Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yogie Sani
Abstrak :
Formasi Bojongmanik adalah endapan yang termasuk bagian Blok Banten, memiliki rentang umur Miosen Tengah hingga awal Pliosen yang perselingan batupasir, napal, batulempung menyerpih dan batugamping (Sudana dan Santosa, 1992). Anggota batugamping Formasi Bojongmanik merupakan batugamping mengandung moluska dengan umur setara Miosen Tengah (Efendi, 1998). Tujuan daripada penelitian ini untuk mengetahui penamaan mikroskopis, proses diagenesis yang bekerja pada batugamping di Formasi Bojongmanik, mengetahui tahapan diagenesis dan hubungan proses diagenesis dengan porositas batugamping. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa petrografi. Berdasarkan hasil penelitian dari 15 sampel sayatan tipis Formasi Bojongmanik terdapat 3 jenis batugamping yakni, batugamping packstone, batugamping floatstone, dan batugamping wakckestone yang mengalami proses diagenesis sementasi, pelarutan, neomorfisme, mikritisasi mikrobial dan kompaksi. Lingkungan pengendapan diagenesis batugamping Formasi Bojongmanik berada pada lingkungan marine phreatic, burial, meteoric phreatic dan meteoric vadose. Porositas yang dominan ditemukan yakni tipe vuggy dan intraparticle. Salah satu faktor yang mempengaruhi proses diagenesis adalah keterbentukan porositas sekunder pada batugamping. Semakin rendah nilai porositas menandakan hanya sedikit efek pelarutan, semakin tinggi nilai porositas menunjukan berada di zona phreatic banyak terjadinya pelarutan. ......The Bojongmanik Formation is a deposit that belongs to the Banten Block, has an age range from Middle Miocene to early Pliocene which is interspersed with sandstone, marl, shale claystone, and limestone (Sudana and Santosa, 1992). The limestone members of the Bojongmanik Formation are limestones containing mollusks with an age equivalent to the Middle Miocene (Efendi, 1998). This research aims to know the microscopic labeling, the diagenetic process that works on the limestone in the Bojongmanik Formation, the stages of diagenesis, and the relationship between the diagenetic process and the porosity of the limestone. The method used in this research is petrographic analysis. Based on the research results from 15 samples of thin incisions of the Bojongmanik Formation, there are 3 types of limestone namely, packstone limestone, floatstone limestone, and wackestone limestone which undergo the process of diagenetic cementation, dissolution, neomorphism, microbial micritization, and compaction. The depositional environment of the diagenetic limestones of the Bojongmanik Formation is in marine phreatic, burial, meteoric phreatic and meteoric vadose environments. The dominant porosity was found to be vuggy and intraparticle types. One factor that influences the process of diagenesis is the formation of secondary porosity in limestone. The lower the porosity value indicates that there is a little dissolving effect, the higher the porosity value indicates that there is a lot of dissolving in the phreatic zone.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Perbandingan densitas pelet UO2 hasil peletisasi menggunakan serbuk dan mikrospir. Telah dilakukan pengembangan proses peletisasi menggunakan mikrospir UO2sebagai pengganti serbuk UO2. Mikrospir bersifat speris, free flowing, porus dengan kekerasan tertentu (soft particle). Keunggulan penggunaan mikrospir pada proses peletisasi adalah tidak menimbulkan debu saat kompaksi dan lebih efektif dalam pengepakan sehingga tidak membutuhkan proses granulasi dan pelumas padat. Dihipotesakan bahwa penggunaan mikrospir UO2 dalam proses peletisasi akan memberikan densitas pelet sinter yang lebih tinggi dibandingkan dengan penggunaan serbuk UO2 pada parameter proses peletisasi yang sama. Mikrospir UO2yang digunakan pada peletisasi ini berukuran 900 µm dan crushing strength 2,0 N/partikel , sedangkan serbuk UO2 yang digunakan berukuran antara 150-850 µm. Proses peletisasi mikrospir UO2 dan serbuk UO2 dilakukan dengan memvariasikan tekanan kompaksi antara 200 Mpa hingga 500 MPa dan disinter pada temperatur 1100 °C selama 6 jam dalam suasana campuran gas hidrogen dan nitrogen. Karakterisasi dilakukan pada pelet mentah dan pelet sinter mikrospir UO2 dan serbuk UO2 yang meliputi pengukuran dimensi, penimbangan berat dan pengukuran densitas. Pada variasi tekanan kompaksi diperoleh pelet mentah dan pelet sinter mikrospir UO2 dengan densitas lebih tinggi dibandingkan hasil peletisasi serbuk UO2. Diperoleh hasil bahwa densitas pelet mentah baik hasil kompaksi serbuk UO2 maupun mikrospir UO2meningkat dengan bertambahnya tekanan kompaksi. Densitas pelet mentah mikrospir UO2berkisar antara 82,1 - 84,2 %TD. Pada kondisi penyinteran yang sama, baik kompakan serbuk UO2 maupun kompakan mikrospir UO2 memperlihatkan densitas meningkat dengan semakin besar tekanan proses kompaksi. Dari penelitian ini belum diperoleh pelet sinter UO2 dengan densitas sesuai persyaratan reaktor pengguna sehingga diperlukan penelitian lanjutan terkait parameter proses peletisasi dan spesifikasi mikrospir UO2yang efektif dalam memberikan pelet sinter UO2 dengan densitas sesuai persyaratan.
URANIA 22:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library