Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutabarat, Marihot B.
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang kepuasan kerja tenaga paramedis di RSUD X. Selain itu, juga untuk mengetahui tinglat kepuasan kerja tenaga paramedis RSUD X, mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja sehubungan dengan perbedaan karakteristik individual tenaga paramedis di RSUD X, dan mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja sehubungan dengan perbedaan karakteristik kerja tenaga paramedis di RSUD X. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tenaga paramedis di RSUD X umumnya merasa puas dalam melakukan pekerjaannya. Adapun perbedaan karakteristik individu dan adanya perbedaan karakteristik pekerjaan tidak selalu diikuti oleh adanya perbedaan kepuasan kerja. Perbedaan pemenuhan kebutuhan yang bermakna lebih banyak tampak pada perbedaan karakteristik individu dibandingkan dengan perbedaan karateristik pekerjaan.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohd. Idris Ibrahim
Abstrak :
Pemberian biaya Jasa Medik kepada petugas Rumah Sakit Pemerintah merupakan satu kebijaksanaan baru yang tertuang di dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 68/Men.Kes/SK/II/1987, tanggal 6 Februari 1987 tentang Pola Tarip Rumah Sakit Pemerintah. Biaya JM adalah suatu insentif dalam bentuk uang yang bersumber dari penghasilan rumah sakit, dan dibagikan kepada pegawai pemberian biaya JM adalah untuk meningkatkan motivasi menimbulkan dorongan semangat dan kegairahan kerja, akan mengurangi kelesuan dan rendahnya produktivitas Biaya JH menjadi tambahan penghasilan petugas rumah sakit dalam situasi gaji pegawai negeri yang cukup rendah di Indonesia. Penerapan kebijaksanaan biaya JM di RSU Pasar Rebo, Jakarta, didasarkan pada keputusan Gubernur DKI Jakarta, yang berlaku bagi semua RSU Daerah Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Jumlah biaya JM dapat dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Tidak ada bagian biaya JM yang ditahan di Kas Daerah. Pengaturan pembagian di RSU Pasar Rebo didasarkan pada penilaian pekerjaan dengan sisten angka atau sistem nilai terhadap pegawai. Faktor-faktor tertentu dinilai dengan standar bobot yang telah ditetapkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pemberian biaya JM berpengaruh dan bermanfaat terhadap peningkatan motivasi kerja; disamping itu untuk mengetahui hubungan antara-kepuasan kerja, prestasi kerja dan beberapa karakteristik tertentu dari tenaga paramedis perawatan terhadap motivasi; serta untuk memperoleh tanggapan dan saran pegawai mengenai kebijaksanaan pemberian biaya JM. Penelitian ini merupakan suatu penelitian deskriptif yang dilanjutkan dengan analisis hubungan antar variabel. Penelusuran variabel secara cross-sectional. Analisis data dengan menggunakan metode statistik nonparametrik, karena skala pengukuran yang dipakai adalah skala ordinal. Dilakukan analisis frekuensi dan persentase serta statistik deskriptif dari berbagai variabel. Uji statistik mengenai hubungan antar variabel yang diteliti dengan menggunakan Uji Chi-Kuadrat, disertai Phi statistik atau Cramer's V, serta koefisien kontingensi. Koefisien korelasi-ranking Spearman, rs, dipergunakan dalam menghitung keeratan hubungan yang lebih jelas antara variabel yang dinyatakan berhubungan oleh uji Chi-Kuadrat. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pemberian biaya JM nempengaruhi motivasi kerja tenaga paramedis perawatan dengan keeratan hubungan pada derajat sedang sampai baik. Dengan demikian kebijaksanaan pemberian biaya JM yang ditetapkan dalam Keputusan Tentang Pola Tarip Rumah Sakit Pemerintah bermanfaat untuk meningkatkan motivasi kerja. Antara beberapa karakteristik tenaga, kepuasan kerja ataupun prestasi kerja, ternyata tidak ada hubungan dengan motivasi. Saran-saran yang diajukan ialah agar kebijaksanaan ini dapat diteruskan; dasar pembagian dalam keputusan tentang Pola Tarip RS Pemerintah supaya ditinjau kembali; bagian biaya JM dari penghasilan RS agar dibenarkan untuk dibagi langsung oleh Direktur tanpa harus menyetor dulu ke Kas Daerah; atau biaya JM dibenarkan untuk dianggarkan dalam APBD; serta sistem pengaturan pembagian dengan penilaian pekerjaan dapat diteruskan dengan menambah beberapa faktor yang dinilai.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ditta Septikawati
Abstrak :
Dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan di Puskesmas, petugas pengelola obat diharapkan dapat bekerja secara profesional dalam memberikan pelayanan obat kepada masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan permintaan obat. Hasil evaluasi Bidang Farmasi Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya Tahun 2006, menunjukkan kinerja petugas pengelola obat di Puskesmas selama ini masih rendah. Ada faktor yang dominan yang mempengaruhi kinerja, faktor tersebut adalah motivasi kerja. Hal ini telah dibuktikan dengan penelitian-penelitian ilmiah yang dilakukan oleh beberapa peneliti kinerja sebelumnya. Pada penelitian ini penulis menganalisis hubungan antara faktor individu dan faktor kontekstual dengan motivasi kerja petugas pengelola obat di Puskesmas yang dilihat clan 5 dimensi yaitu penghargaan, pengembangan di.ri, tanggung jawab, prestasi kerja dan hubungan interpersonal. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan kuesioner dan wawancara (indepth interview) untuk menambah informasi pada penelitian. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil analisis membuktikan bahwa status perkawinan dan persepsi terhadap kepemimpinan mempunyai hubungan yang bermakna dengan motivasi kerja.Variabel yang paling dominan mempengaruhi motivasi kerja adalah persepsi terhadap kepemimpinan dan pada 5 dhnensi, dimensi pengembangan diri merupakan dimensi yang paling menonjol dibandingkan ke 4 dimensi lainnya. Hasil analisis kualitatif memberikan persepsi tentang kepemimpinan, sistem imbalan dan supervisi yang menyebabkan motivasi rendah, yaitu perilaku kepemimpinan yang kurang efektif, sistem imbalan tidak sesuai dengan harapan karyawan dan supervisi yang tidak efektif dalam memberikan motivasi kerja pada karyawan. Kesimpulan utama pada penelitian ini adalah faktor yang sangat mempengaruhi motivasi kerja petugas pengelola obat Puskesmas yaitu faktor kepemimpinan. Pada dimensi pengembangan dui, petugas pengelola that perlu lebih diperhatikan lagi, terutama untuk mendapatkan peningkatan sumber daya manusia kesehatan yang berkompeten dan profesional. Oleh karena itu, disarankan perlu diadakan pelatihan, pendidikan/pembinaan kepemimpinan untuk para. pimpinan sehingga diharapkan dapat menjadi manajer yang efektif dan dapat memberikan motivasi kerja secara tepat kepada karyawannya. Untuk Bidang farmasi, diharapkan dapat mengadakan pelatihan khusus tentang pengelolaan obat yang meliputi pelaksanaan dan penyusunan perencanaan obat, penyimpanan obat-obatan (fisik, sarana penyimpanan, tata cars penyimpanan, pencatatan dan pelaporan), pelayanan that dan penyimpanan arsip di Puskesmas bagi petugas pengelola obat Puskesmas untuk pengembangan sumber daya manusianya, mengingat 50,375% petugas pengelola obat di Puskesmas dasar pendidikannya bukan dari farmasi. ......The performance of Drug Officer in Public Health Center is still low so fay it is showed from the evaluation result of Pharmacy division of Tasikmalaya Health Departement 2006. The performance is dominant influenced by working motivation. It has been proved by scientific researches which has been done by a Iot of previous researchcers of working performance. So, this research is analized relationship between factors and contectual factor with working motivation of Drug Officer of Public Health Center, which can be seen from five (5) dimension. They are : respect, self developing, responsibility, working prestation and interpersonal relation. This research is observasional research by cross sectional method. The method which used in collecting data are questioner and indepth interview to take more information. The analizing of data is done by univariat, bivariat and multivariat analising. It has been proved by analizing result, that marriage status and perception toward the leadership had the main relationship with working motivation. Working motivation variable is more dominant influenced by the leadership perception and on five (5) dimension, self developing dimension is more apparent dimension than other four (4) dimension. Qualitative analizing result is developed by indefth interview about perception toward the leadership, insentive system and supervision, so it is knew that the low working motivation is influenced by attitude of leadership is not effective, insentive system is not Iike the Drug Officer hoped and supervision is not effect to give working motivation for Drug Officer. The main conclution of this research is the working motivation variable of Dug Officer in Public Health Center is influenced by leadership factor. On the self developing dimension, Drug Officer need to be more paid attention, more offer to improve the competent and profesionalism of health human resource, there for it is suggested to be held the trainning, leadership educational and contruction for the chi so it is hoped to be effective manager and can be give the right working motivation to Drug Officer. And it is need to be held the special training for the Drug Officer of Public Health Center about planning of drug, saving of drug, services of drug and document saving to develope the human resource. It is because 50,375% of the education of Drug Officer of Pulic Health Center is not from Pharmacy.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T19095
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flaina Auri
Abstrak :
Latar belakang penelitian ini adalah perawat gigi di rumah sakit. Masalahmasalah yang terjadi pada perawat gigi perlu mendapat perhatian lebih guna meningkatkan kualitas rumah sakit tersebut. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan tujuan untuk dapat menggali informasi dan data lebih mendalam mengenai hal-hal yang berkaitan dengan motivasi pada tenaga perawat gigi di rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian faktor yang dirasa paling menonjol dalam kaitannya dengan motivasi adalah pengakuan. Sehingga dalam upaya untuk meningkatkan motivasi kerja perawat gigi dibutuhkan system penghargaan yang baik dan kejelasan status. ......The background of this research is dental nurse at the hospital. The problems that occurred in dental nurses should get more attention in order to improve the quality of the hospital. This study included qualitative research with the aim to explore more in-depth information and data on matters relating to the motivation on dental nurses at the hospital. Based on the results of research which is considered the most salient factor in relation to motivation is recognition. So in an effort to enhance work motivation needed dental nurse system rewards the good and the clarity of status.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T30556
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Saifuddin Chadavi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara religiusitas dengan motivasi sukarelawan, dan juga untuk melihat dimensi-dimensi religiusitas yang memiliki hubungan dengan motivasi sukarelawan. Pengukuran religiusitas menggunakan alat ukur religiusitas (Iqbal, 2011) yang diadaptasi dari alat ukur religiusitas milik Fetzer (2003) dan pengukuran motivasi sukarelawan menggunakan alat ukur volunteer motivation inventory (Esmond & Dunlop, 2004). Partisipan penelitian ini adalah sukarelawan yang mayoritas mengikuti kegiatan sukarela di bidang pendidikan dan keagamaan. Total partisipan dalam penelitian ini berjumlah 182 orang dan berdomisili di Jabodetabek. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara religiusitas dan motivasi sukarelawan (understanding, reciprocity, dan social interaction). Sebaliknya, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara religiusitas dan motivasi sukarelawan (values). Selain itu, dimensi religious coping diketahui sebagai satu-satunya dimensi dalam religiusitas yang memiliki hubungan signifikan dengan motivasi sukarelawan (reciprocity). ...... The Study was conducted to find the relationship between religiousity and volunteer motivation, and also to see which dimensions of religiousity that has a relationship with a volunteer motivation. Measurement of religiousity using religiousity measuring instrument (Iqbal, 2011), adapted from the measuring religiousity instrument?s of Fetzer (2003), and the measurement of volunteer motivation using volunteer motivation inventory (Esmond & Dunlop, 2004). Participants of this study were volunteers who followed the majority of the volunteer activities in the field of education and religious affairs. Total Participants of this study are 182 volunteers who live in Jabodetabek. The results of this study showed a significant positive relationship exists between religiousity and volunteer motivation (understanding, reciprocity, and social interaction). In contrast, there is no significant relationship between religiousity and volunteer motivation (values). In addition, coping religious dimension known as the only dimension in religiousity that has a significant positive relationship with the volunteer motivation (reciprocity).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59516
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kautsar Ramadhan
Abstrak :
Dalam penelitian ini penulis ingin mencari tahu pengaruh motivasi prososial dan orientasi nilai terhadap tingkah laku berbagi artikel daring. Motivasi prososial dan orientasi nilai yang digunakan adalah alturisme dan egoisme, dimana alturisme menunjukkan tingkah laku berbagi demi kebermanfaatan orang lain sedangkan egoisme menunjukkan tingkah laku berbagi demi kebermanfaatan diri sendiri. Pengaruh bisa diketahui dengan melihat besaran skor tingkah laku berbagi artikel yang menunjukkan intensi berbagi dan pemilihan judul artikel yang dibagikan. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan desain 3 (induksi motivasi alturisme x motivasi egoisme x kontrol, between) x 2 (dibagikannya judul artikel berorientasi nilai altruisme x egoisme, within) mixed design. Partisipan adalah 82 mahasiswa Universitas Indonesia dari berbagai fakultas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan skor rata-rata tingkah laku berbagi artikel yang signifikan di 3 kelompok perlakuan, F(2,79) = 7,52, p = 0,001 dan mengindikasikan bahwa terdapat pengaruh motivasi prososial terhadap tingkah laku berbagi artikel, sedangkan nilai pada judul artikel terbukti tidak memberikan dampak berbeda pada tingkah laku berbagi artikel partisipan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa motivasi prososial alturisme dan egoisme dapat memberikan dampak yang signifikan berbeda pada tingkah laku berbagi artikel dan orientasi nilai pada judul artikel tidak dapat mempengaruhi tingkah laku berbagi artikel. ......In this study, authors want to find out the effect of prosocial motivation and value orientation in article?s title on online article sharing behavior. Prosocial motivation and value orientation used are alturism and egoism, where alturism demonstrated the usefulness of sharing behavior for the sake of others, while egoisme demonstrate the usefulness of sharing behavior for the sake of themselves. The effect can be known by looking at the amount of sharing behavior score that indicates the intention to share articles and article titles distribution. This research is an experimental research design with 3 (induction motivation egoism x alturism x control, between) x 2 (the distribution of article title with alturism value x egoism value, within) mixed design. Participants were 82 students from various faculties of the University of Indonesia. The results showed that there are significant differences in the average scores online article sharing behavior in the 3 treatment groups, F (2,79) = 7.52, p = 0.001 indicate that prosocial motivation can affect online article sharing behavior, while the value of title article haven?t give different impact on the online article sharing behavior of the participants. Therefore it can be concluded that the alturisme and egoisme prosocial motivation can have a significant different impact on the online article sharing behavior and value orientation on the article title can not affect the online article sharing behavior.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S59113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Setiap perusahaan menginginkan agar sumber daya manusianya berperilaku positif dan dengan frekuensi yang sesering mungkin. Salah satu teori yang digunakan untuk mencapai hal tersebut adalah reinformcement theory. Menurut teori ini, seseorang akan mengulangi perilaku positifnya bila ia mendapat konsekuensi yang menyenangkan dan tidak mengulangi perilaku negatifnya bila mendapat konsekuensi yang merugikan. Namun teori mendapat kritikan antara lain mengabaikan inteligensia manusia, mengurangi kebebasan berperilaku. Kritik lain juga berangkat dari tiga teori motivari yaitu Teori X/Y, Teori Kebutuhan dan Teori Motivator-Hygiene
Manajemen Usahawan Indonesia, XXXII (02) Februari 2003: 20-23, 2003
MUIN-XXXII-02-Feb2003-20
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Maslow, Abraham H.
New York: Harper & Row, 1970
152.5 MAS m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Masalah epidemi HIV/AIDS menjadi masalah luas yang mencakup juga masalah ekonomi dan sosial budaya. Di antara banyak pihak yang memberikan perhatian terhadap para odha (orang dengan HIV/AIDS), kaum relawan yang sengaja melibatkan diri pada LSM HIV/AIDS adalah salah satunya. Aktifitas yang dilakukan para relawan tersebut dapat dikatakan sebagai tingkah laku menolong. Tingkah laku menolong ini menjadi berbeda karena beberapa tantangan yang harus dihadapi seperti waktu yang cukup lama, tenaga, biaya serta masih adanya stigma di masyarakat terhadap odha.

Berkaitan dengan adanya pengorbanan yang dituntut dari para relawan, motivasi mereka menjadi penting untuk diperhatikan mengingat motivasilah yang menjadi penggerak suatu tingkah laku. Pengetahuan tentang motivasi ini penting bagi usaha-usaha mempertahankan dan meningkatkan motivasi para relawan.

Adapun bentuk-bentuk motivasi para relawan yang diteliti dalam penelitian ini adalah motivasi yang digunakan oleh Omoto & Snyder (1995) dalam suatu penelitian di Amerika Serikat yaitu, Value, community concern, understanding, personal development dan esteem enhancement.

Selain motivasi, ada faktor lain yang juga berpengaruh terhadap tingkah laku menolong yaitu kepribadian. Faktor kepribadian ini menjadi penting karena kepribadian menentukan pola berespon seseorang secara internal, mental dan emosional terhadap lingkungannya. Dengan demikian, kepribadian ini jugalah yang berperan terhadap motivasi. Adapun aspek-aspek kepribadian yang diteliti pada penelitian ini adalah empathy, social responsibility' dan nurturance. Selain bertujuan untuk memperoleh gambaran aspek-aspek kepribadian serta motivasi menolong para relawan, penelitian ini juga melihat hubungan antara setiap aspek kepribadian terhadap motivasi relawan. Ternyata ditemukan bahwa aspek nurturance yang berhubungan dengan semua jenis motivasi yang ada. Sedangkan aspek empathy dan social responsibility berkorelasi terhadap value dan understanding dan tidak berkorelasi dengan community concern, personal development dan esteem enhancement.

Salah satu hasil yang menarik dalam penelitian ini adalah adanya perbedaan hasil antara penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat yaitu mengenai faktor utama yang berperan dalam tingkah laku menolong. Dalam banyak penelitian yang dilakukan para ahli, faktor utama yang mendorong seseorang untuk menolong adalah empathy. Sedangkan dalam penelitian ini yang yang lebih mendorong seseorang untuk menolong adalah nurturance. Apakah tingkat empathy masyarakat Indonesia lebih rendah daripada masyarakat Amerika? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu diperlukan suatu penelitian khusus.

Penelitian ini dilakukan terhadap 30 orang relawan di tiga buah LSM HIV/AIDS di Jakarta yaitu Yayasan Pelita Ilmu, Mitra Indonesia dan Centra Mitra Muda. Adapun alat ukur yang digunakan adalah kuesioner dengan bentuk skala likert.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Seunghwan, Jeon
Jakarta: PT. Gramdeia, 2022
153.8 SEU k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>