Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lanjar Sugiyanto
"Mutu pelayanan rumah sakit dapat diukur dengan berbagai parameter, misalnya "rerata lama hari rawat", "angka kematian suatu penyakit", "angka kematian dalam kasus gawat darurat", "tingkat kepuasan pelanggan" dan sebagainya. Ada aspek lain yang tidak kalah penting artinya berkaitan dengan mutu pelayanan medis dan sudah menjadi salah satu parameter program akreditasi rumah sakit di Indonesia. Parameter tersebut adalah "terhindarnya pasien dari infeksi nosokomial" atau "tingkat kemampuan rumah sakit dalam upaya pengendalian infeksi nosokomial".
Menyimak masalah infeksi nosokomial, teridentifikasi adanya kecenderungan peningkatan insidens infeksi nosokomial saluran pernafasan dan paru (pneumonia nosokomial) pada pasien yang menggunakan bantuan pernafasan mekanik (ventilator) di ruang ICU RS Mitra Keluarga Jatinegara. Keadaan ini menyebabkan dikeluarkannya kebijakan manajemen untuk melakukan perubahan pada sistem perawatan saluran pernafasan secara terbuka (Open Ventilation Suction System OSN) yang sudah biasa digunakan, dengan sistem perawatan saluran pernafasan secara tertutup (Closed Ventilation Suction System, (VSN yang Baru diperkenalkan melalui Surat Direktur SDISOP/D7149199).
Penelitian ini merupakan studi komparatif observasional yang disertai analisis biaya - manfaat (cost cfg,ctivenesx unalycis'CE-A) yang bertujuan untuk mendapatkan Yuainbaran tingkat cost effectiveness dari masing - masing sistem perawatan saluran pernafasan tersebut. Sistem yang dinilai mempunyai tingkat cost effectiveness yang lebih baik; dari penelitian ini diharapkan dapat mendukung kebijakan manajemen untuk memberlakukan sistem tersebut sebagai standart perawatan saluran pernafasan bagi pasien dengan bantuan ventilator di ruang ICU RS Mitra Keluarga jatinegara.
Model penelitian ini berupa pengamatan terhadap timbulnya pneumonia nosokomial pada dua kelompok sampel yaitu kelompok sampel dengan (OVSS) dan kelompok lain dengan (CVn yang dilakukan dalam dua periode waktu yang berbeda, masing - masing sistem suction selama 3 bulan.
Hasil pengamatan kedua kelompok berupa perbandingan "angka insidens pneumonia nosokomial", "resiko relatif", dan perbandingan "tingkat cost - effectiveness. " masing -- masing sistem perawatan saluran pernafasan tersebut. Hasil penelitian didapatkan bahwa angka insider's pneumonia nosokomial kedua sistem berbeda secara bermakna menurut uji statistik X-Square yaitu 26,6% pada penggunaan C)tSS dan 4,0% pada penggunaan C'1!SS dengan p = 0,013 (cc < 0,05), resiko relatif penggunaan CUSS dibanding dengan penggunaan OVSS adalah 0,015, ini berarti CVSS dapat dianggap sebagai faktor pencegah terjadinya pneumonia nosokomial.
Pada analisis biaya - manfaat secara normatif dengan standarisasi biaya operasional untuk l minggu, masing - masing sistem mempunyai tingkat cost - e ffectiveness pads penggunaan OVSS adalah, 11.859.981 rupiah/pasien bebas pneumonia nosokomial pada penggunaan CJSS adalah 7.149.125 rupiahlpasien pasien bebas pneumonia nosokomial. Sedangkan secara aktual sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan didapatkan, tingkat cost effectiveness pada penggunaan OVSS adalah 9119.943 rupiah/ pasien bebas pneumonia nosokomial, dan pada penggunaan adalah CVS 4,782.661 rupiah/pasien bebas pneumonia nosokomial.
Dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan Sistem Perawatan Saluran Pernafasan Secara Tertutup memberikan tingkat cost effectiveness yang lebih baik dibandingkan dengan penggunaan Sistein Perawatan Saluran Pernafasan Secara Terbuka, oleh karena itu disarankan agar Sistem Perawatan Saluran Pernafasan Secara Tertutup ini dapat direkomemndasikan untuk digunakan sebagai standar perawatan pada pasien dengan bantuan ventilator perawat di ruang ICU khususnya di RS Mitra keluarga Jatinegara.

Cost - Effectiveness Analysis for Using "Closed Ventilation Suction System" on Nosocomial Infection Control in Intensive Care Unit of Mitra Keluarga Jatinegara HospitalThe performance of hospital services can be measured by many parameters. Among them are "average lenght of stay" (Av-LOS), "mortality rates on certain disease", ``mortality rate on emergency case", customers satisfaction level, etc. Another parameter with regard to medical services quality and has included in parameter of hospitals acreditation in Indonesia are nosocomial infection control capability and number of its infection.
With regard to this issue, it has been identified that there seems to be an increase on "pneumonia nosocomial on patient using ventilator in the ICU of Mitra Keluarga Jatinegara Hospital. This lead to a management decision to change the treatment method from "Open Ventilation Suction Systern/OVSS" to "Closed Ventilation Suction System/CVSS".
This study' is an observational comparative study with objective to get more clear level of cost effectiveness from each treatment as mentioned above. Benefit of this study is to support scientifically the management policy on the matter (Evaluative Policy Study).
Design of the study is observation study the two systems using two different "population" as samples on two different periods. We found that there is a significant difference on cummulative rate of pneumonia nosocomial incidence using X-Square statistical method. That is 26,7% on OVSS and 4,0% using CVSS (p = 0.013, OC < 0,05), with relative risk in the use of CVSS compare to OVSS is, meaning we can assured that CVSS method is more effective in preventing of pneumnia nosocomial, compared to OVSS.
Using "normative cost - effectiveness analysis" with a duration of one week, the two systems produce result of 13.087254 rupiahs per patient with free pneumonia nosocomial for OVSS, 7.763.160 rupiahs per patient with free pneumonia nosocomial. "Actual cost - effectiveness analysis" result of 9.119.943 rupiahs per patient with free pneumonia noscomial patient' for OVSS and 4.782.661 rupiahs per patient with free pneumonia nosocomial " for CVSS. It means that CVSS is more cost - effective method to be applied on pneumonia nosocomial control program.
Based on that above study, we suggest that the Closed Ventilation Suction System is to be continued as a standard treatment for patients using ventilator in the ICU of Mitra Keluarga Jatinegara Hospital."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonardo Wibawa Permana
"Pelayanan Kesehatan Sint Carolus Jakarta sebagai sebuah rumah sakit non profit harus ikut memasuki era kompetisi dengan menjamurnya rumah sakit baru dan menjaga keberadaannya demi pelayanan kepada masyarakat. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pelaksanaan pengendalian infeksi nosokomial yang dilaksanakan dalam karya Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial (Pandalin ) P.K. St. Carolus. Pengendahan Infeksi Nosokomial adalah salah satu tolok ukur sekaligus upaya meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pelaksanaan tugas dan fungsi Panitia Pengendalian Infeksi Nosokomial ( Pandalin ) Pelayanan Kesehatan Sint Carolus Jakarta, untuk mengetahui sejauh mana Pandalin P.K. St. Carolus telah melaksanakan tugas dan fungsinya, kendala - kendala apa saja yang dihadapi, dan memberikan saran bagi semua kendala itu.
Janis penelitian ini adalah penelitian manajemen operasional dengan pendekatan kualitatif dengan 34 orang Informan. Pengumpulan data dilakukan melalui Wawancara Mendalam dan Focus Group Discussion, Penelitian IDokumen, dan Pengamatan. Untuk terjaminnya keabsahan data dilakukan triangulasi sumber. Hasil penelitian dan pembahasannya dilakukan berdasarkan masing - masing variabel menurut pendekatan masukan dan proses.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tugas dan fungsi Pandalin P.K. St. Carolus Jakarta rendah. lni dibuktikan dengan pemahaman yang rendah tentang struktur organisasi. Pemahaman yang rendah tentang uraian tugas dan wewenang berakibat rendahnya pelaksanaan uraian tugas dan wewenang itu. Pelaksanaan pengembangan dan pendidikan star juga rendah. Pengetahuan dan keterlibatan anggota Pandalin dalam kegiatan pendanaan Pandalin, dalam pelaksanaan ketentuan yang berkaitan dengan organisasi dan manajemen Pandalin juga rendah. Pelaksanaan peran Komite Medik terhadap Pandalin- pun rendah.
Kendala - kendala yang ditemukan adalah tugas rangkap anggota Pandalin, belum adanya tenaga full rime, kurangnya pengetahuan dan pemahaman anggota Pandalin, kurangnva pelaksanaan pengembangan dan pendidikan staf pandalin, tidak tersedianya sekretariat dengan perlengkapannya, kurangnya referensi menyangkut pengendalian infeksi nosokomial, dan rotasi karyawan.
Beberapa saran untuk mengatasi berbagai kendala itu untuk optimalisasi pelaksanaan tugas dan fungsi Pandalin P.K. St. Carolus Jakarta, yaitu : restrukturisasi Pandalin, penyusunan ketentuan tentang reward / penghargaan bagi anggota Pandalin, sekretariat yang permanen dengan perlengkapannya, melengkapi referensi, dan pengaturan rotasi karyawan yang lebih baik melalui koordinasi antar direktorat.

As a non profit hospital, Jakarta Sint Carolus Health Care should keep its existence providing the health service to the community against the flourish of new hospitals in the competition era. So, one of efforts to do was to implement nosocomial infection control conducted by Nosocomial Infection Control Committee (Pandalin) of Jakarta Sint Carolus Health Care. Nosocomial Infection Control was one of indicators to increase service quality in hospital.
This study aimed to analyze the implementation of role and function for Nosocomial Infection Control Committee (Pandalin) at Jakarta Sint Carolus Health Care to assess how far it conducted its role and function and constraints, and to give recommendation to overcome the problem as well.
The study was an operational management research that used qualitative approach and involved 34 informants. In-depth interview, focus group discussion, documentary research, and observation were conducted as part of data collecting. Source triangulation was conducted in order to assure the authenticity of data. Its study result and discussion was done based on each variable according to input and process approach.
The result of study showed that implementation of role and function for Nosocomial Infection Control Committee (Pandalin) of Jakarta Sint Carolus Health Care was inadequate. It was showed by the lower recognition of organization structure. Lower recognition about job description and authority caused lower implementation of role and function. It also affected inadequate in some aspects: staff development and education, involvement and knowledge of committee member on fundraising, the rule related to its management and organization, and the role of medical committee against Pandalin.
Some constraints that found were job duplication of committee members, lack of full timer staff; inadequate knowledge and development and education of the members, lack of facilities (office and equipments) and references about nosocornial infection control, and employee rotation.
Some recommendations that proposed to overcome the problems above to achieve the optimal implementation of role and function for Nosocomial infection Control Committee (Pandalin) of Jakarta Sint Carolus Health Care were restructuring it, developing the reward system, completing references, and managing employee rotation better through inter-directorate coordination.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13103
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yetty Kusmayati
"Infeksi nosokomial merupakan masalah global yang sering terjadi di negara-negara berkembang maupun di negara industri. Kepatuhan perawat dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial menjadi perhatian penting, sebagai salah satu upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit. Pada survey pendahuluan terhadap 30 orang perawat di Lantai IV Kanan, Lantai IV Kiri IRNA B RSUP Fatmawati didapatkan 93,3% perawat tidak mencuci tangan sebelum melakukan tindakan, 20% tidak cuci tangan sesudah melakukan tindakan dan, 56,7% tidak menggunakan sarung tangan saat melakukan tindakan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya tingkat kepatuhan perawat pelaksana dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial di ruang perawatan bedah Lantai IV Kanan, Lantai IV Kiri IRNA B dan Ruang Mawar IRNA C RSUP Fatmawati Jakarta Tahun 2004.
Penelitian ini termasuk penelitian jenis deskriptif korelasional yang besifat cross sectional, yang bertujuan mendapat gambaran hubungan fungsi manajemen dalam penyediaan sarana dan prasarana, pedoman kerja, pelatihan, pengawasan dan lingkungan kerja dengan kepatuhan perawat pelaksana dalam upaya pencegahan infeksi nosokomial. Sampel penelitian adalah total populasi yaitu 69 orang. Data yang diperoleh adalah data primer melalui kuesioner dan observasi.
Hasil analisis bivariat dengan uji kai kuadrat, didapatkan dari 5 komponen fungsi manajemen, dengan alpha 0,05 tidak ada yang berhubungan secara signifikan dengan kepatuhan perawat pelaksana. Namun pada analisis multivariat diperoleh satu variabel utama yang berhubungan secara signifikan yaitu lingkungan kerja (p = 0,021)_ Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik diketahui bahwa 82,6% variasi kepatuhan perawat pelaksana dilantai IV kanan, Lantai IV kiri dan Ruang Mawar RSUP Fatmawati secara signifikan dapat dijelaskan oleh variabel fungsi manajemen dalam menciptakan lingkungan kerja dan unit kerja, dengan nilai G = 36,664 dan nilai p < 0,0005. Variabel yang paling dominan berkontribusi dengan kepatuhan perawat pelaksana adalah unit kerja, setelah dikoreksi variabel fungsi manajemen dalam menciptakan lingkungan kerja.
Hasil penelitian ini disimpulkan bahwa faktor yang paling dominan terhadap kepatuhan perawat pelaksana adalah lingkungan kerja setelah dikoreksi oleh unit kerja sebagai confounding. Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepala ruangan dapat mengusulkan pemenuhan kebutuhan sarung tangan sesuai kebutuhan, mensosialisasikan pedoman kerja yang sudah ada kepada perawat baru, meningkatkan pengetahuan dan sikap perawat khususnya tentang upaya pencegahan infeksi nosokomial melalui CNE (Continuous Nursing Education), meningkatkan kemampuan manajerial kepala ruangan dengan mengikuti pelatihan manajemen ruang perawatan. Kepatuhan terhadap penerapan pedoman kerja agar ditingkatkan oleh perawat melalui PSBR (Problem Solving for Better Health). Untuk melengkapi penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lebih mendalam tentang kepatuhan perawat pelaksana, baik secara kualitatif maupun secara kuantitatif dengan menyempumakan instrumen penelitian.
Daftar Pustaka: 50 (1975 - 2004).

Relationship Between Management Functions and Nurse Compliance to Prevent Nosocomial Infection Occurred in Surgery Room of Fatmawati Hospital Jakarta 2004Nosocomial infection is a global problem occurred in both developing and developed countries. Nurse compliance in preventing nosocomial infection is important as a component to maintain health care quality by hospital. Preliminary survey involving 30 nurses in Floor IV Right and Left Fatmawati Hospital found 93.3% nurses who did not wash their hands before treating the patient and 20% did not wash their hands after treating patients, while 56.7% did not wear gloves during treating patients. The research problem is that no information on nurse compliance in Fatmawati Hospital was available,
The study was a descriptive correlation study with cross-sectional design aimed at obtaining information on the relationship between management functions (including facilities, work guidelines, training, monitoring, and work environment) and nurse compliance in preventing nosocomial infection take place in surgery room of Fatmawati Hospital Jakarta year 2004. Total population was included in the study, consisting of 69 nurses. Data obtained was primary data collected through questionnaire and observation. Bivariate analysis using chi-square shows that no component of management function was significantly related (at significance level of 0.05) to nurse compliance.
However, in multivariate analysis, there was one variable that significantly associated to nurse compliance, that was work environment (p=0.021). Logistic regression shows that 82.6% of variation of nurse compliance could be explained by management function in creating good work environment and work unit with G-36.664 and p'(0.0005. The most dominant variable was work unit after being corrected by management function in creating work environment.
Based on the study results, it is recommended to head of ward to add more gloves, to socialize work guidelines, to improve nurse's knowledge and attitude particularly on nosocomial infection through Continuous Nursing Education, to improve managerial skill of head of ward by management training. Compliance to work guidelines should be improved through Problem Solving for Better Health approach. To complement this study, further study is needed both qualitative and quantitative using better instrument.
References: 50 (1975-2004)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T12849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azwar Djauhari
"ABSTRAK
lnfeksi nosokomial adalah infeksi yang didapat selama seseorang berada di rumah sakit. Infeksi nosokomial tidak hanya menyerang yang dirawat tetapi juga penderita yang berobat dan setiap orang yang berada di rumah sakit. Dengan persyaratan pada waktu masuk rumah sakit penderita belum terinfeksi dan tidak berada dalam masa inkubasi penyakit tersebut.
Selain meyebabkan morbiditas dan mortalitas, infeksi nosokomial akan menambah beban tenaga dan biaya baik bagi rumah sakit maupun penderita dan keluarganya.
Ada empat macam infeksi nosokomial yang menonjol yaitu infeksi luka operasi (ILO), infeksi saluran kemih (ISK), infeksi saluran napas (ISN) dan bakteriemia.
Dari keempat macam infeksi nosokomial itu, 42% adalah infeksi nosokomial saluran kemih (INSK) dengan angka infeksi 2,39 per 100 kunjungan dan 47 - 75 persen infeksi nosokomial saluran kemih terjadi akibat tindakan urologik terutama sekali kateterisasi kandung kemih.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya infeksi nosokomial saluran kemih pada penderita yang memakai kateter kandung kemih di unit rawat inap RSUP Dr Sardjito Yogyakarta."
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Paul Ricky
"Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang didapat oleh pasien, pengunjung rumah sakit bahkan petugas kesehatan yang berada di rumah sakit. Di Amerika Serikat, insiden infeksi nosokomial kira-kira 5%. Sementara di Indonesia, menurut Kamal (1998) mengatakan bahwa prevalensi infeksi ini lebih besar terjadi di rumah sakit pendidikan.
Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa pengunjung rumah sakit mempunyai andil dalam penyebaran infeksi nosokomial. Penyebaran infeksi dapat dicegah dengan memutus rantai penyebaran infeksi, Salah satu yang paling murah adalah mencuci tangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh mana tingkat pengetahuan pengunjung rumah sakit terhadap pentingnya mencuci tangan sebelum dan sesudah mengunjungi rumah sakit. Desain yang digunakan adalah desain deskriptif dengan jumlah sampel sebanyak 27 responden. Hasil yang diperoleh ternyata tingkat pengetahuan responden tentang mencuci tangan adalah tinggi, sebanyak 59,3% dengan nilai 2 80. Dari hasil penelitian, peneliti merekomendasikan perlu adanya penelitian yang lebih lanjut tentang hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku mencuci tangan secara kualitatif, pengadaan sarana untuk mencuci tangan bagi pengunjung rumah sakit."
Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5146
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Apri Yeni
"Prevalensi infeksi nosokomial masih menjadi masalah serius di seluruh pelayanan kesehatan di rumah sakit seluruh dunia. Salah satu faktor yang mempengaruhi adalah buruknya pelaksanaan hand hygiene. Penelitian bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan hand hygiene mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia angkatan 2013. Penelitian ini bersifat cross sectional dengan teknik total sampling, 110 responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner pengetahuan hand hygiene WHO dan kuesioner rancangan peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang berpengetahuan baik terkait hand hygiene berjumlah 3 orang (2,7%), berpengetahuan cukup berjumlah 92 orang (83,6%), dan berpengetahuan kurang berjumlah 15 orang (13,6%). Disarankan kepada seluruh mahasiswa dan petugas kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan hand hygiene yang diharapkan dapat meningkatkan perilaku hand hygiene yang tepat dan benar.

Nosocomial infection is still a serious problem in world wide health care facilities. One of the main factors that affects the infection is the poor practice of hand hygiene. The study aimed to identify the prevelance of knowledge level of hand hygiene among nursing students in University of Indonesia. Cross sectional design was used with 110 respondents. This research used a combination of World Health Organization questionnaire and self made questionnaire to complete the survey.
The result showed that only 3 respondents (2,7%) have good knowledge of hand hygiene, 92 respondents (83,6%) with moderate knowledge, and 15 respondents (13,6%) with poor knowledge. Students and health care providers are recommended to improve hand hygiene knowledge to increase hand hygiene practice.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64252
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arias, kathleen Meehan
Sudbury, Mass: Jones & Bartlett Learning, 2010
614.44 ARI o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library