Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rachmat Suherwin
Abstrak :
Keberadaan kereta api di daerah perkotaan selain dapat menjadi sarana transportasi yang murah, cepat dan masal, dapat pula menimbulkan masalah bagi kesehatan masyarakat, terutama karena suara bising yang ditimbulkannya. Dampak bising kereta api dapat menyebabkan gangguan kesehatan non auditorik, yaitu gangguan kesehatan selain gangguan pada indera pendengaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi gangguan kesehatan non auditorik pada masyarakat yang tinggal di sepanjang jalur kereta api yang meliputi gangguan komunikasi, gangguan fisiologis yang terdiri dari peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut jantung, melambatkan fungsi organ pencernaan, serta timbulnya gangguan psikologis. Disamping itu ingin pula diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan kesehatan non auditorik tersebut. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional dengan populasi penelitian masyarakat yang tinggal disepanjang jalur kereta api di Kelurahan Jembatan Besi Kecamatan Tambora. Sampel yang terlibat dalam penelitian ini adalah orang dewasa yang berumur 17 tahun keatas yang paling sering tinggal di rumah, yang berjumlah 100 orang dan diambil dengan metode random sampling. Data diambil dengan wawancara, observasi dan melakukan pengukuran. Data-data yang terkumpul diolah dengan tahapan data coding, data editing, data structure, data the, data entry dan data cleaning. Selanjutnya dilakukan analisis univariat, bivariat dan multivariate, menggunakan SPSS for Windows. Diketahui intensitas kebisingan rata-rata 70,7 dB pada umumnya bersumber dari kereta api. Umur responden rata-rata 45,3 tahun, responden terbanyak adalah wanita, lama tinggal rata-rata 30,9 tahun. jarak tempat tinggal dengan jalur kereta rata-rata 24,4 meter, waktu bising yang paling mengganggu umumnya Siang hari, suhu udara rata-rata 30,8°C dan kelembaban rata-rata 33%. Gangguan kesehatan non auditorik yang timbul terdiri dari gangguan komunikasi 53%, peningkatan tekanan darah 40% (lebih tinggi dari prevalensi hipertensi di Kelurahan Jembatan Besi dan Kecamatan Tambora), gangguan pencernaan 51%, gangguan psikologis 59%. Sedangkan peningkatan detak jantung tidak terjadi. Secara umum responden yang mengalami gangguan non auditorik sebanyak 79%. Pada analisa bivariat ditemukan adanya korelasi yang bermakna antara gangguan kesehatan non auditorik dengan jarak tempat tinggal dengan sumber bising, sumber bising dan intensitas kebisingan. Sedangkan variabel lainnya seperti umur, jenis kelamin, lama tinggal, waktu bising, suhu dan kelembaban tidak menunjukan adanya hubungan dengan gangguan kesehatan non auditorik. Pada analisis multivariat diketahui faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya gangguan kesehatan non auditorik adalah jarak tempat tinggal dengan sumber bising, serta sumber bising. Yang berpeluang lebih besar adalah sumber bising (4,96 kali), sedangkan jarak tempat tinggal dengan sumber bising berpeluang 1,14 kali. Selanjutnya untuk memastikan adanya hubungan sebab akibat perlu dilakukan penelitian sejenis dengan disain kasus kontrol atau kohort, serta meningkatkan jumlah variabel yang diteliti sehingga dapat menggambarkan kondisi yang sebenarnya. Daftar bacaan : 26 (1971- 2003)
Non Auditory Health Effect of Noise Exposure at Community Who Live Alongside the Railway in Jembatan Besi Sub-District, Tambora, West Jakarta, 2004The existence of train in urban area is a cheap, quick and mass transportation, on the other hand it can causes a lot of problems in community health , especially because of its noise. Noisy impact of train can cause non auditory health effect, which is health effect besides hearing system. The aim of this research is to know health effect proportion of non auditory on community who live alongside the railway consist of communications trouble, physiological trouble such as increasing blood pressure, increasing heartbeat, slowing down digestive organ function, and also the incidence of psychological trouble. Besides that, would also like to know the factors influencing non auditory health effect. The design of the research is cross sectional with population research is community who live alongside the railway in Sub-District of Jembatan Besi District of Tambora. The samples in this research are adult who is in the age of more than 17 years old and live in house frequently. The involving samples in this research are 100 respondents and taken with sampling random method. Data are taken by interview, observation and do measurement. The collected data are processed by step coding, editing, structuring, filing, entering and cleaning. Followed by data analysis of univariat, bivariat and multivariate with SPSS for Windows. It is known that noise intensity in average is 70.7 dB. It is generally caused by train. The average age of respondent is 45.3 years old, most of respondent are woman, the average length of stay is 30.9 years, the average of residential distance with railways is 24.4 meters, noisy time which bother most is generally daytime, the average of temperature is 30.8°C and humidity is 33%. The arising non auditory effect consists of communications trouble 53%, increasing blood pressure 40% (is higher than hypertension prevalence in Sub-District of Jembatan Besi and District of Tambora), digestive trouble 51%, psychological trouble 59%. While increasing of heartbeat does not happen. Generally respondent suffering from non auditory trouble is 79%. Bivariate analysis shows that there is a significant correlation between health effects on non auditory and the distance of residence, source of noise, and intensity of noise. While other variables like age, gender, length of stay, noisy time, humidity and temperature do not have significant correlation with health effects on non auditory. Multivariat analysis shows that most influencing factors on the occurrence of health effects on non auditory are the distance of residence and also the source of noise. Variable having bigger opportunity is the source of noise (4.96 times), while the distance of residence has opportunity 1.14 times. Furthermore, in order to ascertain the existence of causality need to be conducted by similar research with the design of case control or kohort, and also improve the amount of accurate variable so it that can describe the real condition. References : 26 (1971 - 2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Abi Herdanu
Abstrak :
Kebisingan merupakan gangguan yang dapat mempengaruhi kenyamanan dan kesehatan terutama kepada operator yang bekerja selama 8 jam sehari di area mesin produksi. Dari hasil observasi lapangan, diperoleh Noise Mapping dan Noise Contour area produksi Vial Mesin Spami kebisingannya berkisar 80,7 dBA sampai dengan 87,2 dBA. Hasil pengukuran pajanan bising personal dengan menggunakan Noise Dosimeter didapatkan bahwa dari 24 operator yang bekerja pada area tersebut, 11 pekerja menerima Dosis Pajanan Bising diatas 100% (85 dBA). Salah satu usaha untuk mengurangi dampak kebisingan pada pekerja dengan menggunakan APT Ear Plug dengan NRR 25 dBA. Dosis Pajanan Bising Efektif dengan penggunaan APT pada keseluruhan operator dapat mencapai dibawah 100% (85 dBA). Keseluruhan pekerja sebanyak 24 orang memiliki fungsi pendengaran normal. ...... Noise is a disorder that can affect comfort and health, especially to the operators who work for 8 hours a day in the machine at production area. Result from observation with Noise Mapping and Noise Countour shows that the noise range at area Vial Production Spami Machine is 80,7 dBA until 87,2 dBA. Results of Personal noise exposure measurement by using Noise Dosimeter found that of the 24 operators working in the area, 11 workers received a Noise Dose Exposure above 100% (85 dBA). One of the actions to reduce the noise risk to workers by using PPE, Ear Plug with NRR 25 dBA. Effective Noise Dose Exposure while use in Earplug on the overall operator can reach below 100% (85 dBA). All of the workers as much as 24 workers have Normal Hearing Functionality.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S66488
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fahmi Barry Primanda
Abstrak :
Bandar udara Internasional Soekarno-Hatta merupakan bandara tersibuk di Indonesia. Dengan reputasi tersebut, maka mengetahui dampak lingkungan yang terjadi akibat aktivitas pesawat di bandara tersebut adalah hal yang penting untuk dilakukan, termasuk dalam hal ini dampak kebisingan pesawat. Pemetaan kebisingan pesawat dengan software INM merupakan salah satu cara untuk mengetahui dampak kebisingan pesawat terhadap pemukiman di sekitar bandara. Hasil pemetaan kebisingan dengan INM menunjukkan bahwa terdapat sejumlah luasan pemukiman yang terkena dampak kebisingan pesawat dengan nilai luasan rata-rata sebesar 45019,2376 m2, luasan maksimum sebesar 49684,5863 m2, dan luasan minimum sebesar 42514,2861 m2. Untuk mengurangi dampak kebisingan pesawat bisa melakukan mitigasi kebisingan pesawat. ......Soekarno-Hatta International Airport is the busiest airport in Indonesia. With that reputation, it is important to know the environmental impact as an effect of aircraft activity in the airport, including aircraft noise. Noise mapping with INM software is the one way to idenficate the impact of aircraft noise to the residence area in the vicinity of the airport. The INM results show the area of residence that affected by aircraft noise. The mean value of the residences are affected by aircraft noise is 45019,2376 m2, the maximum value is 49684,5863 m2, and the minimum value is 42514,2861 m2. Reducing the impact of aircraft noise can be achieved with aircraft noise mitigation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1874
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Kartika Ulfa
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang keluhan nonauditory terhadap tingkat kebisingan di Dept. Cor Unit II PT. X. Keluhan nonauditory meliputi gangguan komunikasi, gangguan psikologis dan gangguan fisiologis. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan semikuantitatif, cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2016. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kebisingan di Departemen Cor Unit II di PT. X berkisar antara 80,1 - 99,3 dB (A) dan gambaran tingkat kebisingan dengan keluhan yang dirasakan oleh para pekerja, keluhan yang paling banyak dirasakan adalah lelah (76,2%), tidak nyaman (71,4%), harus berteriak (61,9%) dan harus memperkeras suara (61,9%). ...... This thesis discusses complaints nonauditory against the noise level in Dept. Cast Unit II PT. X. Complaints nonauditory are physiological disorders, psychological disorders, and communication disorders. This research is descriptive research by using a semiquantitative, cross-sectional. This study was conducted in May and June 2016. The results show the noise level in the Department of Cor Unit II PT. X ranged from 80,1 to 99,3 dB (A) and the description of the noise level with subjective complaints felt by workers, complaints are the most widely perceived fatigue (76.2%), discomfort (71, 4%), had to shout (61.9%) and should amplify the sound (61.9%).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edifar Yunus
Abstrak :
Kebisingan adalah merupakan salah satu potensi bahaya yang ada dilingkungan tempat kerja di area produksi PKS 1 PT. X, dimana hampir seluruh line produksi mempunyai intensitas kebisingan di atas 85 dBA. Kondisi lingkungan kerja seperti ini merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja pada pekerja, yakni terjadinya penurunan fungsi pendengaran. Penelitian ini berjudul "Hubungan Kebisingan Terhadap Penurunan Fungsi Pendengaran Pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit 1 PT. X Tahun 2014". Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa apakah ada hubungan antara kebisingan dengan terjadinya penurunan fungsi pendengaran pada pekerja. Faktor yang berhubungan dengan kebisingan yang diteliti adalah intensitas bising, dan faktor yang berhubungan dengan karakteristik individu yakni: umur pekerja, masa kerja, jumlah jam kerja perhari. Untuk faktor intensitas bising didapat dengan melakukan pengukuran pada area produksi diamana pekerja beraktifitas, sementara faktor yang berkaitan dengan individu tentang umur pekerja, masa kerja, lama pajanan perhari, dan pemakaian APT di peroleh dari hasil kuesioner. Penelitian ini menggunakan desain analitik dengan pendekatan potong lintang di mana seluruh variabel dalam penelitian ini diukur satu kali pada waktu yang sama dengan tujuan menganalisis hubungan antara kebisingan terhadap penurunan fungsi pendengaran pada pekerja PKS 1 PT. X tahun 2014. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sebanyak 55,17% responden bekerja di area dengan intensitas kebisingan lebih dari 85 dBA, 82,76% responden berumur kurang dari 40 tahun, 70,11% dengan masa kerja lebih dari 5 tahun, dan 75,86 bekerja12 jam perhari. Pada pemeriksaan audiometri didapatkan 54,0% responden mengalami ketulian sensorineural. Setelah dilakukan analisis univariat dan bivariat pada peneitian ini penulis menyimpulkan faktor-faktor intensitas bising, umur pekerja, masa kerja, dan jumlah jam kerja perhari berhubungan erat dengan penurunan fungsi pendengaran. Hubungan pemakaian APT dengan penurunan fungsi pendengaran tak dapat dinilai karena seluruh pekerja tidak memakai APT. ...... Noise is one of the risk factors at POM 1 production site environment of PT. X where most of its production lines retain noise intensity above 85 dBA. This noise intensive jobsite is a risk factor that could give rise to hearing loss as occupational disease among workers. ?The Correlation of Noise and Hearing Loss among Workers at Palm Oil Mill 1 (POM 1) of PT. X. in The Year of 2014? is the title of this study. The aim of this study is to analyse the correlation of noise and evidence of hearing loss among workers. Noise intensity is noise related factor; meanwhile age, length of service, and number of working hours per day are worker?s individual characteristics in this study. Noise intensity factor is obtained by noise measuring at production site where employees use to work, while worker?s individual factors such as age, length of service, number of working hours per day, and use of personal protective equipment (PPE) are acquired by questionnaire. This is a cross-sectional analyses study design where all the variables are measured once at the same time to enable noise and hearing loss correlation analyses on workers at POM 1 of PT X in the year of 2014. This study involved as many as 55.17% respondents who worked at jobsite with noise intensity more than 85 dBA, 72,8% aged less than 40 years, 70.11% with length of service less than 5 years, and 75.86% worked 12 hours per day. Measurement results revealed that 54.0% respondents developed sensor-neural hearing loss. Upon univariate and bivariate analyses done on this study, the researcher concludes that noise intensity, worker?s age, length of service, and number of working hours per day are factors that have close correlation to hearing loss among workers. The use of PPE is the factor that could not be analysed because none the workers wear any PPE.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jholighten D.
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai perbaikan data stack seismik yang jelek. Permasalahan utama mengapa data seismik bisa menjadi jelek adalah disebabkan karena noise - noise yang masih terekam didalam data seismik. Noise - noise ini sangat mengganggu karena menyebabkan data seismik sangat susah untuk diinterpretasi. Struktur seismik, reflektor lapisan, dan fault menjadi kabur karena noise yang masih terkandung didalam data seismik. Tesis ini bertujuan untuk menghilangkan noise yang mengganggu data seismik dengan menggunakan 1D time-varying median filter (TVMF), sehingga reflektor, fault, dan struktur dari seismik bisa menjadi lebih jelas untuk diinterpretasi. Penelitian dilakukan dengan menggunakan software komputasi MATLAB untuk menganalisa sinyal seismik dan membuat program filtering 1D TVMF. Hasil yang diharapkan dari tesis ini adalah hilangnya noise - noise yang mengganggu data seismik, sehingga data seismik bisa diinterpretasi. Kesimpulan akhir adalah bahwa filter 1D time-varying median filter sangat efektif untuk menghilangkan noise - noise yang terkandung didalam data seismik, serta menguatkan gambaran struktur geologinya. ......The thesis study about enhancement of bad stack seismic data. The reason for seismic data being bad is because of noises that still remain in the seismic data. These noises causing the seismic data become very difficult to interpret. Events such as structure, bed, and fault become blurred because of noises that remain in the seismic data. The objective of this thesis is to repair seismic data by reducing the noise using 1D time-varying median filter (TVMF), so that interpreter could see more clearly of the reflector, fault, and structure. The research is done by using MATLAB as its main tools to analyze seismic signal and to make the 1D TVMF filtering programme. The expected result of this thesis is that the noise of seismic data is completely removed. We can conclude then, the 1D TVMF is very efective to remove noises in seismic data and strengthen the sturcture geology.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
T29620
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Jayanti
Abstrak :
Kenyamanan pendengaran seringkali dilupakan oleh sebagian besar orang padahal, paparan suara bising yang berlebihan dalam jangka waktu tertentu dapat menyebabkan beberapa permasalahan seperti stres, menurunnya produktifitas kerja, dan gangguan pendengaran. Salah satu material yang memiliki kualitas absorbsi yang baik seperti rockwool nyatanya, terbuat dari material nonrenewable serta membutuhkan energi besar dalam proses pembuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi material absorben alternatif yang terbuat dari limbah fast fashion kain perca. Limbah ini dipilih karena ketersediaanya yang melimpah dan memiliki karakteristik yang sama dengan material absorben pada umumnya. Eksperimen dilakukan dengan menghitung nilai Noise Reduction Coefficient NRC dari material sampel. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah limbah fast fashion memiliki potensi yang baik sebagai material absorben. Sampel limbah yang diujikan adalah polyester, hyget, scuba, fleece, dan rayon. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa nilai NRC rockwool adalah 69% sedangkan material sampel lainya yang tertinggi adalah rayon yang dipotong memanjang sebesar 65%. Meskipun nilai sampel masih berada di bawah rockwool pengunaan kembali limbah fast fashion dapat memberikan added value terhadap limbah fast fashion. ......The fast fashion industry produces overabundant fabric-based waste, yet the same fabrics also possess a basic characteristic of a noise absorbent material. Generally speaking, noise absorbent material usually used to achieve a state of acoustical comfort. Unfortunately, most commercial absorbents were made from a non biodegradable material with high embodied energy, values that stranded far from the concept of sustainability. This paper tries to explore the potential of converting the fabric-based waste produced from the fast fashion industry into noise absorbent materials. Experimental research methods applied in this research by exploring five types of synthetic-based fabric commonly used in the fast fashion industry, namely: Polyester, Fleece, Hyget, Rayon, and Scuba. Two models of cut, stripes cutting, and small square cutting also applied to the fabrics/samples used in this research. The Noise Reduction Coefficient NRC value was examined to the samples using a custom made acrylic box attached to two Sound Level Meters (SLM) on their opposite sides/chambers. The result shows that samples from rayon with stripes cutting achieved the highest yet still slightly under stone woods NRC value, which is 65% compared to 69%. This research highlights the possible relation of fabrics mechanical properties such as fabric structure, stiffness and material that may lead to the creation of more porous spaces that support better noise entrapment capability. Although further studies are still needed, the slight difference in noise reduction value between these research samples with conventional noise absorbent material such as stone wool demonstrates that fast fashion fabric waste may have the potential to be an alternative noise absorbent material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.H. Amelia R.K. Permana
Abstrak :
Selain sebagai ibu kota, Jakarta merupakan pusat pemerintahan, kehidupan politik dan pusat adminisirasi negara yang berkembang menjadi pusat perdagangan dan jasa, industri, pendidikan, budaya, sosial, rekreasi dan pusat pengembangan wisata. Luas lahan yang terbatas dan tanpa sumberdaya alam yang memadai, sangat tidak mudah bagi Jakarta untuk memikul beban multi fungsi Megapolitan Jakarta memerlukan strategi perencanaan dan pembangunan yang tepat. Ketika pembangunan nasional lumbuh pesat, konsep pembangunan tata ruang Jakarta harus mempertimbangkan keseimbangan lingkungan. Rumusan persoalan sebagai berikut:
1.Dampak kebisingan yang ditimbulkan oleh pergerakan lalu lintas mempengaruhi kenyamanan/kegiatan masyarakat di permukiman.
2.Besarnya volume dan kecepatan lalu lintas mempenguruhi tingkat kebisingan yang timbul.
3.Jarak prasarana lalu lintas dengan permukiman dan hembusan angin mempengaruhi tingkat kebisingan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk menemukenali pengaruh kebisingan akibat pergerakan lalu lintas pada kawasan perkotaan yang berkembang pesat sebagai bahan masukan bagi para penata ruang untuk perencanaan permukiman yang merupakan sasaran untuk kriteria desain. Ada tiga sasaran penelitian yang dituju, yaitu:
1. Merumuskan karakterislik lalu lintas dan tingkat kebisingan yang timbul di kawasan permukiman pendapatan rendah (PPR), pendapatan sedang (PPS) dan pendapatan tinggi (PPT).
2. Merumuskan parameter yang berpengaruh terhadap persepsi tentang dampak kebisingan.
3. Mengidenti fikasi persepsi masyarakat terhadap dampak kebisingan. Metode penelitian yang digunakan ada tiga tahap yaitu :
a. Pengumpulan data sekunder sebagai referensi awal untuk mengarahkan penelitian
b. Pengumpulan data primer ada dua yaitu :
1. Pengukuran Iangsung di lapangan meliputi pengukuran volume, jenis dan kecepatan kendaraan; kecepatan dan arah angin.
2. Survei wawancara rumah tangga.
c. Hasil pengamatan dan pengukuran ini dianalisis dengan uji statistik chi square untuk persepsi masyarakat dan uji p-value. Hubungan antara volume dan kecepatan kendaraan terhadap kebisingan memakai regresi tinier berganda. Diolah dengan menggunakan perangkat lunak SPSSfor Windows 6.0. Hasil pengamatan, pengukuran dan pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut : Kelurahan Cilincing mewakili tipologi kawasan permukiman berpendapatan rendah (PPR), Kelurahan Koja mewakili tipologi kawasan permukiman berpendapatan sedang (PPS) dan Kelurahan Kelapa Gading Timur mewakili tipologi permukiman berpendapatan tinggi (PPT). ...... Investigation Of Traffic Noise On Recidentialihousing AreaBesides a capital city, Jakarta is also a centre of Government Indonesia, politic and administration. The functions gradually develop as a centre of trade, services, industry, education, culture, social, recreation and tourism. It is not easy for Jakarta to cover these multifunctions due to the limitation of space and without any natural resources. Therefore, Megapolitan Jakarta needs a strategy for planning and accurate development. In other words, the rapid of national development, i.e. Jakarta system development concept has to consider also the balance of environment side. The main problems encountered are:
The effect of noise cause by traffic activities disturbing the respondent pleasure on residential area
The vehicle volume and speed influence the noise level.
The distance between the noise source to the residential area and the wind speed influence the noise level. The objective of this research is to find out the influence of noise, caused by traffic activities in rapidly developing urban areas. The result becomes input for housing designers. There are three stages to reach the objective i.e.:
Formulating traffic characteristic and noise level on low-income area (PPR), middle-income area (PPS) and high-income area (PPT)
Formulating the parameters, which influence the respondent perception due to noise effect.
Indentifying the respondent perception due to noise effect. There are three stages in this research method:
a. To collect the secondary data as an early reference to direct the research
b. To collect primary data in two ways, namely; Direct measurements in the field i.e. noise measurement; vehicle volume, type and speed; wind-speed and wind direction. Household interview survey
c. These measurements will be analysed by using chi square test for public interview and p-value. The correlation between vehicle volume and speed toward noise uses double linear regression. The process which look place by SPSS for Windows 6 software. The result showed that: Kelurahan Cilincing represented the low-income area (PPR), where as Kelurahan Koja was in the middle income area (PPS) and Kelurahan Kelapa Gading Timur represented the high-income area (PPT).
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zainal Arifin
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model yang menyatakan hubungan antara tingkat kebisingan dengan volume kendaraan (kend/jam), kecepatan (km/jam), persentase kendaraan berat (% KB) dan jarak pengamatan (meter) dengan mengabaikan pengaruh kondisi geometrik jalan dan kondisi sekitarnya. Pengembangan model dilakukan dengan 2 (dua) cara. Model I dibentuk berdasarkan interval persentase kendaraan berat dengan jarak pengamatan dianggap linear. Pada model 2 jarak pengamatan dianggap kuadratis dan persentase kendaraan berat dimasukkan langsung sebagai variable bebas. Uji data terhadap paramater lalu lintas dan pengamatan kebisingan pada ruas jalan tol dan jalan alteri dilakukan dengan pendekatan Statistik Non parametrik yakni metoda Kruskal Wallis. Regresi untuk mendapatkan model terbaik (the most plousible value) dilakukan berdasarkan kriteria waktu sibuk (peak hour) dan waktu lengang (off peak). Selain dilakukan analisis variansi juga dihitung besarnya penyimpangan berdasarkan pendekatan statistik deskriptif dan hasilnya dibandingkan dengan hasil perhitungau metoda DOT HMSO Welsh Office maupun FHWA.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhartati Agoes
Abstrak :
ABSTRAK Derau (noise) yang terjadi pada proses pembentukan atau pengiriman suatu informasi berupa gambar (image) sangat mempengaruhi hasil yang diterima. Karena itu menghilangkan atau mengurangi adanya derau pada gambar merupakan suatu cara agar diperoleh gambar hasil rekonstruksi yang lebih baik. Thresholding adalah salah satu cara untuk menghilangkan atau mengurangi adanya derau pada gambar dengan algoritma Donoho dan menggunakan beberapa jenis fungsi dasar wavelet telah menghasilkan gambar rekonstruksi berdasarkan nilai threshold dari harga standard deviasi distribusi koefisien setiap subband. Signal to Noise Ratio (SNR) menyatakan baik atau buruknya suatu gambar hasil rekonstruksi dengan menggunakan suatu algoritma tertentu. Harga SNR yang tinggi menunjukkan gambar hasil rekonstruksi yang baik atau sebaliknya. Analisis proses simulasi ini menggunakan transformasi wavelet dengan algoritma modifikasi sehingga menghasilkan harga Signal to Noise Ratio (SNR) yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan algoritma Donoho dengan menggunakan fungsi dasar wavelet yang sama.
ABSTRACT In the recent wavelets literature, there has been considerable interest in the use of wavelet transform for removing noise from images. Various techniques have been attempted to reject noise, one of their methods is Donoho method's. This method is the use of transform based thresholding. The application of thresholding in Donoho method's is merely based on the size of transformed subbands. We proposed similar to the Donoho method's but the size of transformed subbands are replaced by their energy subbands. The simulation results show that the proposed method gave the best SNR compared to the Donoho method's.;In the recent wavelets literature, there has been considerable interest in the use of wavelet transform for removing noise from images. Various techniques have been attempted to reject noise, one of their methods is Donoho method's. This method is the use of transform based thresholding. The application of thresholding in Donoho method's is merely based on the size of transformed subbands. We proposed similar to the Donoho method's but the size of transformed subbands are replaced by their energy subbands. The simulation results show that the proposed method gave the best SNR compared to the Donoho method's.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>