Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aldilla Reza El Rozak
Abstrak :
ABSTRAK
Pemujaan idola merupakan suatu obsesi individu terhadap seseorang di mata publik dimana pemujaan idola merupakan proses normal dari pembentukan identitas diri dari seorang anak-anak dan remaja. Seseorang yang dijadikan idola adalah orang-orang terkenal dari berbagai bidang pekerjaan, salah satunya adalah bidang entertainment seperti penyanyi, aktor, dan atlit. Pemujaan idola dalam diri seorang individu terdiri dari dimensi social worship dan personal worship. Pemahaman yang baik terhadap pemujaan idola dapat membantu industri musik dalam meningkatkan pembelian produk musik dan mengurangi pembajakan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh pemujaan idola (social worship dan personal worship) dalam memprediksi keanggotaannya dalam kelompok konsumen music purchase intention atau music piracy intention. Responden dari penelitian ini adalah orang-orang yang memiliki idola favorit yang paling dipuja yang berasal dari berbagai genre musik dan dalam berbagai bentuk (band, solo-singer, ataupun idol group). Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis diskriminan dan analisis kluster. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dimensi social worship dan personal worship memiliki pengaruh positif dalam memprediksi keanggotaan kelompok konsumen yang melakukan music purchase intention atau music piracy intention. Kemudian, ditemukan juga bahwa variabel moderasi product involvement dapat mempengaruhi secara positif dimensi social worship dan personal worship dalam memprediksi keanggotaan kelompok yang melakukan music purchase intention atau music piracy intention.
ABSTRACT
Idol worship is an individual obsession against someone in the public eye where idol worship is a normal process of identity formation of the children and adolescents. Someone who idolized is well-known people from various fields of work, one of which is the field of entertainment such as singers, actors, and athletes. Idol worship in an individual consists of a social and personal dimension of worship. A good understanding of idol worship can help the music industry to increase the purchase of products and reduce music piracy. This study aims to analyze the effect of idol worship (social and personal worship worship) in predicting membership in a group of music consumers purchase intention or music piracy intention. Respondents of this study are the ones who have the most adored favorite idols from various genres of music and in various forms (bands, solo-singer, or idol group). Discriminant analysis and cluster analysis is used to process the data. The results from this study show that the social and personal dimension of worship have a positive influence in predicting group membership consumers who make music purchase intention or music piracy intention. Furthermore, the moderating variable of product involvement can positively influence the social and personal dimension of worship in predicting group membership that does music purchase intention or music piracy intention.
2016
S62775
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Altschuler, Glenn C.
New York: Oxford University Press, 2003
781.660 Alt a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gilbert, Jeremy
London: Routledge, 1999
784.188 GIL d
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Supicic, Ivo
Zagreb: Institute de Musicologie - Academie de Musique, 1971
780.9 SUP m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mirdina Muchtadi
Abstrak :
ABSTRAK
Musik rap yang berasal dari budaya HipHop sebagai bagian dari budaya populer merupakan ajang untuk berekspresi bagi anak muda di Jerman. Keberadaan Bushido dan penyanyi-penyanyi rap Jerman lain yang multikultural dan sukses besar dalam industri musik dapat dikatakan sebagai fenomena budaya populer. Melalui dua lagunya Bravo Cover dan Alles Wird Gut, Bushido memperjelas identitasnya sebagai penyanyi rap non Jerman. Dalam skripsi ini, proses konstruksi identitas Bushido dalam arena budaya populer yang hegemonik dilihat berdasarkan skema circuit of culture yang menganalisis lima aspek, yaitu representasi, identitas, produksi, konsumsi dan regulasi.
ABSTRACT
Rap music, having its roots in the hiphop culture as part of popular culture, is a site where german teenagers can express themselves. Bushido's existence and that of other german rappers who are multicultural and very successful in the music industry, can be called as popular culture phenomenon. Through two of his songs Bravo Cover and Alles Wird Gut, Bushido shows his identity as a non german rapper. In this bachelor thesis, the construction process of Bushido's identity in the arena of hegemonic popular culture is based on the "circuit of culture" scheme which analyses five aspects: representation, identity, production, consumption and regulation.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2011
S455
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vera V. Syamsi
Abstrak :
Ketika The Beatles mulai dikenal Iuas dan menjadi idola banyak kaum muda di Inggris, kaum mapan di sana mengecamnya dan melarang pemutaran lagu dari kelompok tersebut. Larangan itu terjadi karena kaum mapan merasa adanya ancaman atas otoritas dan wibawa mereka, sementara -sebaliknya- bagi kaum marjinal (dalam hal ini kaum muda dan kelas pekerja) The Beatles merupakan tempat menaruh harapan untuk mendapat kebebasan dan kesempatan yang pada akhirnya adalah perhaikan taraf hidup. Tetapi ternyata sikap `permusuhan' clari kaum mapan itu tidak berlangsung lama dan bahkan pada akhirnya The Beatles di kooptasi dan dipergunakan oleh mereka (dalam hal ini pemerintah) sebagai identitas budaya bangsa tersebut. Selain itu, kelompok musik rock 'n roll itu menimbulkan banyak perubahan dan mengilhami banyak hal Baru tidak saja di Inggris tetapi juga di banyak negara lain di dunia. Karena itu menjadi sangat menarik untuk dianalisa dan diteliti lebih lanjut ideologi apa saja yang berkontestasi dibalik perubahan yang terjadi. Untuk itu penelitian ini dilakukan melalui perspektif kajian budaya dengan pusat perhatian pada momen representasi dan produksi budaya / budaya produksi serta konsumsi. Sedangkan perangkat yang dipergunakan adalah Semiotik yang termuat dalam konsep Mitos yang dikemukakan oleh Roland Barthes.
At the time of its emergence, The Beatles was received with two different reactions; a very enthusiastic and warm welcome by the youth and a very strong objection by parents, teachers and government. The Beatles brought to the surface many things that people didn't realize before and caused many changes. To the youth, it symbolizes freedom, an outlet of expression, a time to be the center of the attention; to the working class people The Beatles was a hope for the eradication of the invisible restriction wrapping them (known as class division) and a medium to go to the higher plane in the society; and to the Establishment The Beatles was an alarm of threat to the power and authority they possessed. With so many interests and ideologies took part behind the sky rocketing popularity of the band, it is very interesting to observe further the phenomenon which later involved many people in the United Kingdom and also the world. More interestingly, the attitudes first showed by the elite group of people called the Establishment has eventually changed. Not only did they accept the group but also now they co-opt the group as nation's cultural identity. Clearly there has been a big change in the society, and this thesis would like to investigate the contesting ideologies behind the change and the circumstance in Britain's present society through cultural studies approach with the focus on moments of Representation and Production / Consumption using Semiotics theory in the concept of Mythology set forward by Roland Barthes.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
T10891
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
North, Adrian C.
New York : Oxford, 2008
780 Nor s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Marcellina Brillian Capellita
Abstrak :
Musik merupakan bagian dari kehidupan manusia. Sebenarnya yang menarik dari musik adalah nada yang sering didendangkan. Namun biasanya, nada lagu selalu diikuti, dengan adanya lirik lagu. Lirik lagu ini, dapat juga dianggap sebagai puisi. Puisi merupakan bagian dari karya sastra. Puisi disukai oleh masyarakat karena permainan kata. Ciri khas puisi adalah bentuknya fisiknya yang berbeda dari prosa.  Dalam sebuah puisi pengarang dapat menyampaikan keinginannya dengan cara permainan kata. Masyarakat menikmati permainan kata tersebut sesuai dengan keinginannya masing-masing. Masyarakat pada umumnya memiliki pendapat sendiri terhadap puisi yang dibacanya.  Tujuan riset kecil ini, pertama adalah untuk mengangkat kritik sosial dan pesan sosial yang tersirat melalui lirik lagu Jogja Ora Didol karya Jogja Hiphop Foundation. Kedua, untuk menunjukan bahwa puisi merupakan alat yang ampuh untuk menyampaikan pendapat, karena bentuknya yang tidak kaku. Penyampaian pendapat melalui puisi ini, tentunya menarik perhatian masyarakat. Penyair memanfaatkan jalinan kosa kata dan permainan kata untuk menuliskan kritik terhadap pihak yang dituju. Dengan kata lain penyair melalui puisi melakukan `pemberontakan` terhadap apa yang dilihatnya di masyarakat melalui jaringan kata-kata dalam puisi. Melalui sudut pandangnya yang kritis penyair mengutarakan pendapat sambil bernyanyi. Kebaruan dari riset ini adalah membuka sesuatu cakrawala yang berbeda, dari dunia analisis puisi yang sudah biasa dilakukan.
Music is a part of human's life. Actually, what makes music interesting is the fact that the tone sung melodically. The tone in the music is often followed by song lyrics. The lyrics of the song, can also be considered poetry. Poetry is a part of literary work. Poetry is loved dearly by society because of word play. The characteristic of poetry is its literary form that is different from prose. In a poem, the author can convey his wishes by way of word play. People enjoy the word play according to their wishes. People in general have their own opinions about the poetry they read. The purposes of this research are, 1) to raise social criticism and social messages implied by the lyrics of Jogja Ora Didol composed by Yogya hiphop foundation, and 2) to show that poetry is a powerful tool for expressing opinions, because the form is not rigid. Submission of opinions through this poem certainly attracts the attention of the public. Poets use vocabulary and word games to write criticism of the intended party. In other words, poets through poetry do `rebellion` or `rebellious act` towards what the poets saw in the community through the words in poetry. Through his critical point of view, the poet express their opinions while singing. The novelty of this research is to open up a different horizon, from the world of poetry analysis that is commonly done.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Heidi Joewono
Abstrak :
ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai akulturasi musik yang terjadi dalam Tsugaru-jamisen masa kini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis dengan teknik studi kepustakaan. Hasil temuan skripsi ini adalah bahwa akulturasi musik tersebut menyebabkan pertumbuh kembangan Tsugaru-jamisen yang dapat dilihat dari terciptanya berbagai lagu Tsugaru-jamisen baru dalam notasi Jepang juga Barat, pemanfaatannya sebagai instrumen musik modern yang dapat dimodifikasi, serta bagaimana Tsugaru-jamisen kini digunakan dalam berbagai genre musik; dan terbaginya pemain Tsugaru-jamisen saat ini ke dalam tiga kategori: pemain yang kursus di ryaha atau iemoto; pemain yang secara otodidak berlatih lagu-lagu minya; dan pemain yang secara otodidak belajar memainkan Tsugaru-jamisen untuk memainkan lagu-lagu di luar genre minya. Simpulannya adalah bahwa sebuah tradisi budaya harus dinamis: tetap hidup, bertumbuh dan berkembang bersama dengan masyarakatnya. Budaya yang dapat berkembang seiring dengan zaman tanpa kehilangan ciri khasnya akan lestari, sementara tradisi yang stagnan semakin lama akan semakin sedikit peminat hingga akhirnya tenggelam. Budaya yang berubah pun bila terlampau jauh maka dapat memisahkan diri dan membentuk aliran baru, sementara budaya aslinya ditinggalkan.
ABSTRACT
The focus of this study is music acculturation in the present Tsugaru-jamisen. The study uses the method of descriptive analysis literature review. The find is that said music acculturation caused two things: the growth and development of Tsugaru-jamisen and the categorization of the recent Tsugaru-jamisen players into three types. The growth can be seen from new songs created in both classical Japanese and Western notation, how it is modifiable as a modern musical instrument, and that it can be used in various genres. The three category of Tsugaru-jamisen players are: they who affiliated themselves with certain ryaha or iemoto; self-taught people aiming for minya professionals; and players learning Tsugaru-jamisen autodidactically in other genres. The conclusion is that a cultural tradition has to stay alive, growing and developing together with the people. Cultures that can manage to develop abreast the time without losing its main characteristic will remain longlast, while stagnated ones would slowly lose inheritor, nearing extinction. Too much cultural change might result in separation: the new culture a derivative or branch while the original continues to decline.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Umar Ghifari
Abstrak :
Penelitian ini membahas bagaimana perkembangan Musica Studio rsquo;s dalam mempertahankan eksistensinya dalam industri musik Indonesia selama 1971-2005. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan Musica Studio rsquo;s dalam mempertahankan eksistensinya. Metode penelitian sejarah heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi digunakan dalam penelitian ini. Data-data penelitian bersumber dari sumber primer dan sekunder yang didapat dari Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, Perpustakaan Batu Api Jatinangor, Perpustakaan Daerah DKI Jakarta dan lain-lain. Upaya Musica dalam mempertahankan eksistensinya mulai dari beradaptasin dengan perubahan teknologi, tren masyarakat Indonesia dan melawan pembajakan membuatnya tetap eksis selama 44 tahun. Musica Studio rsquo;s menunjukkan kualitas perusahaan dengan mengorbitkan banyak musisi ternama seperti Chrisye, Iwan Fals, Titiek Puspa, Rafika Duri, Grace Simon, New Rollies dan masih banyak lagi. Keberhasilan Musica dalam mendirikan perusahaan tidak lepas dari kontribusi Amin Widjaja, pendiri dari Musica itu sendiri. Amin memimpin Musica pada tahun 1971 hingga akhirnya ia meninggal pada tahun 1979. Kepemimpinannya digantikan oleh anaknya yang kedua, Sendjaja Widjaja. Benang merah kepemimpinan Amin dengan anaknya adalah nilai kekeluargaan yang diterapkan dalam perusahaan. ...... This study discusses how the development of Musica Studios in maintaining its presence in the Indonesian music industry during 1971 2005. This study aims to determine the efforts made Musica Studios in maintaining its presence. Heuristic methods of historical research, criticism, interpretation and historiography used in this study. Data were derived from primary and secondary sources were obtained from the Central Library of the University of Indonesia, Jatinangor Flint Library, the Library of Jakarta and others. Musica efforts in maintaining its presence from beradaptasin with changes in technology, the trend of Indonesian society and the fight against piracy makes it remained for 44 years. Musica Studio's orbit show quality company with many renowned musicians like Christophe, Iwan Fals, Titik Puspa, Rafika Duri, Grace Simon, New Rollies and much more. Musica success in establishing the corporation can not be separated from the contribution Amin Widjaja, founder of Musica itself. Amin led Musica in 1971 until he died in 1979. His leadership was replaced by a second son, Sendjaja Widjaja. The common thread is the leadership of Amin with his family values that are applied within the company.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S67846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>