Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Rahayu Pujiastuti
"ABSTRACT
Indonesia merupakan negara dengan produktivitas tambak udang tertinggi yakni sebesar 267 kg/ha pada tahun 2012. Potensi yang besar tersebut menyebabkan Indonesia menerapkan budidaya tambak udang semi intensif, dengan memanfaatkan luas sekecil mungkin dan padat penebaran sebesar mungkin. Budidaya tersebut akan menghasilkan air limbah dengan kadar amonia dan nitrat yang tinggi yang berasal dari sisa pakan dan kotoran udang. Kadar amonia dan nitrat pada air tambak udang dapat diolah menggunakan teknologi bioflok dengan bantuan Effective Microorganisms 4 (EM4). Penelitian ini dilaksanakan selama 31 hari dalam skala laboratorium menggunakan akuarium berukuran 40 cm x 25 cm x 30 cm yang berisikan 15 liter air tambak dan udang sebanyak 20 ekor, dengan variasi konsentrasi EM4 3 ml/l, 5 ml/l, dan 7 ml/l. Berdasarkan uji statistik dengan Independet t-test perbandingan variasi konsentrasi EM4 3ml/l dengan 5 ml/l dan EM4 5 ml/l dengan 7 ml/l menghasilkan perbedaan yang tidak signifikan sedangan perbandingan konsentrasi EM4 3 ml/l dengan 7 ml/l menunjukkan perbedaan yang signifikan sehingga kedua konsentrasi tersebut dapat dikomparasikan. Persentase penurunan rata-rata amonia untuk pemberian konsentrasi EM4 3 ml/l, 5 ml/l, dan 7 ml/l masing-masing 74,079%, 84,161% dan 88,864%. Sedangkan persentase penurunan nitrat pemberian konsentrasi EM4 3 ml/l, 5 ml/l, dan 7 ml/l masing-masing 68,429%, 72,579% dan 83,650%.

ABSTRACT
Indonesia is a country has a high shrimp farms production, as many as 267 kg/ha in 2012. That great potential caused Indonesia to apply semi-intensive shrimp aquaculture, by utilizing the smallest area with the highest stocking rate. The shrimp farms generates wastewater which contained high levels of ammonia and nitrate from feed residue and dirt shrimp. Ammonia and nitrate levels in wastewater shrimp farms can be processed using biofloc technology by helping Effective Microorganisms 4 (EM4). This research was carried in 31 days with laboratory scale using an aquarium measuring 40 cm x 25 cm x 30 cm containing 15 liters water in ponds and shrimp as many as 20 shrimps, with the variations of EM4 consentrations, which is 3 ml/l, 5 ml/l, and 7 ml/l. Based on the statistical test by Independent t-test, comparison of various concentration EM4 3ml/l with 5 ml/l and EM4 5 ml/l and 7 ml/l resulted in not significant difference while the comparison of various 3 ml/l with 7 ml/l showed a significant difference so that two concentration can be compared. The biggest reduction percentage of ammonia for aquarium with EM4 concentration 3 ml/l, 5 ml/l, and 7 ml/l respectively 74,079%, 84,161% and 88,864%, while the biggest reduction percentage of nitrate respectively were 68,429%, 72,579% and 83,650%."
2016
S62837
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raffi Nandana Putera
"Penelitian ini bertujuan untuk memahami hubungan antara kandungan nitrat dalam air tanah dengan karakteristik lingkungan hidrogeologi di bagian tengah Cekungan Air Tanah (CAT) Serang–Tangerang, Provinsi Banten. Penelitian dilakukan dengan menganalisis 37 titik sampel air tanah dari lapisan akuifer bebas dan akuifer tertekan. Parameter yang dianalisis meliputi kedalaman muka air tanah, jenis akuifer, klasifikasi fasies hidrogeokimia, dan persebaran spasial kandungan nitrat.
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai konsentrasi nitrat bervariasi antara 0 hingga 28,79 mg/L. Mayoritas sampel memiliki nilai di bawah ambang batas baku mutu air minum (20 mg/L menurut Permenkes No. 2 Tahun 2023), namun terdapat beberapa titik dengan nilai yang melampaui batas tersebut. Berdasarkan klasifikasi GHF, tipe air tanah yang dominan adalah Na–HCO₃. Peta kontur muka air tanah menunjukkan arah aliran dari selatan (Formasi Serpong) ke utara dan timur laut (Tufa Banten dan Aluvial), yang juga berperan dalam distribusi senyawa nitrat.
Analisis spasial menggunakan metode Inverse Distance Weighted (IDW) dan pendekatan fasies hidrogeokimia mengindikasikan bahwa tingginya kandungan nitrat lebih berHubungan dengan aktivitas penggunaan lahan (pemukiman, industri, dan pertanian intensif) serta kedalaman akuifer, daripada semata-mata jenis batuan. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman terhadap sistem hidrogeologi dan karakter lingkungan lokal sangat penting dalam evaluasi kualitas air tanah secara menyeluruh.

This study aims to understand the relationship between nitrate content in groundwater and hydrogeological environmental characteristics in the central part of the Serang–Tangerang Groundwater Basin (CAT), Banten Province. The research was conducted by analyzing 37 groundwater sampling points from unconfined and confined aquifers. Parameters analyzed include groundwater table depth, aquifer type, hydrogeochemical facies classification, and spatial distribution of nitrate content.
Measurement results show nitrate concentrations ranging from 0 to 28.79 mg/L. Most samples were below the drinking water quality standard threshold (20 mg/L according to Regulation of the Minister of Health No. 2 of 2023), though several points exceeded this limit. Based on GHF classification, the dominant groundwater types are Na–HCO₃. Groundwater table contour maps indicate flow direction from the south (Serpong Formation) to the north and northeast (Banten Tuff and Alluvium), which also influences nitrate distribution.
Spatial analysis using the Inverse Distance Weighted (IDW) method and hydrogeochemical facies approach indicates that elevated nitrate levels correlate more strongly with land use activities (settlements, industry, and intensive agriculture) and aquifer depth than solely with bedrock type. This study demonstrates that understanding hydrogeological systems and local environmental characteristics is essential for comprehensive groundwater quality evaluation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library