya tingkat pendidikan dan pekerjaan. Masih banyak ditemukan masyarakat di Kabupaten Halmahera Tengah yang memiliki tingkat pendidikan terakhir dibawah SMA, dan hal ini menunjukkan kualitas pengetahuan, dan pemahaman terhadap pentingnya kesehatan juga rendah. Pekerjaan berkaitan dengan pendapatan. Pendapatan berhubungan dengan cara pembayaran biaya operasional rujukan, dan cara membiayai hidup mereka di tempat rujukan. Dapat disimpulkan bahwa faktor rendahnya mutu pelayanan rumah sakit, karakteristik masyarakat, dan faktor eksternal dapat memengaruhi rendahnya tingkat hunian di RSUD Weda.

RSUD Weda is experiencing the problem of low bed utilization or Bed Occupancy Ratio (BOR) which has an impact on the low cost recovery rate of 48.2%. This study aims to determine the factors that influence the low BOR in RSUD Weda. Non-experimental research with qualitative data. The research was conducted at Weda Hospital, Central Halmahera Regency. The implementation time of data collection is in June 2022. Data were collected through in-depth interviews, document review, and observation. Factors that contribute to the low occupancy ratio in Weda Hospital are service quality factors including discontinuity of specialist doctors, availability of drugs that are not as needed, and poor hospital hygiene; external factors include geographical constraints, modes of transportation, and distance to RSUD Weda which affect the high operational costs, community characteristics include low levels of education and employment. There are still many people in Central Halmahera Regency who have the latest education level below high school, and this shows that the quality of knowledge and understanding of the importance of health is also low. Work is related to income. Income relates to how the referral's operational costs are paid, and how to make a living at the referral site. It can be concluded that the factors of low quality of hospital services, community characteristics, and external factors can affect the low occupancy ratio in RSUD Weda.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Dwi Kuncoro
"Penelitian ini dilakukan demi menjaga dan meningkatkan revitalisasi hotel dengan memperbaiki kualitas pelayanan serta mempertimbangkan atribut kebersihan terkait dengan covid-19 pada hotel tanpa bungalow di kondisi pandemi covid-19 menggunakan pendekatan integrasi Servqual dan Six Sigma DMAIC. Tujuan dari penelitian ini ialah mencari dan menganalisa penyebab utama dari kecacatan yang terjadi pada proses pelayanan hotel yang kemudian dilakukan perbaikan untuk mengurangi kecacatan yang dapat terjadi guna memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan sehingga perusahaan tetap dapat bersaing di kondisi pandemi. Servqual digunakan untuk menghitung nilai gap kualitas pelayanan berdasarkan lima dimensi yaitu tangibles, responsiveness, assurance, empathy, dan reliability yang kemudian dilakukan analisa menggunakan Six Sigma DMAIC. Pada penelitian ini hanya dilakukan tahapan define, measure, analyze, dan improve. Analisa Six Sigma menunjukkan adanya 18 jenis kecacatan dibawah nilai sigma rata-rata Berdasarkan hasil analisa tersebut, dilakukan fase improvement yang menghasilkan empat perbaikan yaitu pembuatan SOP tepat guna, melakukan pelatihan secara berkala terhadap personil hotel, mengajukan sertifikasi pelayanan hotel pada kondisi pandemi, melakukan pengadaan peralatan dan perlengkapan penunjang pelayanan dan kebersihan.

Using the Servqual and Six Sigma DMAIC integration methodologies, this study was undertaken to maintain and promote hotel revitalization by enhancing service quality and evaluating cleanliness qualities related to COVID-19 in hotels without bungalows during the COVID-19 pandemic. The goal of this research is to identify and analyze the primary causes of defects in the hotel service process, which will then be fixed to eliminate defects and improve service quality so that businesses may continue to compete in pandemic situations. The service quality gap value is calculated using Servqual based on five dimensions: tangibles, responsiveness, assurance, empathy, and reliability, which are then examined using Six Sigma DMAIC. Only the phases of define, measure, analyze, and improve were performed in this study. According to a Six Sigma analysis, there are 18 different categories of defects below the average sigma value. Based on the findings of the analysis, a phase of improvement was implemented, yielding four improvements: developing appropriate SOPs, conducting regular training for hotel personnel, applying for hotel service certification in pandemic situations, and procuring equipment and supplies to support services and cleaning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Purnama Dewi
"Ruang ambigu merupakan ruang dengan berbagai fungsi dan karakter akibat boundary interioritas yang berekstensi dari interior. Boundary tersebut menyebabkan fleksibilitas dalam penggunaan ruang ambigu. Hal ini memberi potensi besar pada ruang ambigu untuk dapat diokupansi. Okupansi di dalam ruang ambigu melibatkan interaksi antara manusia dengan objek atau elemen ruang dengan beraktivitas di dalamnya dan menggunakan objek di sekitar sebagai properti yang mengikat tubuh dengan ruang.
Tulisan ini bertujuan untuk mendefinisikan ruang ambigu dan melihat bagaimana okupansi terjadi didalamnya melalui interaksi antara tubuh dan objek ruang yang diatur dalam setting ruang berupa thresholds, paths, nodes, dan edges. Hasil dari studi literatur kemudian digunakan dalam studi kasus untuk mengetahui potensi okupansi pada ruang ambigu di Lobi Stasiun Jakarta Kota.

The ambiguous space is a space with various functions and characters due to it lsquo s boundary of interiority that extends from the interior. The boundary causes flexibility in the use of ambiguous space. This flexibility gives great potential for ambiguous space to be occupied. Occupancy within the ambiguous space involves interaction between humans and objects or elements of space through activities inside it and the use of the surrounding objects as properties that bind the body with the space.
This paper aims to define ambiguous space and see how occupancy occurs inside through the interaction between body and objects arranged in the spatial settings in the form of thresholds, paths, nodes, and edges. The results of the literature study were then utilized in a case study to read the potential of occupancy in ambiguous space on Lobby of Jakarta Kota Station.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67650
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulinsa Luthfianur Hanifa
"ABSTRACT
Ridesharing dapat diartikan sebagai suatu sistem dimana pelaku perjalanan dapat berbagi kendaraan serta waktu perjalanan dengan pelaku perjalanan lain yang memiliki tujuan serta waktu perjalanan yang/hampir sama. Permasalahan ridesharing dengan kebijakan HOV Lanes/jalur HOV merupakan suatu permasalahan dalam pencarian rute optimal untuk memenuhi permintaan sejumlah penumpang dengan tiap penumpang dan kendaraan memiliki lokasi asal dan tujuan. Permasalahan ini diterapkan pada suatu graf lokasi yang memuat jalur HOV, yaitu jalur yang memiliki syarat jumlah minimum penumpang di dalam kendaraan. Solusi yang ingin dicapai adalah solusi dengan jarak, waktu, dan biaya perjalanan yang minimum. Tugas akhir ini membahas aplikasi metode insertion heuristic untuk mendapatkan solusi awal pada permasalahan ridesharing dengan kebijakan jalur HOV serta parallel tabu search untuk mengembangkan solusi awal dan mendapatkan rute yang optimal.

ABSTRACT
Ridesharing can be defined as a system where individual travelers can share their vehicle and travel cost with others that have similar destination and time schedule. Ridesharing problem with HOV Lanes is a problem of finding optimal route to serve costumer 39 s demand where each demand and vehicle consists origin and destination point. This problem is applied in a graph with HOV Lanes. HOV Lanes are restricted use freeways lanes reserved for vehicles with more than a predetermined number of occupants. The optimal solution is the one with minimum number of total distance, passenger 39 s ride time, and cost. In this final project, insertion heuristic is applied to obtain an initial solution and parallel tabu search algorithm is applied to improves the initial solution and obtain the optimal solutions."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niswatus Sholihah
"ABSTRACT
Bed Occupancy Rate BOR merupakan salah satu outputkoordinasi perawatan untuk mencapai outcome efisiensi dalam rumah sakit.Bed Occupancy Rate BOR di Instalasi Rawat Inap Kelas 3 RS Kanker Dharmais mengalami penurunan setelah terjadi penambahan tempat tidur di kelas 1 pada tahun 2016. Namn penurunan tersebut tidak diikuti dengan penurunan jumlah pasien rawat inap dan jumlah hari perawatan. Tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya variabel- variabel input kerangka kinerja rumah sakit yang menyebabkan Bed Occupancy Rate BOR di Instalasi Rawat Inap Kelas 3 RS Kanker Dharmais dibawah standar 60-85 . Penelitian ini dilakukan selama bulan Mei ndash; Juli 2017, menggunakan penelitian kualitatif dengan metode analisis depkriptif yang melibatkan wawancara mendalam terhadap 6 informan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel- variabel input kinerja rumah sakit yang berpengaruh signifikan dalam pencapaian Bed Occupancy Rate BOR adalah varaibel kepemimpinan dan sumber daya. Variabel kepemimpinan yang menyebabkan penurunan Bed Occupancy Rate BOR karenaketidakefektifan pembagian struktur organisasi Instalasi Rawat Inap menjadi 2 bagian, kualifikasi kepala Instalasi tidak sesuai dengan Pedoman Pelayanan Instalasi Rawat Inap, dan Pemimpin kurang melakukan komunikasi efektif, Variabel input kinerja rumah sakit lainnya tidak berpengaruh signifikan terhadap penurunan Bed Occupancy Rate BOR di Instalasi Rawat Inap Kelas 3 RS Kanker Dharmais. Diharapkan dengan diketahuinya faktor- faktor tersebut, bisa menjadi evaluasi untuk mencapai efisiensi dalam rumah sakit.

ABSTRACT
Bed Occupancy Rate BOR is one of the outputs of coordination of care to achieve the outcome of hospital efficiency. Bed Occupancy Rate BOR at the Inpatient Installation Class 3 Dharmais Cancer Hospital decreased after the addition of a first class bed in 2016. Decrease of Bed Occupancy Rate BOR number was not equally means the drop of patients number and inpatient day. So the purpose of this research is to know the variable of input of hospital performance framework causing Bed Occupancy Rate BOR at Inpatient Installation Class 3 Dharmais Cancer Hospital under 60 85 standard. This research was conducted in May to July 2017, using qualitative method with depth interview of 6 informants. The results showed that the variable of hospital performance input which have significant effect on the achievement of Bed Occupancy Rate BOR is the leadership and resource variables Leadership variable causing the decrease of Bed Occupancy Rate BOR due to the ineffective division of organizational structure Inpatient Installation into 2 parts , The qualification of the head of the Installation is not in accordance with the Inpatient Installation Service Guideline, and the Leader lacks effective communication. Other hospital performance input variables have no significant effect on the decrease of Bed Occupancy Rate BOR in the Inpatient Installation Class 3 Dharmais Cancer Hospital. Expected by knowing these factors, it could be an evaluation to achieve hospital efficiency. "
2017
S70020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tschumi, Bernard, 1944-
Cambridge, UK: MIT Press, 1994
720.1 TSC a (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library