Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lasut, Reinhard Hermawan
Abstrak :
Penggunaan baja dalam bidang konstruksi di Indonesia, menuntut insinyur dan praktisi untuk mengembangkan teknologi konstruksi yang efisien, salah satu baja yang banyak digunakan adalah penggunaan baja ringan. Material baja ringan lebih sering digunakan untuk rangka atap atau kuda-kuda. Pada struktur rangka batang, jarak batang vertikal berpengaruh terhadap panjang tekuk yang memikul beban tekan. Jika panjang tekuk terlalu panjang maka terjadi tekuk lokal yang menyebakan masalah pada kukuatan rangka sehingga dapat terjadi kegagalan struktur. Pada pemodelan ini menggunakan dimensi profil channel 150.75.8.1 pada rangka batang tepi sejajar dengan bentang panjang 10m. Model menggunakan konfigurasi rangka batang Howe, Pratt, K-truss dan Mirror K-truss. Perpendekan panjang tekuk dengan bentang L/3 dan L/4. Sudut yang digunakan dalam model analisa yaitu 15o dan 20o. Perhitungan menggunakan standar SNI 7971:2013 dengan AISI S100-16, dimana standar tersebut mempunyai beberapa perbedaan rumus dan analisa, sehingga dapat mempengaruhi hasil desain. Hasil analisa yang dilakukan menggunakan bahasa Julia, didapatkan sebagai alternatif desain, konfigurasi rangka batang Pratt memiliki berat lebih kecil dibandingkan dengan konfigurasi lainnya. Lendutan minimum terjadi pada rangka batang K-truss dengan panjang tekuk L/4 yaitu sebesar 2.64 mm. Studi lebih lanjut, pada area tekan rangka batang perlu diperkuat dengan adanya pengaku, dimana pengaku tersebut berfungsi untuk meminimalisir terjadinya kegagalan tekuk. ...... The use of steel in the construction sector in Indonesia requires engineers and practitioners to develop efficient construction technology, one of the steels that is widely used is the use of mild steel. Mild steel material is more often used for roof frames or trusses. In the truss structure, the vertical bar spacing affects the buckling length that carries the compressive load. If the buckling length is too long, local buckling will occur which causes problems in the strength of the frame so that structural failure can occur. In this modeling, the channel profile dimensions are 150.75.8.1 on parallel trusses with a 10m long span. Models use Howe, Pratt, K-truss and Mirror K-truss truss configurations. Shorten the buckling length with L/3 and L/4 spans. The angles used in the analysis model are 15o and 20o. The calculation uses the SNI 7971:2013 standard with AISI S100-16, where the standard has several different formulas and analysis, so that it can affect the design results. The results of the analysis are carried out using the Julia language where calculations can be carried out quickly and the analysis is transparent. The analysis results obtained as an alternative design, the Pratt truss configuration has a smaller weight compared to other configurations. The minimum deflection occurs in the K-truss truss with a bending length of L/4, which is 2.64 mm. Further study, the compression area of the truss needs to be strengthened with a stiffener, where the stiffener serves to minimize the occurrence of buckling failure.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fikri Wahyu Pratama
Abstrak :
Baja karbon rendah merupakan salah satu baja yang digunakan di industri, terutama karena kemampuan sifat mampu bentuknya yang baik. Sifat mampu bentuk ini dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah ketebalan baja lembaran yang digunakan. Ketebalan ini memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap sifat mampu bentuk baja yang dapat digambarkan melalui kurva batas pembentukan (FLC). Formation limit curve dapat menjadi dasar dalam pembentukan bajan karbon rendah, sehingga sangat penting untuk mengetahui pengaruh ketebalan baja terhadap kurva batas pembentukan (FLC) yang terbentuk. Pada pengujian ini material yang digunakan adalah baja karbon rendah steel plate cold coil (SPCC) dengan ketebalan 0.7, 0.8, dan 1 mm yang telah dibuat pola lingkaran dengan diameter 2 mm pada area permukaannya. Pengujian stretching dilakukan menurut metode Nakazima menggunakan punch setengah lingkaran atau hemispherical dengan kondisi pengujian tanpa pelumasan. Hasil pengujian berupa data regangan mayor dan minor, yang digunakan untuk membuat model Formation Limit Curve (FLC) untuk setiap ketebalan pada setiap kondisi pengujian. Hasil penelitian menunjukkan baja karbon rendah SPCC dengan ketebalan 1.0 mm memiliki Formation Limit Curve (FLC) lebih tinggi dibandingkan ketebalan 0.7 mm dan 0.8 mm. ......Low carbon steel is one of the steels used in industry, mainly because of its good shaping ability. This formability can be influenced by many factors, one of which is the thickness of the steel sheet used. This thickness has a significant effect on the formability of steel which can be described by the forming limit curve (FLC). The formation curve can be the basis for the formation form of low carbon steel, it is very important to know the effect of steel thickness on the forming limit curve (FLC). In this research material used is low carbon steel (SPCC) with a thickness of 0.7, 0.8, and 1 mm which has been made a circle pattern with a diameter of 2 mm on the surface area. The stretching test was carried out according to the Nakazima method using a semicircular or hemispherical punch with no lubrication. The test results are in the form of major and minor strain data, which are used to create a Formation Limit Curve (FLC) model for each thickness under each test condition. From this research showed SPCC with thickness 1.0 mm has higher Formation Limit Curve (FLC) compared to thickness 0.7 mm dan 0.8 mm.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso Aryo Wibowo
Abstrak :
Tesis ini mempelajari pengaruh asam asetat terhadap pembentukan lapisan pasif besi karbonat pada lingkungan jenuh karbondioksida di permukaan mild steel. Hasil pengujian menunjukkan ion asam asetat tidak menyebabkan korosi sedangkan asam asetat bebas menyebabkan terjadinya korosi. Pada konsentrasi sodium bikarbonat yang meningkat mulai dari 0,002 mol, 0,1 mol dan 0,5 mol maka kecenderungan yang terjadi adalah terbentuknya kerak pada permukaan mild steel dan terbentuknya kerak besi karbonat diganggu dengan adanya asam asetat bebas mulai dari 10 ppm, 25 ppm dan 50 ppm. Nilai Langlier Stabilation Index dan Ryznar Stabilation Index juga menunjukan larutan pada daerah sedikit korosif.
This thesis is studying acetic acid effect on passive film ferrous carbonate growth in carbodioxide saturated environment at mild steel surface. The result of experiment show acetic acid ion not influence corrosion at mild steel surface, vice versa acetic acid free. Concentration of sodium bicarbonate increase from 0.002 mol, 0.1 mol and 0.5 mol and tendency for scaling growth, addition of acetic acid 10 ppm, 25 ppm and 50 ppm into solution will broken scale and induce corrosion. Langlier Stabilation Index and Ryznar Stabilation Index value show solution in slightly scale forming and midly aggressive zone.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25125
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Mentari
Abstrak :
Sambungan kunci geser baja merupakan sambungan dimana kunci geser tersebut terdiri dari dua (2) bagian yaitu key male dan key female. Sambungan ini terdapat pada sambungan jembatan yang menggunakan beton pracetak segmental. Kunci geser ini berfungsi untuk mentransfer kedua gaya baik gaya lateral dan gaya vertikal ke sambungan serta untuk mencegah terjadinya perpindahan vertikal antara elemen-elemen pada sambungan sehingga kunci geser ini menjadi seperti pengunci pada gelagar jembatan. Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai besar beban potensi retak dengan variasi yang digunakan adalah mutu betonnya, mutu baja lunak, diameter kunci geser, gaya prategang pada beton, serta jumlah kunci geser. Pada permodelan ini menggnakan dua tipe permodelan.Permodelan tipe 1 menggunakan data-dat linear elastis, sedangkan permodelan tipe 2 menggunakan data-data multilinier isotropic hardening. Hasil simulasi menunjukkan bahwa variasi mutu terbesar, dengan diameter 90 mm, dan gaya pratekan sebesar 3,45 MPa yang menghasilkan beban potensi retak terbesar, serta kunci geser dengan jumlah tiga yang menghasilkan beban potensi retak maupun leleh terbesar.
Metal shear key is a joint resembling a key that consist of two parts which are key male and key female. This joint is located as a connection between segmental conceret precast bridge. The function of shear key is to transfer both lateral or vertical forces from the element of bridge to the joint so that shear key could become like a fastener at the girder. The purpose of the study is to obtain the load related to potential crackfrom the variations of shear key that are quality of the concrete, quality of the mild steel, diameter of shear key, prestress, and the number of shear key. This research uses two type of modelling. The first type using linear elastic data, while the second type uses multilinier isotropic hardening data. The result of the study shows that the highest quality od concrete and mild steel, with 90 mm diameter, and prestress force is 3,45 MPa producesthe maximumload related to potential crack, and the three shear key also produces both the maximumload related to potential crack and the maximum load related to potential failure for steel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60802
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Leon Valentino
Abstrak :
Ubi ungu adalah salah satu bahan organik yang tersedia di alam yang mempunyai fungsi sebagai anti oksidan. Fungsi dari anti oksidan yang terdapat dalam kandungan ubi ungu ternyata dapat dikembangkan menjadi inhibitor yang menghambat laju korosi baja karbon rendah pada lingkungan air laut. Inhibitor ubi ungu diharapkan dapat menggantikan inhibitor organik sintetis yang tidak ramah lingkungan. Pengembangan inhibitor ubi ungu diharapkan ke depan menjadi inhibitor yang ramah lingkungan, biodegradable, dan murah. Metode pengujian pencelupan atau immersion dilakukan dengan variasi penambahan konsentrasi 2 ml, 4 ml dan 6 ml dan waktu pencelupan selama 5 hari untuk mengetahui kadar optimal penambahan sirup ubi ungu. Hasil penelitian membuktikan bahwa inhibitor ubi ungu mampu menurunkan laju korosi hingga 49.49% dengan penambahan 6 ml.
Purple Potato (Solanum Andigenum) as one of organic materials that exist in nature have function as an antioxidant. The antioxidant function that exist in sweet potato can be developed as inhibitor to reduce corrosion rate of low carbon steel in NaCl 3,5 environment. Purple potato inhibitor is expected to replace the use of synthetic organic inhibitors which is not evironmental friendly. The developing of purple potato inhibitor is expected to become inhibitor that environmental friendly, biodegradable and cheap. The immersion methode is used with the variation of concentration addition 2 ml, 4 ml and 6 ml and 5 days of immersion to determine the optimum concentration addition of purple potato. Result shows that purple potato inhibitor capable to reduce corrosion rate up to 49.49% with 6 ml additon.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1862
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sekar Mentari
Abstrak :
Sambungan kunci geser baja merupakan sambungan dimana kunci geser tersebut terdiri dari dua (2) bagian yaitu key male dan key female. Sambungan ini terdapat pada sambungan jembatan yang menggunakan beton pracetak segmental. Kunci geser ini berfungsi untuk mentransfer kedua gaya baik gaya lateral dan gaya vertikal ke sambungan serta untuk mencegah terjadinya perpindahan vertikal antara elemen-elemen pada sambungan sehingga kunci geser ini menjadi seperti pengunci pada gelagar jembatan. Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai besar beban potensi retak dengan variasi yang digunakan adalah mutu betonnya, mutu baja lunak, diameter kunci geser, gaya prategang pada beton, serta jumlah kunci geser. Pada permodelan ini menggnakan dua tipe permodelan.Permodelan tipe 1 menggunakan data-dat linear elastis, sedangkan permodelan tipe 2 menggunakan data-data multilinier isotropic hardening. Hasil simulasi menunjukkan bahwa variasi mutu terbesar, dengan diameter 90 mm, dan gaya pratekan sebesar 3,45 MPa yang menghasilkan beban potensi retak terbesar, serta kunci geser dengan jumlah tiga yang menghasilkan beban potensi retak maupun leleh terbesar
Metal shear key is a joint resembling a key that consist of two parts which are key male and key female. This joint is located as a connection between segmental conceret precast bridge. The function of shear key is to transfer both lateral or vertical forces from the element of bridge to the joint so that shear key could become like a fastener at the girder. The purpose of the study is to obtain the load related to potential crackfrom the variations of shear key that are quality of the concrete, quality of the mild steel, diameter of shear key, prestress, and the number of shear key. This research uses two type of modelling. The first type using linear elastic data, while the second type uses multilinier isotropic hardening data. The result of the study shows that the highest quality od concrete and mild steel, with 90 mm diameter, and prestress force is 3,45 MPa producesthe maximumload related to potential crack, and the three shear key also produces both the maximumload related to potential crack and the maximum load related to potential failure for steel.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49673
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicius Wayandhana Tjiknang
Abstrak :
Pada sambungan antar segmen pada jembatan pracetak diperlukan adanya kunci geser yang berguna untuk menyalurkan gaya geser dari satu segmen ke segmen yang lain dan juga untuk mencegah terjadinya perpindahan vertikal antar segmen. Penelitian dilakukan secara eksperimental untuk mengetahui koefisien friksi antar permukaan segmen beton, kuat lekat epoxy, kapasitas geser dari kunci geser baja lunak Mild Steel Shear Key tanpa epoxy dan dengan epoxy. Penelitian juga dilakukan secara numerik dengan program ANSYS yang bertujuan untuk memvalidasi hasil eksperimen. Variasi percobaan yang dilakukan adalah variasi beban arah horizontal yang merepresentasikan gaya pratekan. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien friksi yang didapat berada pada kisaran 0,4-0,6 lalu kuat lekat epoxy yang didapat berada pada kisaran 1-3 Mpa. Dari hasil penelitian secara eksperimen dan numerik menunjukkan bahwa semakin besar gaya arah horizontal yang diberikan maka kapasitas kunci geser dalam menahan gaya akan semakin besar, lalu penggunaan epoxy pada sambungan akan meningkatkan kapasitas geser pula.
Shear key is required on the segmental concrete precast bridge joint to transfer shear force from one segment to another segment and for prevent vertical displacement that occur between segment. This research had done with experiment to know frictional coefficent between concrete segment, epoxy bond strength, Mild Steel Shear Key capacity with epoxy and without epoxy. This research also done with numerical method using ANSYS software to validate the resullt from experimental method. The variable variation is horizontal force which representating prestress load in segmental concrete precast bridge. The result of the study shows that concrete frictional coefficient value is between 0,4 0,6, and epoxy bond strength is between 1 3 Mpa. From the experimental research and numerical research show that the greater horizontal force given, the greater Mild Steel Shear Key capacity to resist shear force and epoxy application to the joint can increase the shear force capacity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Fadhilah Dinandaka
Abstrak :
Program Tol Laut membuat produksi kapal di Indonesia semakin meningkat. Galangan yang memproduksi kapal di Indonesia seringkali menggunakan metode flame straightening untuk meluruskan kembali plat yang bengkok akibat sebaran panas yang tidak merata, maupun karena kurangnya perhatian dalam penaganan plat ataupun blok. Galangan di Indonesia secara umum menggunakan plat baja karbon rendah untuk membangun kapal. Perlakuan flame straightening yang dilakukan di galangan seringkali tidak memiliki standar yang jelas. Karenanya harus diketahui pengaruh yang terjadi pada bagian yang diberikan flame straightening dari perspektif struktur mikro dan sifat mekanik. Mereplikasi kegiatan flame straightening yang terjadi di galangan dengan variabel waktu pemanasan dan temperatur maksimum, penelitian ini memberikan hasil berupa gambaran pengaruh flame straightening tersebut. Pengujian hasil pemanasan dilakukan dengan observasi visual, uji tarik, uji kekerasan, dan observasi struktur mikro dengan SEM-EDX. Terbukti bahwa perlakuan panas flame straightening memberikan dampak pada plat spesimen. Observasi visual memberi keluaran bahwa terdapat corak warna yang terjadi setelah dilakukan perlakuan panas, corak tersebut terjadi secara acak. Begitu pula dengan uji kekerasan yang memberikan hasil acak namun terbukti terdapat penambahan nilai kekerasan dibanding material yang belum diberi perlakuan panas. Uji tarik memberi hasil bahwa semakin lama pemanasan, maka kekuatan tarik akan semakin baik, sampai dengan variabel waktu yang ditentukan. Pengujian SEM-EDX memberikan hasil yang sesuai dengan teori struktur mikro dan diagram fasa, yang mengatakan dengan variabel yang telah ditentukan seharusnya tidak ada perubahan struktur mikro yang terjadi.
Tol Laut Program is increasing the shipbuilding activities in Indonesia. Shipbuilding shipyards in Indonesia oftenly use flame straightening in order to realign deformed plates due to uneven heat spreading, as well as the lack of concern when handling plates or ship blocks. Indonesian shipyards commonly use low carbon steel for shipbuilding. Flame straightening that is done in shipyards, oftenly have no clear standards. That is why it is important to know the influence happened in the flame straightened part of the plates form the microstructural and mechanical properties perspectives. Replicating the flame straightening done in shipyards with heating time and maximum temperature as variables, this research gives an output of  the depiction of the influence of flame straightening. The examination of the heating results is done by visual observation, tensile test, hardness tes, and microstructural observation using SEM-EDX. It is proved that flame straightening affects the specimens. Visual observation shows a colored pattern that occurs after the heat treatment, and the pattern occurs randomly. Hardness test also gives a random output but proved the addition of hardness number compared to untreated materials. Tensile test gives the output of the increase of tensile strength correspondently with the length of heating time, with the specified time variable. SEM-EDX gives the corresponding output with the microstructure and phase diagram theory, that with the specified variables, there should not be any change.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aidah Nadhifah
Abstrak :
Baja rendah karbon merupakan bahan konstruksi utama pada industri minyak dan gas. Namun, bahan ini bersifat sangat rentan terhadap korosi. Pada penelitian ini, telah dilakukan sintesis inhibitor korosi TETA-MGS (trietilentetramin-minyak goreng sawit) dengan metode refluks selama 14 jam. Temperatur divariasikan pada 130, 140, 150, dan 160⁰C, dan kecepatan pengadukan pada 700, 1000, dan 1200 rpm. Diperoleh kondisi reaksi optimum dari titrasi penentuan angka penyabunan, yaitu pada temperatur 150⁰C, kecepatan pengadukan 1200 rpm, dan waktu reaksi 14 jam. Produk sintesis TETA-MGS A dimurnikan, sehingga didapatkan TETA-MGS B. TETA-MGS B kemudian diidentifikasi dengan KLT, dikarakterisasi dengan spektrofotometri UV-visibel, spektroskopi FTIR dan LC-MS. Identifikasi dengan KLT menunjukkan bahwa TETA-MGS B bersifat cukup polar seperti prekursor trietilentetraminnya. TETA-MGS B memberikan serapan maksimum pada 204 nm untuk spektrum UV-visibelnya  dan memiliki gugus-gugus kromofor yang sama dengan minyak goreng sawit dan trietilentetramin. Spektrum FTIR TETA-MGS B menunjukkan adanya tumpang tindih senyawa-senyawa TETA-MGS B. Pada LC-MS, diketahui bahwa TETA-MGS B dari sintesis pada 150⁰C, 1200 rpm, dan selama 14 jam bukan senyawa imidazolin, melainkan masih berupa intermediet amidanya. Senyawa imidazolin baru diperoleh pada temperatur sintesis 160⁰C. Pengujian efisiensi inhibisi korosi dilakukan dengan metode gravimetri dan elektrokimia menggunakan TETA-MGS A dan B dari sintesis pada 150⁰C, 1200 rpm, dan selama 14 jam. Konsentrasi divariasikan pada 0, 5, 20, 50, dan 100 ppm. Pengujian dilakukan untuk baja rendah karbon JIS G3123 grade SGD 400D pada media korosi berupa larutan NaCl 1,5% yang telah dialirkan gas CO2. Efisiensi tertinggi diperoleh pada konsentrasi 100 ppm dan nilainya 62,12 dan 93,52% untuk TETA-MGS A dan B masing-masing. Hasil SEM-EDX mendukung efisiensi tinggi TETA-MGS B. Tipe korosi yang terjadi adalah korosi pitting. Adsorpsi TETA-MGS B pada permukaan baja merupakan fisisorpsi kuat dan sesuai dengan model isoterm Langmuir. ......Low carbon steel is the main construction material in the oil and gas industry. However, this material is highly susceptible to corrosion. In this research, the synthesis of the corrosion inhibitor TETA-PCO (triethylenetetramin-palm cooking oil) was carried out using the reflux method for 14 hours. The temperature was varied at 130, 140, 150 and 160⁰C, and the stirring speed at 700, 1000 and 1200 rpm. The optimum reaction conditions were obtained from saponification value determination titration, namely at a temperature of 150⁰C, a stirring speed of 1200 rpm, and a reaction time of 14 hours. The synthesis product of  TETA-PCO A was purified to obtain TETA-PCO B. TETA-PCO B was then identified by TLC, characterized by UV-visible spectrophotometry, FTIR spectroscopy and LC-MS. Identification by TLC showed that TETA-PCO B is as polar as its precursor triethylenetetramine. TETA-PCO B provides maximum absorption at 204 nm for its UV-visible spectrum and has the same chromophore groups as palm cooking oil and triethylenetetramine. The FTIR spectrum of TETA-PCO B showed an overlapping of the TETA-PCO B compounds. In LC-MS, it was found that TETA-PCO B from synthesis at 150⁰C, 1200 rpm, and for 14 hours was not an imidazoline compound, but were still its amide intermediates. Imidazoline compounds were obtained at a synthesis temperature of 160⁰C. Corrosion inhibition efficiency testing was carried out by gravimetric and electrochemical methods using TETA-PCO A and B from synthesis at 150⁰C, 1200 rpm, and for 14 hours. Concentrations were varied at 0, 5, 20, 50, and 100 ppm. The test was carried out for low carbon steel JIS G3123 grade SGD 400D in a corrosion medium in the form of 1.5% NaCl solution which had been flowed with CO2 gas. The highest efficiencies were obtained at the concentration of 100 ppm and the values were 62.12 and 93.52% for TETA-PCO A and B respectively. SEM-EDX results support the high efficiency of  TETA-PCO B. The type of corrosion that occured was pitting corrosion. The adsorption of  TETA-PCO B on the steel surface is a strong physisorption and is in accordance with the Langmuir isotherm model.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julian Restudy
Abstrak :
Baja HSLA dan baja karbon rendah merupakan jenis baja yang banyak diaplikasikan pada bidang konstruksi maupun otomotif dimana keuletan dan ketangguhan yang baik sangat dibutuhkan. Adanya penambahan sejumlah kecil (0,15%) unsur paduan tertentu pada baja HSLA yang menghasilkan sifat mekanis yang baik melalui penguatan presipitat dan penghalusan butir menyebabkan baja ini lebih unggul dari baja karbon rendah biasa. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari sejauh mana komposisi kimia mempengaruhi morfologi ferit yang terbentuk pada baja HSLA dibandingkan baja karbon rendah yang akan berpengaruh pada sifat mekanis akhir serta ketahanan korosinya. Benda uji yang digunakan yaitu, baja HSLA 0,029% Nb dan baja karbon rendah yang dipanaskan ulang pada temperatur 1200 °C dengan waktu tahan 1 jam dengan pencelupan air. Perlakuan pemanasan ulang sampai pada temperatur 1200 °C dengan waktu tahan 1 jam dengan pencelupan air akan menyebabkan berubahnya morfologi ferit dari baja HSLA maupun baja karbon rendah. Perubahan morfologi dari ferit ini akan menyebabkan sifat mekanis dan ketahanan korosi dari baja HSLA dan baja karbon rendah mengalami perubahan yang antara lain dipengaruhi oleh adanya transformasi fasa serta bertambah besarnya diameter butir ferit. Pemanasan pada temperatur 1200 °C dengan waktu tahan yang cukup lama (1 jam) menyebabkan meningkatnya migrasi atom pada batas butir melalui proses difusi sehingga ukuran butir akan bertambah besar yang nantinya akan mempengaruhi sifat ketahanan korosinya. Perlakuan pemanasan ulang dengan pendinginan yang cepat menyebabkan terbentuknya lath martensit serta struktur widmanstatten ferit pada mikrostruktur baja HSLA. Berbeda dengan baja karbon rendah yang tetap memiliki struktur ferit namun ukuran butirnya tidak seragam pada mikrostrukturnya. Pemanasan ulang menghasilkan ukuran butir ferit yang lebih besar dari sebelumnya serta meningkatkan ketahanan korosi dari baja dengan baja HSLA memiliki ukuran butir ferit yang lebih besar dan ketahanan korosi yang lebih baik dibandingkan dengan baja karbon rendah biasa.
HSLA steel and low carbon steel has a good ductility and toughness which is needed in constructional and automotive aplication. Additional small number (0,15%) of certain alloy on HSLA steel increasing it mechanical properties, by precipitation strenghtening and grain refinement, to better than normal low carbon steel. This research is done to study the comparison of influence chemical composition to ferrite morphology that occur after isothermal process on HSLA steel and low carbon steel and their corrosion resistant. Sample is HSLA 0,029% Nb and low carbon steel (0,15% C), reheating at isothermal temperature 1200 °C, with about 1 hour, with water quenching. Reheating at isothermal temperature 1200 °C, with holding time about 1 hour, with direct water quenching cause the transformation of ferrite morphology of both HSLA steel and low carbon steel that influence the change of mechanical and corrosion properties. The change of mechanical and corrosion properties influenced by increasing the ferrite grain size and also the phase transformation of steel. High temperature of reheat (1200 °C) and long holding time (1 hour) enhance the atom migration on grain boundary so that the austenit grain size growing larger and as result the ferrite grain size is larger. High reheating temperature with rapid cooling cause the lath martensite and widmanstatten ferrite formed on microstructure of HSLA steel. On the other hand, there is no phase transformation changing on low carbon steel, it still has ferrite with rough grain size. Reheating process will increase both the ferrite grain size and corrosion resistant of steel with HSLA steel has larger the ferrite grain size and better corrosion resistant than low carbon steel.
2008
S41679
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>