Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deni Dwi Arta
"ABSTRAK
Multikulturalisme sudah menjadi hal yang tidak bisa dihindari di lingkungan masyarakat global. Efek dari globalisasi memicu berbagai budaya untuk berpapasan dengan budaya lain. Persinggungan ini menghasilkan sebuah budaya baru di dalam masyarakat, dan salah satu hasilnya adalah Taqwacore. Taqwacore telah menjadi bentuk peleburan antara subkultur punk, gerakan straightedge, dan kepercayaan Islam. Artikel ini menggunakan karya fiksi dari Michael Muhammad Knight yang berjudul The Taqwacore (2003) sebagai acuan dari studi. Studi ini memjabarkan bagaimana identitas salah satu karakter dalam novel menggunakan paradigma konstruktivisme. Subjek yang merupakan seorang straightedge-taqwacore dalam komunitas Taqwacore. Studi ini bertujuan untuk melihat
bagaiman dua budaya yang bersinggungan, antara pemikiran progresif punk rock dan norma konservatif Islam, bernegosiasi dan berasimilasi. Artikel ini menggunakan perspektif konstruktivis untuk menganalisis perpaduan dua budaya ini dalam membentuk satu identitas baru.

ABSTRACT
Multiculturalism becomes inevitable in global society. The effect of globalization
stimulates any culture to spread and confront other cultures. This confrontation creates a new culture inside the society, and one of them is Taqwacore. Taqwacore has become the melting pot between punk subculture, straight edge movement, and Islamic deity. This paper uses Michael Muhammad Knight s novel The Taqwacore (2003) as the corpus of the study. The study will deconstruct one of the characters identities of the novel by using constructivism framework. A subject is a straightedge-taqwacore man inside the taqwacore society. The study aims to see how two clashing culture - punk rock progressive ideology and Islamic conservatism can negotiate each other creating assimilation. This paper uses a constructivist perspective to analyze how this fuse of culture can shape one s identity."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Magda Zefanya Haryandita
"Identitas merupakan karakter yang dimiliki oleh individu dan dapat terbentuk melalui struktur kebudayaan suatu masyarakat. Kesusastraan Kanada sering kali mengangkat permasalahan identitas sebagai topik utama penulisannya. Québec sebagai wilayah frankofon Kanada menghadapi puncak isu identitasnya pada masa Révolution Tranquille. Jacques Godbout dalam novelnya yang berjudul Salut Galarneau! (1967) membawakan cerita mengenai François, lelaki asal Kanada yang tumbuh di lingkungan multikultur karena Ayah François merupakan orang Prancis dan Ibunya merupakan orang Amerika. Stuart Hall (2005) menyampaikan bahwa identitas budaya merupakan suatu identitas yang akan terus berubah tergantung dengan siapa individu tersebut berinteraksi, kapan dan di mana ia berada. Namun, pada praktiknya manusia akan bertemu manusia lain dan melakukan interaksi di tempat dan dalam situasi yang berbeda. Kemudian masyarakat yang hidup berdampingan ini akan berusaha untuk mempertahankan karakteristik dari budaya mereka masing-masing. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan tekstual pada film sebagai korpus penelitian. Penelitian juga didukung teori fokalisasi oleh Genette (1983) dan teori struktur naratif oleh Roland Barthes (1975). Hasil analisis menunjukkan François pada akhirnya menjauhkan diri dari budaya Prancis serta menunjukkan bahwa multikulturalisme berperan penting dalam pembentukan jati diri seseorang.

Identity is a character that is owned by individuals and can be formed through the cultural structure of a society. Canadian literature often raises the issue of identity as the main topic of its writing. Québec as a francophone region of Canada faced the peak of its identity issue during the Révolution Tranquille. Jacques Godbout in his novel Salute Galarneau! (1967) tells the story of François, a man from Canada who grows up in a multicultural environment because François' father is French and his mother is American. Stuart Hall (2005) said that cultural identity is an identity that will continue to change depending on who the individual interacts with, when, and where he is. However, in practice, humans will meet other humans and interact in different places and situations. Then these people who live side by side will try to maintain the characteristics of their own culture. The research was conducted using a qualitative method with a textual approach to film as a research corpus. This research is also supported by the theory of focalization by Genette (1983) and the theory of narrative structure by Roland Barthes (1975). The results of the analysis show that François ultimately distanced himself from French culture and shows that multiculturalism plays an important role in the formation of one's identity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Linda Putri Resmana
"ABSTRAK
Kehidupan sosial dalam masyarakat urban sangat bersifat heterogen. Masyarakat terbentuk karena adanya berbagai perbedaan di dalam ruang lingkup tersebut. Keheterogenitasan tersebut dapat dilihat dari perbedaan ras, bahasa, pendapat, tingkat intelegensi, pekerjaan, budaya, serta perbedaan status sosial dan ekonomi. Adanya fenomena tersebut dapat mengakibatkan munculnya suatu masyarakat yang multikultural. Peningkatan batas-batas pemisahan kelas sosial seseorang juga tidak dapat dihindari dalam fenomena tersebut. Karakteristik-karakteristik tersebut tergambarkan dalam kedua korpus data Netzliteratur yang digunakan penulis yang secara tidak langsung menggambarkan pola interaksi heterogenitas pada masyarakat urban dalam cerita. Untuk mengungkapkan karakteristik tersebut, digunakan beberapa teori tentang urban, khususnya mengacu pada keheterogenitasan masyarakat urban.

ABSTRACT
The social life in urban society is very heterogenous and can be seen from the differences of race, language, opinion, intelligence level, employment, culture, as well as the differences of social and economic status. Due to these differences in the area, a society is formed which eventually results in a multicultural society. Moreover, the increase of discrimination against someone in a social class cannot be avoided in this phenomenon. These characteristics can be represented in both corpus of data of Netzliteratur, where interaction heterogeneity is indirectly reflected in story. To explain these characteristics, the author uses a few theories about urban, especially in heterogeneity of urban society. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tatiek Rachmawati
"Dalam menciptakan masyarakat yang multikultural, dibutuhkan pemahaman konsep multikulturalisme. Pemahaman multikulturalisme dapat diberikan sejak dini. Hal ini perlu agar anak-anak dapat lebih menghargai, menghormati, mengakui, dan memahami setiap perbedaan agama, bahasa, suku, etnis, dan bentuk yang ada di kehidupan mereka serta siap untuk menghadapi lingkungan yang beragam. Pemberian pemahaman multikulturalisme kepada anak-anak dapat melalui buku bacaan bergambar bertema multikultural. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan penggambaran multikulturalisme melalui alur dan penokohan pada buku Aku Anak yang Berani, Bisa Melindungi Diri Sendiri (AABBMDS) 3 (2018) Karya Watiek Ideo dan Nindia Maya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Sumber data penelitian ini menggunakan buku bacaan bergambar AABBMDS 3. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik baca dan catat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku AABBMDS 3 mengandung empat kriteria sebagai buku bacaan bergambar bertema multikultural yang dapat ditemukan melalui alur dan penokohan dalam cerita. Buku ini juga mengandung tiga konsep dasar multikulturalisme, yaitu (1) mempelajari dan menghargai budaya seseorang; (2) menghormati dan berkeinginan untuk memahami kebudayaan orang lain; dan (3) menghargai, mengakui keberadaan, dan merasa senang dengan perbedaan kebudayaan orang lain. Namun, demikian, secara umum isi buku AABBMDS 3 lebih kepada pengenalan konsep multikulturalisme kepada anak-anak.

In creating a multicultural society, an understanding of the concept of multiculturalism is needed. Understanding of multiculturalism can be given early. This is necessary so that children can appreciate, respect, acknowledge, and understand every difference in religion, language, ethnicity, and physical form in their lives and are ready to face a diverse environment. Giving an understanding of multiculturalism to children can be through multicultural themed picture books. This study aims to explain the description of multiculturalism through the plot and characterization of the book Aku Anak yang Berani, Bisa Melindungi Diri Sendiri (AABBMDS) 3 (2018) By Watiek Ideo and Nindia Maya. The method used in this research is qualitative method. The data source of this study uses AABBMDS 3 reading books. The technique of collecting data uses the of reading and writing. The results showed that the AABBMDS 3 book contained four criteria as a multicultural picture reading book that could be found through the plot and characterization of the story. This book also contains three basic concepts of multiculturalism, namely (1) learning and respecting one's culture; (2) respect anns desire to understand the culture of others; and (3) respect, acknowledge existence, and feel happy with other people's cultural differences. However, in general the contents of the AABBMDS 3 book are more about the introduction of the concept of muticulturalism to children."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library