Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Parinduri, Siti Khodijah
Abstrak :
Pada tahun 2015 kematian akibat PTM sebanyak 68 dan diproyeksikan di tahun 2030 meningkat menjadi 74 . Indonesia tahun 2013 berdasarkan data Riskesdas menunjukkan bahwa 69,6 dari diabetes melitus dan 63,2 dari hipertensi masih belum terdiagnosis. Upaya proaktif pemerintah ialah melalui pelaksanaan Posbindu PTM dimana menunjukkan jumlah kunjungan yang sangat berbeda di wilayah binaan Puskesmas Pasir Mulya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui lebih dalam gambaran manajemen, komunikasi, kemitraan dan inovasi dalam pelaksanaan Posbindu PTM dan faktor yang menentukan hasil evaluasi pelaksanaan Posbindu PTM. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan metode wawancara mendalam, focus group discussion FGD, telaah dokumen dan observasi di dua Posbindu PTM dengan kunjungan tertinggi dan terendah pada masyarakat dengan karakteristik yang hampir sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa manajemen SDM menjadi faktor yang memberikan banyak kontribusi dalam pelaksanaan Posbindu PTM, kemudian komunikasi dan inovasi perlu didukung oleh kemitraan. Pelaksanaan Posbindu PTM didukung oleh optimalisasi faktor-faktor manajemen, komunikasi, kemitraan dan inovasi yang saling berkaitan dalam meningkatkan keberhasilan pelaksanaan. ......By 2015 the deaths due to PTM are 68% and projected in 2030 to increase to 74%. Indonesia in 2013 based on Riskesdas data shows that 69.6% of diabetes mellitus and 63.2% of hypertension are still undiagnosed. The government's proactive efforts are through the implementation of Posbindu PTM which shows a very different number of visits in the target area of the Pasir Mulya Public Health Center. The purpose of this study is to know more in the description of management, communication, partnership and innovation in the implementation of Posbindu PTM and the factors that determine the results of the evaluation of the implementation of Posbindu PTM. This study is a qualitative study with in depth interviews, focus group discussions FGD, document review and observation at two Posbindu PTM with the highest and lowest visits to people with similar characteristics. The results of this study indicate that human resource management is a contributing factor in the implementation of Posbindu PTM, communication and innovation need to be supported by partnership. The implementation of Posbindu PTM is supported by the optimization of management, communication, partnership and innovation factors that are interrelated in improving the successful implementation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurkarti Azni
Abstrak :
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular P2PTM ,merupakan salah satu Upaya Kesehatan Masyarakat esensial yang dilaksanakan olehPuskesmas. Akreditasi Puskesmas adalah bentuk program menjaga mutu dan bentukstandarisasi terhadap pelayanan Puskesmas agar dapat memberikan pelayananberkualitas. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dilakukan pada bulan April-Mei 2018, bertujuan untuk melihat pengaruh akreditasi terhadap kinerja puskesmaskhususnya pada Penyelenggaraan Program P2PTM. Hasil penelitian, secara umum Output penyelenggaraan program P2PTM pada Puskesmas terakreditasi lebih baikdibandingkan Puskesmas belum terakreditasi. Kegiatan kemitraan dan dana ygbersumber dari masyarakat belum berjalan, Skrining Iva test dan CBE dan skrining DMmasih sekitar 5 , hal ini menunjukkan kurangnya partisipasi masyarakat dan kurangefektifnya pemberdayaan masyarakat. Komponen Input SDM, dana, sarana danpetunjuk Pelaksanaan belum memadai. Komponen Proses perencanaan P1 ,Pengorganisasian dan penggerakkan P2 pada Puskesmas terakreditasi lebih baikdibandingkan Puskesmas belum terakreditasi, P3 sudah berjalan walaupun belumoptimal di beberapa Puskesmas. Perlu meningkatkan kerjasama lintas sektor dan upayapemberdayaan masyarakat untuk mendukung Program P2PTM. Perlu mendorongPuskesmas untuk meningkatkan pennerapan Manajemen Puskesmas dan melakukanContiniously Quality Improvement untuk mencapai peningkatan kualitas sebagai tujuanutama Akreditasi Puskesmas. he Non Communicable Disease NCD`s Prevention and Control Program is one ofthe essential Community Health Efforts implemented by the Puskesmas. Puskesmasaccreditation is a form of program to maintain the quality and form of standardizationto Puskesmas services in order to provide quality services. This research usesqualitative method, conducted in April May 2018, aim to see improvement ofperformance at puskesmas especially at NCD`s Prevention and Control Program. Result of research, in general Output of program of implementation of NCD`s atPuskesmas accredited better than Puskesmas not yet accredited. Community basedpartnership and funding activities have not been implemented, Iva test and CBEscreening and DM screening are still around 5, indicating the community and thelack of effective community empowerment. Input components of human resources, facilities, funds, screening instruction implementation are not adequated. Componentsof Planning Process P1, Organizing and Moving P2 at Accredited Puskesmas betterthan Puskesmas not yet accredited, P3 has been run even though not optimal in somePuskesmas. Need to improve community empowerment to support NCD`s Preventionand Control Program. It is necessary to encourage the Puskesmas to improve theimplementation of Puskesmas Management and conduct Continuous Improvement ofQuality to achieve quality improvement as the main basis of Puskesmas Accreditation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Wigati Ratna Sari
Abstrak :
Masuknya Penyakit Tidak Menular sebagai salah satu target dalam SustainableDevelopment Goals SDGs 2030,mengisyaratkan bahwa PTM secara global telahmendapatkan perhatian khusus yang menjadi prioritas nasional. Salah satu cara dalamprogram pengendalian PTM adalah melalui kegiatan Pos Pembinaan Terpadu Posbindu PTM. Puskesmas Kecamatan Setiabudi dalam menjalankan skrining melaluiPosbindu PTM menerapkan Permenkes No.43 tanu 2016 tentang standar pelayananminimal bidang kesehatan yaitu setiap warga usia 15-59 tahun mendapatkan skriningsesuai standar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yangberhubungan dengan pemanfaatan Posbindu PTM di wilayah kerja PuskesmasKecamatan Setiabudi Tahun 2018. Desain penelitian ini adalah cross sectional denganpendekatan kuantitatif. Populasi penelitian ini yaitu warga usia 15-59 tahun dengansampel 145 orang. Analisis data penelitian ini menggunakan uji Chi Square dan ujiRegresi Logistik Sederhana. Hasil penelitian adalah warga yang memanfaatkanPosbindu PTM sebanyak 57,9 . Variabel yang berhubungan dengan pemanfaatanPosbindu PTM adalah jenis kelamin p=0,026 OR=2,856, pekerjaan p=0,024 OR=2,382, pengetahuan p=0,010 OR=2,553, akses ke Posbindu PTM p=0,013 OR=2,748, ketersediaan sarana Posbindu PTM p=0,012 OR=2,567, dukungankeluarga p=0,037 OR=2,153, dukungan petugas kesehatan p=0,004 OR=2,825,dukungan kader p=0,000 OR=6,970, kebutuhan akan Posbindu PTM p=0,035 OR=2,397. Variabel yang paling dominan adalah dukungan kader OR= 4,680 95 CI2,2-10,8 . Kesimpulan penelitian ini adalah dukungan kader menjadi faktor yang palingdominan dalam pemanfaatan Posbindu PTM. ......The introduction of Non Communicable Diseases as one of the targets inSustainable Development Goals SDGs 2030, suggests that PTM globally has gainedspecial attention which is a national priority. One of the ways in PTM control programis through Posbindu PTM. Public Health Center Setiabudi in running screening throughPosbindu PTM apply Permenkes No.43 in 2016 about minimum service standard ofhealth field that every citizen age 15 59 year get standard screening. This study is aimedat determining the factors associated with the utilization of Posbindu PTM in theworking area of Setiabudi Pubic Health Center in 2018. The design of study is crosssectional with quantitative approach. The population of this study is citizens age 15 59years with the samples are 145 people. The data analysis are Chi Square test and SimpleLogistic Regression test. Result of the study is the people who utilize active PosbinduPTM is 57,9 . Variables related to the utilization of Posbindu PTM that gender P 0.010 OR 2,382, knowledge p 0,010 OR 2,553, access to Posbindu PTM p 0,013 OR 2,784, family support P 0,037 OR 2,153, the support of healthworkers p 0,004 OR 2,825, cadre support p 0,000 OR 6,970, needs willPosbindu PTM p 0.035 OR 2,397. The most dominant variable is cadre supportOR 4,680 95 CI 2,2 10,8 . The conclusion is cadre support become the mostdominant factor in the utilization of Posbindu PTM.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsi Novnariza
Abstrak :
Disabilitas merupakan indikator penting dalam perencanaan kesehatan. Lansiamerupakan kelompok yang memberikan kontribusi terbesar terhadap beban disabilitasyang ditimbulkan dimana penyakit tidak menular merupakan salah satu faktor risikoutama terjadinya disabilitas pada lansia. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui risikopenyakit tidak menular terhadap disabilitas pada lansia berdasarkan data Riskesdas tahun2013 Desain pada penelitian ini adalah cross-sectional. Sampel pada penelitian ini adalahseluruh lansia yang berhasil diwawancarai pada Riskesdas 2013 yaitu sebanyak 90.079orang lansia. Data dianalisis dengan regresi logistik multinomial. Persentase lansia yangtidak mengalami disabilitas 55.21. Lansia yang mengalami disabilitas lebih banyakpada kategori disabilitas sedang sampai sangat berat 27.04 dibandingkan padakategori disabilitas ringan 17.75. Risiko RRR untuk mengalami disabilitas ringanpada masing ndash; masing penyakit yaitu : PJK 2.0, Diabetes Perempuan :1.2 Laki ndash; laki:1.8, Hipertensi 1.2, Stroke 3.2, Gagal ginjal kronis 1.6, Penyakit sendi 1.8. Risiko RRR untuk mengalami disabilitas sedang sampai sangat berat pada masing ndash; masingpenyakit yaitu : PJK 2.4, Diabetes Perempuan: 1.5 ; Laki ndash; laki : 1.8, Hipertensi 1.2 ,Stroke 10.6, Gagal ginjal kronis 2.5, Penyakit sendi 2.0. Penyakit tidak menularberhubungan dengan peningkatan risiko disabilitas dimana stroke merupakan PTMdengan risiko untuk mengalami disabilitas tertinggi. ......Disability is an important indicator of health planning. The elderly are the groups thatcontribute the most to the burden of disability which non communicable diseases is oneof the main risk factors for disability in the elderly. The aim of sthis study was to knowthe risk of non communicable diseases to disability in the elderly based on Riskesdas datain 2013.This study design was cross sectional. The sample in this study was all of elderlythat interviewed in Riskesdas 2013 90,079 elderly. Data were analyzed by multinomiallogistic regression. Percentage of elderly with none disability 55.21. Elderly withmoderate very severe disability category 27.04 and higher than elderly with milddisability category 17.75. The risk RRR for mild disability for each disease are CHD 2.0, Diabetes Female 1.2 Male 1.8, Hypertension 1.2, Stroke 3.2, ChronicRenal Failure 1.6, Disease joints 1.8. The risk RRR for moderate to very severedisability in each disease is CHD 2.4, Diabetes female 1.5 Male 1.8, Hypertension 1.2, Stroke 10.6, Chronic Renal Failure 2.5, joint disease 2.0. Non communicablediseases were associated with an increased risk of disability in which stroke was a Noncommunicabledisease with the highest risk for disability.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50093
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handy Suryadi
Abstrak :
Penyakit Tidak Menular menjadi kontributor tertinggi dalam kematian secara global. Proporsi 80% PTM hadir di negara berkembang, sehingga PTM juga menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Cakupan pelaksanaan posbindu PTM hanya mencapai 50% dan belum diketahui penyebab pasti rendahnya cakupan skrining FR PTM pada triwulan pertama tahun 2022. Tujuan penelitian untuk mengetahui kinerja Posbindu PTM dalam adaptasi kebiasaan baru di Puskesmas Kecamatan Penjaringan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang bertujuan untuk mengetahui kinerja dan mendapatkan informasi dari beberapa informan mengenai suatu proses dan aktivitas di Posbindu PTM. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen, dilakukan di Puskesmas Penjaringan II, Puskesmas Kamal muara, Puskesmas Kapuk Muara pada bulan Mei-Juni 2022. Informan kunci dalam penelitian ini adalah pelaksana program posbindu, informan pendukung adalah koordinator kader, PJ program PTM, kepala puskesmas kelurahan, Kasie Kesra kelurahan dan peserta posbindu. Hasil penelitian didapatkan kinerja posbindu PTM belum sesuai standar. Sumber daya manusia sudah mencukupi disetiap posbindu, masih ditemukan posbindu dengan sarana dan prasarana kurang memadai, kepemimpinan yang sudah cukup baik. Faktor individu ditemukan kemampuan dan keterampilan kader dalam melaksanakan pelayanan posbindu yang masih kurang, faktor psikologis motivasi instrinsik sebagian besar sudah baik.Upaya perbaikan dengan peningkatan jalinan dengan lintas sektor, pengadaan pelatihan kader dan pengajuan kebutuhan sarana dan prasarana. ......Non communicable disease is the highest contributor in terms of mortality globally. The proportion of 80% of PTM is present in developing countries, so that PTM is also the highest cause of death in Indonesia. The scope of the implementation of the PTM Posbindu only reached 50% and the exact cause of the low PTM FR screeningcoverage in the first quarter of 2022. The purpose of this study was to determine the performance of the PTM Posbindu in adapting new habits at the Penjaringan Subdistrict Health Center. This study uses a qualitative approach, which aims to determine the performance and obtain information from several informants regarding a process and activity at Posbindu PTM. Data collection using the deep interview method, observation, and document review, was carried out at the Penjaringan II Health Center, Kamal Muara Health Center, Kapuk Muara Health Center in May-June 2022. The key informants in this study were thePosbindu program implementer, the supporting informant was the cadre coordinator, the PJ program PTM,head of village health center, Head of Sub-district Welfare Section and participants of posbindu. The results showed that the performance of PTM posbindu was not up to standard. Human resources are sufficient in each posbindu, there are still posbindu with insufficient facilities and infrastructure, the leadership is quite good. Individual factors found the ability and skills of cadres in carrying out posbindu services were still lacking, psychological factors were mostly good. Improvement efforts by increasing crosssectoral relationships, providing cadre training and submitting requests for facilities and infrastructure.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Listya Tresnanti Mirtha
Abstrak :
ABSTRAK
Pekerja merupakan kelompok usia produktif yang berisiko terhadap penyakit tidak menular karena gaya hidup yang tidak sehat. Sebagian besar waktu bangun pekerja akan dihabiskan di tempat kerja dengan aktivitas sedenter berupa duduk. Waktu menjadi kendala utama bagi pekerja melakukan latihan fisik demi meningkatkan kebugaran jasmani, yang diketahui berbanding lurus dengan produktivitas. Salah satu fokus intervensi adalah peningkatan latihan fisik pekerja pada jam kerja. Beberapa upaya telah dilakukan sebelumnya, namun belum ada alat latihan kardiorespirasi yang ergonomis dan mampu laksana bagi pekerja. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan model alat latihan kardiorespirasi yang secara efektif dapat meningkatkan kebugaran jasmani pekerja duduk. Penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap pengembangan, tahap penentuan validitas, dan tahap pembuktian efektivitas model alat latihan. Kedua tahap awal menggunakan rancang penelitian potong lintang, sedangkan tahap akhir menggunakan rancang kuasi eksperimental. Pemilihan sampel dilakukan pada populasi pekerja duduk di Jabodetabek. Peneliti mendapatkan 3 aspek yang memengaruhi pencapaian denyut nadi optimal, dengan model regresi yang menjelaskan 86,2% variasi pencapaian denyut nadi latihan optimal (R2 = 0,862). Selain itu, didapatkan protokol dan formula uji ukur daya tahan kardiorespirasi untuk memprediksi nilai VO2maks dengan model alat latihan yang mempunyai tingkat akurasi dan presisi baik. Pada implementasi, didapatkan peningkatan nilai prediksi VO2maks pada kelompok perlakuan di akhir minggu ke-12 dengan selisih rerata 1,21 (2,4) mL/kg/menit (p < 0,005) dan tingkat pemenuhan sesi latihan sebesar 39,7% dari total sesi yang diharapkan. Sementara itu, terjadi penurunan nilai prediksi VO2maks sebesar 2,8 (2,8) mL/kg/menit (p < 0,005) pada kelompok kontrol. Penggunaan model alat latihan kardiorespirasi berbasis pijak kaki Kinesia pada program latihan fisik berbasis tempat kerja dikatakan valid (r > 0,3) dan reliabel (r-alpha > 0,6) untuk meningkatkan daya tahan kardiorespirasi pekerja duduk.
ABSTRACT
Workers are a productive age group who are at risk of non-communicable diseases because of an unhealthy lifestyle. Most of the workers waking time will be spent in the workplace with a sedentary activity in the form of sitting. Time is a major obstacle for workers doing physical exercise in order to improve physical fitness, which is known to be directly proportional to productivity. One of the focuses of the intervention is to increase the physical exercise of workers during working hours. Several efforts have been made before, but there is no ergonomic cardiorespiratory training devices yet that able to do by workers. The purpose of study was to obtain a model of cardiorespiratory exercise devices that effectively improve physical fitness of sitting workers. It consists of three stages, namely the development phase, the stage of determining the validity, and the stage of proving the effectiveness of the exercise model. The first two stages use a cross-sectional design, while the final stage uses a quasi-experimental design. The sample selection was carried out in the sitting working population in Jabodetabek. The researcher obtained 3 aspects that influenced the achievement of optimal exercise heart rate, with a regression model that explained 86.2% variation in the achievement of optimal exercise heart rate (R2 = 0.862). In addition, the cardiorespiratory endurance test protocol and formulas was obtained to predict VO2max values with a training tool model that had good accuracy and precision. In implementation, it was found an increase in the predictive value of VO2max in the treatment group at the end of the 12th week with an average difference of 1.21 (2.4) mL/kg/minute (p < 0.005) with a training session fulfillment rate of 39.7% of the total expected session. Meanwhile, in the control group there was a decrease in the predicted value of VO2max of 2.8 (2.8) mL/kg/minute (p < 0.005). It was concluded that the use of Kinesia foot rest-based cardiorespiratory exercise devices model in workplace-based physical training program is said to be valid (r > 0.3) and reliable (r-alpha > 0.6) to increase the cardiorespiratory endurance of sitting workers.
2019
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Aurelya Artha Mevia
Abstrak :
Kebiasaan makan dan gaya hidup merupakan efek kumulatif bagi remaja terkena risiko Non-Communicable Diseases (NCDs) di usia dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran kebiasaan makan, gaya hidup, dan risiko Non-Communicable Diseases pada remaja Sekolah Menengah Atas (SMA) di DKI Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan data penelitian menggunakan teknik non-probability sampling dengan metode convenience sampling. Sampel penelitian ini adalah 500 orang remaja SMA di DKI Jakarta usia 15-18 tahun. Penelitian ini dilakukan saat masa Pandemi Covid-19 dengan menerapkan protokol new normal. Penelitian ini menggunakan kuesioner Global School-based Health Status (GSHS). Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kebiasaan makan dan gaya hidup remaja secara keseluruhan di DKI Jakarta memiliki risiko yang buruk dengan ditunjukan bahwa masih tingginya persentase kebiasaan makan buruk (49%) dan gaya hidup buruk (45,4%) nilai ini mencapai hampir setengah dari seluruh responden remaja. Risiko tinggi remaja terkena NCDs menunjukan nilai yang hampir mencapai setengah dari total keseluruhan responden yaitu sebesar 40,6%. Rekomendasi pada penelitian ini adalah pentingnya pedoman kebiasaan makan, gaya hidup sehat untuk meningkatkan pencegahan risiko NCDs bagi remaja di usia dewasa. ......Eating habits and lifestyle are cumulative effects for adolescents who are at risk of Non-Communicable Diseases (NCD) in adulthood. The aim of this study was to identify the prevalence of eating habits, lifestyle, and risk of Non-Communicable Diseases among Senior High School adolescents (SHS) in DKI Jakarta. This research is a quantitative study with a cross-sectional research design. Retrieval of research data using non-probability sampling techniques with convenience sampling method. The sample of this research is 500 high school adolescents in DKI Jakarta aged 15-18 years. This research was conducted during the Covid-19 pandemic by applying the new normal protocol. This study used a Global School-based Health Status (GSHS) questionnaire. From the results of the study, it was found that the eating habits and lifestyle of adolescents as a whole in DKI Jakarta have a bad risk by showing that there is still a high proportion of bad eating habits (49%) and bad lifestyle (45.4%) this value reaches almost half of all adolescent respondents. The high risk of adolescents affected by NCD shows a value that is almost half of the total respondents of 40.6%. Recommendations in this study are the importance of new eating habits, a healthy lifestyle to increase the prevention of NCD risk for adolescents as adults.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heni Asnah Nurjannah
Abstrak :
Puskesmas adalah fasilitas kesehatan tingkat pertama yang menjadi salah satu pilihan terdekat untuk mendapatkan layanan kesehatan. Puskesmas Kecamatan Kalideres memiliki beberapa pelayanan kesehatan, salah satunya adalah Poli Penyakit Tidak Menular (PTM). Pasien penyakit tidak menular pada umumnya memerlukan pengendalian kondisi yang lama atau pengobatan jangka panjang serta umumnya mendapatkan lebih dari satu macam obat. Kondisi ini menyebabkan pasien rentan mengalami Drug Related Problem (DRPs). Unit farmasi puskesmas bertanggung jawab terhadap pelayanan farmasi kepada pasien untuk memaksimalkan efikasi dan meminimalkan efek samping. Pada penelitian ini, dilakukan identifikasi pada lima pasien rawat jalan Poli PTM Puskemas Kalideres bulan Mei 2023 untuk mengetahui jenis dan angka kejadian DRP. Pengambilan data dilakukan secara retrospektif dan penilaian DRPs dilakukan berdasarkan klasifikasi Hepler-Strand. Dari hasil kajian, jenis kejadian DRPs yang ditemukan meliputi dosis subterapetik (2), dosis berlebih (1), dan interaksi obat bersifat major (6). ...... Distrct health center is a first level health facility which is one of the closest options for getting health services. The Kalideres District Health Center has several health services, one of which is the Non-Communicable Diseases polyclinic. Patients with non-communicable diseases generally require long-term condition control or long-term treatment and generally receive more than one type of medication. This condition makes patients vulnerable to experiencing Drug Related Problems (DRPs). The pharmacy unit in district health center is responsible for providing pharmaceutical services to patients to maximize efficacy and minimize side effects. In this study, five outpatient with non-communicable diseases were identified at the Kalideres District Health Center in May 2023 to determine the type and incidence of DRP. Data collection was carried out retrospectively and DRPs assessment was carried out based on the Hepler-Strand classification. From the results of the study, the types of DRPs found included subtherapeutic doses (2), overdoses (1), and major drug interactions (6).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Kurnia Agustina
Abstrak :
ABSTRAK
Pola asupan tidak sehat telah menjadi salah satu penyebab meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular. Penelitian sebelumnya menyatakan quercetin berperan sebagai antioksidan dengan membentuk radikal yang lebih stabil, namun penelitian tersebut terbatas pada suplemen dan bahan makanan tertentu, sehingga penelitian ini bertujuan melihat hubungan asupan quercetin dalam masakan terhadap kadar malondialdehida wanita suku Minangkabau dan Sunda. Penelitian dengan rancangan potong lintang dilakukan terhadap wanita berusia 19-50 tahun di Kabupaten Tanah Datar, Pariaman serta Tasikmalaya. Asupan quercetin wanita suku Minangkabau 14,4 11,6-18,5 mg/hari tidak berbeda dengan wanita suku Sunda 11,7 6,5-25,8 mg/hari. Kadar MDA wanita suku Minangkabau lebih rendah secara bermakna dibandingkan dengan suku Sunda dengan p
ABSTRACT
Unhealthy dietary pattern have become one of non communicable disease risk factor. Some previous study show that quercetin acts as antioxidant by forming more stable radical. However, quercetin research was limited in supplement form and specific source of food, therefore in this study we investigated relationship of quercetin on daily intake to malondialdehyde level of Minangkabau and Sundanese women. This is a cross sectional study to reproductive women aged 19 50 years old in Tanah Datar, Pariaman and Tasikmalaya. There is no significance difference of quercetin intake between Minangkabau 14,4 11,6 18,5 mg day and Sundanese women 11,7 6,5 25,8 mg day. This research find that MDA level of Minangkabau women was significantly lower than Sundanese p
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizkiyani Istifada
Abstrak :

Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi salah satu prioritas permasalahan yang harus diselesaikan saat ini. Perawat puskesmas sebagai garda terdepan diharapkan dapat memengaruhi perubahan positif pada masyarakat, khususnya mengenai pengendalian PTM di Kota Depok. Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang pengalaman perawat dalam melaksanakan upaya promotif dan preventif PTM. Penelitian ini menggunakan studi fenomenologi deskriptif dengan wawancara mendalam semi berstruktur. Jumlah partisipan yang terlibat dalam penelitian adalah 16 perawat di seluruh UPT Puskesmas Kota Depok yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis Colaizzi yang menghasilkan 7 tema, yaitu (1) berbagai strategi promosi kesehatan dan pencegahan PTM, (2) tantangan pelaksanaan promosi kesehatan dan pencegahan PTM, (3) dukungan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan promosi kesehatan dan pencegahan PTM, (4) isi promosi dan pencegahan, (5) proses penyampaian informasi dalam melakukan upaya promosi dan preventif, (6) menghargai tugas/pekerjaan sebagai makna dari pengalaman melakukan upaya promosi kesehatan dan pencegahan PTM, (7) peningkatan hasil layanan kesehatan primer. Perawat Puskesmas di Kota Depok melaksanakan upaya promotif dan preventif PTM sesuai dengan konsep dan teori, namun beberapa hal masih membutuhkan perbaikan agar tercapainya pelayanan kesehatan secara holistik dan komprehensif. Perawat diharapkan melibatkan semua lintas sektor dalam pelaksanaan upaya promotif dan preventif PTM di Kota Depok.


Non-communicable diseases (NCD) is one of the priority problems that must be resolved at this time. Community health nurses as the frontline are expected to be able for influence positive of changes in the community, especially regarding NCD control in Depok City. The aim of this study was to obtain an overview of the experience of community health nurses in implementing NCD’ promotive and preventive. This research used a descriptive phenomenology study with in-depth semi structured interview. Total participants were 16 nurses from all of UPT Puskesmas in Depok City that were using a purposive technique sampling. This research used a Colaizzi analysis approach that resulted seven themes, were (1) various strategies of NCD’ health promotion and prevention, (2) the challenges in implementing of NCD’ health promotion and prevention, (3) the support needed in implementing of NCD’ health promotion and prevention, (4) the content of promotion and prevention, (5) the process of delivering information in implementing of promotion and prevention, (6) the valuing tasks as meaning from experience of NCD’ health promotion and prevention, (7) the improving of primary health care. Nurses in primary health care at Depok City to implementation of NCD’ promotive/preventive in accordance with concepts and theories, but somethings still need improvement to achieve holistic and comprehensive of the health services. Nurses were expected to involve all of sectors in implementing of NCD’ promotive/preventive in Depok City.

2019
T53014
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>