Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Asoka Bagaswari
Abstrak :
ABSTRAK
Pada budidaya perikanan, TAN merupakan parameter yang sensitif terhadap ikan, dimana amonia akan menjadi toksik apabila konsentrasinya melebihi 0,02 mg/L. Trickling filter bermedia LECA merupakan teknologi yang mampu menyisihkan amonia pada air buangan perikanan dengan proses nitrifikasi dengan resirkulasi RAS . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi penyisihan amonia pada biofilter untuk mengolah air sintetis yang kualitasnya disesuaikan dengan kualitas air buangan perikanan. Beban amonia memiliki 3 variasi yang dikaitkan dengan kepadatan ikan di airnya yaitu 0,4 mg/L; 0,6 mg/L dan 0,8 mg/L untuk kepadatan 10 ekor/L; 15 ekor/L dan 20 ekor/L dan operasional dilakukan dengan air 72 L. Selama pengamatan 7 hari, diketahui untuk variasi 0,4 mg/L; 0,6 mg/L; dan ketiga 0,8 mg/L rata-rata efisiensi penyisihan amonianya berturut-turut adalah 61,1 ; 98,2 dan 95,2 . Orde reaksi yang terjadi untuk reaktor ini adalah orde 0 mengingat TF didesain beroperasi pada orde 0. Laju penyisihan TAN untuk beban amonia 0,4 mg/L adalah 0,71 gram TAN/m2-hari dengan VTR sebesar 126,5 gram TAN/m3-hari. Dan untuk variasi beban organik 0,8 mg/L amonia, laju penyisihan amonianya sebesar 0,745 gram TAN/m2-hari dengan VTR sebesar 154,4 gram TAN/m3-hari yang diolah dengan menggunakan reaktor dengan volume media 5,5 L. Berdasarkan laju penyisihannya, dipilih beban optimum untuk biofilter ini adalah 0,8 mg/L amonia.
ABSTRAK
TAN can be toxic when the concentration of unionized ammonia is over 0,02 mg L. The objective of this research is to analyze the efficiency of biofilter with media LECA in removing unionized ammonia in aquaculture effluent with nitrification process. This study observed the performance of TF to treat synthetic aquaculture effluent in removing ammonia by using Recirculating Aquaculture Systems RAS . The load concentration varies based on the density of fish in the water, which is 0,4 mg L 0,6 mg L and 0,8 mg L respectively for 10 fish L 15 fish L and 20 fish L, operated in 72 L of water. Within 7 days of observation, TF performed that for the first variation 0,4 mg L, the mean removal efficiency is 61,1 with deviation standard 30,7 , for the second variation 0,6 mg L, the mean removal efficiency is 98,2 with deviation standard 1,7 , and for the third variation 0,4 mg L, the mean removal efficiency is 95,2 with deviation standard 3,8 . The process is operated in 0 order reaction as TF is designed to be operated in 0 order. The TAN removal rate for the smallest loading 0,4 mg L is 0,71 gram TAN m2 day and VTR 126,5 gram TAN m3 day, and for the largest loading 0,8 mg L, the TAN removal rate is 0,745 gram TAN m2 day and VTR 154,4 gram TAN m3 day. The optimum loading for this biofilter based on the nitrification rates is 0,8 mg L.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Ramadhan
Abstrak :
Nitrifikasi adalah proses alami di badan air di mana terjadi pemecahan nitrogen tereduksi, umumnya dalam bentuk amonia (NH4+) menjadi Nitrit (NO2-) dan kemudian menjadi Nitrat (NO3-) oleh bantuan bakteri. Laju nitrifikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis laju nitrifikasi pada Sungai Kali Baru dengan metode batch, menganalisis pengaruh konsentrasi TSS terhadap laju nitrifikasi, dan menganalisis pengaruh nilai laju reaksi hasil percobaan terhadap akurasi model QUAL2Kw. Evaluasi laju nitrifikasi dilakukan dengan mengamati fluktuasi konsentrasi parameter nitrifikasi dari sampel air selama rentang waktu hingga 12 hari, kemudian dilakukan perhitungan menggunakan persamaan kinetika reaksi untuk mendapatkan tetapan laju oksidasi amonia (kai) dan tetapan laju oksidasi nitrit (kin). Nilai kai yang diperoleh merupakan nilai tetapan laju nitrifikasi yang dapat dimodelkan dalam QUAL2Kw untuk kemudian dibandingkan hasil simulasi amonia dan nitratnya dengan laju default (0,1858 /hari). Penelitian ini menguji sampel air Sungai Kali Baru, dan sampel air kondisi artificial. Parameter yang diuji dalam penelitian ini adalah konsentrasi Amonia, Nitrit, Nitrat, dan TSS. Sampel air Sungai Kali Baru memiliki konsentrasi TSS sebesar 113 mg/L, kai sebesar 0,30587 /hari serta kin sebesar 0,14088 /hari. Sampel artificial tidak mengandung TSS sehingga diperoleh kai sebesar 0,00355 /hari, dan kin sebesar 0,04944 /hari. Laju nitrifikasi yang diperoleh dalam penelitian ini 64,6% lebih tinggi dibandingkan dengan laju nitrifikasi default permodelan. Namun, perbedaan laju nitrifikasi ini hanya menurunkan konsentrasi amonia hasil permodelan sebesar 0,17% dan meningkatkan konsentrasi nitrat hasil permodelan sebesar 0,39%. ......Nitrification is a natural process in a water body breaking down reduced nitrogen in the form of ammonia (NH4+) to Nitrite (NO2+) which further oxidises into Nitrate (NO3-) by the help of bacteria. The rate of nitrification is affected by several factors. This study aims to analyze the nitrification rate of Kali Baru River using a batch method, analyzing the effect of TSS concentration in water to the nitrification rate, and analyzing how nitrification rate achieved from this study affected the accuracy of a previous QUAL2Kw model. The evaluation of nitrification rate is done by observing the fluctuation of nitrification parameter concentration in a water sample ranging to 12 days, then a kinetical rate analysis is done to gather the ammonia oxidation rate (kai) and the nitrite oxidation rate (kin). The kai value is determined to be the nitrification rate that can be modelled in QUAL2Kw. The ammonia and nitrate concentration modelled by using the kai from this study will be compared to the default value of nitrification rate from the previous modelling (0,1858 /day). This study tested the water quality of Kali Baru River water sample and an artificial condition water sample. The parameters tested in this study are ammonia, nitrite, nitrate, and TSS concentration. Samples from Kali Baru River resulted a 113 mg/L TSS concentration and a kai, and kin value of 0,30587 /day and 0,14088 /day respectively. Artificial condition water sample did not result in any TSS concentration and resulted a kai, and kin value of 0,00355 /day and 0,04944 /day respectively. The nitrification rate acquired from this study is 64,6% higher than the default nitrification rate but only decreased the modelled ammonia concentration by 0,17% and increased the modelled nitrate concentration by 0,39%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Model distribusi spasial nitrit dan nitrat telah dikembangkan untuk mengantisipasi ancaman pencemaran peruntukan kualitas air untuk perikanan dan sumber baku air minum di badan air waduk Jatiluhur.
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Audadi Ilham
Abstrak :
ABSTRAK
Oksidasi amonia dalam lingkungan dikenal sebagai proses nitrifikasi terdiri atas dua tahap, yaitu proses oksidasi amonia menjadi nitrit dan selanjutnya nitrat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi rasio C/N terhadap kemampuan sedimen Muara Karang dalam mengoksidasi amonia. Parameter yang diukur adalah konsentrasi amonia, nitrit, nitrat, nilai pH, suhu, dan kadar oksigen terlarut. Identifikasi isolat bakteri nitrifikasi dari sedimen dilakukan menggunakan VITEK 2. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan rasio C/N memberikan perbedaan signifikan pada penurunan konsentrasi amonia antar kelompok perlakuan ? = 0,05, sementara tidak ada pengaruh terhadap konsentrasi nitrit ? = 0,05 dan nitrat ? = 0,001. Proses oksidasi tercatat terjadi pada suhu 26.6 mdash;28.9 C, dalam rentang pH 6,8-7,2 dan kadar oksigen terlarut 5,2 mdash;8,6 mg/L. Tiga isolat telah berhasil diidentifikasi menggunakan VITEK 2 sebagai Acinetobacter ursingii, Shewanella putrefaciens dan Pseudomonas aeruginosa dengan probabilitas 88, 91, dan 99.
ABSTRACT
Oxidation of ammonia in the environment is known as nitrification. The process itself is a two step process which oxidizes ammonia into nitrite then nitrate. Research was conducted to figure out the effect of C/N ratio variation in oxidizing ammonia by sediments collected from Muara Karang. Parameters measured during the research are ammonia, nitrite, and nitrate concentration using colorimetric method, pH, temperature, and dissolved oxygen DO. Identification of the isolate from sediments was done by using VITEK 2. The results revealed a significant difference 0,05 in ammonia concentration between treated groups, whilst no differences are noted in nitrite 0,05 and nitrate 0,001 concentration. The oxidation of ammonia recorded in the systems occurred at 26.6-28.9 C, with pH value 6,8-7,2 and 5,2-8,6 mg L of dissolved oxygen noted in the system. Isolates identified using VITEK 2 are described as Acinetobacter ursingii 88, Pseudomonas aeruginosa 99, and Shewanella putrefaciens 91.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York: John Wiley & Sons, 1981
574.522 2 DEL d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Berbagai aktivitas antropogenik di Danau Toba berpotensi sebagai sumber asupan bahan organik ke perairan tersebut. Bahan organik tersebut akan terakumulasi di dasar atau terlarut di badan air. Bahan organik akan dirombak olehbakteri menjadi bahan anorganik sebagai sumber hara plankton dan tumbuhan akuatik lainnya. Penelitian dilakukan di D. Toba pada Bulan April 2010 di 19 stasiun. Analisis bakteri dan kualitas air dilakukan di Pusat Penelitian Limnologi LIPI. Penghitungan kelimpahan bakteri menggunakan metoda MPN (Most Probable Number). Tujuan penelitian untuk mengetahui distribusi spasial bakteri perombak nitrogen di D. Toba dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Analisis data menggunakan program statistika CCA (canonical corespondence analysis) multi variate statistical package. Berdasarkan kelimpahan populasinya menunjukkan distribusi spasial bakteri perombak nitrogen di perairan D. Toba sangat berfluktuasi dan dipengaruhi oleh kondisi fisika-kimia air di habitatnya. Distribusi spasial bakteri amonifikasi di perairan D. Toba, dicirikan dengan tingginya kandungan bahan organik di lingkungannya terutama nitrogen total (TN). Sedangkan distribusi spasial bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi dicirikan dengan tingginya kandungan oksigen terlarut (DO), pH dan bahan organik (Total Organik Matter, TOM; Disolved Organic Matter, DOM dan Particulate Organic Matter; POM). Terdapat korelasi positif antara kelimpahan bakteri dengan faktor fisika-kimia lingkungan habitatnya.
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Berbagai aktivitas antropogenik di Danau Toba berpotensi sebagai sumber asupan bahan organik ke perairan tersebut. Bahan organik tersebut akan terakumulasi di dasar atau terlarut di badan air. Bahan organik akan dirombak olehbakteri menjadi bahan anorganik sebagai sumber hara plankton dan tumbuhan akuatik lainnya. Penelitian dilakukan di D. Toba pada Bulan April 2010 di 19 stasiun. Analisis bakteri dan kualitas air dilakukan di Pusat Penelitian Limnologi LIPI. Penghitungan kelimpahan bakteri menggunakan metoda MPN (Most Probable Number). Tujuan penelitian untuk mengetahui distribusi spasial bakteri perombak nitrogen di D. Toba dan faktor lingkungan yang mempengaruhinya. Analisis data menggunakan program statistika CCA (canonical corespondence analysis) multi variate statistical package. Berdasarkan kelimpahan populasinya menunjukkan distribusi spasial bakteri perombak nitrogen di perairan D. Toba sangat berfluktuasi dan dipengaruhi oleh kondisi fisika-kimia air di habitatnya. Distribusi spasial bakteri amonifikasi di perairan D. Toba, dicirikan dengan tingginya kandungan bahan organik di lingkungannya terutama nitrogen total (TN). Sedangkan distribusi spasial bakteri nitrifikasi dan denitrifikasi dicirikan dengan tingginya kandungan oksigen terlarut (DO), pH dan bahan organik (Total Organik Matter, TOM; Disolved Organic Matter, DOM dan Particulate Organic Matter; POM). Terdapat korelasi positif antara kelimpahan bakteri dengan faktor fisika-kimia lingkungan habitatnya.
551 LIMNO 20 (1-2) 2013
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library