Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Prita Kusumaningtyas
Abstrak :
Menu restoran merupakan salah satu wujud dari lanskap linguistik. Varian bahasa dan karakteristiknya secara signifikan berkontribusi terhadap pemahaman mendalam mengenai lanskap linguistik bahasa Jepang yang termanifestasikan melalui beragam nama-nama menu yang ada. Namun, penelitian linguistik sebelumnya cenderung menitikberatkan pada objek di tempat makan atau bahasa Inggris dalam lanskap linguistik Jepang, dengan kurangnya eksplorasi yang mengenai menu berbahan dasar mi di restoran Jepang (menrui). Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan menjelaskan lanskap linguistik nama menu restoran berbahan dasar mi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Nama menu dianalisis variasi bahasanya untuk dicari tahu karakteristiknya. hasil penelitian ialah nama nama menu berbentuk kata dan frasa nominal. Juga ditemukan nama menu dengan menggunakan nama mi yang digunakan (ramen, soba, udon dan soumen), bahan – bahan yang digunakan (chicken, gyuu, kamo, goma, tenzaru, tempura, kitsune, tororo, shoyu), warna bahan yang digunakan (aka, shiro, kuro), asal daerah bahan yang digunakan (nanban), cara memasak (yaki) cara penyajiannya (zaru, kake), dan suhu makanan saat disajikan (hiyashi). ......Restaurant menu is manifestation of the linguistic landscape. The language variations and characteristics significantly contribute to a profound understanding of the linguistic landscape of the Japanese language, as manifested through various menu names. However, previous linguistic research has tended to focus on objects in dining place or the use of English in the Japanese linguistic landscape, with limited exploration regarding menu items based on noodles (menrui) in Japanese restaurants. Based on this premise, this study aims to explain the linguistic landscape of restaurant menu names based on noodle dishes. The research methodology is descriptive analysis using a qualitative approach. The names of the menus are analyzed for their language variations to determine their characteristics. The research findings reveal that the menu names primarily take the form of nouns and noun phrases. Moreover, menu names are discovered using the name of the noodle type (ramen, soba, udon, and somen), the ingredients used (chicken, gyuu, kamo, goma, tenzaru, tempura, kitsune, tororo, shoyu) the color of the ingredients (aka, shiro, kuro), the regional origin of the ingredients (nanban), the cooking method (yaki), the serving style (zaru, kake), and the serving temperature (hiyashi).
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nico Dian Ferdinand
Abstrak :
Bahasa yang terdapat pada rambu-rambu jalanan umum, papan iklan, nama jalan, nama tempat, papan nama komersial dan rambu-rambu publik di gedung-gedung pemerintah membentuk lanskap linguistik di suatu wilayah, daerah atau perkotaan. Sebagai salah satu jenis lanskap linguistik, papan nama toko berkontribusi dalam pembentukan identitas dan konsep dari toko. Akan tetapi, penelitian lanskap linguistik terdahulu kerap berfokus kepada penggunaan multibahasa dan tidak membahas secara lebih dalam mengenai aspek multimodalitas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menjelaskan multimodalitas papan nama restoran lokal di Kyoto. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Moda verbal dianalisis menggunakan teori onomastika dan moda nonverbal dengan teori gramatika visual. Hasil penelitian menemukan beberapa pola multimodalitas yaitu (i) Moda verbal metaforis dan moda nonverbal asosiatif; (ii) Moda verbal adjektival dan moda nonverbal asosiatif; (iii) Moda verbal nomina persona dan moda nonverbal asosiatif, (iv) Moda verbal dialek dan moda nonverbal asosiatif dan (v) Moda verbal ateji dan moda nonverbal asosiatif. Selain dari itu, hasil analisis juga menemukan keterkaitan yang kuat antara makna verbal dan nonverbal berpengaruh besar terhadap keberhasilan penyampaian konsep dan pembentukan identitas dari suatu restoran. ......The language found in public street signs, billboards, street names, place names, commercial signage and public signs in government buildings form the linguistic landscape of a region, area or city. As a type of linguistic landscape, shop signboard contributes to the formation of the identity and concept of the shop. However, previous linguistic landscape research often focuses on the use of multilingualism and does not go deeper into the analysis of multimodality. Therefore, this study aims to explain the multimodality found in the signboard of local restaurants in Kyoto. The research method used is descriptive analysis method with a qualitative approach. Verbal mode is analyzed using onomastics theory and non-verbal mode using visual grammatical theory. The results found several multimodality patterns, namely (i) metaphorical verbal mode and associative nonverbal mode; (ii) adjectival verbal mode and associative nonverbal mode; (iii) persona noun verbal mode and associative nonverbal mode, (iv) dialect verbal mode and associative nonverbal mode and (v) Verbal mode of ateji and associative nonverbal mode. Apart from that, the results of the analysis also found that how strong the relationship between verbal and nonverbal meanings have a great influence on the success of conveying the concept and forming the identity of a restaurant.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Brigitta Sita Oentari
Abstrak :
Web seminar (webinar) menyediakan ruang interaksi di internet bagi sekelompok individual yang berada di tempat terpisah untuk mendiskusikan suatu hal. Dalam pelaksanaannya, diperlukan rancangan peran dan kontribusi dari masing-masing pihak yang terlibat agar tujuan webinar tersebut dapat tercapai. Bertolak dari teori Clark (1994, 1996) yang menyatakan bahwa seluruh personel percakapan memiliki andil bagi percakapan melalui kapasitasnya masing-masing, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran dan kontribusi personel yang tergabung dalam webinar. Sumber data berupa webinar dengan bahasan penanganan Covid-19 di Jawa Barat yang disiarkan melalui aplikasi Zoom Meeting dan situs YouTube secara bersamaan. Data penelitian berupa wacana percakapan dari webinar tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan Analisis Percakapan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa personel dalam webinar terbagi atas peran penutur, mitra tutur, dan partisipan sampingan yang tergabung melalui aplikasi Zoom Meeting, serta peran pengamat dan penguping yang tergabung melalui situs YouTube. Personel tersebut saling bergantian peran dari satu tindakan ke tindakan lainnya untuk bekerja sama membangun kesamaan landasan. Personel yang tergabung dalam aplikasi Zoom Meeting saling berkolaborasi untuk memberikan kontribusi berikutnya yang relevan (relevant next contribution), perhatian yang berlanjut (continued attention), serta pengakuan (acknowledgment), baik menggunakan tuturan atau gestur. Pemberian kontribusi yang relevan berarti personel mampu memproduksi urutan tuturan yang sesuai. Pemberian perhatian yang berlanjut berarti personel bekerja sama dengan menerima segala kontribusi yang saat itu diproduksi oleh penutur tanpa berusaha mengambil giliran. Pengakuan berarti personel menerima kesamaan landasan yang terakumulasi melalui gestur. Personel yang tergabung dalam situs YouTube, di sisi lain, mampu memberikan kontribusi berikutnya yang relevan melalui teks pada live chat. Dengan kapasitas berbeda, seluruh personel berperan dan berkontribusi penting bagi ketercapaian tujuan percakapan dalam webinar. ......Web seminars (webinars) allow a group of people in different locations to engage on the internet and discuss anything. It is vital to design the roles and contributions of each person involved in its implementation so that the webinar’s objectives are achieved. This study aims to identify the roles and contributions of personnel in a webinar using Clark’s theory (1994, 1996), which claims that all conversational personnel contribute to the conversation through their respective capacities. The data source is a webinar on the handling of Covid-19 in West Java, which is simultaneously streamed on Zoom Meeting and YouTube. The research data is the conversational discourse from the webinar. This qualitative research employs the conversation analysis approach. The results of the study show that the personnel in the webinar are divided into the roles of speakers, addressees, and side participants in Zoom Meeting, as well as the roles of bystanders and eavesdroppers on YouTube. These personnel alternate roles from one action to another to work together to build common ground in conversation. Personnel in the Zoom meeting collaborate with each other to provide relevant next contributions, continued attention, and acknowledgments using speech or gestures. Providing a relevant next contribution means personnel can produce appropriate utterance sequences. By giving continuous attention, personnel are collaborating to accept all contributions currently being produced by the speaker without attempting to take turns. Acknowledging means personnel receive the accumulated common ground using gestures. Personnel on YouTube, on the other hand, make the relevant next contributions via text in live chat. With varying capacities, all personnel play a significant role and contribute to the webinar’s conversational goals.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library