Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mariani
Abstrak :
Makanan modern seperti fried chicken, hamburger, pizza, spaghety,dll disukai oleh banyak kalangan terutama anak-anak dan remaja karena makanan modern mempunyai daya pikat selain praktis, cepat dalam penyajian dan mengandung gengsi bagi kalangan tertentu. Disisi lain makanan tersebut mengandung tinggi lemak, protein, gula dan garam tetapi miskin serat. Jika sering dikonsumsi secara berkesinambungan dan berlebihan dapat menimbulkan munculnya masalah gizi lebih yaitu obesitas. Bersamaan dengan itu, menurut hasil survei dan beberapa laporan penelitian di Indonesia menunjukan bahwa masalah obesitas sudah mulai tampak pada populasi usia sekolah dan prevalensinya cenderung meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi makanan modern terhadap kejadian obesitas pada remaja SLTP Kesatuan Kota Bogor Jawa Barat tahun 2003. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain `case control'. Yang menjadi kasus (obes) adalah remaja kelas I - kelas III dengan IMT 95 percentil, sebagai kontrol (non obes) adalah remaja kelas I - kelas III dengan IMT 5 - 85 percentil, dengan jumlah sampel sebanyak 140 (70 kasus dan 70 kontrol), ditetapkan nilai kemaknaan dengan 95 % CI kemudian ditelusuri pengaruh paparan pola konsumsi makanan modern (variabel independen) terhadap kejadian obesitas (variabel dependen) dengan mengontrol covariat (jenis kelamin, aktifitas olah raga, asupan zat gizi, tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, status gizi orang tua dan pendapatan orang tua. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat dengan chi square Mantel Haenszel dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Secara statistik didapatkan nilai p < 0,05 yang artinya pola konsumsi makanan modern berpengaruh terhadap kejadian obesitas, didapatkan nilai OR 2,96 maka dapat disimpulkan bahwa remaja yang sexing mengkonsumsi makanan modern memiliki resiko 3 kali untuk mengalami obesitas dibanding remaja yang jarang mengkonsumsi. Diketahui pola bahwa jenis kelamin aktifitas olah raga, asupan zat gizi, tingkat pendidikan ibu, dan status gizi orang tua merupakan confounder, artinya variabel tersebut turut berperanan terhadap hubungan pola konsumsi makanan modern dan obesitas. Hasil analisis bivariat membuktikan makanan modern yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas pada remaja SLTP Kesatuan adalah fried chicken dan chicken nugget. Ditemukan pula dose-response relationship pada analisis ini yaitu semakin tinggi frekuensi konsumsi semakin besar risiko untuk mengalami obesitas. Mengingat dampak obesitas yang terjadi, maka diperlukan perhatian yang serius dari pemerintah dalam upaya menurunkan prevalensi obesitas dikalangan remaja, melalui upaya promotif dengan memasang poster di sekolah tersebut berisi tentang makanan modern yang perlu diwaspadai dan dibatasi dan pedoman umum gizi seimbang untuk remaja. Penyuluhan pada guru perlu dilakukan. Sosialisasi pengukuran IMT pada tim UKS sekolah tersebut agar dapat mengidentifikasi obesitas. Peran orang tua khususnya ibu sangat penting dalam memilih atau menentukan jenis makanan yang baik untuk dikonsumsi. Perlunya penelitian lanjutan untuk mengetahui secara spesifik pengaruh tiap jenis makanan modern terhadap obesitas pada populasi remaja yang lebih luas, terutama untuk mengetahui masalah gizi yang terjadi pada populasi etnik Cina dengan melengkapi variabel dalam penelitian ini dan memilih desain yang lebih tepat.
The Effect of Modern Food Consumption Pattern for Incidence of Obesity on Adolescent of SLTP Kesatuan in the Bogor City the Year of 2003 Modern food such as fried chicken, hamburger, pizza, spaghetti, etc. preferred by most people especially the children and adolescent since it is practical, fast served and had a relative prestige for some people. Even so, these sort of food present high fat, protein, sugar, and salt but less in fiber. When this condition done continually and in excessive way it might cause nutrition problem that is obesity. That simultenously, survey and researches conducted reveals that the problem of obesity in Indonesia arise in schooling age and it prevalence trends to rise. The purpose of this study was to know the effect of modern food consumption pattern for incidence obesity in adolescent of SLTP Kesatuan in the Bogor city, West Java, year of 2003. The method of research used is case control design, the case group are adolescent from the class 1 to 3 who have BMI > 95 percentiles, as control are adolescent class l to 3 who have BMI 5 - 85 percentiles, the size of samples are 140 (70 cases and 70 controls), determined meaning value with 95% .Cl then inspected the influence of modem food consumption (independent variable) for incidence of obesity (dependent variable) by controlling covariate (gender, exercises, nutrient intake, mother's level of education, mother's occupation status, nutrition status of parent's, and parent's income. This research used the bivariat analysis with Mantel Haenszei's Chi Square and multivariate with multiple logistic regression analysis. Statistically the p value < 0,05 obtained, meant that the modern food consumption pattern does have effect on obesity, adolescent that frequently consumed modern food had relative risk 3 times of getting obesity compared to those that consumed it rarely (value of Odds Ratio was 2,96). It is also obtained that the gender, exercises, nutrient intake, mother's level of education, nutrition status of parent's as a confounder; or means that then have implication on the relationship of modern food and the obesity an adolescent of SLTP Kesatuan. The bivariate analysis proved that the modern food which effected of obesity on adolescent of SLTP Kesatuan are fried chicken and chicken nugget it is also obtained that dose-response relationship in this analysis, which higher consumption frequency effect higher risk of becoming obesity. Concerning obesity effect that occurs, it would take serious concern from the government to decreased obesity prevalence on adolescent, such promotive effort can be done through wall poster in the school, about modern food must be limited and warn, and also contained the general guidelines of balanced nutrition for adolescent. Health promotion to teacher also need to be done, in other that the teacher can be role for giving information about nutrition, especially modern food which affected on obesity. Socialization regarding BMI Measurement to UKS team of schools for identify obesity. The role of parent, especially mother are very important in choosing and deciding good food to consumes. There is a need of further study to examine specifically the effect of each modem food on obesity toward a larger adolescent population, especially to know the nutrition problem on Chinese population by completing variables in this study and choosing a proper design method.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T12724
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Chandra
Abstrak :
Obyektif : Untuk menilai adanya psikopatologi pada remaja obesitas digunakan instrumen Symtom Check list-90 (SCL-90), yang terdiri dari 90 pertanyaan. Merupakan pengembangan dari Hopkins Symtom Check List (HSCL) berbentuk self rating/self report, dipergunakan untuk menilai psikopatologi secara umum, mengukur derajat gejala secara kuantitatif serta menilai psikopatologi secara deskriptif. Cut off scorenya adalah 61. Skor penilaian adalah skor total (kondisi mental secara umum) atau skor dari masing-masing dimensi gejala, yaitu skala depresi, anksietas, obsesif-kompulsif, fobia, somatisasi, sensitifitas interpersonal, hostilitas, paranoid, psikotik dan skala tambahan. Sedangkan untuk menentukan obesitas digunakan Indeks masa tubuh (IMT). Dikatakan obesitas jika IMT Iebih dari 27 kg/m. Tujuan penelitian ini untuk mencari hubungan antara obesitas dengan psikopatologi pada remaja. Metode : Subyek adalah siswa-siswa SMU obesitas dan tidak obesitas yang memenuhi kriteria inklusi di wilayah Jakarta Selatan. Untuk menentukan jumlah sekolah yang akan diikut sertakan dalam penelitian ini digunakan teknik cluster sampling dua tahap dan untuk menentukan sekolah-sekolah yang akan mewakili setiap kecamatan digunakan teknik Random. Selanjutnya untuk pemilihan siswa dilakukan dengan teknik Purposif. Kemudian data dianalisis dengan uji statistik Chi square dan uji statistik Fisher, untuk melihat apakah terdapat hubungan antara obesitas dengan psikopatologi pada remaja. Hasil : Penelitian ini melibatkan 54 siswa (27 obesitas dan 27 tidak obesitas). Dari 27 siswa obesitas, yang memiliki psikopatologi sebanyak 15 orang (55,6%), sedangkan yang tidak memiliki psikopatologi sebanyak 12 orang (44,4%). Dari 27 siswa tidak obesitas yang memiliki psikopatologi sebanyak 17 orang (63,0%), sedangkan yang tidak memiliki psikopatologi sebanyak 10 orang (37,0%). Kemudian data tersebut dianalisis dengan uji statistik Chi square dengan nilai p=0,58, CI 95% (0,25-2,19) dan QR=0,74 (tidak bermakna). Simpulan : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara obesitas dengan terjadinya psikopatologi.
Objective : Psychopathology in obese adolescents is assessed with Symptom Check List-90 (SCL-90), which contain 90 question. SCL-90 is a modification of Hopkins Symptoms Check List (HSCL). It is a self rating/self report, use to assess psychopathology in general, the degree of quantitative symptom a descriptive psychopathology. Cut off score is 61. SCL-90 has a total score, which assess a general mental condition and a score for each symptom dimension (depression, anxiety, obsessive compulsive, phobia, somatisation, interpersonal sensitivity, hostility, paranoid, psychotic and addition scale). For the measurement of obesity, we use Body Mass Index (BMI), if the BMI score is >27 we categorized the subject as having the obesity problem. The purpose of this study is to find out the relationship between obesity and the psychopathology in adolescents. Method : This is an analytic cross sectional study. Subjects are obese and non obese high school students in South Jakarta. We use two step cluster sampling method to determine the amount of schools and we use random method to choose schools of each region, and then we use purposive method to choose the students. The data is analyzed with Chi square and Fisher statistic test to assess the relationship between obesity and psychopathology in adolescents. Result : Of 54 students (27 students are obese and 27 students are non obese). From 27 obese students, 15 students (55.6%) showed psychopathology and 12 students (44.4%) showed no psychopathology. From 27 non obese students, 17 students (63.0%) showed psychopathology and 10 students (37.0%) showed no psychopathology. These data was analyzed with Chi square statistic test, p = 0.58, CI 95% (0.25 - 2.19) and OR = 0.74 (non significant). Conclusion : The result of this study showed there is no relationship between obesity and psychopathology in adolescent.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfina Yulidar
Abstrak :
Obesitas pada remaja diartikan sebagai remaja yang tidak dapat mengontrol makan, dan makan dalam jumlah berlebih sehingga berat badannya melebihi batas normal. Beberapa faktor penyebab obesitas pada anak termasuk adalah usia, jenis kelamin, penghasilan keluarga, riwayat keluarga dengan obesitas dan diabetes melitus. Prevalensi kegemukan dan obesitas di provinsi Banten sudah terlihat tinggi, mencapai 16,3 , prevalensi tertinggi di Kota Tangerang, Serang dan Cilegon. Masalah obesitas ini ditemukan dua kali lebih banyak pada anak remaja laki-laki di usia 15-18 tahun, dibandingkan pada perempuan. Pola makan yang tidak sehat, dan kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan oleh anak remaja yang menunjukkan bahwa masalah obesitas di daerah Banten cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh penggunaan aplikasi catatan diri terhadap kadar glukosa darah puasa dan indeks massa tubuh pada remaja obesitas di Wilayah Kota Serang. Penelitian ini menggunakan quasi experimental dengan rancangan The Pretest-Postest control group design dengan jumlah sampel sebanyak 112 responden pada kelompok intervensi dan kontrol. Hasil penelitian menunjukan tidak ada perbedaan bermakna pada Indeks Massa Tubuh posttest pada kelompok intervensi-kontrol, namun penurunan Indeks Massa Tubuh pada kelompok intervensi lebih banyak 3 dibandingkan pada kelompok kontrol, ada perbedaan yang bermakna kadar glukosa darah puasa posttest pada kelompok intervensi dan kontrol. Penelitian ini merekomendasikan untuk penggunaan aplikasi catatan diri terhadap penurunan kadar glukosa darah puasa dan indeks massa tubuh pada remaja obesitas. ...... Obesity in adolescents is defined as teenagers who can not control eating, and eat in excess amounts so that the weight exceeds the normal limit. Some of the factors causing obesity in children include age, gender, family income, family history with obesity and diabetes mellitus. The prevalence of obesity and obesity in Banten province is already high, reaching 16.3 , the highest prevalence in Tangerang City, Serang and Cilegon. This obesity problem is found twice as muchin adolescent boys aged 15 18 years, compared to women. Unhealthy diet, and lack of physical activity performed by teenagers that show that obesity problem in Banten area is high enough. This study aims to see the effect of using self note applications on fasting blood glucose and bodymass index in obese adolescents in Serang City Area. This study uses quasi experimental with thedesign of Pretest Postest control group design with total sample of 112 respondents in intervention and control group. The results showed no significant differences in posttest BodyMass Index in the control intervention group, but a decrease in body mass index in theintervention group was more 3 than in the control group, there was a significant difference inpost test fasting blood glucose levels in the intervention group and control. This study recommends for the use of self note applications to decrease fasting blood glucose levels and body mass indexin obese adolescents.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T49332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyati Fudla
Abstrak :
Obesitas merupakan konsekuensi morbiditas metabolik yang disebabkan oleh konsumsi yang berlebihan serta kurangnya aktivitas fisik. Secara etiologis, obesitas seharusnya dapat dicegah. Namun tinjauan kepustakaan menunjukkan bahwa hingga saat ini belum ada negara di dunia yang dapat dengan sukses menurunkan angka obesitas, meskipun sudah melakukan berbagai upaya. Intermittent fasting (IF) dipandang sebagai sebuah cara yang efektif untuk mengurangi prevalensi obesitas, tetapi pendekatan ini memiliki banyak protokol; salah satunya adalah 5:2 Intermittent Fasting. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh puasa dua hari tidak berturut- turut per minggu terhadap asupan energi dan indeks masa tubuh (IMT) pada mahasiswa obesitas laki-laki usia 18-25 tahun di Universitas Indonesi. Studi randomized controlled trial dilakukan kepada empat puluh mahasiswa laki-laki obesitas di Universitas Indonesia. Kebiasaan asupan selama enam bulan sebelum penelitian diukur dengan semi-quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ). Presentase IMT diukur menggunakan metode analisis bioelectrical impedance analysis (BIA) dan perkiraan dengan rumus konversi secara bersamaan. Kelompok intervensi melaksanakan puasa dua hari tidak berturut-turut dalam seminggu, dan asupan puasa mereka dicatat dengan buku diari makanan, sementara kelompok kontrol melaksanakan pola makan seperti sebelumnya, yang dicek dengan tiga hari 24 jam food recall. Setelah empat minggu intervensi, kelompok intervensi mengalami penurunan yang signifikan (P<0,005) dalam asupan energi dan IMT. ......Obesity is a consequence of the metabolic morbidities caused by overconsumption and lack of physical activity. Etiologically, obesity should be preventable, but reviews show that no country has yet been successful in reducing obesity, even though many efforts have been taken around the globe. Intermittent fasting (IF) is seen as an effective way to reduce obesity prevalence, but it has diverse protocols; one of them is 5:2 Intermittent Fasting. This study aimed to assess effects of two non-consecutive days fasting per week on energy intake and body mass index (BMI) among obese male students aged 18-25 years at Universitas Indonesia. A randomized controlled trial study was conducted on forty obese male students at Universitas Indonesia. Their habitual intake six months before the study was measured through a semi-quantitative food frequency questionnaire. The BMI percentage was measured using a bioelectrical impedance analysis (BIA). Intervention group did two non-consecutive days fasting per week, and recorded their fasting intake by food record diary; while control group did their habitual eating as before, and being recorded by three days 24-hour recall. As the conclusion, after a four-week intervention, the intervention group saw a significant reduction (P <0.005) in energy intake and BMI.
Depok: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idrus Alwi
Abstrak :
Kadar C-reactive protein (CRP) dalam plasma dilaporkan meningkat pada individu obes. Pada penelitian ini. akan dievaluasi korelasi antara hsCRP dan massa ventrikel kin. Empat puluh lima wanita obes sehat dan empat puluh lima wanita non obes sehat sebagai kontrol dilakukan evaluasi ekokardiografi dan pengukuran kadar hsCRP. Tidak lerdapat korelasi antara hsCRP dan massa venlrikel kiri pada wanita obes (r=0,29, p 0,06). Terdapat korelasi bermakna antara hsCRP dan indeks massa tubuh= 0.46, p 0,002), dan juga hsCRP dan ketebalan lemak viseral (r= 0.33, p 0.03). (Med J Indones 2006; 15:100-4)
Plasma C-reactive protein (CRP) concentrations are increased in obese individuals, in this study, we examined the correlation between hsCRP and left ventricular mass (LV mass). Fourtyfive healthy obese women and fourty five healthy non obese women as the controls group were studied by echocardiography and hsCRP. There was no significant correlation between hsCRP and left ventricular mass in obese women (r=0,29, p 0,06). There was a significant correlation between hs CRP and body mass index fr= 0.46, p 0,002), and also hsCRP and visceral fat (r= 0.33, p 0.03). (Med J Indones 2006; 15:100-4)
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 2006
MJIN-15-2-AprilJune2006-100
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Askandar Tjokroprawiro
Abstrak :
Many persons have a constellation of major risk/actors, life-habit risk factors, and emerging risk factors that constitute a condition called the Metabolic Syndrome. Eight components characteristic of the Metabolic Syndrome are: I. insulin resistance (with or without glucose intolerance), 2. hyperinsulinemia, 3. abdominal obesity, 4. raised blood pressure, 5. atherogenic dyslipidemia (T Triglyceride, T Postprandial lipemia, Small dense LDL or Type B pattern), 6. procoagulant state (t Fibrinogen, T PAI-1), 7. hyperuricemia, 8. endothelial dysfunction ft Albumin excretion rate, etc). Among the single etiologic factors being considered are: 1. a genetic defect in one or more components of the insulin action cascade leading to insulin resistance, 2. malnutrition during fetal development, and 3. abdominal obesity. It is possible that these three factors could be in some way interrelated. Several mechanisms implicated in the development of insulin resistance in obesity can be shortly postulated below. TNF-a oversecreted by the enlarged fat cells impairs insulin action by inhibiting insulin receptor signaling, possibly by increasing IRS-l serine phosphorylation GLUT-4 expression and translocation to the cell surface will be impaired by TNF-a. Leptin released from visceral adipocytes may inhibit insulin action in the liver by impairing insulin receptor signaling, leading to reduced down-regulation of PEPCK, the rate-limiting enzyme in gluconeogenesis. Glucose-stimulated insulin released from pancreatic fi-cell is also impaired by leptin through STAT-3 production stimulated by leptin via leptin receptor on the surface membrane of fl-cell, and then STAT-3 stimulates the opening of K+Arp-channels, and consequently insulin release will be inhibited. Resistin, as well as TNF-a and leptin released by adipocytes, decrease insulin sensitivity and to be suggested to inhibit adipogenesis; insulin administration rapidly increases resistin levels to normal in adipose tissue. Potential therapeutic beneficial effects of metformin for obesity and insulin resistance may be selectively categorized into 3 groups. In carbohydrate metabolism, metformin prevents pancreatic j3-cellfrom gluco-and lipotoxicity, increases insulin receptor binding, and increases insulin receptor tyrosine kinase (IRTK) activity. Metformin increases oral glucose-induced GLP-l amide levels in obese non-diabetic subjects; metformin is able to inhibit GLP-l degradation induced by dipeptidyl-peptidase IV. GLP-l is a gastrointestinal hormone, which stimulates insulin secretion and promotes satiety, and hence GLP-l and dipeptyl-peptidase IV-inhibitor can be proposed as therapeutic goals for the treatment of patients with Type 2-DM (T2DM) and obesity. In lipid metabolism, metformin may improve lipid profile. Several vasoprotective effects also belong to Metformin, f.e. 4. Hyperinsulinemia, J- Fibrinogen, -I PAl-I, -I FactorXHIa which functions to stabilize fibrin, 4- Platelet aggregation, i Capillary permeability, -I SMC-Fibroblast activity, and i Carbonyl stress (pathway to AGE formation). Conclusion: Obesity and insulin resistance are two major components of the metabolic syndrome, which predispose individuals to the development of T2DM and coronary heart disease. TNF-a and leptin, which are oversecreted by enlarged fat cells, play pivotal roles in the molecular defects of insulin action in obesity-linked insulin resistance. Pleio-tropic properties (vasoprotective effects) of metformin beyond carbohydrate and lipid effects may contribute to the beneficial therapeutic tools for obesity-linked insulin resistance.
2002
AMIN-XXXIV-4-OktDes2002-146
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Soraya
Abstrak :
Obesitas adalah kondisi kelebihan lemak dalam adiposa yang terdapat didalamtubuh, dipengaruhi oleh gaya hidup, lingkungan serta faktor genetik yang menyebabkangangguan kesehatan. Masalah obesitas dapat terjadi pada anak-anak, remaja dan dewasa. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang paling berhubungan dengan obesitaspada remaja SMA terpilih di Kota Bandung Tahun 2017. Rancangan penelitian crosssectional dengan menggunakan data primer dan sampel 227 orang. Pengolahan data dananalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian didapatkan ada 21,1% remaja obesitas. Hasil bivariate menunjukkan ada hubungan antara riwayat obesitas keluarga (p=0,026), berat badan lahir (p=0,032), kebiasaansarapan (p=0,004), status gizi ibu (p=0,001), status gizi ayah (p=0,009) dengan obesitas remaja. Analisis multivariat didapatkan asupan energi merupakan faktor dominan dengan nilai Odds Ratio OR pada variabel ini 7,222 (95% CI : 1,145-45,549) artinya remaja yang memiliki asupan energi lebih mempunyai risiko 7,2 kali mengalami obesitas setelahdikontrol variabel kebiasaan sarapan, status gizi ibu, status gizi ayah, usia partus ibu,berat badan lahir, uang saku, pengetahuan gizi dan pendidikan ayah. Diharapkan remaja lebih memperdulikan tentang asupan gizi nya sehingga dapat terhindar dari masalah kesehatan. ...... Obesity is the condition of excess fat in the adiposa tissue, which influenced by lifestyle, environment and genetic factors that cause health problems. Obesity problems can occurin children, adolescents and adults. The purpose of this study to determine the most factors are associated with obesity in selected high school adolescents in Bandung 2017. This study was cross sectional design using primary data and with 227 adolescents. Analysis data used chi square test and multiple logistic regression. The study showes there was 21.1% adolescent obesity. The result of bivariate showed association between family obesity history (p=0,026), birth weight (p=0,032), breakfast habits (p=0,004), fat intake (p=0,03) maternal nutritional status (p=0,001), father's nutritional status (p=0,009) with adolescent obesity. Multivariate analysis found that energy intake associated with adolescent obesity (p=0,035) and OR 7,222 (95% CI 1,145-45,549) mean that adolescents who had high energy intake may increase the risk of obesity 7,222 times after controlled variable breakfast habits, mother's nutritional status, father's nutritional status, maternal age, birth weight, pocket money, education nutrition, father education. It is expected that adolescents more concerned about nutritional intake toavoid health problems.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47802
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Laksmana Hermanto Putra
Abstrak :
ABSTRACT
Bullying adalah masalah utama yang terjadi di kalangan remaja, terutama di sekolah lingkungan baik di dunia maupun di Indonesia. Tindakan pelecehan ini berdampak buruk pada penderita, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Status gizi sering dikaitkan dengan tindakan pelecehan ini. Status gizi dapat menjadi pemicu penyalahgunaan. Dalam penelitian ini, peneliti meneliti hubungan antara kelebihan berat badan dan tindakan pelecehan pada remaja dengan remaja berusia 16 - 18 tahun di SMA Jakarta Selatan dilakukan pada bulan Desember 2017- Januari 2018. Ada 280 responden dari SMA Jakarta Selatan yang berpartisipasi dan data diambil dengan cara mengukur antropometri responden memeriksa dan nilai total dari mengisi kuesioner intimidasi olweus Studi ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Analisis data menggunakan uji chi-square, yang menunjukkan itu tidak ada hubungan yang signifikan antara kelebihan berat badan dan penyalahgunaan remaja berusia 16 - 18 tahun di SMA Jakarta Selatan (P = 0,249). Dalam penelitian ini itu ditemukan bahwa responden dengan berat badan normal (normoweight) memiliki tingkat pelecehan yang tinggi dengan jumlah responden 75,7% dan kelebihan berat badan 24,3%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan kelebihan berat badan tidak bisa langsung berhubungan dengan tindakan pelecehan karena itu bisa disebabkan oleh berbagai faktor atau multifaktorial.
ABSTRACT
Bullying is a major problem that occurs among teenagers, especially in environmental schools both in the world and in Indonesia. This act of harassment adversely affects sufferers, both in the short and long term. Nutritional status is often associated with this act of abuse. Nutritional status can be a trigger for abuse. In this study, researchers examined the relationship between overweight and acts of abuse in adolescents with adolescents aged 16-18 years in South Jakarta High School conducted in December 2017-January 2018. There were 280 respondents from South Jakarta High School who participated and the data were collected by measure the anthropometry of respondents examining and the total value of completing the olweus bullying questionnaire study using a cross-sectional research design. Data analysis used the chi-square test, which showed that there was no significant relationship between overweight and abuse of adolescents aged 16-18 years in South Jakarta High School (P = 0.249). In this study it was found that respondents with normal weight (normoweight) had a high level of abuse with the number of respondents 75.7% and overweight 24.3%. Thus it can be concluded that an overweight relationship cannot be directly related to acts of abuse because it can be caused by various factors or multifactorial.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Attika Dini Ardiana
Abstrak :
Obesitas dan berat badan berlebih memiliki dampak negatif pada fungsi kognitif. Hal ini disebabkan oleh adanya inflamasi sentral yang terjadi di otak. Latihan fisik yang sesuai dan efektif adalah salah satu solusi untuk mencegah dampak negatif dari obesitas. High Intensity Interval Training (HIIT) merupakan jenis olahraga efektif yang menggunakan intensitas tinggi dengan durasi yang singkat. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pengaruh respon akut dan kronik dari HIIT terhadap fungsi kognitif yang ditinjau dari kadar BDNF, Irisin, dan uji fungsi kognitif (MoCA, Trail Making Test, N-Back). Penelitian ini menggunakan uji eksperimental pada 15 laki laki dewasa yang memiliki berat badan berlebih. Latihan HIIT akan dilakukan selama 12 minggu dengan frekuensi 3 kali setiap minggu, kemudian akan dilakukan pengambilan sampel darah dan uji fungsi kognitif pada minggu ke-1 dan minggu ke-12 latihan HIIT. Terdapat respon akut HIIT pada minggu ke-12 terhadap fungsi kognitif pada uji TMT-A, TMT-B, N-Back, serta terhadap peningkatan kadar irisin dan BDNF. Tidak terdapat respon kronik HIIT terhadap peningkatan pada uji fungsi kognitif, kadar irisin dan BDNF. ......Obesity and overweight have a negative impact on cognitive function. This is caused by a central inflammation that occurs in the brain. Appropriate and effective physical exercise is one of the solutions to prevent the negative effects of obesity. High Intensity Interval Training (HIIT) is an effective type of exercise that uses high intensity for a short duration. The purpose of this study is to assess the acute and chronic effects of HIIT on cognitive function as measured by BDNF, Irisin, and cognitive function tests (MoCA, Trail Making Test, N-Back). This study applied an experimental test on 15 overweight adult males. HIIT exercises will be carried out for 12 weeks with a frequency of 3 times per week, then blood samples and cognitive function tests will be carried out in the 1st and 12th weeks of HIIT training. There was an acute HIIT response at week 12 to cognitive function on the TMT-A, TMT-B, N-Back tests, as well as to increased levels of irisin and BDNF. There was no chronic HIIT response to improvements in cognitive function tests, irisin levels and BDNF.
Depok: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dania Anisa Dersyaninda D.H.
Abstrak :
Overweight dan obesitas pada remaja merupakan salah satu masalah kesehatan yang memiliki berbagai dampak negatif bagi remaja. Faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis diketahui berpengaruh terhadap kejadain overweight dan obesitas remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi overweight dan obesitas pada remaja serta faktor-faktor yang berkaitan (sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis). Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat faktor dominan yang mempengaruhi kejadian overweight dan obesitas pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian cross sectional ini menggunakan data IFLS-5 tahun 2014-2015 dengan total responden sebanyak 2684 orang remaja. Uji chi-square digunakan untuk melihat hubungan antara faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis dengan overweight dan obesitas remaja. Faktor dominan ditentukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12,3% remaja yang mengalami kejadian overweight dan obesitas (8,6% overweight, 3,7% obesitas). Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian overweight dan obesitas remaja antara lain yaitu jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, status perkawinan, dan kebiasaan merokok. Prevalensi overweight dan obesitas lebih tinggi ditemukan pada remaja yang berjenis kelamin perempuan, tinggal di wilayah perkotaan, dan memiliki status sudah menikah. Kebiasaan merokok ditemukan menjadi faktor protektif terhadap kejadian overweight dan obesitas remaja. Berdasarkan analisis multivariat, status perkawinan menjadi faktor dominan kejadian overweight dan obesitas pada penelitian ini (OR = 2,174). Adapun saran yang dapat diberikan adalah merancang program, praktik, serta kebijakan yang bertujuan untuk mempormosikan dan mendukung pola hidup sehat pada remaja serta untuk mencegah dan mengurangi pernikahan usia remaja. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami faktor resiko kejadian overweight dan obesitas pada remaja. ......Overweight dan obesitas pada remaja merupakan salah satu masalah kesehatan yang memiliki berbagai dampak negatif bagi remaja. Faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis diketahui berpengaruh terhadap kejadain overweight dan obesitas remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat prevalensi overweight dan obesitas pada remaja serta faktor-faktor yang berkaitan (sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis). Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat faktor dominan yang mempengaruhi kejadian overweight dan obesitas pada remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian cross sectional ini menggunakan data IFLS-5 tahun 2014-2015 dengan total responden sebanyak 2684 orang remaja. Uji chi-square digunakan untuk melihat hubungan antara faktor sosiodemografi, perilaku kesehatan, dan psikologis dengan overweight dan obesitas remaja. Faktor dominan ditentukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 12,3% remaja yang mengalami kejadian overweight dan obesitas (8,6% overweight, 3,7% obesitas). Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan kejadian overweight dan obesitas remaja antara lain yaitu jenis kelamin, wilayah tempat tinggal, status perkawinan, dan kebiasaan merokok. Prevalensi overweight dan obesitas lebih tinggi ditemukan pada remaja yang berjenis kelamin perempuan, tinggal di wilayah perkotaan, dan memiliki status sudah menikah. Kebiasaan merokok ditemukan menjadi faktor protektif terhadap kejadian overweight dan obesitas remaja. Berdasarkan analisis multivariat, status perkawinan menjadi faktor dominan kejadian overweight dan obesitas pada penelitian ini (OR = 2,174). Adapun saran yang dapat diberikan adalah merancang program, praktik, serta kebijakan yang bertujuan untuk mempormosikan dan mendukung pola hidup sehat pada remaja serta untuk mencegah dan mengurangi pernikahan usia remaja. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami faktor resiko kejadian overweight dan obesitas pada remaja.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>