Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Keri Asteria
Abstrak :
Monumen adalah salah satu elemen kota. Perencanaannya mempengaruhi kota secara keseluruhan dan kualitas visual dari kota. Monumen yang baik akan mempercantik wajah kota, sementara monumen yang diperlakukan tidak dengan semestinya akan memperburuk keadaan suatu kota, karena monumen juga hadir sebagai identitas suatu kota. Banyak monumen ada dalam kota namun tidak bermakna apapun bagi kota, atau paling jauh hanya berfungsi sebagai hiasan yang tersingkirkan dari dinamika kehidupan kota sehari-hari. Banyak yang terkait dalam masalah ini karena monumen seharusnya tidak pernah hanya menjadi elemen pelengkap, karena monumen didirikan untuk suatu maksud tertentu. Esensi kota yang indah adalah kehidupan yang berlangsung di dalamnya. Interaksi yang terjadi antara elemen-elemen fisik kota dengan penduduk dan mobilitasnya. Sebuah monumen menjadi bermakna bagi kota apabila ia dapat berinteraksi dengan penduduk kota sehingga dapat diapresiasi dengan baik. Teori mengenai monumen, seni, kota serta kesatuan antara ketiga hal tersebut adalah titik tolak untuk pada akhirnya diperoleh pemahaman mengenai monumen sebagai seni dalam kota. Dari berbagai teori dan studi kasus, ternyata keberadaan monumen sebagai seni dalam kota tidak selalu berhasil, tergantung dari perlakuan yang diberikan kota tersebut pada masing-masing monumen. Perlu lebih dari sekedar fisik monumen yang indah untuk dapat menghadirkan seni dalam kota. Agar dapat diapresiasi dengan baik, perlu adanya pembenahan kota, menempatkan monumen-monumen sesuai dengan tempatnya, selain itu masyarakat harus terlebih dahulu memperoleh pendidikan publik mengenai monumen-monumen tersebut sesuai dengan latar belakang sejarah yang membentuknya. Hasilnya adalah kualitas kehidupan kota yang lebih baik, yang memberikan kota sebuah nilai tambah, manfaat dan kenikmatan bagi penduduk kota.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48491
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Handini
Abstrak :
Disertasi ini membahas budaya megalitik Sumba dalam perspektif pembangunan berkelanjutan. Budaya megalitik di Sumba telah menembus batas periode secara teoritis, dan berlangsung hingga kini sebagai sebuah tradisi. Budaya megalitik menyatu dalam keseharian masyarakat Sumba, dengan latar belakang konsepsi religi yang dipandang sebagai warisan nenek moyang yang harus dipegang teguh. Ciri-ciri budaya megalitik yang berintikan pemujaan kepada arwah leluhur (ancestor worship) itu tidak saja terlihat dari pendirian dan pemakaian kubur batu tersebut, tetapi juga dapat dilihat dalam keseharian mereka yang dipengaruhi kepercayaan Marapu, yang merupakan kepercayaan asli orang Sumba. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan partisipasi, wawancara mendalam, studi pustaka dan metode multidimensional scaling (mds) dengan lokus penelitian di Desa Anakalang, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Penelitian membuktikan bahwa kubur batu berfungsi sebagai identitas etnik masyarakat Sumba yang belum tergantikan sampai sekarang. Tanpa kubur batu orang Sumba akan kehilangan identitasnya. Kubur batu adalah bukti nyata dari rasa hormat keluarga dan kerabat terhadap leluhur mereka, sehingga mereka mencurahkan segala kemampuan demi mendirikan kubur batu yang layak bagi orang tua atau leluhurnya. Leluhur orang Sumba dengan kearifan lokal telah membuat rambu-rambu yang mengatur pengambilan batu sehingga keberlanjutan tradisi ini dapat terus terjaga sampai generasi mendatang dengan meminimalisir kerusakan lingkungan. ......This dissertation discusses the megalithic culture of Sumba from the Sustainable Development Perspective. The megalithic culture of Sumba itself has surpassed the theoretical periodic boundaries, and take place as a tradition until recently. This culture is integrated into the daily life of people in Sumba with the religious conception background that has been seen as the heritage to be upheld firmly. The characteristic of this practice with the ancestor worship at the core is not only visible from the establishment and the use of stone graves, but also can be seen in the daily life of the community that influenced by Marapu as the traditional belief of Sumbanese People. The data for this research was collected by the participatory observation, in-depth interview, bibliographical studies, and multidimensional scaling (MDS) methods at the research locus of Anakalang Village, Katikuna District, Central Sumba Regency, in the Provincial of East Nusa Tenggara. This research demonstrates that the stone grave has the function as the irreplaceable ethnic identity of People in Sumba until recently. Without the stone grave, the Sumbanese people will lose their identity. Hence, the family and kinsman will provide their best resources to establish the proper stone grave for parents and ancestors as the representation of one respect. At last, the practice itself may be understood as the local wisdom, as the ancestor of Sumbanese people has passed down the costumes to manage the use of stone resources properly; both to have the relation with nature in harmony and to preserve this invaluable heritage for the future generation
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library