Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dede Gilang Septarina
Abstrak :
Ikan tongkol abu (Thunnus tonggol) merupakan salah satu spesies ikan pelagis penting yang banyak ditemukan di perairan Indo-Pasifik, hidup di daerah neritik, sehingga dikhawatirkan rentan terhadap overfishing. Oleh sebab itu perlu dilakukan eksplorasi faktor-faktor yang berkaitan dengan aspek reproduksi, morfometri dan makanan sebagai langkah awal untuk mendapatkan data yang nantinya dapat dijadikan dasar dalam pengelolaan berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi ikan tongkol abu (Thunnus tonggol) yang ditangkap di Laut Jawa (morfometrik : panjang, berat, ukuran pertama kali tertangkap), reproduksi (perkembangan gonad dan fekunditas) serta jenis makanan. Contoh ikan diperoleh dari ikan yang didaratkan di Pangkalan Pendaratan Ikan Karangsong Indramayu pada bulan April-Mei 2012 sebanyak 164 ekor, ditangkap menggunakan gillnet dengan ukuran mata jaring 4 inchi dan kapal dengan ukuran 30-70 GT yang beroperasi di sekitar Laut Jawa. Ikan diukur panjang dan beratnya, dibedah untuk menentukan morfometri (panjang dan berat), reproduksi (Perkembangan gonad dan fekunditas) dan makanannya. Hasil perhitungan panjang berat ikan tongkol abu (Thunnus tonggol) bersifat alometrik negatif. Nisbah kelamin menunjukkan bahwa antara ikan tongkol abu betina dengan ikan tongkol abu jantan sama banyaknya dengan perbandingan 1:1,34. Tingkat Kematangan Gonad, pada bulan April 2012 ikan sedang mengalami TKG I, II, III dan IV sedangkan pada bulan Mei 2012 ikan yang tertangkap sebagian besar sedang mengalami TKG IV dan ada beberapa yang telah mengalami pemijahan (spent). Fekunditas telur ikan tongkol abu berkisar antara 252.000- 4.138.285 butir. Panjang pertama kali tertangkap 47,6 cm sedangkan ikan yang pertama kali bertelur pada panjang 42,5 cm. Isi lambung ikan tongkol abu yang diteliti adalah ikan teri, karena tergolong predator. ...... Longtail tuna (Thunnus tonggol) is one of the important pelagic fish species that are found in the Indo-Pacific waters, living in the neritic habitats, so feared vulnerable to overfishing. It is necessary to explore importants biological factors supporting the sustainable fisheries management of longtail tuna (Thunnus tonggol) population from Java Sea. The objective of this research is to study the reproductive biology, morfomethry and food of longtail tuna (Thunnus tonggol) from Java Sea. A total of 164 samples were taken from fish captured in Java Sea and landed by fish landing centre Karangsong, Indramayu, West Java at April until May 2012, fishing gear gillnet with 4 inch hole. Fish length and weight were measured, dissected to determine morphometry (length and weight), reproduction (gonad development and fecundity) and food. The results of the calculation of the length weight of lontail tuna (Thunnus tonggol) is negative Allometric. Sex ratio showed between males longtail tuna with females longtail tuna as the ratio of 1:1,34. Longtail tuna in Java Sea had a lenght at first captured (Lc) 47,6 cm but mature stage for 42,5 cm. Food of longtail tuna (Thunnus tonggol) is anchovy becaused this species is predator.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
T32155
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rustiana Tasya Ariningpraja
Abstrak :
ABSTRAK Latar belakang: latihan fisik aerobik teratur dapat menyebabkan perubahan morfometrik, peningkatan ukuran miosit dengan peningkatan ekspresi connexin43 (Cx43) tanpa lateralisasi, serta peningkatan deposisi matriks ekstraseluler. Latihan fisik sebaiknya dimulai sejak masa anak-anak, guna mencapai kesehatan kardiovaskular di masa dewasa. Metode: Tikus usia juvenile dan dewasa muda dibagi secara acak dalam 7 kelompok, yaitu: kelompok latihan fisik onset juvenile durasi 4 minggu dan kontrol, kelompok latihan fisik onset juvenile durasi 8 minggu dan kontrol, kelompok latihan fisik onset juvenile durasi 12 minggu, kelompok latihan fisik onset usia dewasa muda durasi 8 minggu dan kontrol. Latihan fisik disesuaikan dengan usia tikus dan dipertahankan pada kecepatan 20 m/menit selama 20 menit intermitten, 5x seminggu. Analisis morfometrik jantung, peningkatan ukuran miosit, deposisi matriks ekstraseluler, serta ekspresi serta distribusi Cx43. Hasil: Tikus terlatih (5, 8, dan 12 minggu) pada kedua kelompok usia menunjukkan nilai berat jantung, berat ventrikel kiri, diameter rongga ventrikel, ketebalan otot jantung yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrolnya. Peningkatan ukuran panjang miosit juga meningkat kelompok latihan dibanding kontrol. Deposisi matriks ekstraseluler meningkat pada kelompok latihan dibandingkan kontrol. Ekspresi Cx43 juga meningkat pada sisi lateral. Kesimpulan: Latihan fisik aerobik dapat meningkatkan ukuran jantung dengan peningkatan ukuran sel, peningkatan deposisi matriks ekstraseluler, peningkatan Cx43 pada sisi lateral. Peningkatan matriks ekstraseluler dan peningkatan lateralisasi menunjukkan peningkatan risiko aritmia.
ABSTRACT Background: Regular aerobic exercise can improve morphometric changes, an increase in the size of myocytes with increased expression of connexin43 (Cx43) without lateralization, and increase extracellular matrix deposition. Exercise should be started since childhood, in order to achieve cardiovascular health in adulthood. Methods: Juvenile and young adult Rats randomly divided into 7 groups: juvenile onset 4 weeks exercise duration and control group, juvenile onset 8 weeks exercise duration and control group, exercise juvenile onset 12 weeks exercise duration, young adult onset 8 weeks exercise duration and control group. Physical exercise adapted to the age of rats and maintained at speed of 20 m/minute for 20 minutes intermittent, 5 times a week. Morphometric analysis of the heart, increase the size of myocytes, extracellular matrix deposition, expression and distribution of Cx43. Results: Trained rats (5, 8, and 12 weeks) in both age groups showed values of heart weight, left ventricle weight, ventricular cavity diameter, heart muscle thickness is higher than control group. Increased length of myocytes also increased in exercise group compared to the control. Increased deposition of extracellular matrix in exercise group than control. Cx43 expression was also increased in the lateral side. Conclusions: Aerobic exercise can increase the size of the heart with increased cell size, increased extracellular matrix, increased Cx43 lateralization. Increased extracellular matrix deposition and increased lateralization showed an increased risk of arrhythmia.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library