Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lado Rislya Prakasa
Abstrak :
Untuk mengetahui kekuatan struktur doubler dalam menahan terjadinya kegagalan akibat retakan yang disebabkan oleh cyclic loading, diperlukan suatu analisis tersendiri yang tidak terdapat pada panduan Structural Repair Manual (SRM). Cyclic loading dapat mengurangi kekuatan skin doubler secara bertahap (fatigue) hingga mencapai kegagalan (fracture). Pada penelitian ini akan dilakukan analisis crack growth rate dan jumlah siklus pembebanan yang dibutuhkan untuk memunculkan retakan dengan panjang tertentu (fatigue cycle) terhadap struktur doubler fuselage skin pesawat Boeing 737-900 Extended Range dengan station number 360-380 di antara stringer 6L-7L pada setiap panjang retakan dan ketinggian terbang simulasi. Analisis dilakukan menggunakan pendekatan numerik dengan metode Modified Virtual Crack Closure Integral (MVCCI) untuk mendapatkan nilai Stress Intensity Factor (SIF) melalui software berbasis metode elemen hingga. Melalui nilai yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai crack growth rate dan fatigue cycle berbanding lurus terhadap variasi panjang retakan dan ketinggian terbang simulasi yang diberikan. Nilai crack growth rate paling rendah terjadi pada struktur doubler dengan panjang retakan 8,5 mm dan kondisi terbang 5000 feet yaitu sebesar 2,964 mm/cycle, dan nilai tertinggi sebesar 5,471 mm/cycle terjadi pada struktur doubler dengan panjang retakan 51 mm dan kondisi terbang 40000 feet. Sedangkan, nilai fatigue cycle paling rendah terjadi pada struktur doubler dengan panjang retakan 8,5 mm dan kondisi terbang 40000 feet yaitu sebesar 2,540 cycle, dan nilai tertinggi sebesar 5,470 cycle terjadi pada struktur doubler dengan panjang retakan 51 mm dan kondisi terbang 5000 feet.
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2021
620 JIA XIII:2 (2021)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Dwi Natalia
Abstrak :
ABSTRAK
Dinatrium 5 rsquo;-guanilat dan dinatrium 5 rsquo;-inosinat merupakan senyawa yang termasuk ke dalam kelompok nukleotida yang umumnya dapat digunakan dengan monosodium glutamat, untuk memperkuat rasa pada makanan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis yang selektif untuk penetapan kadar dinatrium 5 rsquo;-guanilat dan dinatrium 5 rsquo;-inosinat dalam sampel penguat rasa menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi KCKT dengan detektor photodiode array pada panjang gelombang 255 nm dan menggunakan kolom Sunfire C18 panjang kolom 250 mm, ukuran diameter dalam 4,6 mm, ukuran partikel 5 ?m . Fase gerak yang digunakan adalah campuran dapar kalium fosfat dan reagen pasangan ion natrium heksan sulfonat dengan laju alir 1,2 mL/menit. Pasangan ion digunakan sebagai reagen agar terbentuk kesetimbangan yang bersifat netral sehingga terjadi peningkatan retensi analit. Kondisi analisis yang telah dioptimasi kemudian divalidasi mencakup akurasi, presisi, linieritas, selektivitas, batas deteksi, dan batas kuantitasi. Hasil menunjukkan kadar rata-rata dinatrium 5 rsquo;-inosinat pada keenam sampel penguat rasa masing-masing sebesar 0,24 1,46; 0,21 2,69; 0,58 3,26; 0,21 0,84; 0,22 3,59; 0,47 2,21. Sedangkan untuk kadar rata-rata dinatrium 5 rsquo;-guanilat pada keenam sampel penguat rasa masing-masing sebesar 0.15 2,85; 0,15 0,12; 0,41 3,80; 0,16 1,72; 0,27 1,18; 0,34 1,83.
ABSTRACT
Disodium 5 39 guanylate and disodium 5 39 inosinate are compounds belong to the group of nucleotides which are commonly used with monosodium glutamate, in order to strengthen the food taste. This research was aimed to obtain a selective analytical method for the assay of disodium 5 39 guanylate and disodium 5 39 inosinate in flavor enhancer sample using high performance liquid chromatography HPLC with photodiode array detector at the wavelength of 255 nm and using Sunfire C18 Column length 250 mm, inner diameter 4.6 mm, 5 m particle size . The mobile phase was a mixture of potassium phosphate buffer and ion pair reagents, hexane 1 sulfonic acid sodium salt, with a flow rate of 1.2 mL minute. The ion pair was used to form a neutral equilibrium resulting in an increased retention of the analyte. The optimized analysis conditions then validated with parameters of accuracy, precision, linearity, selectivity, limit of detection, and limit of quantifiction. The results showed the average level of the disodium 5 rsquo inosinate in the six flavored samples of each 0.24 1.46 0.21 2.69 0.58 3.26 0.21 0.84 0.22 3.59 0.47 2.21. As for the average level of the disodium 5 rsquo guanylate in the six samples of the flavor enhancers were respectively 0.15 2.85 0.15 0.12 0.41 3.80 0.16 1.72 0.27 1.18 0.34 1.83.
2017
S69841
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Diko Firmansyah
Abstrak :
Senyawa adenosin fosfat bervariasi jumlah gugus fosfatnya yakni adenosin monofosfat (AMP), adenosin difosfat (ADP) dan adenosin trifosfat (ATP). Untuk mendeteksi ketiga jenis senyawa secara simultan, dikembangkan sistem elektroforesis menggunakan detektor elektrokimia dengan elektroda boron-doped diamond. AMP, ADP dan ATP dalam bufer fosfat pH 7 memiliki kesamaan potensial oksidasi sekitar +0,93 Volt (vs. Ag/AgCl). Potensial yang sama juga ditemukan pada oksidasi adenin dan adenosin, yang mengindikasikan bahwa reaksi oksidasi terjadi pada gugus adenin. Elektroforesis kapiler dilakukan menggunakan kapiler fused silica(d: 0,05 mm). Dengan mengaplikasikan potensial 10 Kvolt, AMP, ADP dan ATP dapat dipisahkan dengan waktu retensi berturut-turut 1439 detik, 1202 detik dan 848 detik. Linieritas dapat dicapai untuk ketiga senyawa tersebut dengan batas deteksi beruturut-turut yakni 0,5946 μM, 0,5619 μM and 1,7795μM. Hasil tersebut menunjukkan bahwa elektroforesis berdetektor elektrokimia dapat digunakan untuk deteksi simultan senyawa adenosin fosfat AMP, ADP dan ATP. ......Adenosine phosphates were varied with the number of phosphate groups, including adenosine monophosphate (AMP), adenosine diphosphate (ADP), and adenosine triphosphate (ATP). In order to detect them simultaneously, a capillary electrophoresis coupled with electrochemical detection using boron-doped diamond electrode is developed. AMP, ADP and ATP in phosphate buffer pH 7 have similar oxidation potentials at around +0.9 V (vs. Ag/AgCl). This potential is also similar to that of adenin and adenosine, indicated that the oxidation occurred at adenin moiety. Capillary electrophoresis, which was then performed using fused silica capilar (d: 0,05 mm) at an appied potentials of 10 KVolt can separate the adenosine phosphate AMP, ADP and ATP with the retention times of 848 s, 1202 s, and 1439 s, respectively. Liniear calibration curve can be achieved with the limits of detection of 0,5946 μM , 0,5619 μM and 1,7795μM, respectively the result shows that electrophoresys with electrochemical detector is promising for simultaneous detection of adenine phosphates.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64784
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viona Prima Dyta
Abstrak :
Penguat rasa yang marak digunakan dalam bumbu makanan saat ini adalah dinatrium 5 rsquo;-guanilat dan dinatrium 5 rsquo;-inosinat. Mereka biasa digunakan bersama dengan monosodium glutamat MSG untuk meningkatkan rasa gurih pada makanan. Batas penggunaan dinatrium 5 rsquo;-guanilat dan dinatrium 5 rsquo;-inosinat menurut Fenaroli rsquo;s Handbook of Flavor Ingredients berturut-turut 0,07768mg/kg/hari dan 0,09053mg/kg/hari. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan metode analisis yang optimum dan valid untuk mengetahui kadar dinatrium 5 rsquo;-guanilat dan dinatrium 5 rsquo;-inosinat dalam enam sampel bumbu makanan. Metode optimum yang didapatkan yaitu menggunakan silika gel 60 F254 sebagai fase diam, isopropanol-air-amonia 25 6:3:1 sebagai fase gerak, dan spot dianalisis pada panjang gelombang maksimum 260nm pada TLC-scanner. Metode yang digunakan valid secara KLT-densitometri berdasarkan kriteria akurasi guanilat 99,11 -99,96 dan inosinat 98,56 -101,05 , presisi guanilat 1,09 dan inosinat 0,49 , dan linearitas guanilat, r =0,9909 dan inosinat, r =0,9976 . Kadar yang dihasilkan menunjukkan kandungan dinatrium 5 rsquo;-guanilat dalam sampel A,B,C,D,E,dan F berturut-turut 0,70 ; 0,79 ; 0,78 ; 0,99 ; 1,08 ; dan 1,08 sedangkan kadar dinatrium 5 rsquo;-inosinat dalam sampel A,B,C,D,E, dan F sebesar 0,66 ; 0,74 ; 0,71 ; 0,66 ; 0,54 ; dan 0,67.
The flavor enhancers used in cooking spices today are disodium 5 rsquo guanylate and disodium 5 rsquo inosinate. They are commonly used with monosodium glutamate MSG to enhance taste in foods. The limitation use of disodium 5 rsquo guanylate and disodium 5 rsquo inosinate according to Fenaroli rsquo s Handbook of Flavor Ingredients are 0.07768mg kg day and 0.09053mg kg day. The objective of this study was to obtain optimum and valid method of analysis to determine the level of disodium 5 rsquo guanylate and disodium 5 rsquo inosinate in six samples of spices. The optimum method was obtained using silica gel 60 F254 as stationary phase, isopropanol water ammonia 25 in the ratio of 6 3 1 v v as mobile phase, and the developed spots were scanned using a densitometer in absorbance mode at 260nm. The methods are valid based on the accuracy criteria guanylate 99.11 99.96 and inosinate 98.56 101.05 , precision guanylate 1.09 and inosinate 0.49 , and linearity guanylate, r 0.9909 and inosinate, r 0.9976 . The results showed that the level of disodium 5 rsquo guanylate in sample A,B,C,D,E, and F are 0.70 0.79 0.78 0.99 1.08 and 1.08 and the level of disodium 5 rsquo inosinate in sample A,BC,D,E, and F are 0.66 0.74 0.71 0.66 0.54 and 0.67.
2017
S68699
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bellytra Talarima
Abstrak :
Angka kejadian athritis gout di kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah sebanyak 54 orang bedasarkan data rumah sakit umum kota Masohi. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor risiko kejadian arthritis gout di kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah. Merupakan penelitian observasional analitik dengan rancangan case control study terhadap 196 responden yang terdiri dari 98 kasus dan 98 kontrol. Analisis bivariat dengan uji odds ratio (OR) dan multivariat dengan uji regresi logistik berganda. Variabel yang merupakan faktor risiko arthritis gout adalah hipertensi (OR = 2.20 CI 95%; 1.24-3.90), obesitas sentral (OR = 3.04 CI 95%; 1.66-5.55), konsumsi alkohol (OR = 2.28 CI 95%; 1.29-4.05), konsumsi makanan yang mengandung zat purin (OR = 5.14 CI 95%; 2.80-9.44), riwayat gout dalam keluarga (OR = 3.10 CI 95%; 1.73-5.55), minum softdrink (OR = 1.33), namun memberikan pengaruh yang lemah (CI 95%; 0.72-2.45). Analisis multivariat, variabel konsumsi makanan yang mengandung zat purin memiliki pengaruh paling besar (p = 0,000). Konsumsi makanan yang mengandung zat purin adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian arthritis gout di Kota Masohi Kabupaten Maluku Tengah. Perlu pengaturan pola makan bagi penderita.

Risk Factors in the Incidence of Gouty Arthritis in Masohi Town, Central Maluku Regency in 2010. The gouty arthritis incidence rate in Masohi Town of Central Maluku Regency is 54 people based on the data from the general hospital in Masohi. The aim of study was to find out the risk factor in the incidence of gouty arthritis in Masohi Town of Central Maluku Regency. The study was analytic observation using a control case study. The number of respondents was 196 people consisting of 98 cases and 98 controls. The data were analyzed by using odds ratio (OR) and multiple logistic regression. The results of the study indicate that the risk factors in the incidence of gouty arthritis are hypertension (OR = 2.20 CI 95%; 1.24-3.90), central obesity (OR = 3.04 CI 95%; 1.66-5.55), alcoholic comsumption (OR = 2.28 CI 95%; 1.29-4.05), purine food consumption (OR = 5.14 CI 95% 2.80-9.44), gout history in family (OR = 3.10 CI 95%; 1.73-5.55), and soft drink consumption (OR = 1.33 CI 95%; 0.72-2.45). The multivariate analysis indicates that the most dominant factor affecting the incidence of gouty arthritis is purine food consumption (p = 0.000). Since the consumption of purine food is the most dominant factor affecting the incidence of gouty arthritis, diet pattern is necessary for the patients.
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library