Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
Sabrina Fajrin Sukristi
"Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi tantangan serius dalam kesehatan masyarakat Indonesia, termasuk Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor iklim (suhu, kelembapan udara, dan curah hujan), kepadatan penduduk, dan angka bebas jentik dengan incidence rate demam berdarah dengue di Kota Bogor tahun 2020-2024. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi dengan uji korelasi antara suhu, curah hujan dan kelembapan udara pada time lag 0-2 bulan, kepadatan penduduk, serta Angka Bebas Jentik dengan Incidence Rate (IR) DBD. Hasil penelitian menunjukan rata-rata IR DBD per bulan pada rentang 2020 hingga 2024 adalah 10,47 kasus per 100.000 penduduk. Hasil uji korelasi menunjukan tidak terdapat hubungan signifikan antara suhu, kelembapan udara, curah hujan dengan IR DBD pada periode 2020-2024. Antara variabel kepadatan penduduk terdapat hubungan signifikan dengan IR DBD pada rentang waktu 2020-2024, demikian pula pada antara variabel Angka Bebas Jentik dengan IR DBD pada rentang 2023-2024 yang menunjukan adanya hubungan signifikan. Diperlukan adanya penguatan program pencegahan dan pengendalian serta monitoring vektor baik dari instansi terkait maupun semua lapisan masyarakat.
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) remains a major public health challenge in Indonesia, including Bogor City. In 2023, Bogor recorded the highest incidence rate in West Java Province. This study aimed to analyze the relationship between climate factors (temperature, humidity, and rainfall), population density, and the larva-free index with the dengue incidence rate in Bogor City from 2020 to 2024. An ecological study design was applied using correlation analysis between climate variables (with a 0–2 month time lag), population density, and larva-free index with DHF incidence rate. Results showed the average monthly incidence rate from 2020 to 2024 was 10,47 per 100.000 population. There was no significant correlation between temperature, humidity, or rainfall and dengue incidence during this period. However, population density showed a significant positive correlation with dengue incidence in 2020–2024. Additionally, a significant negative correlation was found between the larva-free index and dengue incidence in 2023–2024. Strengthening prevention and control programs, along with improved vector monitoring involving both government institutions and communities, is essential to reduce the burden of DHF. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library