Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harimukti S.
Abstrak :
Pengaiokasian bandwidth virtual path merupakan saiah satu faktor yang periu dipertimbangkan dalam menciptakan jaringan ATM dengan utilisasi jaringan yang tinggi dengan tetap mempertahankan mutu pelayanan. Pada skripsi ini dibuat suatu perangkat lunak dari dua algoritma pengalokasian bandwidth, yaitu algoritma upper bound of cell loss probability dan algoritma peak rate allocation. Unjuk kerja kedua algoritma ini dilihat dengan membandingkan seberapa besar bandwidth virtual path yang dibutuhkan oleh masing-masing algoritma bila beberapa virtual channel connection dikelompokan ke dalam satu virtual path. Parameter input yang digunakan pada pengujian kedua algoritma ini adalah :jumlah VCC, peak cell rate, average cell rate, batas atas probabilitas sel hilang. Sernua parameter ini merupakan variabei bebas yang dapat dirubah harganya. Adapun parameter output yang digunakan untuk mengukur unjuk kerja masing-masing algoritma adalah besar bandwidth yang dihasilkan oleh masing-masing algoritma dan a iisiensi algoritma satu terhadap algoritma lainnya. Hasil simulasi menunjukan bahwa algoritma upper bound of cell loss probability dapat mengalokasikan bandwidth secara iebih efisien dibandiingkan algoritma peak rate allocation dengan kondisi input yang diubah-ubah. Adapun perubahan kondisi input yang dimaksud adalah perubahan jumlah VCC, perubahan burstiness (peak cell rate dibagi average cell rate), dan perubahan batas atas probabilitas hilang set.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39725
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayatullah
Abstrak :
Teknologi Asynchronouos Transfer Mode (ATM) dikembangkan untuk mengintegrasikan berbagai bentuk layanan komunikasi. Salah satu jenis layanan komunikasi yang berkembang saat ini adalah jenis layanan data. Layanan ini di dalam ATM dikategorikan kepada jenis layanan Available Bit Rate (ABR). Pada pengelolaan jaringan ATM, layanan ABR ini banyak dikorbankan oleh twitch (karena menuliki prioritas sel yang lebih rendah dibandingkan dengan jenis layanan CBR dan VBR), pada saat switch mengalami kondisi kongesti karena beban yang harus dilayani oleh jaringan sangat tinggi. Untuk menghindari tingkat cell loss yang tinggi pada ABR maka dikembangkan sebuah metode congestion avoidance ERICA yang diharapkan dapat mengadaptasikan laju kecepatan transmisi layanan ABR terhadap kondisi trafik jaringan. Hal ini dilakukan karena jenis layanan ABR memiliki kemampuan untuk meningkatkan atau menurunkan kecepatan transmisi datanya. Untuk melihat performansi yang dilakukan oleh ERICA terhadap layanan ABR, dilakukan sebuah simulasi dengan menggunakan sebuah simulator jaringan yaitu A7M/HFC Network Simulator yang dikembangkan oleh NIST (National Institute of Standards and Technology). Simulator ini dibuat dalam bahasa C dan dijalankan pada X Window System yang berbasis pada UNIX. Sebuah topologi jaringan didesain untuk menganalisis performansi kontrol kongesti ERICA pada trafik ABR dalam jaringan ATM. Berdasarkan hasil yang didapat dari simulasi ditentukan nilai fairness, efisiensi, throughput, dan panjang antrian (queue) dari kontroI kongesti ERICA untuk topologi jaringan ini.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awan Setiawan
Abstrak :
ATM adalah mode pengiriman informasi yang terlebih dahu/u memecah informasi tersebut menjadi se/-se/ keci/ dengan panjang tetap. Dengan ukuran 48 byte payload dan 5 byte header membuat switch dapat me/ewati se/ dengan kecepatan tinggi. Dengan sistem pengiriman seperti itu delay yang a/can dialami oleh setiap jenis trafik relatif sama, hal inilah yang memungkinkan integrasi segala jenis trafik kedalam jaringan ATM. Kecepatan jaringan serta desain yang diperuntukkan bagi pemakaian secara global membuat sistem manajemen trafik yang dibutuhkan sangat rumit. Kecepatan transmisi yang tinggi tanpa sistem kontrol kongesti yang memadai akan membutuhkan penyedian buffer yang besar. Hal tersebut akan membuat jaringan ATM menjadi mahal. Maka kontrol kongesti yang memadai merupakan kebutuhan yang mutlak bagi jaringan ATM. Kontrol kongesti untuk jaringan ATM harus dapat bekerja pada lingkungan Lokal Area Network sebaik pada Wide Area Network. serta pada link dengan kapasitas beberapa Mbps sampai Gbps. Kontrol kongesti pada jaringan ATM juga harus dapat memaksima/kan penggunaan sisa sumber daya jaringan bagi layanan Available Bit Rate dengan pembagian yang adil. Skema control kongesti yang dipilih oleh ATM forum untuk diimplementasikan pada jaringan ATM adalah skema rate base. Skema ini melakukan pembagian sumber daya jaringan berdasarkan rate dari pemakai jaringan. Skema control kongesti Enhanced Proportional Rate Control Algorithm merupakan salah satu skema control kongesti rate base yang mendapatkan banyak perhatian dari para peneliti ATM. Pada skripsi ini skema EPRCA akan diuji pada beberapa topologi untuk dapat mengetahui kinerja yang dihasilkan. Throughput, utilisasi link dan indeks fairness merupakan parameter-parameter kinerja yang akan dianalisa.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39680
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sapto Hartono
Abstrak :
Entropy merupakan suatu derajat ketidakpastian kedatangan sel sel trafik atau dapat dikatakan bahwa entropy menggambarkan jumlah rata-rata keacakan dalam penyebaran sel-sel ATM. Sumber informasi yang digunakan adalah sumber onĀ­ off Entropy berkaitan erat dengan karakteristik parameter antrian (queue parameter) yang meliputi average queue size, queue variance, dan equivalent buffer. Equivalent Buffer didetinisikan sebagai kapasitas buffer minimum yang diperlukan untuk mendapatkan loss probability yang lebih baik. Analisis entropy aliron sel ATM sebagai deskriptor trafik dllakukan dengan membuat variasi terhadap parameter-parameter masukan. Parameter parameter tersebut meliputi faktor utilisasi (a), laju puncak kedatangan sel {m), laju layanan {c), dan probabalitas overflow (e). Masukan tersebut akan diproses dengan menghitung persamaan unjuk ketja yang diberlkan. Hasil yang didapat adalah fungsi average queue size. queue variance, dan equivalent buffer masing-masing sebagai fungsi dari entropy dan salah saru variabel masukan. Fungsi average queue size, queue variance secara monoton menurunkan nilai entropy. Entropy dapat ditingkatkan dengan memecah korelasi antarsel melalui konsep Entropy Bccster. Perbandingan hasil perhitungan dengan referensi f2] cukup valid dengan interval persentase penyimpangan : rata rata panjang varian 6 % - 16 %, varians 15 % - 35 % kapasitas buffer 19%- 40 %.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S39634
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library