Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
This exploratory located in a small area called Dukuh Gamol. Almost people in this region are on-going or farmer of women migrant worker. Their husband,children, and family involved as respondent.....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Meningkatnya aktivitas ekonomi dan publik akibat mobilitas pekerja migran yang melintasi maupun yang keberadaannya di kawasan perbatasan Indonesia dengan negara tetangga,menimbulkan berbagai dampak sosial pada kehidupan masyarakat setempat.,khususnya ketahanan sosial masyarakat......
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Penelitian tentang kebijakan pemerintah Provinsi Tenggara Barat dilakukan pada bulan Juli 2007 atas dasar kenyataan bahwa provinsi ini merupakan kantong buruh migran yang rentan eksploitasi dengan memperkerjakan anak dan perempuan terutama di berbagai kawasan objek wisata....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Studi kasus tentang pekerja migran LOmbok Tengah Nusa Tenggara barat (NTB) dan permasalahannya bertujuan untuk mengetahui faktor penyebab pekerja migran asal Lombok Tengah Nusa Tenggara Barat ke luar negeri dan mengetahui faktor penyebab migran asal Lombok Tengah NTB rawan terhadap tindak kekerasan....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Syahran P.
Abstrak :
Beberapa studi menunjukkan bahwa membengkaknya pekerja sektor informal yang terjadi di daerah perkotaan disebabkan terbatasnya daya serap sektor formal. Meningkatnya jumlah angkatan kerja di kota, diantaranya dikarenakan oleh arus migrasi dari desa. Kelompok pendatang (migran) yang tidak dapat tertampung di sektor formal, alternatif pilihan yang paling tepat adalah menciptakan lapangan kerja bagi dirinya sendiri dengan cara memasuki pekerjaan di sektor informal.

Tesis ini mencoba menganalisis apakah probabilitas maupun resiko dalam memasuki pekerjaan di sektor informal ditentukan oleh status migrannya atau lebih ditentukan oleh variabel sosial demografinya seperti umur, tingkat pendidikan, tempat tinggal kota-desa, tempat tinggal botabek-lainnya, status kawin dan jenis kelamin dengan menggunakan data sensus penduduk 1990. Studi dilakukan untuk Propinsi Jawa Barat, karena kedekatannya dengan pusat pemerintahan sehingga pembangunannya berkembang lebih pesat dan sekaligus merupakan propinsi yang banyak dituju migran.

Kriteria migran yang digunakan adalah migran berdasarkan propinsi tempat lahir (life time migrant). Disamping itu variabel kontekstual yang ikut dianalisis adalah PDRB perkapita dan angka pengangguran dari migran dan non migran yang bersangkutan berdomisili. Metode analisis yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis inferensial dengan menggunakan model regresi logistik berganda.

Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara status migran dengan pekerjaan sektor informal. Selanjutnya hasil analisis status migran menurut masing-masing variabel sosial demografi dan variabel kontekstual seperti disebutkan di atas menunjukkan bahwa secara statistik ada pengaruh yang signifikan dalam memasuki pekerjaan sektor informal. Jika analisis deskriptif dihubungkan dengan temuan inferensial untuk menghitung besarnya proporsi migran dan non migran menurut variabel yang diperhatikan, ternyata hasilnya menunjukkan pola yang sama dan konsisten. Hal ini disebabkan regresi logistik berganda yang dipakai adalah model terlengkap.
2000
T7123
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arifin Sarif
Abstrak :
Pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri sudah seyogyanya mendapat perhatian khusus dan penanganan serius dari pemerintah. Penanganan yang kurang baik dan pengiriman tenaga kerja tanpa dibekali keterampilan akan melahirkan permasalahan yang menjadi polemik. Dari permasalahan inilah di mana jumlah tenaga kerja yang terus meningkat dengan persepsi lapangan kerja yang terus menyusut akibat tekanan ekonami makro, pengiriman tenaga kerja Indonesia keluar negeri khususnya ke Uni Emirat Arab merupakan kontribusi yang menjanjikan penambahan devisa bagi negara dan penambahan kemampuan ekonomis bagi tenaga kerja yang bersangkutan. Tujuan penulisan untuk mengetahui dampak pelatihan dan pengembangan melalui balai latihan kerja terhadap peningkatan kemampuan tenaga kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan penyalur tenaga kerja. Disamping itu juga untuk mengetahui besarnya pengaruh pelatihan dan pengembangan yang dilakukan Balai Latihan Kerja terhadap kemampuan tenaga kerja yang diukur dengan tingkat penguasaan praktek. Penelitian menggunakan metode deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dimana penulis menyajikan dan mengimplementasi data-data yang berhubungan dengan peringkatan kinerja TKI Indonesia melalui pelatihan dan pengembangan serta kontribusinya terhadap peningkatan kinerja penyalur (PJTKI). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah Data primer yang diperoleh dengan melalui wawaneara langsung dengan perusahaan penyalur tenaga kerja Indonesia (PTTKI) yang dibantu dengan daftar pertanyaan serta observasi di lapangan. Dan data sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain tingkat kinerja perusahaan penggerak tenaga kerja Indonesia, data berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, pengaruh pendidikan pelatihan pada balai latihan kerja terhadap kualitas kerja TKI masih sangat kecii atau mendekati tidak ada hubungan. Faktor yang menyebabkan rendahnya nilai kedua variabel lebih disebabkan tingkat pendidikan formal rata-rata TKI pada jenjang SD, waktu pelatihan yang relatif singkat serta distribusi bahan pelatihan/modul yang dirasa iamban merupakan penyebab utama dari rendahnya kualitas tenaga kerja Indonesia. Dengan demikian disarankan Departemen Tenaga Kerja melalui Binapenta melakukan kerjasama antar instansi sampai tingkat Kecamatan dalam pengadaan BLK sehingga penduduk yang berkeinginan menjadi TKI dapat mengikuti pelatihan pada tingkat Kecamatan dengan waktu yang relatih lebih lama sehingga kualitas TKI akan dapat meningkat. Selain itu tingkat pendidikan untuk calon TKI hares ditingkatkan dengan jenjang minimal SLTA demi untuk meningkatnya kualitas tenaga kerja. Jumlah TKI yang berhasil dikirim dengan tingkat kualitas yang baik tentunya akan meningkatkan kinerja perusahaan penggerak tenaga kerja.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T7670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Kusnowati
Abstrak :
Keberadaan migran Tenaga Kerja Indonesia di daerah transit, merupakan suatu kenyataan yang ada di Nunukan, karena Nunukan merupakan pintu gerbang masuknya TKI untuk menuju Malaysia. Letak Nunukan sangat strategi, berdekatan dengan negara Tawau Malaysia. Ketertarikan para migran transito tersebut karena ingin bekerja di Malaysia dan mempunyai gaji yang besar, dan keberadaan kota di Malaysia karena adanya faktor pendorong yaitu di desa asal migran kehidupannya sangat sulit, lahan sempit dan peluang pekerjaan sangat terbatas. Banyaknya migran transito di Nunukan membawa perkembangan sosial ekonomi bagi masyarakat Nunukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan sosial ekonomi dan dampaknya banyaknya migran transito di daerah transit. Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara/interview dan Studi Kepustakaan. Metode Analisis yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di Kecamatan Nunukan selama satu bulan . Wawancara dilakukan dengan para informan yang terdiri dari unsur pemerintah, migran transito, serta penduduk lokal yang ada di Nunukan. Salah satu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik migran transito. Hasil penelitian menunjukkan heterogennya migran dilihat dari daerah asal, keterampilan serta kedudukan sosialnya. Banyaknya migran transito tersebut membawa keberuntungan masyarakat Nunukan karena terjadi perkembangan sosial ekonomi dalam berbagai bidang usaha, dan pengembangan wilayah dengan terbentuknya perkampungan-perkampungan dan perkotaan. Banyaknya migran transito tidak menjadi permasalahan bagi penduduk asli, karena migran sifatnya hanya sementara di Nunukan walaupun ada juga yang sudah menetap. Sejumlah saran diajukan bagi Pemerintah Kabupaten Nunukan yaitu untuk memenuhi peluang pasar ekspor ke Tawau Malaysia agar pemerintah dapat lebih meningkatkan pembinaan dan pelatihan kerja agar produksi pertanian dan perkebunan dapat meningkat serta kualitas yang baik, membuka lahan perkebunan baru seperti kelapa sawit, karet, kakau dan lainnya, dengan mencari investor untuk menanamkan modalnya baik didalam maupun luar negeri. Untuk mencegah terjadinya deportasi dan hukuman bagi tenaga kerja maka perlu diperketat pengurusan ijin dengan persyaratan yang lengkap sampai kepada keberangkatan / penerimaan kepada perusahaan yang akan menerima di Malaysia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Dohar
Abstrak :
Propinsi Jawa Barat pada Sensus Penduduk Tahun 1990 merupakan suatu Propinsi penerima migran terbesar di Indonesia dan menurut hasil publikasi Supas Tahun 1995 semakin menurun namun masih tetap sebagai Propinsi penerima migran terbesar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat variabei-variabel yang diduga mempunyai hubungan dengan kecenderungan migrasi tenaga kerja ke Propinsi Jawa Barat. Variabel-variabel tersebut terdiri dari Variabel Demografi yang terdiri dari : Propinsi asal, Tempat Tinggal, Umur, Jenis kelamin, Pendidikan serta Status Kawin yang menggambarkan karakteristik migran itu sendiri dan Variabel Kontekstual yang terdiri dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Tingkat Industri dan Expected Wage yang menggambarkan pengaruh lingkungan terhadap migrasi tenaga kerja. Penggunaan variabel kontekstual didasarkan pada realita dimana lingkungan Propinsi Jawa Barat mempunyai kelebihan atau keistimewaan jika dibandingkan dengan propinsi-propinsi lain di Indonesia, seperti: 1. Pertumbuhan PDRB yang relatif tinggi, Tingkat industri yang merata mulai dari industri kecil sampai besar dari yang bersifat padat karya sampai kepada yang padat modal dan Expected Wage relatif tinggi; 2. Berbatasan langsung dengan DKI Jakarta sebagai ibukota Negara Republik Indonesia sehingga daerah Bogor, Tangerang dan Bekasi (Botabek) berfungsi sebagai daerah penyangga pemukiman dan perdagangan bagi DKI Jakarta. Ada tiga tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini. Pertama, memperoleh karakteristik migran yang masuk ke Propinsi Jawa Barat dari tahun 1990-1995. Kedua, untuk melihat pengaruh lingkungan migran terhadap propinsi asal dan Propinsi Jawa Barat. Ketiga, sebagai akibat dari pertama dan kedua menganalisis kecenderungan migrasi tenaga kerja Propinsi Jawa Barat. Unit analisis adalah Propinsi Jawa Barat dan migrasi tenaga kerja (penduduk 10 tahun ke atas) yang pada waktu pelaksanaan SUPAS tahun 1995 sudah tinggal di Propinsi Jawa Barat. Tenaga kerja migran tersebut berasal dari seluruh Indonesia tidak teimasuk migrasi tenaga kerja antar daerah yang berasal dari Propinsi Jawa Barat. Data yang dipakai dalam penelitian ini merupakan data sekunder, yaitu data SUPAS Tahun 1995 dan data Publikasi Biro Pusat Statistik mengenai PDRB dan Tingkat Industri. Metode analisis statistik yang dipakai adalah Model Log-Linier (MLL). Metode ini dipandang lebih fleksibel karena sebagai alat analisis dapat dipakai untuk melihat pola hubungan antar variabel bebas dan variabel tak bebas maupun pola hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas (Analisis inferensial) dan dilakukan juga analisis deskriptif sebagai analisis tabulasi silang. Untuk meinpermudah analisis baik deskriptif maupun inferensial propinsi asal tenaga kerja migran dibagi dua, yaitu: 1. Tenaga kerja migran yang berasal dari Pulau Jawa (propinsi yang terdapat di Pulau Jawa) dan 2. Tenaga kerja migran yang berasal dari luar Pulau Jawa (propinsi yang terdapat di luar Pulau Jawa). Pada penelitian ini diperoleh sebanyak 1933 sampel kasus dengan jumiah populasi tenaga keija migran sebanyak 1.030.980 orang, terdiri dari: Bekerja Sebanyak 588.848 orang, Mencari Pekerjaan sebanyak 58.260 orang dan Angkatan Kerja sebanyak 647.108 orang yang masuk Propinsi Jawa Barat dari tahun 1990-1995. Secara umum kecenderungan migrasi tenaga kerja ke Propinsi Jawa Barat berdasarkan propinsi asal lebih besar dari Pulau Jawa dibandingkan dengan yang berasal dari luar Pulau Jawa. Propinsi asal menunjukkan kecenderungan yang berarti terhadap migrasi tenaga kerja ke Propinsi Jawa Barat. Jarak berbanding terbalik dengan kecenderungan migrasi tenaga keija dan sesuai dengan pola migrasi yang ditemukan oleh Revenstein (1889). Tempat tinggal lima tahun yang lalu yaitu perkotaan dan pedesaan, tidak mempunyai hubungan yang berarti terhadap kecenderungan migrasi tenaga kerja ke Propinsi Jawa Barat. Hal ini diduga karena tempat tinggal sudah diwakili oleh Propinsi asal, tanpa membedakan apakah tinggal di desa atau di kota, dan proporsi rnigran yang berasal dari DKI Jakarta, yang secara notabene tidak mempunyai daerah dengan status desa. Umur dan Pendidikan mempunyai pola hubungan yang berarti terhadap kecenderungan migrasi tenaga kerja ke Propinsi Jawa Barat, hal ini diduga dipengaruhi oleh migran yang berasal dari DKI Jakarta dan Jawa Tengah yang tinggal di daerah Botabek. Sedangkan migran yang berasal dari luar Pulau Jawa kecenderungannya searah antara umur dan pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Jenis Kelamin mempunyai hubungan yang berarti terhadap kecenderungan migasi tenaga kerja ke Propinsi Jawa Barat. Pengaruh perbedaaan jenis kelamin relatif kecil bahkan beberapa propinsi proporsi laki-laki lebih kecil dari perempuan terutama migran yang berasal dari Pulau Jawa dan Sulawesi Selatan. Status Kawin mempunyai hubungan yang berarti terhadap migrasi tenaga kerja ke Propinsi Jawa Barat. Selain dipengaruhi oleh proporsi keluarga migran yang berasal dari DKI Jakarta, juga dipengaruhi umur (20-44 tahun) dan tanggungan keluarga yang harus dijamin oleh migran laki-laki baik tenaga kerja migran yang berasal dari dan luar Pulau Jawa. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mempunyai hubungan yang berarti terhadap kecenderungan migrasi tenaga kerja ke Propinsi Jawa Barat. Hubungannya antara lain adalah: 1. Hubungan searah, artinya migran berasal dari propinsi yang mempunyai PDRB lebih rendah atau sama dengan Propinsi Jawa Barat, dan 2. Hubungan terbalik, artinya justru tenaga kerja migran berasal dari propinsi yang mempunyai PDRB lebih tinggi dari pada Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan PDRB ini proporsi migran yang berasal dari PDRB lebih kecil dan sama dengan Propinsi Jawa Barat lebih kecil dibandingkan dengan propinsi yang mempunyai PDRB lebih tinggi dari Propinsi Jawa Barat. Tingkat Industri mempunyai hubungan yang berarti terhadap kecenderungan migrasi tenaga kerja ke Propinsi Jawa Barat. Hubungannya antara lain adalah: 1. Hubungan searah, artinya migran berasal dari propinsi yang mempunyai pertumbuhan industri lebih rendah atau sama dengan Propinsi Jawa Barat. 2. Hubungan terbalik, artinya justru tenaga kerja migran berasal dari propinsi yang mempunyai pertumbuhan industri lebih tinggi dari pada Propinsi Jawa Barat. Berdasarkan pertumbuhan industri, proporsi migran yang berasal dari pertumbuhan industri rendah lebih kecil dari pada yang mempunyai pertumbuhan industri lebih tinggi dari Propinsi Jawa Barat.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Joko Sri Haryono
Abstrak :
ABSTRAK Sejak beberapa dasawarsa terakhir ini di negara-negara sedang berkembang, termasuk Indonesia, telah terjadi peningkatan arus migrasi yang cukup pesat. Peningkatan arus migrasi tersebut terutama terjadi dari daerah pedesaan menuju ke daerah perkotaan. Sehubungan dengan itu berbagai studi dan penelitian yang berkenaan dengan gejala migrasi tersebut telah sering dilakukan oleh para ahli, baik menyangkut tentang daerah asal migran maupun daerah tujuan. Namun demikian, dari berbagai studi yang telah dilakukan ternyata belum banyak yang menggunakan analisis jaringan sosial untuk memahami kehidupan para migran. Tesis ini bermaksud ingin membahas tentang bentuk-bentuk dan fungsi-fungsi jaringan sosial para pelaku migrasi sirkuler asal Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri yang bermigrasi ke Jakarta. Jaringan sosial yang dimaksud adalah jaringan sosial yang bersifat informal yang di lakukan para pelaku migrasi dalam rangka memperoleh sumber daya sosial ekonomi dan mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapinya di kota tujuan. Penelitian ini menemukan bahwa umumnya migran sirkuler asal desa Kepatihan selalu mengembangkan dan memelihara jaringan sosial dengan sesama migran se desa asal. Jaringan sosial tersebut merupakan salah satu strategi yang penting dalam upaya mereka untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi para migran, dan dalam upaya untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Pentingnya membentuk dan memelihara jaringan sosial bagi para migran terutama dirasakan pada saat seseorang pertama kali berangkat bermigrasi, saat-saat awal seorang migran mengadaptasikan diri di tempat tujuan, maupun sebagai salah satu sarana untuk meraih kesuksesan dalam mencari nafkah di kota. Penelitian ini juga menemukan bahwa berdasarkan status sosial ekonomi pelaku migrasi sirkuler, ada dua bentuk jaringan sosial yaitu jaringan sosial yang bersifat horisontal, di mana pelaku migrasi yang terlibat jaringan sosial memiliki status sosial ekonomi yang sepadan; dan jaringan sosial vertikal, di mana pelaku migrasi yang terlibat jaringan sosial memiliki status sosial ekonomi yang tidak sepadan. Kedua bentuk jaringan sosial tersebut umumnya berbasis pada hubungan-hubungan yang bersifat kekerabatan dan campuran antara hubungan kekerabatan dan ketetanggaan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriatnoko
Abstrak :
Fenomena migrasi dalam karya sastra multikultural merupakan sebuah tema yang menarik untuk diteliti. Dalam Penelitian ini, penulis tesis mencoba menganalisis karya Zeny Giles: Between Two Worlds dan Miracle of the Waters, untuk menemukan masalah-masalah dislokasi yang timbul akibat migrasi dan kontak budaya migran Yunani generasi pertama di Australia. Lewat kedua karya itu pun, penulis tesis ini ingin menampilkan teori Sneja Gunew tentang model budaya yang timbul akibat pertemuan budaya antara budaya migran dengan budaya Anglo-Keltik Australia. Penelitian ini dilakukan antara lain lewat unsur tokoh dan penokohan. Dari hasil penelitian ini, penulis tesis ini menemukan bahwa masalah-masalah dislokasi yang dialami oleh tokoh-tokoh raigran Yunani generasi pertama dalam Between Two Worlds dan Miracle of the Waters, adalah tentang bentrok budaya, krisis identitas, alienasi, marginalisasi, dan sinkretisme budaya. Masalah-masalah tersebut mengakibatkan mereka merasa terasing, marginal, dan inferior. Between Two Worlds dan Miracle of the Waters juga menunjukkan perkembangan sikap Zeny Giles sebagai pengarang sastra multikultural tentang migran Yunani generasi pertama di Australia. Between Two Worlds termasuk "karya imigran", menampilkan model budaya nostalgia. Sedangkan Miracle of the Waters termasuk "karya multikultural", yang menampilkan model budaya asimilasi. Lewat Between Two Worlds, pengarang menampilkan, khususnya, tokoh-tokoh migran Yunani generasi pertama yang menghadapi masalah-masalah dislokasi. Kemudian, pada Miracle of the Waters, pengarang menampilkan tokoh-tokoh migran Yunani generasi pertama dan juga tokoh-tokoh migran lain khususnya yang berasal dari negara-negara di kawasan Eropa Timur dan Selatan. Di sini, jelas adanya perkembangan sikap pengarang dalam menampilkan masalah-masalah dislokasi. Lewat Miracle of the Waters, pengarang menunjukkan bahwa masalah-masalah dislokasi merupakan masalah bersama yang dialami dan dihadapi kelompok migran yang berlatar belakang budaya non-Anglo-Keltik di dalam masyarakat multikultural Australia.
Migration phenomenon is an interesting theme of multicultural literature research. In this thesis, this writer analyses Zeny Giles's works: Between Two Words and Miracle of the Waters, to depict the problems of dislocation caused by migration and culture contact of the first generation of Greek migrant in Australia. Through both works, this writer would also like to put forward Sneja Gunew's theory about the models of culture. After analyzing those works, this writer discovers that the problems of dislocation experienced by the first generation of Greek migrant about culture conflict, crisis of identity, alienation, marginalisation, and cultural sincreticism. Those problems make them feel alienated, marginal, and inferior. Between Two Worlds and Miracle of the Wafers are also expressing of Zeny Giles's observation as an author of multicultural literature about the first generation of Greek migrant living in Australia. Between Two World, a "migrant writing", presents the model of nostalgia, whereas Miracle of the Waters which is a "multicultural writing", presents the-model of assimilation. Through Between Two Worlds, the author describes, in particular, the characters of first generation of Greek migrant who are facing the problems of dislocation. Then, through Miracle of the Waters, She does not only describe the characters of first generation of Greek migrant but also includes the characters of migrants of non-Anglo-Celtic culture background, especially the migrants from East and South European Countries. They face together the problems of dislocation living in Australia. Through Miracle of the Waters, the author indicates that the problems of dislocation have also been the problems of the non-Anglo-Celtic migrant communities within the multicultural Australian Society.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T9022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>