Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lilly Harmawan
Abstrak :
Perilaku sebagian profesional muda di Jakarta diwarnai oleh gaya hidup aktual yang berfokus pada citra-diri dan penampilan lahiriah. Gayahidup seperti ini merupakan sebuah refleksi dari sebuah fenomena yang tidak terlihat secara eksplisit. Penelitian ditujukan untuk melihat apakah ada fenomena tertentu yang mendorong dan membentuk gaya hidup seperti itu. Lasch (1979) berpendapat gaya hidup ini merupakan kebudayaan narsisisme dan dampak dari kebudayaan modern, sedangkan Lowen (1985) menyatakan bahwa fenomena narsisisme tidak sehat merupakan sebuah fenomena penyangkalan diri yang dilakukan untuk menutupi kerentanan jatidiri yang sesungguhnya. Individu dengan narsisisme tidak sehat menampilkan citra yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya untuk menutupi rasa inferioritas yang dimilikinya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dan eksploratif. Melibatkan keseluruhan 16 orang subjek yang terbagi ke dalam 4 subjek utama dan 12 subjek pendukung. Alat yang digunaken dalam penelitian adalah kuestioner O'Brien Multiphasic Narcissism Inventory dan Pedoman Umum wawancara yang merupakan gambaran manisfestasi narsisisme patologis dan hasil adaptasi dari teori-teori mengenai narsisisme. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa:
1. Ada ciri narsisisme tidak sehat pada sebagian profesional muda di Jakarta.
2. Narsisisme ini dilakukan untuk menutupi rasa inferioritas dan kerentanan jatidiri mereka.
3. Narsisisme terjadi ketika seseorang membesarkan aspek parsial yang dimilikinya dan menyebabkan berbagai distorsi. Distorsi-distorsi yang dimiliki menciptakan ilusi tentang diri-semu yang rentan terhadap kritik.
4. Narsisisme tidak sehat disebabkan karena: (a) tidak adanya proses pencerminan sehat (healthy mirroring) pada seseorang, (b) pola asuh yang tidak seimbang, (c) kesibukan orangtua dengan pekerjaan dan kegiatan sosialnya (d) kontribusi lingkungan (misalnya pariwara) yang mempengaruhi proses sosialisasi anak.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seira Jamal
Abstrak :
Para ahli telah lama membahas sifat narsisme dan keterkaitannya dengan kinerja organisasi. Beberapa studi sebelumnya telah memperdebatkan apakah seorang pejabat eksekutif tertinggi yang narsisistik bermanfaat atau merugikan bagi organisasi. Namun, perdebatan ini tetap tidak terjawab. Dengan berkontribusi pada kesenjangan penelitian ini, saya mengusulkan bahwa perusahaan yang dipimpin oleh pejabat eksekutif yang narsistik kemungkinan akan berinvestasi dalam penelitian dan perkembangan yang jumlahnya lebih tinggi, dan ukuran perusahaan akan memperkuat efek ini. Penelitian ini dilakukan secara empiris dengan menggunakan sampel 114 perusahaan teknologi komputer yang sudah terpublik dan terdaftar di bursa efek pada tahun 2014. Analisis regresi moderasi hierarkis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian ini. Namun, hasilnya menunjukkan bahwa narsisme bukanlah prediktor signifikan dari investasi dalam penelitian dan perkembangan, dan ukuran perusahaan tidak memoderasi hubungan ini. Saya menyarankan bahwa alasan utama untuk hasil yang tidak signifikan ini adalah kurangnya pengukuran narsisme pada pejabat eksekutif tertinggi dan jumlah perusahaan kecil yang tidak memadai dalam sampel. ...... Scholars have long discussed the trait of narcissism and its interplay with organizational outcomes. Several prior studies have been debating whether a narcissistic CEO is beneficial or detrimental for the organization. However, this debate remains unanswered. By contributing to this research gap, I propose that a firm that is led by a narcissistic CEO will likely exhibit higher R&D investment, and firm size will strengthen this effect. This study is conducted empirically by using 114 computer technology firms that are publicly listed in the stock exchange in the year of 2014 as the sample. The hierarchical moderated regression analysis is conducted to test the hypotheses of this study. However, the result implies that the CEO’s narcissism is not a significant predictor of R&D investment, and firm size does not moderate this relationship. I suggest that the main reason for the insignificant result is the lack of CEO’s narcissism measurement and the inadequate number of small-sized firms in the sample. Since the result does not support the proposed hypotheses, HR, board directors, and managers should not put too much attention on the CEO’s narcissism. There may be other important factors that will directly influence the firm’s R&D investment besides the CEO’s narcissistic traits.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Jahidatul Falah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh pengungkapan ESG serta sifat narsisme CEO terhadap nilai perusahaan. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk menguji secara empiris peran narsisme CEO dalam mempengaruhi hubungan antara pengungkapan ESG dan nilai perusahaan. Pengungkapan ESG diukur dengan skor ESG dari Thomson Reuters database, narsisme CEO diukur menggunakan unobtrusive indicator oleh Chatterjee dan Hambrick (2007), dan nilai perusahaan diukur dengan rasio Tobins Q. Pengujian dilakukan pada 77 sampel perusahaan non-keuangan di Negara ASEAN Five yang diperoleh melalui teknik purposive sampling dengan periode penelitian 2014-2017. Titik observasi dalam penelitian ini berjumlah 308 tahun perusahaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengungkapan ESG yang dilakukan perusahaan serta sifat narsisme CEO dapat meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu, penelitian ini menemukan bahwa sifat narsisme CEO dapat memperkuat pengaruh positif pengungkapan ESG terhadap nilai perusahaan. ......This study aims to empirically examine the impact of Environmental, Social, and Governance (ESG) disclosure and the nature of CEO narcissism on firm value. Not only as an independent variables, but this study also aims to examine the role of CEO narcissism in influencing the relationship between ESG disclosure and firm value. ESG disclosure was measured by the ESG score of the Thomson Reuters database, CEO narcissism was measured using unobtrusive indicators by Chatterjee & Hambrick (2007), and firm value was measured by Tobins Q ratio. The study covers a sample selection of companies listed on ASEAN Five countries for the business years 2014-2017 (308 firm-year observations). Based on the data panel regression results, this study find that ESG disclosure and the nature of CEO narcissism can increase the firm value. In addition, this study also find that the CEO narcissism can strengthen the positive impact of ESG disclosure on firm value.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52510
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sarah Pricillia Hendra
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari kepribadian narsisme sebagai faktor penyebab flaming, dan ancaman ego sebagai variabel yang memoderasi tindak agresi Warga Negara Indonesia dalam ranah digital. Penelitian ini menggunakan paradigma positivistik dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survei cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner tertutup secara daring dari tanggal 17 Mei 2023 sampai dengan tanggal 6 Juni 2023. Menggunakan teknik non-probability sampling, penelitian mengumpulkan 427 responden. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat korelasi antara narsisme, ancaman ego, dan flaming. Berdasarkan analisis model persamaan struktur PLS, pengaruh langsung narsisme terhadap flaming diketahui lebih besar dibanding ketika dimoderasi oleh ancaman ego. Selain itu, penelitian turut menemukan bahwa: (1) laki-laki diketahui memiliki tingkat narsisme, ancaman ego, dan kecenderungan flaming yang lebih tinggi dibanding perempuan; (2) penghasilan diketahui berkorelasi positif terhadap narsisme dan ancaman ego. Penjelasan lebih dalam mengenai implikasi telah dibahas dalam laporan penelitian. ......This research aims to understand the influence of narcissistic personality as a causing factor of flaming, and ego threats as variables that moderate Indonesian citizens’ aggression online. This study uses a positivistic paradigm with a quantitative approach through a cross-sectional survey method. Data was collected by distributing closed questionnaires online from May 17th 2023 to June 6th 2023. Using a non-probability sampling technique the research gathered 427 respondents. The study revealed correlations between narcissism, ego threats, and flaming. Based on PLS structural equation model analysis, the direct effect of narcissism on flaming is found to be greater than when it is moderated by ego threats. In addition, the research has also found that: (1) men have higher levels of narcissism, ego threats, and flaming tendencies than women; (2) income is positively correlated with narcissism and ego threat. The thorough explanation of the implications has been discussed in the research report.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Praditya Ar Rizqi
Abstrak :
Sharenting mulai dijumpai sejak diciptakannya Facebook pada tahun 2007, 30% orangtua mengunggah satu foto anak mereka ke internet setiap hari dan 92% anak di bawah usia 2 tahun di Amerika Serikat sudah memiliki jejak digital. Di Indonesia gejala ini juga muncul di media sosial. Penelitian ini melihat kontribusi motif-motif sharenting, kesadaran akan risiko sharenting dan trait kepribadian narsisistik terhadap sharenting. Partisipan penelitian adalah 521 orang yang terdiri dari 31 Ayah serta 490 Ibu. Partisipan diperoleh dengan metode convenience sampling dan pengisian kuesioner dilakukan secara daring. Alat ukur penelitian adalah SS (Skala Sharenting), ASMS (Adaptasi Skala Motif Sharenting), SKRS (Skala Kesadaran akan Risiko Sharenting) dan NPI-11 (Narcissism Personality Inventory 11 item). Analisis data dilakukan dengan regresi berganda metode stepwise untuk mendapatkan variabel mana yang paling besar memberikan kontribusi terhadap sharenting. Secara berturut-turut variabel yang berkontribusi terhadap sharenting adalah motif manajemen impresi, trait kepribadian narsisistik, motif ekonomi, kesadaran akan risiko sharenting, motif sosial dan motif saran pengasuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan memiliki perilaku sharenting yang tergolong rendah dan kesadaran akan risiko sharenting yang tinggi, namun memiliki tingkat trait kepribadian narsisistik yang tinggi. Hasil penelitian ini dapat dijadikan landasan untuk mengedukasi orang tua tentang kesadaran akan risiko sharenting agar dapat melakukan sharenting dengan bijak. ......Sharenting began to be found since the creation of Facebook in 2007, 30% of parents upload one photo of their children to the internet every day and 92% of children under the age of 2 in the United States already have a digital footprint. In Indonesia, this symptom also appears on social media. This research looks at the contribution of sharenting motives, awareness of the risks of sharenting and narcissistic personality traits to sharenting. The research participants were 521 people consisting of 31 fathers and 490 mothers. Participants were obtained using the convenience sampling method and filling out the questionnaire was done online. The research measuring instruments are SS (Sharenting Scale), ASMS (Adaptation of Sharenting Motive Scale), SKRS (Sharenting Risk Awareness Scale) and NPI-11 (Narcissism Personality Inventory 11 items). Data analysis was carried out using a stepwise multiple regression method to determine which variables contributed the most to sharenting. Successively, the variables that contribute to sharenting are impression management motives, narcissistic personality traits, economic motives, awareness of the risks of sharenting, social motives and parenting advice motives. The research results showed that the majority of participants had relatively low sharenting behavior and high awareness of the risks of sharenting, but had high levels of narcissistic personality traits. The results of this research can be used as a basis for educating parents about awareness of the risks of sharenting so they can sharenting wisely.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
[Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah machiavellianisme, narsisisme, dan faktor-faktor big-five memiliki hubungan dengan respon utilitarian dalam dilema moral. Responden penelitian (n=137) merupakan responden umum yang diambil berdasarkan cara pengambilan data secara langsung dan online, dimana pengambilan data secara langsung dilakukan di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa machiavellianisme berkorelasi positif dengan moral dilema (rs=0,360, p<0,01). Selain itu, machiavellianisme dapat memprediksi pengambilan keputusan dalam dilema moral dengan β = 0,320, t(7,109) = 3,374, p <0,01. Dengan kata lain, individu dengan skor machiavellianisme yang tinggi akan cenderung untuk memunculkan respon utilitarian dalam dilema moral dibanding individu dengan skor machiavellianisme rendah. Narsisisme dan faktor-faktor big-five tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan respon utilitarian dalam dilema moral. , The purpose of this research was to see if machiavellianism, narcissism, and big-five factors correlated with utilitarian response in moral dilemmas. Research respondent (n=137) were general, chosen with direct and online methods, which direct methods is being done in Faculty of Psychology, University of Indonesia. The result of this research was that machiavellianism has a positive correlations with moral dilemma (rs=0.360, p<0.01). Then, machiavellianism could predict the decision making in moral dilemma, with β = 0.320, t(7.109) = 3.374, p <0.01. In other words, individuals with higher machiavellian score were more likely to show an utilitarian response than individuals with lower machiavellian score in moral dilemmas. Narcissism and big-five factors didn’t have a significant correlation in response to moral dilemmas. ]
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57705
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhanes Danarjati Soepono
Abstrak :
ABSTRACT
Narcissism is one of the characteristics that influences the organizational leadership effectiveness. According to researchers and psychoanalyst, it is a trade off characteristic where it delivers positive impact but has negative consequences in some context. This study aims to investigate the narcissism of CEOs and organizations. In specific, whether Elon Musk is a narcissistic leader and whether Tesla Motors itself a narcissistic organization are focused in this study. To determine the characteristics of narcissistic CEO, this study uses the DSM IV from American Psychiatric Association 2002 . Whereas, Godkin and Allcorn 2009 criteria is used to analyze the narcissistic trait of the organization. In this study it is not necessary to execute the research plan, so the preliminary answer is based on the literature and hypotheses. As a preliminary answer, the CEO Elon Musk of Tesla Motors is a narcissist. However, this study finds Tesla Motors is not a narcissist organization. Nonetheless, this conclusion could not be finalized as it does not have the complete data concerning Tesla Motors narcissism.
ABSTRAK
Narsisisme adalah salah satu karakteristik yang mempengaruhi efektivitas dari kepempiminan dalam organisasi. Menurut peneliti dan psikoanalis, sifat tersebut memiliki dua sisi yaitu sisi positif dan juga konsekuensi negatif dalam beberapa konteks. Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi narsisisme dari CEO dan organisasi. Dalam spesifik, apakah Elon Musk seorang pemimpin yang narsis dan apakah Tesla Motors adalah organisasi yang narsis. Untuk menentukan karakteristik dari narisistik CEO, studi ini menggunakan landasan teori DSM-IV dari American Psychiatric Association 2002 . Sedangkan, Godkin dan Allcorn 2009 kriteria akan digunakan sebagai landasan teori untuk menganalisa sifat narsistik dari organisasi. Dalam studi ini tidak perlu untuk mengeksekusi perencanaan penelitian. Hasil dari studi ini menyimpulkan bahwa Elon Musk CEO dari Tesla Motors adalah seorang narsistik. Di sisi lain, studi ini menyimpulkan bahwa Tesla Motors bukan organisasi yang narsis. Meskipun begitu, kesimpulan ini tidak bisa menjadi jawaban final karena studi ini tidak mendapatkan data utuh yang secara komplit menjelaskan level narsisisme dari Tesla Motors.
2017
S67200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benny Chandra
Abstrak :
Narsisisme merupakan sebuah kepribadian yang mempengaruhi arsitektur pada zaman ini. Generasi Y memiliki sifat narsistik lebih kuat dibandingkan dengan generasi sebelumnya yang mempengaruhi fungsi dalam rumah mereka. Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji karakter rumah Generasi Y. Berdasarkan hasil tinjauan teori dan analisis studi kasus, narsisisme mempengaruhi rumah Generasi Y dengan adanya sebuah ruang identitas yang berperan menunjukkan narsisisme. Adanya keberadaan ruang identitas menunjukkan identitas akan selera dan status sosial penghuni kepada orang luar. Ruang identitas menambah makna rumah Generasi Y. ...... Narcissism is a personality that influences architecture today. Generation Y has narcissistic properties stronger than previous generations that affect the function in their homes. This thesis aims to examine the character of Generation Y homes. Based on the results of the theory review and case study analysis, narcissism affects Generation Y home with the existence of an identity space that acts to show narcissism. The existence of identity space shows the identity of the taste and social status of the inhabitants to outsiders. The identity space adds to the meaning of Generation Y home.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Essy Syam
Abstrak :
ABSTRACT
This writing analyzes narcisism and oedipus complex as reflected in work entitles Pygmalion written by George Bernard Shaw objective of this analysis is to show and to analyze how narcisim and Oedipus complex are suffered from the protagonist of this work that objective, this analysis applies psychoanalitical analysis to demonstrate the mental condition of the main character. Related to that idea, this analysis applies descriptive analysis method in which the result of the analysis will be described clearly from the presented description, it will show how the main character of this work lives his life and in his interaction characters will describe his mental condition.
Pekanbaru: Fakultas Ilmu Budaya Universitas Lancang Kuning Pekanbaru, 2017
020 JPB 4:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rengganis Rizka Prasanti
Abstrak :

Penelitian ini bertujuan untuk melihat peranan collective narcissism sebagai moderator dalam hubungan antara ideologi politik dan intoleransi politik. Ideologi politik diduga dapat memprediksi intoleransi politik terhadap kelompok yang berbeda nilai, baik pada kelompok ideologi nasionalis sekuler maupun religius. Selain itu, diduga bahwa collective narcissism secara individual dapat menjelaskan intoleransi politik dan juga dapat memoderasi hubungan ideologi politik dan intoleransi politik. Partisipan sejumlah 256 orang WNI yang telah berusia di atas 18 tahun (Musia = 29,81, rentang pendidikan SMP - S3) mengisi kuesioner secara online melalui Survey UI. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ideologi politik dapat menjelaskan intoleransi pada kelompok partisipan berideologi nasionalis sekuler tapi tidak pada kelompok partisipan berideologi religius. Collective narcissism ditemukan dapat memprediksi intoleransi politik pada kedua kelompok, dan hubungan ideologi politik dengan intoleransi politik. Pada kedua kelompok tidak ditemukan peran moderasi dari collective narcissism terhadap hubungan ideologi politik dengan intoleransi politik.


The objective of this study is to see the role of collective narcissism as moderator in the correlation between political ideologi and political intolerance. Political ideology was assumed to predict political intolerance towards social groups with different political views, in both secular nationalist and religious ideological groups. It was also assumed that collective narcissism can individually predict political intolerance, while also moderating the correlation between political ideology and political intolerance. The participants, 256 Indonesian citizens who are at least 18 years old, with education backgrounds ranging from junior high school to doctoral degree (Mage = 29,81), filled in questionnaires online in Survey UI. Results reveal that political ideology only explains political intolerance in the secular nationalist group of participants, but not in the religious group. Collective narcissism is found to predict political intolerance in both ideological groups, along with the correlation between political ideology and political intolerance. In both ideological groups, no moderating effect is found from collective narcissism in the correlation between political ideology and political intolerance.

Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>