Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Facing the rapid changing the world, concern on the future of the nation in increasing. This is due to the fact that a lot of practices in schools, families, as well as in society do not conform with etical conduct, moral, and good manner that are universally accepted by human being. Therefore, all people who concern on the future of the nation, especially educators, should aware of the importance of character education, in order to save the future generation from moral degradation. Related to the prpblem, this article aims at trigerring the awareness of educator to the importance of character education, by discussing the conceptual meanings (what, why, and how) of character education, then followed by the possibility for implementation, and ended with the implication on education and teacher education.
"
JPUT 10:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pembelajaran harus mengutamakan pengembangan kemampuan dan pembentukan karakter (character building) serta akhlak mulia (akhlaqul karimah) siswa. Siswa akan lebih tertarik dan mudah dalam belajar jika penanaman akhlak mulia disampaikan melalui hal-hal yang mereka sukai, contohnya dengan boneka tangan. Media ini disesuaikan bentuk dan karakter tokoh-tokohnya dengan isi cerita yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (R and D) yang dilaksanakan dalam 6 (enam) langkah penelitian, yaitu: pengumpulan data, perencanaan, pengembangan draf, pengujicobaan awal, perevisian hasil uji coba, dan penyempurnaan produk. Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan selama 2 tahun. Hasil yang diperoleh di tahun pertama berupa profil media boneka tangan yang cocok dalam kegiatan berceritera, tokoh-tokoh boneka tangan, dan penilaian dari ahli (experts' judgements). Siswa dan guru menginginkan media pendukung dalam kegiatan bercerita berupa buku cerita beserta tokoh-tokohnya dalam bentuk boneka tangan. Media boneka ini dibuat dari kain katun dan atau flannel berwarna cerah untuk menarik perhatian dan minat siswa."
JPUT 15:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pendidikan karakter dan budaya bangsa merupakan gagasan inovatif, futuristik dan kontributif bagi kemajuan pembangunan sektor pendidikan dan peradaban bangsa di tengah ancaman krisis identitas serta jati diri. Krisis identitas dan jati diri bangsa sebagaimana dimaksud hadir dalam bentuk yang membahayakan serta mengancam integritas bangsa Indonesia. Perihal ini tidak bisa dipungkiri mengingat bahwa lebih dari setengah abad bangsa Indonesia menyatakan diri sebagai sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat, Namun, hal itu ternyata belum menjadi jaminan untuk terbebas dari realitas yang serba bertolak belakang. Kemerdekaan dalam perjalanan bangsa ini hanya dimaknai sebagai kebangsaan yang serba semu, karena pengalaman panjang untuk meraihnya serta perjuangan pembentukan bangsa ini tidak lagi menjadi sumber kearifan. Bahkan pengalaman sejarah tersebut senantiasa dimanipulasi sebagai alat legitimasi kekuasaan belaka. Apalah artinya kelampauan kalau tidak menambah pemahaman dan kearifan bangsa tentang hari kini dan memberikan wawasan bagi pembentukan visi masa depan bangsa dalam mengatasi beragam konflik sosial yang saat ini terjadi. Dalam penulisan karya ini penulis memaparkan ada dua variabel krisis yang di kedepankan. Pertama, krisis identitas dan jati diri. Krisis identitas hadir dalam bentuk meluntur dan mengikisnya jiwa nasionalisme, etika, sopan santun dikalangan generasi muda terhadap bangsa dan negara. Berdasarkan hasil survey Litbang Kompas menunjukkan bahwa 80,7% menyatakan sopan santun di kalangan anak muda makin rendah. Sementara 7,9% yang menyatakan sopan santu anak muda makin tinggi. Kedua, krisis jati diri bangsa hadir dalam wujud terkikisnya ninlai-nilai dan dasar falsafah Pancasila sebagai modal paradigmatik pembangunan bangsa."
330 ASCSM 19 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi orang lain atau anggtoa kelompok dalam untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam sebuah kelompok hingga negara, pasti membutuhkan pemimpin untuk mencapai tujuan bangsa dan negara. Jika berbicara tentang daya saing (competitiveness), bangsa Indonesia masih tertinggal dengan beberapa negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Jepang, China dan Korea Selatan. Buruknya daya saing disebabkan kurang bagusnya pilar pendukung daya saing nasional. Daya saing yang buruk selalu diikuti dengan kompetensi yang kurang bagus. Untuk membentuk pemimpin berkualitas, maka dibutuhkan sekolah kepemimpinan nasional diberbagai penjuru tanah air. Sekolah kepemimpiann nasional bertujuan untuk mendidik pemimpin muda berkualitas menjadi pemimpin masa depan yang lebih berkualitas. Sekolah kepemimpinan nasional memiliki visi dan misi untuk mendorong tumbuhnya generasi pemimpin masa depan Indonesia. Implementasi sekolah kepemimpinan nasional dalam satu hingga tiga dekade kedepan akan memberikan lompatan sejarah bagi Indonesia, yaitu menjadi bangsa yang berdaya saing tinggi.
"
330 ASCSM 7 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri peserta didik sehingga menjadi dasar bagi mereka dalam berpikir, bersikap, bertindak dalam mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, dan warganegara. Pendidikan karakter pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. Dalam rngka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan, telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) religius, (2) jujur, (3) toleransi, (4) disiplin, (5) kerja keras, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) demokratis, (9) rasa ingin tahu, (10) semangat kebangsaan, (11) cinta tanah air, (12) menghargai prestasi, (13) bersahabat/komunikatif, (14) cinta damai, (15) gemar membaca, (16) peduli lingkungan, (17) peduli sosial, (18) tanggung jawab. Aplikasinya adalah dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam seluruh kegiatan di sekolah.
Karakter bangsa merupakan hal yang sangat esensial daam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Karakter akan senantiasa menjadi ruh dan kekuatan bangsa untuk menghadapi setiap perkembangan, termasuk tantangan dunia global. Oleh karena itu, pendidikan karakter harus diperjuangkan sekuat tenaga. Terlebih lagi dengan Kurikulum 2013 yang mengedepankan pendidikan budi pekerti diharapkan membentuk insan yang cerdas dan berkarakter."
JNANA 19:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan peran pendidikan dan kebudayaan dalam pembangunan karakter dan peradaban bangsa Indonesia yang majemuk. Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang leadershipterdiri dari berbagai budaya suku bangsa (multicultural) haruslah memiliki kemampuan dan kekuatan dalam membangun negaranya untuk menjadi negara yang satu dalam keberagaman (unity in diversity). Hal ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan peranan pendidikan dan budaya. Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan dan juga budaya suatu bangsa terkusus Bangsa Indonesia sangat penting dalam pembangunan karakter dan juga peradabannya. Dimana melalui peranan pendidikan dan budaya tersebut, semangat persatuan yang kokoh dan juga toleransi yang tinggi antara budaya yang beragam tersebut bisa tercipta sehingga karakter dan peradabannya mengarah pada perubahan yang positif. Secara spesifiknya, nilai-nilai moral dan etika di kalangan warga bangsa baik secara individu maupun kelompok dapat tercapai, hal inilah yang menjadi perisai bagi Bangsa Indonesia dalam menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Nilai moral dan etika ini sangat erat kaitannya dengan kekuatan Bangsa Indonesia dalam mewujudkan Indonesia yang berkarakter dan beradap, dimana hal tersebut bisa terwujud dengan mengoptimalkan peranan pendidikan dan budaya."
330 ASCSM 27 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Listiyanto
"Sekolah dalam hal ini SMA Negeri 72 merupakan sumber Modal Budaya bagi siswa dalam rangka memhentuk karakter siswa mereka selama menempuh pendidikan. Hal tersebut mereka dapatkan dengan bersosialisasi dan berinteraksi di dalam lingkungan sekolah menyangkut komponen Guru, Karyawan Tata Usaha serta seluruh siswa.
Studi ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar memberikan siswa berbagai hal tentang modal budaya. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan modal budaya adalah suatu potensi dan kemampuan seseorang yang dapat dimanfaatkan untuk suatu kepentingan menjaga atau mempertahankan posisi dalam stratilikasi sosial dalam kelompoknya. Modal budaya memiliki beherapa unsur diantaranya bahasa, kesenian, nilai~nilai atau norma, ilmu pengetahuan, life style (penampilan seseorang). Dengan modal budaya tersebut siswa diharapkan dapat menjadi generasi yang berkualitas dapat mempertahankan bahkan meningkatkan pada strata social yang lebih tinggi dibandiugkan pada strata sebelumnya. Pertanyaan penelitian adalah Bagaimanakah proses sosialisasi di sekolah dapat menanamkan modal budaya kepada lapisan sosial atas, menengah dan atas.
Untuk menjawab penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif dengan informan 15 siswa dari kelas I, II dan III meliputi lapisan social atas, menengah dan bawah. Dilakukan pengambilan data dengan wawancara secara formal maupun informal serta mengadakan observasi dan wawancara dengan berbagai lingkungan SMA Negeri 72. Selain itu pula digunakan pendekatan kualitatif karena yang ingin dipahami dalam penelitian iniadalah makna yang terdapat dibalik tindakan perorangan yang mendorong terwujudnya perilaku sosial. Dari penelitian mampu menciptakan proses sosialisasi dalam penanaman berbagai bentuk modal budaya. Proses pembelajaran siswa dimulai sejak awal masuk sekolah, hingga berakhirnya kegiatan pembelajaran.
Studi ini untuk memherikan gambaran dan wawasan pengetahuan mengenai modal bndaya yang diberikan sekolah melalui proses belajar mengajar dan seluruh aktivitas di sekolah. Seorang siswa akan memiliki modal budaya yang ingin diharapkan apabila mampu untuk bersosialisasi dan mampu menerima transformasi budaya yang diberikan oleh gurunya. Pemilikan dan penguasaan modal budaya yang dimiliki seorang siswa, menunjultkan bahwa ternyata strata sosial paling atas mendominasi herbagai unsur budaya yang dimilikinya mulai penguasaan bahasa baik bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Seni Rupa, Seni Musik maupun Matematika yang merupakan pembelajaran lebih mengandalkan pada life skill ( kecakapan hidup ) akan membekali siswa setelah menyelesaikan pada jenjang pendidikannya.
Pemilikan modal budaya siswa di SMA Negeri '72 bukan hanya dari kegiatan pembelajaran yang bersifat intra kurikuier tetapi juga melalui kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ektrakurikuler memberikan sejumlah nilai-nilai budaya dan ketrampilan diantaranya kegiatan Paskibra, PMR, Pramuka, Olah Raga, KIR dan Cheer leader. Dengan pemilikan sejumlah modal budaya yang dimiliki siswa setelah selesai dalam pendidikan SMA diharapkan akan mampu dalam berbagai tantangan yang dihadapinya setelah terjun di masyarakat."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T21996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Artikel ini disusun berdasarkan penelitian yang bertujuan mengembangkan model pengembangan kemampuan pra-membaca-menulis berbasis pendidikan karakter di TK. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan penelitian pengembangan melibatkan guru-guru dan anak-anak di tiga TK Kabupaten Jombang. Prosedur penelitian terdiri atas dua tahap, yakni studi pendahuluan dan pengembangan model. Data dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara, dokumentasi, kuesioner dan uji validasi pakar, serta hasilnya dianalisis dengan teknik analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru membutuhkan panduan dan model pengembangan kemampuan pra-membaca-menulis berbasis karakter, serta skenario kegiatan pengembangan. Model pengembangan yang dihasilkan memungkinkan anak mengenal tulisan dan mengembangkan kemampuan pra-membaca-menulis melalui cerita. Model pengembangan memuat nilai karakter pada komponen perencanaan, meliputi: tujuan, materi, dan kegiatan, serta pada pelaksanaan meliputi: pendahuluan, inti, dan penutup."
JPUT 15:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakara: Yayasan Obor Indonesia, 2014
370.117 09598 KOR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library