Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Billysarius Pravisina
Abstrak :
Penambahan unsur niobium 2%,4%,6%wt paduan zirconium pada penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan fasa β-Zr yang mempunyai sifat mekanik yang baik dan densitas tinggi . Sampel penelitian ini dibuat dengan proses metalurgi serbuk mulai dari persiapan serbuk, kompaksi dan sintering . Setelah sintering, nilai porositas dan densitas sampel di ukur dengan Prinsip Archimedes kemudian sampel dipotong, diamplas dan sebagian dipoles. Setelah itu, semua sampel diuji nilai kekerasan menggunakan Rockwell C, senyawa pada paduan mikrostruktur menggunakan XRD, struktur mikro menggunakan OM dan SEM dan pengujian bioaktifitas menggunakan FTIR. Penambahan unsur niobium membuat nilai porositas meningkat dan menurukan nilai densitasnya. Selain itu, penambahan unsur niobium ini membuat kekerasan menjadi turun. Penambahan unsur niobium membuat fasa molibdenum semakin besar yang membuat lapisan hidroksiapatit sulit terbentuk pada permukaan sampel. Sampel dengan komposisi Zr-8Mo-2Nb merupakan komposisi optimal karena mempunyai sifat mekanis dan sifat bioaktifitas yang baik sehingga dapat digunakan sebagai aplikasi biomaterial. Sampel Zr-8Mo-2Nb mempunyai kekerasan 46,7 HRC, densitas 6,55% , porositas 2,86 % dan terdapat lapisan hidroksiapatit setelah direndam 1 bulan pada larutan SBF. ...... Adding the niobium element 2%, 4%, 6% wt of zirconium alloys in this study aimed to obtain β-Zr phase with good mechanical properties and high density. Samples of this study were prepared by powder metallurgy from powder preparation, compaction and sintering. After sintering, the porosity and density of samples were measured by Archimedes principle then cut samples, scoured by sandpaper and polished. After that, all samples are tested hardness values using the Rockwell C, the resultant microstructure compounds using XRD, microstructure using OM and SEM and bioactivity properties using FTIR. Adding the element of niobium make the porosity increases and lowering the density. Moreover, the addition of the element niobium makes hardness lowered. Adding the element of niobium make larger phase molybdenum which makes difficult to form hydroxyapatite layer on the surface of the sample. Samples with composition Zr-8Mo-2Nb is optimal composition because it has good mechanical properties and good bioactivity properties that can be used as biomaterials applications. Sample Zr-8Mo-2Nb has 46.7 HRC hardness, 6.55% density, 2.86% porosity, and hydroxyapatite layer after 1 month immersed in SBF solution.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55499
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arysta Febriya Hutami
Abstrak :
Terak emas merupakan limbah hasil proses pengolahan bijih emas yang masih mengandung mineral berharga yang nilainya tinggi. Niobium menjadi salah satu mineral ikutan dari emas dan bisa didapatkan dengan metode hydrometalurgi yaitu leaching asam dalam meningkatkan kadar Niobium dari terak emas. Tujuan penelitian ini adalah ingin menganalisis pengaruh variasi konsentrasi, waktu dan temperatur proses pelindian dengan HCl pada terak emas terhadap peningkatan kadar Niobium. Sampel terak dikeringkan secara manual dan dilakukan proses pre-treathment berupa pencucian terak dengan air panas pada suhu 100°C, kecepatan pengadukan 300rpm selama 90 menit dilakukan untuk mereduksi mineral pengotor dan mengecilkan ukuran sampel awal. Residu hasil pencucian air di lindi dengan berbagai variabel bebas konsentrasi 0,5 - 2M HCl, waktu 15-120 menit dan temperatur 25°C - 70°C. kecepatan pengadukan yang digunakan 300rpm dengan ukuran partikel -200 mesh. Produk hasil pencucian air panas dan leaching HCl dikarakterisasi dengan X-Ray Flourenscence (XRF) and Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectrometry (ICP-OES). Hasil karakterisasi XRF menunjukan bahwa proses pencucian emas berdampak melarutkan 4895,41 Boron dan 6622,69ppm Natrium dan kenaikan kadar Cu, Cr, Ca, Fe, Al, Si dan Zr. Pengujian ICP-OES filtrat pelindian HCl didapatkan hasil ekstraksi optimum yang diperoleh adalah 21,38ppm Niobium yang ada pada kondisi pelindian 1M HCl/ 40°C/ 15menit. Peningkatan kadar Niobium dari terak emas dengan larutan HCl yang paling optimum adalah selama kondisi pelindian 1M HCl/ 40°C/ 15menit.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafdi Abdul Majid
Abstrak :
Defisit supply unsur tantalum menyebabkan produsen tantalum harus mencari sumber tambang baru dan sumber sekunder tantalum. Penelitian sebelumnya telah memperlihatkan bahwa terak timah dapat dijadikan sumber sekunder secondary source untuk tantalum dan niobium pentoksida. Indonesia sebagai penghasil timah terbesar kedua di dunia memungkinkan menjadi penghasil tantalum and niobium oxide TNO . Penelitian ekstrasi TNO dari terak timah banyak melibatkan oksida-oksida sehingga prosesnya kompleks dan menghasilkan limbah asam waste acid. Untuk menjelaskan proses kompleks dan meminimalkan limbah asam maka penelitian perlu dilakukan analisis pendahuluan dengan database software HSC Chemistry 6. Studi ini merupakan analisis termodinamika proses ekstraksi TNO dari terak timah Bangka BTS melalui proses pemanggangan, pelarutan kedalam asam florida HF dan pelarutan kedalam asam klorida HCl yang dilanjutkan dengan amonium hidroksida NaOH. Hasil analisis memperlihatkan bahwa proses pemanggangan tidak menghasilkan perubahan senyawa kimia atau stabil sebagai fasa oksida, dan terjadinya peningkatan komposisi masing-masing senyawa yang disebabkan oleh distribusi ukuran partikel, selanjutnya pada pelarutan HF dan pelarutan HCl dilanjutkan dengan NaOH terhadap TNP dan MOO pada diagram Ep-pH menunjukan pembentukan ion logam atau hidroksida pada niobium, silika, aluminium, dan besi. Sedankan Ta, Ti, dan Zr stabil sebagai fasa oksida atau florida. Pelarutan TNP dan MOO kedalam larutan HCl menghasilkan proses reaksi yang reversible dan irreversible terhadap NaOH. ......Deficit of tantalum supply forces producers seek new mines and secondary sources of this metal. Previous researches have showed that tin slag is can be secondary sources of tantalum and niobium pentoxides. Indonesia, as second largest tin producer, might as well as be the tantalum and niobium oxide TNO producer. TNO Extraction research of tin slag involve a lot of oxides that make its processes so complex and produce acid wastes. In order to explain clearly the complex processes and minimize acid waste, this research will be done by simulation with database software HSC Chemistry 6. This study is simulation of TNO extraction from Bangka tin slag BTS by roasting process, dissolution with fluoric acid HF and chloric acid HCl followed by sodium hydroxide NaOH. The analysis results show that the roasting process does produce any chemical changes or stable as the oxide phase, and increase in the composition of each compound caused by the particle size distribution. Furthermore, the dissolution of HF and HCl followed by NaOH to TNP and MOO in the Ep pH diagram showing the formation of metal ions or hydroxides in Nb, Si, Al, and Fe. While Ta, Ti, and Zr are stable as oxide or fluoride phases. The dissolution of TNP and MOO into HCl resulted in a reversible reaction and irreversible with NaOH.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryand Adhyputra
Abstrak :
ABSTRAK
Pada penelitian ini akan dilihat pengaruh pemanasan terak timah pada 800℃ yang disertai pendinginan cepat terhadap ukuran butir terak timah, serta variasi waktu pelindian terhadap kadar tantalum dan niobium serta pengotor – pengotornya. Pengujian XRF digunakan untuk melihat perubahan pada terak timah setelah diberi perlakuan pemanasan, pelindian basa dengan NaOH dan pelindian asam dengan HCl. Berdasarkan hasil penelitian didapat bahwa ukuran butir terak timah mengalami reduksi setelah dilakukan pemanasan yang disertai pendinginan cepat. Proses pemanasan, lalu pelindian basa yang diikuti pelindian asam mengakibatkan peningkatan kandungan tantalum dan niobium masing - masing sebesar 374% menjadi 1,564% dan 72% menjadi 1,1%.Waktu optimum untuk pelindian basa adalah 20 menit dan pelindian asam 50 menit.
ABSTRACT
n this research, the heating effect of tin slag at 800℃ followed by rapid cooling and time variation of leaching process to value of tantalum, niobium and its impurities will be observed. XRF test was used to determine the change of tin slag after heating, base leaching and acid leaching process. According to the result, the grain size of tin slag are reduced after the heating process followed by rapid cooling. Heating-rapid cooling process, base leaching and acid leaching have effect on increasing the value of tantalum and niobium in the residue with an enrichment of 374% and 72% respectively. The optimum time of leaching process is 20 minutes for base leaching and 50 minutes for acid leaching.
2015
S61586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrul Razan
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai pengaruh penambahan foaming agent MgCO3 paduan Zirkonium-Niobium, sehingga dapat membentuk paduan dengan struktur poros untuk aplikasi biomaterial. Proses fabrikasi pembuatan biomaterial untuk implan tulang permanen ini dilakukan dengan metode metalurgi serbuk meliputi preparasi serbuk, kompaksi, dan sinter dengan variabel komposisi foaming agent MgCO3 sebesar 3%, 4%, dan 5% dari jumlah total berat paduan Zr-3Nb. Pengujian yang dilakukan pada paduan ini meliputi uji kekerasan dengan metode Rockwell B, uji struktur mikro dengan menggunakan OM dan SEM, uji kandungan senyawa dengan XRD, dan uji bioaktifitas dengan menggunakan FTIR. Foaming agent MgCO3 dipilih karena morfologi porositas yang dihasilkan sangat baik. Penambahan foaming agent MgCO3 ini mempengaruhi terbentuknya poros dihasilkan, dimana diperoleh komposisi Zr-3Nb-3%MgCO3 yang merupakan komposisi optimal dilihat dari banyaknya porositas yang terbentuk untuk dijadikan sebagai aplikasi biomaterial dengan struktur poros. Pembentukan lapisan hidroksiapatit juga terlihat pada paduan Zr-3Nb poros, sebagai tanda bahwa paduan Zr-3Nb poros memiliki bioaktivitas yang baik. ...... The focus of this study is to investigate the effect of adding MgCO3 foaming agent element equally (based on weight percentage) in Zr-Nb alloy, to obtain porous structure for biomaterial application. The fabrication process of biomaterials for permanent bone implants was carried out by powder metallurgy method includes powders preparation, compaction and sintering with variable composition of MgCO3 foaming agent are 3%, 4%, and 5% of the total weight of the Zr-3Nb alloy. Tests were carried out on these alloys include hardness test using Rockwell B method, microstructure test using OM and SEM, the test compound content by XRD, and bioactivity testing using FTIR. MgCO3 foaming agent was chosen because of its good porous morphology. The addition amount of this MgCO3 foaming agent affect the created pores, which result Zr-3Nb-5%MgCO3 as the optimum composition by porosity aspect for biomaterial application with porous structure. Hydroxyapatite layer has been formed on Zr-3Nb porous as an evidence that Zr-Nb porous alloy has good bioactivity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S62005
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widiantari Nofriandani
Abstrak :
ABSTRAK
Terak timah II merupakan hasil samping pengolahan timah yang mengandung kuarsa, rutile, hematit, zirkonium oksida, alumunium oksida, kalsium oksida, tantalum oksida, niobium oksida. Terak timah memiliki kadar tantalum oksida dan niobium oksida sebesar 0,33 dan 0,64 . Dalam penelitian ini dilakukan ekstraksi tantalum dan niobium dari terak timah II menggunakan metode leaching bertahap. Setelah dilakukan leaching awal terak timah II menggunakan natrium hidroksida 6 M kemudian dilakukan penambahan asam klorida 3,25 M dan didiamkan selama 15 menit pada suhu 50oC. Setelah itu dilakukan leaching lanjutan menggunakan asam fluorida dengan variasi konsentrasi didapatkan konsentrasi asam fluorida optimum sebesar 4 M dengan konsetrasi tantalum dan niobium sebesar 3,879 ppm dan 23,109 ppm dan dengan pengotor dominan besi sebesar 99,879 ppm. Dalam penelitian ini juga dilakukan isolasi katekin dari daun teh hijau Camellia sinensis. Katekin tersebut akan digunakan sebagai agen pengompleks agar logam tantalum dan niobium maupun logam pengotor yang terdapat dalam terak timah II dapat diekstraksi. Namun pada hasil penelitian dapat dilihat bahwa katekin lebih cenderung berikatan dengan besi yang merupakan pengotor pada terak timah II dibanding tantalum dan niobium terlihat dari penurunan kadar besi sebesar 12 menjadi 87,665 ppm, tantalum sebesar 1,5 menjadi 3,819 ppm serta niobium sebesar 2,1 menjadi 23,060 ppm.
ABSTRACT
Tin slag II is a by product of tin processing which contains quartz, rutile, hematite, zirconium oxide, aluminum oxide, calcium oxide, tantalum oxide, and niobium oxide.Tin slag II has tantalum oxide and niobium oxide levels of 0.33 and 0.64 , respectively. In this research, the extractions of Tantalum and Niobium from tin slag II were performed using gradual leaching method with 6 M sodium hydroxide followed by addition of 3.25 M hydrochloric acid and the resultant mixtures was left for 15 minutes at 50oC. Then, the leaching was continued using fluoride acid with variated concentration, this resulted in optimum concentration of fluoride at 4 M with concentration of tantalum and niobium of 3,879 ppm and 23,109 ppm and most dominant impurities constituent iron of 99,879 ppm. The isolation of catechin from green tea leaf Camellia sinensis was conducted as well. Isolated catechin was used as a complexing agent for tantalum and niobium so that the impurities in tin slag II can be more easily extracted. However, from the results in the research it can be seen that the catechins are more likely to bind to iron which is impurities on tin slag II compared to tantalum and niobium, based on decrease in iron concentration by 12 to 87.665 ppm, tantalum of 1.5 to 3.819 ppm, and niobium of 2,1 to 23,060 ppm.
2017
S69443
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulaksana Permana
Abstrak :
Saat ini tantalum dan niobium yang merupakan salah satu dari empat belas unsur kritis di dunia telah mengalami defisit pasokan sejak tahun 2015. Oleh karena itu perlu dilakukan usaha untuk mendapatkan sumber lain dalam rangka memenuhi kebutuhan tantalum dan niobium di berbagai segmen industri yang semakin meningkat. Salah satu sumber alternatif untuk memenuhi kebutuhan tantalum dan niobium tersebut adalah terak timah Bangka (TTB) yang mengandung Ta2O5 0,33 % berat dan Nb2O5 0,64 % berat. Tinjauan pada terak timah Bangka yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya menyatakan bahwa perolehan nilai rasio pengayaan yang rendah disebabkan kurang efektifnya proses pelindian, baik melalui rute asam-basa maupun basa-asam. Oleh karena itu, kebaruan penelitian ini difokuskan pada penggunaan proses roastingquenching (pemanggangan diikuti dengan pencelupan secara cepat ke dalam air) sebagai pre-treatment proses pelindian dengan lima rute berbeda. Dengan proses roasting-quenching tersebut diharapkan akan terjadi peretakan panas (thermal cracking), reduksi ukuran partikel yang akhirnya memperluas area pembasahan. Dengan lebih luasnya area pembasahan akan memudahkan terjadinya reaksi antara oksida berharga maupun oksida lain dengan larutan pelindi dan pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan rasio pengayaan tantalum oksida dan niobium oksida dalam TTB tersebut. TTB yang telah mengalami pemanggangan pada suhu 900⁰C diikuti dengan pencelupan secara cepat ke dalam air dan pengayakan, hasil prosesnya disingkat TTB-TPP. Pada studi ini TTB-PPP dilakukan pelindian dengan 5 rute variasi pelarut dan variasi konsentrasi pelarut. Adapun 5 rute variasi pelarut adalah: (i) HF; (ii) HCl; dilanjutkan ke dalam NaOH; (iii) NaOH dilanjutkan ke dalam HClO4; (iv) NaOH dilanjutkan ke dalam H3PO4 dan (v) NaOH dilanjutkan ke dalam HClO4 terakhir H2SO4. Hasil karakterisasi menggunakan X-Ray Fluorescence (XRF), Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray Analysis (SEM-EDAX), Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) dan Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP-OES) yang dilakukan terhadap TTB, TTB-PPP, residu dan filtrate hasil pelindian ditemukan bahwa TTB-PPP yang dilakukan pelindian dengan larutan NaOH 8 M (2 jam), dilanjutkan pelindian dengan larutan HClO4 0,8 M (2 jam), dan terakhir dilakukan pelindian dengan larutan H2SO4 0,8 M (2 jam), menghasilkan rasio pengayaan paling optimum yaitu 4,09 untuk tantalum oksida dan 3,34 untuk niobium oksida. Sedangkan pelindian TTB-PPP dengan NaOH 8 M (2 jam) dilanjutkan dengan H3PO4 1,5 M (2 jam) menghasilkan rasio pengayaan tantalum oksida 3,7 dan niobium oksida 3,02.
Currently tantalum and niobium which are one of the fourteen critical elements in the world has experienced supply deficits since 2015. Therefore, efforts are needed to obtain alternative sources in order to meet the supplies of tantalum and niobium in various industry segments that are increased. One alternative source to meet the needs of tantalum and niobium is Bangka tin slag (BTS) containing Ta2O5 0.33 % wt and Nb2O5 0.64 % wt. A review of the Bangka tin slag that has been performed by previous researchers stated that low enrichment ratio values are due to ineffective leaching processes, both acid-base and acid-base routes. Therefore, the novelty of this research is focused on the use of roasting-quenching process (roasting followed by rapid quenching into water) as pre-treatment of leaching process with five different routes. With the roastingquenching process it is expected to provide thermal cracking, reduction of particle size which eventually expanded the wetting area. With a wider area of the wetting will facilitate the reaction between the precious oxide and other oxides with the leachate solution and ultimately it is expected to increase the ratio of enrichment of tantalum oxide and niobium oxide in tin slag Bangka. In the 900⁰C roasted BTS followed by a rapid quenching into the water and sieving, the result of the process is abbreviated as BTS-RQS. In this study, BTS-RQS leached with 5 routes of solvent variation and variation of solvent concentration. The 5 routes of solvent variation are: (i) HF; (ii) HCl is continued into NaOH; (iii) NaOH is continued into HClO4; (iv) NaOH is continued into H3PO4 and (v) NaOH is continued into HClO4 and the final into H2SO4. The results of characterization using X-Ray Fluorescence (XRF), Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray Analysis (SEM-EDAX), Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) and Inductively Coupled Plasma-Optical Emission Spectrometry (ICP-OES) performed on BTS, BTS-RQS, leaching residues and leaching filtrates found that BTS-RQS leached by 8 M NaOH solution (2 h), followed by leaching with HClO4 0.8 M (2 h), and lastly leached with a solution of H2SO4 0.8 M (2 h), yielding the most optimum enrichment ratio of 4.09 for Ta2O5 and 3.34 for Nb2O5. While BTS-RQS leaching with 8 M NaOH (2 h) followed by 1.5 M H3PO4 (2 h) resulted in an enrichment ratio of 3.7 for Ta2O5 and 3.02 for Nb2O5.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2448
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Fahrezi Akli
Abstrak :
Logam tantalum dan niobium merupakan logam bernilai ekonomi tinggi yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi terutama sebagai kapasitor dan paduan pada baja paduan super, tetapi keberadaan logam ini digolongkan ke dalam 14 critical materials. Terak timah hasil dari proses peleburan konsentrat bijih timah merupakan mineral yang memiliki potensi sebagai sumber sekunder dalam pengolahan logam tantalum dan niobium. Penelitian ini berfokus pada peningkatan kadar unsur tantalum dan niobium dari terak timah PT Timah Tbk dengan kadar Ta 0,23 dan Nb 0,47 melalui metode pelindian NaOH dan variasi konsentrasi asam fosfat. Sebelum proses pelindian, sampel terak timah dilakukan pemanggangan pada temperatur 900 oC selama 2 jam dan pendinginan cepat dalam media air untuk melihat morfologi struktur yang memiliki celah antar butir, dikarakterisasi dengan SEM. Kemudian, dilakukan pelindian menggunakan NaOH dan H3PO4, dimana masing-masing residunya dikarakterisasi dengan XRF sementara filtrat hasil pelindian dikarakterisasi dengan AAS dan ICP-OES. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelindian NaOH dapat menurunkan kadar unsur pengotor Fe, Ca, Ti, Al pada residu serta diperoleh kadar Ta tertinggi sebesar 0,85 pada pelindian H3PO4 0.5 M dan kadar Nb tertinggi sebesar 1,45 pada pelindian H3PO4 1.0 M.
Tantalum and niobium metal are high value metals that widely used in various applications, especially as capacitors and alloys in super alloy steel, but the presence of these metals is classified into 14 critical materials. Tin slag that produced from tin ore concentrate smelting process is a mineral that has a potential as a secondary source in the processing of tantalum and niobium. This study focuses on upgrading of tantalum and niobium content from tin slag PT Timah Tbk with content of Ta is 0.23 and Nb 0,47 by NaOH leaching process and variable concentration of phosphoric acid as a leaching agent. Before leaching process, the tin slag sample was roasted at 900 C for 2 hours and water quenching to observe the morphology of gap between the grains, characterized by SEM. Then, leaching was done using NaOH and H3PO4, where each residue was characterized by XRF while the leaching filtrate was characterized by AAS and ICP OES. The results showed that NaOH leaching could decrease the content of Fe, Ca, Ti, Al on residues and obtained the highest Ta content of 0.85 in leaching H3PO4 0.5 M and the highest Nb content of 1.45 in leaching H3PO4 1.0 M.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Masnita
Abstrak :
Tantalum dan Niobium masuk kedalam logam critical in mid term yang diperkirakan akan habis pada tahun 2020. Berdasarkan ketersediaan sumber, terak timah dapat menjadi sumber alternatif untuk mendapatkan logam tantalum dan niobium dalam bentuk Tantalum Pentaoksida Ta2O5 dan Niobium Nb2O5 . Di terak timah juga mengandung Logam Tanah Jarang LTJ oksida yang dapat ditingkatkan kadarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kadar Tantalum, Niobium dan LTJ dengan menggunakan proses pelindian dengan variabel bebas temperatur pelindian Terak timah dilakukan pemanggangan di temperatur 900 C selama 2 jam lalu didinginkan dengan cepat menggunakan larutan NaOH 0.5 M, kemudian dilakukan pengayakan dengan ukuran 100, minus;100 120, minus;120 180. Setelah itu dilakukan pelinidan dengan menggunakan larutan HCl 6 M, S/L 1:30, dan lama pelindian ialah 50 menit. Pelindian dilakukan dengan variabel bebas yaitu temperatur pelindian. Temperatur pelindian yang digunakan ialah 25 , 45 , 65 C. Hasil penelitian ini menunjukan setelah pemanggangan dan pendinginan cepat distribusi ukuran terbanyak di ukuran 100 dan terjadi penurunan kadar Tantalum, Niobium, dan LTJ. Hasil pelindian menunjukan semakin tinggi temperatur maka kadar Tantalum, Niobium, dan LTJ di terak timah meningkat, didapatkan temperatur optimun pelindian di 45 C dengan peningkatan sebesar 240 untuk Niobium dan 164.3 untuk Tantalum.
Tantalum and Niobium were known include as critical in mid term, expected to be exhausted in 2020. Based on availability sources, Tin Slag can be an alternative source for Tantalum Pentaoxide Ta2O5 , Niobium Pentaoxide Nb2O5 and Rare Earth Elements REE. This research aimed to find out effect of effect Natrium Hydroxide as quenching media and leaching process with variable of temperatur leaching for increasing Tantalum, Nobium, and REE oxides grade with leaching process. Tin slang roasted at 900 C for two hours and quenched in NaOH 0.5 M, the sieved to the size of 100, minus 100 120, minus 120 180. Leaching process with Chloride Acid 6 M, S L 1 30, and leached for 50 minutes. The leaching variable temperature used were 25 , 45 , 65 C. The roasting and quencheds result showed the highest mass distribution at 100 and the grade were decreased. The result of leaching, higher temperature leaching then Tantalum, Niobium, and REE oxides grade increased. The optimum temperature was 45 C, increased 240 for Niobium and 164.3 for Tantalum.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67432
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Triana Sari
Abstrak :
Terak timah II merupakan hasil samping dari pengolahan timah, pada terak timah II terkandung unsur-unsur yang masih dapat dimanfaatkan kembali seperti kuarsa, rutile, hematit, zirkonium oksida, alumunium oksida, tantalum oksida, dan niobium oksida. Tantalum dan Niobium beberapa tahun mendatang akan mengalami kepunahan, oleh karena itu pada penelitian ini akan dilakukan recovery tantalum dan niobium dari terak timah II. Terak timah II memiliki kadar tantalum dan niobium oksida sebesar 0,33 dan 0,645. Pada penelitian ini akan dilakukan ekstraksi terhadap logam tantalum dan niobium dari terak timah II menggunakan metode Leaching. Leaching dilakukan dua kali, yang pertama dengan menggunakan HCl dan Alkali NaOH dan yang kedua dengan menggunakan HF dan H2SO4 kemudian dilakukan ekstraksi menggunakan reagen MIBK dan karakterisasi dilakukan dengan instrumen ICP-OES. Kadar tantalum dan niobium pentoksida sebelum ditambahkan asam fitat adalah 68,6465 ppm dan 931,858 ppm dan setelah ditambahkan asam fitat menjadi 463,535 atau meningkat sebesar 85,229 ppm pada tantalum dan menurun sebesar 31,30 menjadi 640,165 ppm.
Tin slag II is a by product of tin processing, in tin slag II contained elements that can still be reused such as quartz, rutile, hematite, zirconium oxide, aluminum oxide, tantalum oxide, and niobium oxide. Tantalum and Niobium in the next few years will experience extinction, therefore in this research will be done tantalum and niobium recovery from tin slag II. Tin slag II has tantalum and niobium oxide levels of 0.33 and 0.645. In this research will be extraction of tantalum and niobium metal from tin slag II using Leaching method. Leaching is done twice, the first by using HCl and Alkali NaOH and the second by using HF and H2SO4 and characterization done with ICP OES instrument. Levels of tantalum and niobium pentoxide before added phytic acid were 68.6465 ppm and 931.858 ppm and after added phytic acid to 463.535 ppm 640.165 ppm.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68899
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>