Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ewan, Christine
Sydney: Croom Helm, 1984
610.7 EWA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tetet Kartilah
Abstrak :
ABSTRAK
Masih rendahnva kualitas pelayanan keperawatan dan tingkat pendidikan perawat direspon dengan berkembangnya program peningkatan pendidikan lanjut bagi perawat, baik pelaksana maupun pengelola, dengan tujuan meningkatkan kompetensi dan kinerja pelayanan keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya sejak tahun 1999 telah melaksanakan program tersebut dengan rnenyelenggarakan pendidikan DIII Keperawatan Khusus bagi perawat lulusan SPK bekerja sama dengan Akper Depkes Tasikmalaya, tetapi belum diketahui dampaknva terhadap pencapaian kompetensi dan kinerja pelaksanaan tugas masing-masing.

Penelitian ini bermaksud mengidentifikasi kompetensi dan kinerja kepemimpinan Kepala Ruangan di Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya setelah mengikuti pendidikan DIII Keperawatan dan sejauhmana program pendidikan tersebut memberikan dampak pada kompetensi dan kinerja kepemimpinan tersebut.

Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan metoda wawancara, observasi dan studi dokumentasi terhadap kegiatan kepemimpinan Karu. Kompetensi kepemimpinan terdiri dari 6 komponen (Tappen, 1998), sedangkan kinerja kepemimpinan terdiri dan 10 komponen (Soeprihanto,2000). Responden utama terdiri dari 4 orang Karu yang sudah menjadi karu sejak sebelum mengikuti pendidikan dan 6 orang responden lain, yang dianggap mengetahui kompetensi dan kinerja Karu selama 2 tahun terakhir.

Hasil penelitian menunjukan. bahwa secara umurn setelah mengikuti pendidikan DIII Keperawatan, Karu memiliki pengetahuan yang cukup tentang konsep kepemimpinan tetapi belum cukup kompeten dalam penguasaan menyusun tujuan dan menentukan perencanaan kegiatan pengelolaan ruang rawat. Sehingga. Karu belum mampu mencapai kinerja yang memadai dalam melaksanakan tugasnya sebagai manajer, terutama dalam penguasaan tugas, mengambil keputusan. menentukan prioritas tugas, melakukan koordinasi ang efektif dan efisien serta ketegasan dan obvektiftas dalam pengelolaan pelayanan keperawatan di ruangan.

Dampak pendidikan DIII Keperawatan yang lain adalah meningkatnya rasa percaya diri Karu dalam melakukan aktifitas, tetapi belum optimal dalam meningkatkan sikap, keterampilan dan penampilan kerja kepemimpinan Karu. Hal ini disebabkan karena pengetahuan yang diperoleh belum memberikan gambaran yang lengkap dari tugas dan jenis akilvitas kepemimpinan yang harus dikerjakan oleh Karu, sehingga pada saat. pelaksanaan tugasnya Karu cenderung kembali ke pola yang lama. Kebijakan peningkatan pelayanan di setiap aspek, upaya aktualisasi dan motivasi diri, kepercayaan dan penghargaan sejawat dianggap sebagai faktor pendukung pencapaian kompetensi dan kinerja kepemimpinan Karu. Sedangkan belum adanya standar kompetensi dan kinerja yang diharapkan organisasi, masìh rendahnya penghargaan terhadap profesi keperawatan, perubahan struktur, kurangnya sarana prasarana yang berkaitan dengan pelayanan langsung kepada kiien, dianggap faktor penghambat.

Program pendidikan DIII Keperawatan, belum memadai untuk membentuk calon Karu yang memiliki kompetensi kepemimpinan efektif dan efisien. Implikasinya, untuk memberdayakan Karu dengan pendidikan DIII Keperawatan di RSUD Tasikmalaya, sangat diperlukan supervisi dan program pengembangan kompetensi dan kinerja kepemimpinan dalam pengelolaan ruang rawat melalui program-program pelatihan dalam pelaksanaan tugas (on job training), penetapan standar kompetensi dan kinerja yang jelas dan tersosialisasi, evaluasi kinerja secara berkala, peningkatan ketersediaan sarana pendukung pelaksanaan tugas dan sistem peghargaan pelaksanaan tugas yang memadai. Selain itu, program pendidikan DIII Keperawatan diharapkan mampu mengembangkan program pendidikan yang mempertimbangkan tingkat kebutuhan masyarakat terhadap lulusan.


ABSTRACT
Nursing service at the hospital has not been recognized as a professional care services. The reason of that problem has been predicted that it is due to lack of knowledge of the nurses in ward departement as well as in nursing care because of low education of them. One of the effort to improve the nurses ability to provide nursing care and ward management. Tasikrnalaya Hospital had been chalange for the head nurses and nurse practitioners, continuing education program into Diploma Ill Nursing program since 1999.

The purpose of this research to identify a change in nursing competency and performance particularly in the leadership ability of the head nurses after graduated from Diploma III Nursing Program, in Tasikmalaya district general Hospital.

This reasearch is a qualitative reasearch, that using interview and observation methode to assessing the activities of head nurses related to leadership and management. The number of respondents is four head nurses. Additional data collected from six other informans who knowledgeable abou the role and function of the respondents.

This reasearch descrift an averrage of the head nurses competency in leadership and low of averrage in head nurses performance in leadership. Commonly, that is appropriate with the educational program in Diploma UI nursing program. They had a high level knowledge of nursing sience and managmeflt science, but not aplicated that sience in their daily activities. Made a decision, task priority, coordination, oblectivity and fairly arc activity that not yet be done. That condition cause of difficult for changing, a habbit and percept in ward management and nursing service after graduated DIII nursing program. The other faktor that contribute in this condition is organizations, individuals, and the environmental supports factor.

?[o improve the head nurse competency and performance in nursing leadersip, this study recommended a supervision program in the nursing management and leadership (on ob training), fasilitate the head nurse activity in the ward management and need assessment of the program to improve quality and relevancy DIll nursing program.

Learning assesment is necessaryy to improve quality of the graduate to identify the relevencies of the subject matter providing in DIII nursing program.

2002
T3811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luzi Adriyanti
Abstrak :
Implementasi program pendidikan dan pelatihan perawat pada RSKD Duren Sawit masih belum mencapai target yang telah ditetapkan sesuai ketentuan Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit maupun sasaran mutu unit Pendidikan dan Pelatihan. Penelitian ini yang bertujuan mengetahui bagaimana terselenggaranya proses diklat tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan melakukan eksplorasi terhadap proses perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi diklat perawat. Dalam setiap proses, faktor yang dieksplorasi adalah faktor sumber daya manusia (SDM), biaya dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSKD Duren Sawit Jakarta pada tahun 2013 telah melakukan implementasi Diklat untuk Perawat mengacu pada kebijakan Gubernur Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Direktur RSKD Duren Sawit Jakarta. Seluruh proses dari tahap perencanaan, pengorganiasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi sudah dilakukan, akan tetapi proses ini belum terintegrasi dan pendokumentasian masih terpisah antara bagian diklat dan bagian Keperawatan. Biaya yang diberikan sudah berkesinambungan akan tetapi belum sesuai dengan kebutuhan. Rumah Sakit diharapkan melakukan analisis penyebab belum tercapainya target yang ditetapkan sebagai bukti bahwa Rumah sakit tetap memperhatikan target mutu yang seharusnya dicapai. Pola pelatihan dapat diubah menjadi pola Training for Trainer dengan tujuan efisiensi dan perawat dapat menjadi pelatih untuk pelatihan internal di Rumah Sakit.
The Implementation of Nurse?s Education and Training Program in Duren Sawit Mental Health Hospital in Jakarta 2013 still hasn?t reached the target set by the Minimum Service Standards for Hospitals nor the quality objectives by the Training Unit, therefore this research is conducted to acknowledge how the training process is conducted. This research uses qualitative method by exploring the planning process, organizing process, actuating, controlling and evaluation of nurse?s education and training program. In each process, the factor explored is human resource, cost and method. The result of this research shows that Duren Sawit Mental Heath Hospital in 2013 has implemented nurse's education and training program as commanded by the Governor of DKI Jakarta's Regulation and the General Manager of RSKD Duren Sawit Jakarta, but this process hasn't yet integrated with the factors explored above and report made on this issue is still divided between the Training Unit and the Nursing Unit. The cost spent has already balanced but it hasn?t fulfilled the need of the cost required for Nurse?s Education and Training Program. The hospital is expected to be able to make a cause analysis as evidence that the hospital still gives attention to the target of quality that has to be attained and change the training method to "Training for Trainer", hoping it would train the nurses to become trainers during internal trainings.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41738
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Rini Eka Wulandari
Abstrak :
Peningkatan pendidikan formal menjadi sangat penting bagi profesi keperawatan dan merupakan salah satu jenis pengembangan profesional berkelanjutan. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tuntutan pelayanan kesehatan yang semakin tinggi mengharuskan seorang perawat untuk meningkatkan pendidikannya secara formal. Manajer keperawatan bertanggung jawab atas terlaksananya peningkatan pendidikan formal setiap staf nya di rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeksplorasi pengalaman perawat dan manajer dalam peningkatan pendidikan formal. Desain penelitian kualitatif menggunakan pendekatan deskriptif, dengan metode wawancara semi terstruktur. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling, partisipan dalam penelitian yaitu 14 orang perawat yang terdiri dari 9 orang mewakili perawat dan 5 orang mewakili manajer perawat pada RS X di Lampung Selatan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam secara langsung. Analisis data menggunakan metode colaizzi dan analisis tematik. Hasil penelitian diperoleh lima tema untuk pengalaman perawat yaitu: 1) Pemahaman terhadap pentingnya pendidikan formal bagi perawat; 2) Dukungan bagi perawat dalam melanjutkan sekolah; 3) Hambatan dalam meningkatkan pendidikan formal; 4) Kepuasan terhadap upaya manajer dalam mendukung peningkatan pendidikan; 5) Dampak program peningkatan pendidikan formal, sedangkan untuk pengalaman manajer diperoleh empat tema yaitu: 1) Memberikan dukungan kepada perawat yang melanjutkan pendidikan; 2) Hambatan dalam peningkatan pendidikan formal di rumah sakit; 3) Dampak peningkatan pendidikan formal pada pelayanan keperawatan; 4) Perlu penyusunan rencana strategi upaya peningkatan pendidikan formal. Rekomendasi dari penelitian ini adalah rumah sakit membuat rencana berkaitan dengan kebijakan, pedoman/panduan tentang peningkatan pendidikan formal bagi perawat dan disosialisasi kepada seluruh perawat serta dievaluasi sehingga upaya dalam meningkatkan pendidikan formal berjalan dengan baik. ......Increasing formal education is very important for the nursing profession and is one type of continuous professional development. The development of science and the increasingly high demands of health services require a nurse to increase her education formally. The nursing manager is responsible for the implementation of improving the formal education of each staff in the hospital. The purpose of this study was to explore the experiences of nurses and managers in improving formal education.The qualitative research design used a descriptive approach, with a semi-structured interview method. The sampling technique used purposive sampling, the participants in the study were 14 nurses consisting of 9 representing nurses and 5 representing nurse managers at X Hospital in South Lampung. Data collection was carried out by direct in-depth interviews. Data analysis used the colaizzi method and thematic analysis. The results of the study obtained five themes for the nurse's experience, namely: 1)Understanding of the importance of formal education for nurses; 2) Support for nurses in continuing school; 3) Barriers to improving formal education; 4) Satisfaction with manager's efforts in supporting education improvement; 5) The impact of the formal education improvement program, while for the experience of managers, four themes were obtained, namely: 1) Providing support to nurses who continue their education; 2) Barriers to the improvement of formal education in hospitals; 3) The impact of increasing formal education on nursing services; 4) It is necessary to formulate a strategic plan for efforts to improve formal education. Recommendations from this study are hospitals make plans related to policies.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspa Indah Budiono
Abstrak :
ABSTRACT
Kualifikasi minimum pendidikan bagi tenaga kesehatan adalah Diploma III berdasarkan Undang-undang Nomor 36 tahun 2014, namun Badan Kepegawaian Negara (2015) menyatakan bahwa masih terdapat 38.944 orang perawat yang belum memiliki kualifikasi pendidikan Diploma III. Kementerian Kesehatan berkomitmen untuk meningkatkan pendidikan tenaga kesehatan melalui Program Percepatan Pendidikan Tenaga Kesehatan melalui Mekanisme RPL. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan melakukan analisis implementasi Program di Poltekkes Jakarta III mulai dari input, proses hingga output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar peserta didik program RPL di Poltekkes Kemenkes Jakarta III telah berusia di atas 50 tahun, dan berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta; hanya sebagian kecil peserta didik yang mendapatkan bantuan biaya pendidikan dari institusi tempatnya bekerja; proses asesmen mengalami kendala teknis dalam kuantifikasi hasil asesmen. Masukan untuk Poltekkes Kemenkes Jakarta III berdasarkan hasil penelitian ini adalah sosialisasi kepada calon peserta terkait program RPL yang dilakukan melalui website; membentuk kelompok belajar untuk meningkatkan motivasi belajar para peserta didik yang sebagian besar usianya sudah lebih tua; menggunakan tutor sebaya dengan memberdayakan peserta didik yang memiliki kemampuan atau pengalaman dalam mengatasi gap atau kesenjangan pengetahuan dan pengalaman berdasarkan pekerjaan sehari-hari. Masukan bagi Kementerian Kesehatan adalah membuat pedoman kuantifikasi yang dapat dijadikan acuan oleh PT penyelenggara dalam melakukan asesmen dan kuantifikasi.
ABSTRACT
Based on Indonesia Health Workforce Act, the minimum qualification of education for health workforce is Diploma III. However, data of State Personnel Agency (2015) shows that there are still 38,944 nurses in Indonesia who do not yet have a Diploma III education qualification. As a commitment of the government in improving the education of health workforce, Ministry of Health launched Education Acceleration Program through the Recognition of Prior Learning (RPL) as mentioned in Permenkes No. 41 of 2016. This study analyzes the implementation of the Program in Health Polytechnic Jakarta III starting from input, process to output. This research is a qualitative research design using Rapid Assessment Procedure (RAP). The results showed that most of the students were over 50 years old, and came from the DKI Jakarta Provincial Health Office; only a small proportion of learners receive educational tuition from the institution where they work; the assessment process has technical constraints in the quantification of assessment results. Input for Health Polytechnic Jakarta III is socialization to prospective participants related to RPL conducted through the website; forming learning groups to improve the learning motivation of learners who are mostly older; using peer tutors by empowering learners who have the ability or experience in overcoming knowledge gaps and experience based on daily work. Input for the Ministry of Health is to make quantification guidelines that can be used as a reference by educational institution in conducting assessment and quantification.
2018
T50824
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library