Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ummul Hairat
"Terdapat sekitar 1.400 ton merkuri dilepas ke lingkungan global dari penggunaan merkuri di sektor Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK). Pemakaian merkuri dalam pengolahan emas yang kurang memperhatikan lingkungan memungkinkan media lingkungan tercemar dan menyebabkan masyarakat di sekitar pertambangan ikut terpajan merkuri dan berdampak pada kesehatan. Neuropati perifer merupakan salah satu gangguan kesehatan yang terjadi karena terganggu atau rusaknya sistem saraf sensorik dan atau motorik akibat akumulasi merkuri di dalam tubuh. Penelitian ini bertujuan menentukan hubungan antara kadar merkuri dalam rambut terhadap gangguan neuropati pada masyarakat di wilayah PESK Kecamatan Cimanggu Kabupaten Pandeglang Banten. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan teknik total sampling. Terdapat hubungan yang signifikan dan substansi antara kadar merkuri dalam rambut dengan gangguan neuropati perifer setelah di kontrol oleh variabel umur dan status merokok yaitu dengan p value 0,001 dimana responden dengan kadar merkuri dalam rambut yang tinggi 2/g) mempunyai risiko 29,98 kali lebih besar untuk mengalami gangguan neuropati perifer dibandingkan dengan responden dengan kadar merkuri dalam rambut 2/g setelah dikontrol variabel umur variabel status merokok. Diperlukan adanya upaya yang kompherensif untuk meminimalisir penggunaan merkuri sehingga dapat mengendalikan kejadian dampak kesehatan yang disebabkan oleh pajanan merkuri."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silphia Novelyn
"Latar belakang: Penelitian ini dirancang untuk menilai pengaruh latihan terhadap pola berjalan, kekuatan otot triceps surae dan VO2maks pada DM tipe 2 dengan neuropati perifer.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Penderita diabetes tipe 2 dengan neuropati perifer (n=29), usia 40-65 tahun dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama (n=10) adalah untuk kontrol dan tidak diberikan program latihan; kelompok kedua (n=10) dan ketiga (n=9) diberi program latihan spesifik yang berbeda. Latihan dilakukan 3 kali seminggu selama 6 minggu. Kecepatan dan frekuensi langkah, lebar BOS, kekuatan otot triceps surae dan VO2maks peserta diukur dua kali, yaitu sebelum dan sesudah program latihan. Hasil pengukuran sebelum dan sesudah program latihan kemudian dibandingkan.
Hasil penelitian: Terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) pada setiap parameter pada kelompok kedua dan ketiga sesudah program latihan, perbedaan yang lebih besar terlihat pada kelompok ketiga.
Kesimpulan: Pemberian latihan kekuatan otot triceps surae, latihan berjalan dan senam aerobik memperbaiki pola berjalan, kekuatan otot triceps surae dan lebar BOS penderita diabetes tipe 2 dengan neuropati perifer. Latihan kekuatan otot triceps surae disertai latihan berjalan dan senam aerobik menunjukkan hasil lebih baik dibandingkan latihan kekuatan otot triceps surae dan latihan berjalan saja.

Background: This study was designed to assess the effects of exercise on walking patterns, muscle strength of triceps surae and VO2max in type 2 diabetes with peripheral neuropathy.
Method: This study is an experimental study. People with type 2 diabetes with peripheral neuropathy (n=29), age 40-65 years are grouped into 3 groups. The first group (n=10) is for control and no exercise program is given; the second group (n=10) and the third (n=9) were given different specific training programs. The exercise is done 3 times a week for 6 weeks. Speed and frequency of steps, BOS width, triceps surae muscle strength and VO2max of participants were measured twice, before and after the exercise programs. The results of the measurements before and after the exercise programs were then compared.
Result: There was a significant difference (p<0.05) in each parameter in the second and third groups after the exercise program, a greater difference was seen in the third group.
Conclusion: Triceps surae muscle strengthening training, walking exercise and aerobic exercise improve triceps surae muscle strength and BOS width of diabetic peripheral neuropathy. Triceps surae muscle strengthening training that given with walking and aerobic exercise shows better results than triceps surae muscle strengthening training and walking exercise alone.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budiman Bintang Prakoso
"Tuberkulosis masih menjadi masalah di dunia terutama di Indonesia sebagai negara ke-3 terbesar penyumbang penderita tuberkulosis baru. Etambutol merupakan salah satu jenis obat yang dipakai dalam pengobatan tuberkulosis di Indonesia. Etambutol memiliki efek samping gangguan fungsi mata yaitu neuropati etambutol. Diagnosis neuropati etambutol sulit ditegakkan karena sebagian besar anatomi fundus yang normal dan sering terdiagnosis terlambat sehingga kerusakan permanen dapat terjadi. Mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan toksisitas etambutol, diperlukan upaya mendeteksi kelainan ini sedini mungkin. Pemeriksaan pERG dan mfERG dilaporkan pada beberapa studi bermanfaat dalam mengkonfirmasi kasus toksisitas etambutol okular setelah terdapat gangguan secara klinis. Belum diketahui diantara pemeriksaan pERG dan mfERG yang dapat menunjukkan perubahan terlebih dahulu untuk mendeteksi toksisitas etambutol sebelum terjadi gangguan klinis.
Penelitian ini menggunakan metode uji klinis prospektif pada 40 sampel mata dianalisis dengan uji T berpasangan dan Wilxocon. Pemeriksaan dilakukan dengan pemeriksaan Snellen chart, HRR Richmond Plates, Pelli Robson, pattern ERG dan multifokal ERG pada pasien yang terdiagnosis tuberkulosis kategori 1 selama 2 bulan pertama. Visus, sensitifitas warna dan kontras tidak berubah pada seluruh pasien selama follow-up 2 bulan. Terdapat penurunan waktu implisit P50 sebesar -1,27± 4,71 mS (p=0,049) dan amplitudo gelombang N95 sebesar -0,93± 4,49 μV (p=0,038) yang bermakna secara statistik pada pemeriksaan pERG. Tidak terdapat perubahan bermakna pada gelombang N1 dan P1 pada pemeriksaan mfERG. Pemeriksaan gelombang pERG lebih dahulu mengalami perubahan dibandingkan mfERG.

Tuberculosis (TB) are world health problem, especially in Indonesia as 3rd biggest leading for the new emerge patient TB. Ethambutol is included one of the standard therapy that still used to treat TB patient in Indonesia. Ethambutol have side effect that related with eye disease called neuropathy ethambutol. Neuropathy ethambutol is hardly to diagnose due to most cases have normal fundus anatomy and therefore frequently delayed to detect, permanent damage could happen in this situation. As we know that damage could happen from ethambutol toxicity, it necessary to detect this disease as soon as possible. Examination pattern electroretinography (pERG) and multifocal electroretinography (mfERG) is reported has an advantage to detect and to confirm ocular toxicity by ethambutol after the clinical problem had emerge. It is not yet known neither pERG nor mfERG could detect any changes to detect ethambutol ocular toxicity before the clinical problem emerge.
This study use prospective clinical trial to 40 eye sample and analyzed with paired t and wilcoxon test. The examination use Snellen chart, HRR Richmond Plates, Pelli Robson, pERG and mfERG in tuberculosis category 1 patient with 2 months follow-up. Visual acuity, sensitivity in color and contrast are normal to whole patient for 2 months follow-up. In pERG examination we found mean implicit time wave P50 are shorten by -1,27± 4,71 mS (p=0,049) and mean of amplitude wave N95 are reduced by -0,93± 4,49 μV (p=0,038) and both are statistically significant. In mfERG examination we did not find any statistically significant changes in both wave N1 and P1. Pattern ERG had earlier changes compare to mfERG.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library