Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Baldick, Julian
London: I.B. Tauris , 1989
297.409 BAL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bhanja, K C
Darjcelany: Oxford, 1948
398.36 BHA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Osho
London: Watkins Publishing, 2004
149.3 OSH w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aufa Ifada
Abstrak :
Pengobatan tradisional sebagai salah satu bagian daripada upaya meningkatkan dan mencapai kesehatan dalam masyarakat bisa bertahan dan berkembang dalam masyarakat. Hal ini tidak bisa dipungkiri dalam realita kehidupan masyarakat, meskipun upaya peningkatan kesehatan berupa pelayanan kesehatan primer atau kesehatan berdasarkan kedokteran atau sistem medic modern terutama dalam masyarakat pedesaan masih terus digalakkan. Studi ini dimaksudkan untuk lebih memahami faktor-faktor yang berperan di dalam masyarakat, terutama masyarakat pedesaan sehingga gurah sebagai salah satu pengobatan alternatif dapat bertahan di tengah arus modernisasi kesehatan. Gurah sebagai salah satu upaya peningkatan kesehatan dan tergolong dalam salah satu pengobatan alternatif menjadi berkembang seiring dengan kehidupan masyarakat pedesaan yang berkembang pula. Berbagai faktor mengiringi perkembangan tersebut, sehingga peranan pengobatan gurah berkembang tidak hanya dalam manfaatnya, tempi juga dalam bentuk-bentuk pelayanan pengobatannya. Hal ini dapat lebih memberikan alternatif kepada masyarakat mengenai Cara penyembuhan atau pengobatan yang lebih cocok bagi mereka. Peranan gurash ini berkembang, juga dipengaruhi oleh meningkatnya pengguna jasa gurah. Pengguna jasa gurah, dalam hal ini pasien gurah, meningkat dikarenakan faktor media, transportasi, dan pemasaran. Faktor-faktor ini memiliki pengaruh timbal balik bagi keberadaan gurah itu sendiri, karena adanya kebutuhan dan pengetahuan masyarakat yang meningkat sciring dcngan kebutuhan masyarakat warga Imogiri dalam memanfaatkan pcngctahuannya tentang pengobatan. Sasaran penelitian diarahkan kepada penggurah sebagai aktor dalam melakukan pengobatan gurah ini, karena yang berperan di dalam pengobatan adalah faktor pengobat yaitu penggurah. Selain pengobat, sasaran lain adalah pasien atau pengguna jasa gurah yang pada akhirnya memberikan penilaian kepada penggurah tersebut. Penilaian ini memberikan pengaruh yang cukup besar di dalam kelangsungan dan keberadaan pengobatan itu untuk terns mengembangkan din dan semakin dikenal oleh masyarakat luas. Metode yang digunakan dalam studi ini adalah wawancara dan observasi-Penggunaan metode penelitian tersebut diharapkan dapat memperoleh informasi mengenai pemahaman baik dan pihak penggurah maupun dari pengguna jasa gurah.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Bagir
Abstrak :
ABSTRAK
Minat penulis terhadap persoalan ini sesungguhnya bukan baru saja terbentuk. Sejak Iebih dari lima tahun yang Ialu, penulis bersama beberapa rekan telah mendirikan Pusat Pengembangan Tasawuf Positif llMaN. Sejak pertama kali dicanangkan, pusat ini memang memfokuskan perhatian pada pengembangan tasawuf-mistisisme Islam-yang di samping tidak antiaktivitas-duniawi, juga bersifat rasional dan memiliki apresiasi terhadap sains. Pelekatan kata ?positif" sebagai ajektif bagi kata ?tasawuf" memang dimaksudkan untuk menekankan aspek-aspek tersebut di atas seraya membedakannya dengan jenis tasawuf yang secara negatif menyangkai rasionalitas dan sains. Dalam rangka itu, tugas penulisan disertasi, sebagai persyaratan untuk meraih gelar doktor ini, penulis anggap sebagai wahana yang tepat untuk mengembangkan minat penulis itu ke tataran ilmiah yang Iebih tinggi.

Minat penulis juga didorong oleh kenyataan, sejauh pengetahuan penulis, bahwa selama ini belum ada studi khusus mengenai masalah ini, khususnya yang terkait dengan (perbandingan antara) pemikiran Mulia Shadra dan Heidegger yang menjadi fokus disertasi ini. Kalaupun selama ini sudah ada studi yang membandingkan antara pemikiran Mulia Shadra dan Heidegger, kesemuanya berfokus pada pembandingan aspek ontologis kedua filosof. Lebih dari itu, pemikiran Heidegger yang disoroti pun terbatas pada Heidegger awal. Fokus disertasi ini pada gagasan Heidegger tentang berpikir (thinking)-yang menandai pemikiran Heidegger Ianjut-ini kiranya sekaligus dapat mengkaji apa yang disebut- sebut sebagai ?pembelokan" (tuming)? yang disebut-sebut telah terjadi dalam pemikiran tokoh ini di masa-masa yang Iebih belakangan dalam hidupnya.

Rumusan Masalah
Disertasi ini secara khusus akan menyoroti persoalan pengalaman mistis dilihat dari sudut pandang epistemologi Mulia Shadra untuk kemudian dibandingkan dengan hal yang sama dalam gagasan Heidegger tentang berpikir (denken).
Seperti akan diungkapkan dalam subbab konsep-konsep dasar di bawah ini, ada cukup bahan yang menunjukkan betapa pemikiran Mulia Shadra dan Heidegger, yang terpisah oleh dua budaya yang berbeda dan masa yang merentang sepanjang lebih dari tiga abad itu, terdapat cukup butir-butir mendasar yang bisa diperbandingkan. Selain dari ontologi keduanya yang sama-sama memajukan kajian atas ada (being atau wujud) sebagai poros filsafat, dalam aspek epistemologi pun tergambar jelas adanya kesejajaran-kesejajaran mendasar. Yakni, sifatnya yang bukan saja mentransendensikan pendekatan diskursif-analitis, melainkan malah mengandalkan pada metode iluminatif, kalau tak malah sepenuhnya mistis. Facia Mulia Shadra, hal ini mengambil bentuk teorinya tentang pengetahuan presensial, sedangkan pada Heidegger pada gagasannya tentang berpikir (denken) yang memujikan pemahaman poetik.

Beberapa pertanyaan kunci yang hendak dijawab dalam penelitian disertasi ini adalah:
1. Mungkinkah menjelaskan pengalaman mistis, yang biasanya dianggap tidak terperikan, melalui bahasa dan aturan-aturan berpikir yang bisa diverifikasi secara publik, khususnya dalam kerangka epistemologi Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir; dan, jika bisa, seperti apa bentuknya?
2. Adakah kemungkinan bagi alternatif metode perolehan pengetahuan yang bersifat mistis?
3. Adakah sifat-sifat atau unsur-unsur mistis dalam pemikiran Heidegger, khususnya yang kemudian?
4. Apa sajakah kesejalanan-kesejalanan dan perbedaan-perbedaan antara epistemologi mistis Mulla Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir?

Tujuan Penelitian
1. Melanjutkan kajian intelektual tentang hakikat pengalaman mistis yang, betapapun juga, dirasakan masih sangat kurang-sekaligus mengkaji kemungkinan alternatif metode perolehan pengetahuan (knowledge acquisition) yang bersifat mistis, melalui penelitian atas epistemologi Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir.
2. Menggali Iebih jauh sifat mistis pemikiran Heidegger.
3. Mencari titik-titik kesejalanan dan juga perbedaan antara epistemologi mistis Mulia Shadra dan gagasan Heidegger tentang berpikir.

1.4 Manfaat Penelitian
1. Memperkaya upaya-upaya dialog antara pamikiran Barat dan Timur, khususnya islam.
2. Mendukung upaya pengembangan spiritualisme atau mistisisme yang menghargai rasionalitas dan, dengan demikian, membantu mencegah penyalahgunaannya oleh para pseudomistik untuk membodohi masyarakat yang mengikutinya.
3. Khusus dalam hubungannya dengan kajian atas gagasan Heidegger tentang berpikir yang bersifat poetik, memperkaya bahan-bahan bagi analisis Iiterer (kesusastraan) terhadap karya-karya sastra-baik yang nyata-nyata mengambil bentuk puisi maupun prosa-yang menggunakan bahasa-bahasa yang benar-benar bersifat poetik- imajinatif dan nonproposisional, yang menandai banyak di antara karya-karya sastra modern dan pascamodern.
2004
D650
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library