Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
Yudis Irfandi
"Tulisan ini membahas tentang pengaruh Visi Geopolitik Pemerintah India dalam pengembangan program persenjataan teknologi nuklir India pada tahun 2000-2006. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan penggabungan antara data-data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan, jurnal internasional, penelitian yang telah ada sebelumnya, serta buku-buku yang berkaitan dengan Ilmu Politik. Tulisan ini menggunakan konsep geopolitik kritis dan teori visi geopolitik untuk melihat dinamika politik dalam diskursus perdebatan pada Deklarasi Lahore tahun 1999 dengan melihat kondisi historis India untuk mempertahankan teritori Kashmir. Kemudian tulisan ini menganalisis visi geopolitik dari Pemerintah India yang menjadikan perkembangan persenjataan nuklir India sebagai Identitas Nasional di Asia Selatan. Ini dilihat dari empat komponen dari visi geopolitik yang dicanangkan oleh Gertjan Dijkink, yaitu Naturalness, Core Area, Geopoltical Code, National Mission. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa Persenjataan Teknologi nuklir India diawali dengan adanya perebutan teritori dengan Pakistan dan China pada wilayah Kashmir dan Jammu. Hal ini merupakan motivasi Pemerintah dan Perdana Menteri India memutuskan untuk melakukan uji coba nuklir dan tetap mengembangkan persenjataan nuklir hingga 2006. Tulisan ini membahas tentang pengaruh Visi Geopolitik Pemerintah India dalam pengembangan program persenjataan teknologi nuklir India pada tahun 2000-2006. Tulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan penggabungan antara data-data primer dan sekunder yang diperoleh melalui studi kepustakaan, jurnal internasional, penelitian yang telah ada sebelumnya, serta buku-buku yang berkaitan dengan Ilmu Politik. Tulisan ini menggunakan konsep geopolitik kritis dan teori visi geopolitik untuk melihat dinamika politik dalam diskursus perdebatan pada Deklarasi Lahore tahun 1999 dengan melihat kondisi historis India untuk mempertahankan teritori Kashmir. Kemudian tulisan ini menganalisis visi geopolitik dari Pemerintah India yang menjadikan perkembangan persenjataan nuklir India sebagai Identitas Nasional di Asia Selatan. Ini dilihat dari empat komponen dari visi geopolitik yang dicanangkan oleh Gertjan Dijkink, yaitu Naturalness, Core Area, Geopoltical Code, National Mission. Temuan penelitian memperlihatkan bahwa Persenjataan Teknologi nuklir India diawali dengan adanya perebutan teritori dengan Pakistan dan China pada wilayah Kashmir dan Jammu. Hal ini merupakan motivasi Pemerintah dan Perdana Menteri India memutuskan untuk melakukan uji coba nuklir dan tetap mengembangkan persenjataan nuklir hingga 2006.
This study discussed the influence of the Government of India`s Geopolitical Vision in India`s nuclear weapons technology program development through 2000-2006. A qualitative research was held by combining primary and secondary data obtained through literature studies, international journals, existing research, and books related to Political Science. Using the concept of critical geopolitics and the theory of geopolitical vision, the study examined the political dynamics in the debate of the 1999 Lahore Declaration. The study also overviewed the historical conditions of India to defend Kashmir territory and analyzing the geopolitical vision of the Government of India which made the development of Indian nuclear weapons as a National Identity in Asia in South Asia through four components of the geopolitical vision proclaimed by Gertjan Dijkink (i.e. Naturalness, Core Area, Geopolitical Code, National Mission). This study showed that Indian nuclear technology weapons are preceded by the land seizure between Pakistan and China in the Kashmir and Jammu regions. This is believed to be the motivation of the Government and Prime Minister of India to decide to conduct a nuclear test and continue to develop nuclear weapons until 2006."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Perkovick, George
New Delhi : Oxford University Press, 2001
355.825 PER i
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Karnad, Bharat.
New Delhi: Macmillan India, 2005
355.825 KAM n
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Rifki Ahmad Z.S.
"Setelah India dan Pakistan memiliki senjata nuklir pada tahun 1998, banyak analis politik yang mulai mempertanyakan kemungkinan perang nuklir keduanya. Hal ini berdasarkan pada pandangan teori penangkalan yang mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor yang menjadi persyaratan penting untuk menciptakan kemungkinan yang lebih kecil untuk terjadinya perang nuklir tersebut.
Faktor-faktor yang dikernukakan oleh pemikiran teori penangkalan tersebut terkait dengan beberapa hal, seperti: kemampuan masing-masing negara-negara dalam mengembangkan Second strike, sistem demokrasi yang berkaitan dengan sistern komando peluncuran senjata nuklir, hotline antara kedua negara yang berkaitan dengan sistem kornunikasi keduanya, dan sejarah hubungan kedua negara tersebut terkait dengan keterlibatan secara langsung kedua negara ini dalam konflik bersenjata. Keseluruhan faktor tersebut menjadi jawaban penting apakah kemungkinan terjadi perang nuklir antara India dan Pakistan itu kecil atau besar.
After India and Pakistan have nuclear weapons in 1998, many political analysts are beginning to question both the possibility of nuclear war. It is based on the view that deterrence theory says that there are several factors that become important requirement for creating a smaller likelihood for the occurrence of nuclear war. These factors put forward by the theory of deterrence thinking is related to several things, such as: the ability of individual countries in developing a second strike, the democratic system associated with the launch of nuclear weapons command system, a hotline between the two countries relating to the second communication system , and the history of relations between the two countries is directly related to the involvement of these countries in armed conflict. All of these factors become important answer is the possibility of nuclear war between India and Pakistan is small or large."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S-Pdf
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library