Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Keinginan dari seorang ibu untuk segera menyentuh bayinya segera setelah Iahir
merupakan suatu pengalaman yang sangat rnenakjubkan, sehingga ikatan kasih sayang
antara ibu dan janin yang sudah terjalin sejak dari kehamilan dapat dilmgkapkan secara
nyata. Perawat harus dapat menciptakan suatu lingkungan yang mendukung tezjadinya
kontak fisik ant/ara ibu dengan bayi. Dukungan dan dorongan semangat yang diberikan
perawat dapat meningkatkan peran seorang ibu untuk memainkan perannya dengan
penuh kasih sayang sehingga dapat terbentuk proses ikatan. Tujuan dari peuelitian ini
adalah untuk mengetahui persepsi perawat terhadap pentingnya penerapan bonding
attachment pada periode awal pelsalinan tahap tiga di RSAB-HK. Faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi perawat adalah perhatian yang selektif; ciri-ciri rangsangan dan
stimukus, nilai-nilai dan kebutuhan, pengalaman terdahulu, latar belakang pendidikan
dan budaya, kabutuhan dan status emosional. Desain penelitian yang digunakan adalah
deskriptif sederhana dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data dilakukan
memakai analisa univaxiat dengan ketentuan persepsi baik, sedang dan kurang. Hasil
penelitian ini menyimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki persepsi baik (87%),
Penelitian ini merekomendasikan agar dapat dikembangkan pada penelitian yang
berikutnya supaya lebih bermakna dan lebih terlihat lagi bagaimana bonding attachment
itu diterapkan khususnya di kamar bersalin sesaat setelah bayi lahir sehingga berdampak
positif bagi ibu dan bayi. Pada penelitian berikutnya agar menggunakan metodology
yang dapat lebih mengeksplorasi lagi tentang persepsi perawat."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5506
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Triwardani
"Hal paling penting dalam perjalanan hidup individu adalah kemampuan untuk membentuk dan mempertahankan relasi. Kemampuan ini dimiliki oleh setiap orang dalam kadar yang berbeda. Keluarga sebagai kelompok pez-Lama yang dikenai individu dalam perjalanan hidupnya sehingga proses pembelajaran membentuk pola relasi pertama kali diterapkan dalam keluarga Keutuhan orang tua (ayah dan ibu) dalam sebuah keluarga sangat dibutuhkan dalam membantu anak untuk memiliki dan mengembangkan pola relasi sosial yang sehat. Keluarga utuh memberi peluang besar-bagi anak untuk mengaplikasikan kemampuan berkomunikasi dan membangun hubungan yang dekat (kelekatan antar anggota keluarga. Peranan keluarga dalam membentuk perasaan kelekatan (attachment) dalam diri individu sangat besar. Attachment yang kemudian digunakan sebagai kelekatan’ (Moesono, 1993) adalah pusat dari kehidupan seseorang, di mana prosesnya berlangsung mulai dari saat individu masih bayi, dan proses ini diteruskan hingga memasuki masa remaja hingga masa tua.
Namun dalam kenyataannya, tidak semua individu menjalani kehidupan dengan perjalanan mulai dari masa kanak-kanak hingga dewasa di dalam Lingkup keluarga utuh. Individu yang hingga dewasa muda masih tinggal di panti asuhan adalah salah satu kelompok yang sudah mengalami keterpisahan dengan figur orang tua sejak masa kecil. Perbedaan pola pengasuhan di panti-asuhan, membuat individu yang tinggal di dalamnya menghayati kelekatan yang berbeda pula dari individu yang tinggal bersama keluarga. HTP sebagai Salah satu instrumen psikologi dipercaya oleh Buck (1969) mampu menampilkan hasil gambar yang mewakili penghayatan subjek ams pola relasi dengan figur orang tua. Dari beberapa penelitian HTP diperoleh hasil bahwa pemanfaatan HTP dalam lingkup penelitian belum rnaksirnal, karena nilai validitas dari alat tes ini dinilai masih rendah, ditambah dengan ada banyaknya versi interpretasi yang diajukan oleh beberapa ahli.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif untuk mencari gambaran kelekatan pada subjek bemisia dewasa muda yang dari usia dini sudah tinggal di panti asuhan. Tampilan dari penghayatan kelekatan dari subjek ditelaah Lewat hasil gambar tes HTP. Subyek yang diikutsertakan adalah individu berusia dewasa muda yang sejak usia dini sudah mengalami keterpisahan dari figur orang tua karena ditempatkan di panti asuhan. Dari dua jenis panti asuhan yang ada di Indonesia, yaitu panti dengan sistem ibu asuh (pengurus : penghuni =1:1O), dan panti dengan sistem asrama (pengurus 2 penghuni = 1:20), diambil data dari panti jenis kedua (sistem asrama). Pemilihan panti jenis asrama dengan tujuan mendapatkan subyek dengan lingkungan yang berbeda secara signifikan dengan lingkungan keluarga.
Hasil gambar yang sudah ada lalu dibandingkan dengan hasil anamnesa dari subyek. Dari perbandingan ini, hendak dilihat bagaimana penghayatan tentang kelekatan pada individu yang menghabiskan sebagian besar waktu dalam hidupnya terpisah dari orang tua, apakah mengarah pada lingkungan di mana ia sekarang tinggal (panti asuhan), atau mengarah pada keluarga (yang sudah terpisah belasan tahun). Ketiga subyek mengemukakan alasan yang berbeda-beda mengenai pilihan figur kelekatan mereka. Dari ketiga subyek, hanya satu subyek yang dapat mewakilkan ayahnya dalam unsur pohon (sesuai dengan interpretasi dari Buck, 1969). Dari hasil anamnesa diperoleh data bahwa setiap subyek tetap menghayati kelekatan lebih pada keluarga dibandingkan dengan lingkungan panti Pann dengan sistem asrama membuat pengurus tidak memiliki waktu dan tenaga ekstra untuk memperhatikan penghuni panti satu persatu. Komunikasi yang terjalin dalam panti tidak kontinu dan bersifat formalitas saja Telaah dari kualitas ketiga unsur dalam gambar, dibandingkan dengan karakteristik ayah dan ibu dari hasil anamnesa, diperoleh data bahwa unsur dalam gambar cukup mampu mewakili figur orang tua.
Untuk kepentingan penelitian lebih lanjut, perlu diperhatikan metode penelitian yang lebih tepat untuk HTP, menggunakan rarer di luar peneliti sehingga tidak bias, memperbanyak sampel, meneliti pada beberapa panti asuhan atau dapat juga melakukan perbandingan antar individu yang tinggal di panti dengan yang masih tinggal bersama keluarga. Berhubungan dengan hasil penelitian, hal yang penting untuk diperhatikan adalah sikap kritis dalam melaksanakan administrasi tes dan interpretasinya. Tujuan yang hendak dicapai adalah mendapatkan hasil yang lebih komprehensif antara anamnesa tentang subyek dengan hasil gambar tes HTP."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ana Rizana
"Setiap ibu postpartum mengalami nyeri. Nyeri postpartum dapat disebabkan oleh robekan perineum, episiotomi, kontraksi, ketegangan buah dada, hemoroid, sakit kepala maupun karena tindakan cesarian. Nyeri merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi motivasi ibu untuk kontak awal dengan bayinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana hubungan antara tingkat nyeri postpartum dengan motivasi ibu untuk melakukan bonding attachment. Penelitian dilakukan di RSCM IRNA A lantai II kiri dan kanan dengan kriteria sampel ibu yang melahirkan secara sesarian dan primipara yang melahirkan secara normal. Sampel yang diambil 21 orang dan desain penelitiannya menggunakan deskriptif korelasi dengan metode analisanya korelasi tata jenjang Spearman?s. Hasil penelitian yang diperoleh (rs=0.199 < 0.450) pada taraf kepercayaan 95%. Ini berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat nyeri postpartum dengan motivasi ibu untuk melakukan bonding attachment."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5026
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library