Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Haris Fadli
Abstrak :
Keberadaan polutan mikroplastik saat ini menjadi perhatian banyak ilmuwan karena banyak mencemari lingkungan salah satunya air. Namun, sampai saat ini mayoritas masyarakat belum sadar akan ancaman bahaya yang dimiliki oleh mikroplastik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh komposit Ag/TiO2/RGO dengan komposisi terbaik dalam mendegradasi senyawa mikroplastik (polietilena) di dalam air. Sintesis Ag/TiO2 disintesis dengan metode photo-assisted deposition (PAD) dengan variasi Ag sebesar 1, 3, dan 5%wt. Kinerja Ag/TiO2 diuji dengan melihat kemampuannya dalam mendegradasi senyawa metilena biru (MB). Komposisi Ag/TiO2 terbaik kemudian disintesis dengan RGO dengan variasi loading 0.5 dan 1%wt. Kinerja komposit Ag/TiO2/RGO dalam mendegradasi mikroplastik (polietilena) diuji dibawa radiasi sinar UV selama 4 jam. Variasi loading katalis dengan kemampuan degradasi terbaik juga dilakukan. Hasil karakterisasi SEM-EDX pada Ag/TiO2 menunjukkan bahwa Ag terdopan dengan baik pada permukaan TiO2 dengan persen berat yang tepat. Karakterisasi UV-Vis DRS menunjukkan bahwa dopan Ag pada katalisTiO2 menyebabkan penurunan energi pita celah menjadi 2,70 eV untuk variasi loading Ag terbanyak yaitu 5%wt. Pengujian degradasi metilena biru menunjukkan katalis 3% Ag/TiO2 memiliki kemampuan terbaik dalam mendegradasi senyawa metilena biru. Kemampuan degradasi mikroplastik terbaik adalah pada katalis 3%Ag/TiO2-1%RGO dengan persentase pengurangan massa mikroplastik mencapai 76% selama 4 jam.
The existence of microplastic pollutants is now a concern of many scientists because many pollute the environment and one of them is water. Despite of that, majority of people are not aware of the threat posed by microplastics. The aim of this research is to obtain the best composition of Ag/TiO2/RGO composite in degrading microplastic compounds (polyethylene) in water. Ag/TiO2 was synthesized by photo-assisted deposition (PAD) with loading Ag variations of 1, 3, and 5% wt. Ag/TiO2 performance was tested by looking at the ability to degrade methylene blue (MB) compounds. The best Ag/TiO2 composition was then synthesized with RGO with loading variations of 0.5 and 1% wt. The performance of Ag/TiO2/RGO composites in degrading microplastic (polyethylene) was tested under UV radiation for 4 hours. The variation of catalyst loading with the best degradation ability was also carried out. The results of SEM-EDX characterization on Ag/TiO2 composites that Ag was well supported on the surface of TiO2 with the right weight percent. UV-Vis DRS characterization showed that Ag dopant in TiO2 catalyst caused a decrease in the gap band energy of the composite to 2.70 eV for the most variation of Ag loading, which was 5% wt. Tests of methylene blue degradation showed that 3% Ag/TiO2 catalyst had the best ability to degrade methylene blue. The best microplastic degradation ability is the catalyst of 3% Ag/TiO2-1% RGO with the percentage of microplastic mass reduction reaching 76% for 4 hours.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Ardi Maulana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mensintesis nano-komposit Ag/TiO2 untuk dikaji kemampuannya dalam mendegradasi mikroplastik dalam air, dilanjutkan dengan memvariasikan konsentrasi serta ukuran dari partikel mikroplastik sebagai polutan di dalam air minum. Mikroplastik polietilena dipilih sebagai sampel pada penelitian ini. Variasi konsentrasi mikroplastik yang digunakan yaitu 100, 500, dan 1000 ppm dengan ukuran partikel awal 100-150 mikrometer. Sedangkan variasi ukuran mikroplastik yang digunakan yaitu 100-125, 125-150, dan 150-250 mikrometer dengan konsentrasi awal 100 ppm. Pengaduk magnetik digunakan pada kecepatan putar 2000 rpm selama proses irradiasi dengan lampu UV. Penambahan dopan Ag memberikan efek yang cukup baik dalam mendegradasi mikroplastik, dimana persentase degradasi mencapai 100% dalam waktu 120 menit irradiasi pada konsentrasi awal 100 ppm dan ukuran partikel 100-150 mikrometer. Dengan konsentrasi awal 100 ppm diperoleh persen degradasi terbaik pada ukuran partikel 125-150 mikrometer, dimana degradasi 100% dicapai pada waktu irradiasi selama 90 menit.
The aim of this research is to synthesize Ag/TiO2 nano-composites to study their ability to degrade microplastics in water, followed by varying the concentration and size of microplastic particles as pollutants in drinking water. Polyethylene microplastics were selected as samples in this study. The variation of microplastic concentrations used are 100, 500, and 1000 ppm with an initial particle size of 100-150 micrometers. While the microplastic size variations used are 100-125, 125-150, and 150-250 micrometers with initial concentrations of 100 ppm. Magnetic stirrers are used at a rotational speed of 2000 rpm during the irradiation process with a UV lamp. The addition of Ag dopant has a fairly good effect in microplastic degradation, where the percentage of degradation reaches 100% within 120 minutes of irradiation at an initial concentration of 100 ppm and particle size of 100-150 micrometers. With an initial concentration of 100 ppm obtained the best percent degradation at particle size 125-150 micrometers, where 100% degradation was achieved at 90 minutes of irradiation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afra Nabila
Abstrak :
Epinephelus fuscoguttatus-lanceolatus atau kerapu cantang merupakan salah satu jenis kerapu hibrida yang dibudidayakan oleh nelayan di Pulau Panjang. Sementara Siganus guttatus atau ikan baronang totol merupakan ikan yang banyak ditemukan pada padang lamun di sekitar Pulau Panjang. Pulau Panjang merupakan salah satu pulau terbesar di Teluk Banten yang paling padat penduduk. Kepadatan penduduk Pulau Panjang yang terus meningkat setiap tahunnya berdampak pada peningkatan jumlah limbah rumah tangga terutama sampah plastik. Plastik di lautan dapat terdegradasi menjadi bentuk yang lebih kecil yang disebut mikroplastik. Mikroplastik di lingkungan laut dapat mengontaminasi berbagai biota yang hidup di dalamnya, termasuk ikan. Hasil penelitian menunjukkan, insang serta saluran pencernaan dari ikan kerapu cantang dan baronang totol 100% mengandung mikroplastik. Rata-rata jumlah mikroplastik dari keseluruhan sampel insang kerapu cantang adalah 2594,67±60,43 partikel, sementara dari keseluruhan sampel saluran pencernaan kerapu cantang adalah 4196,33±103,94 partikel mikroplastik. Rata-rata jumlah mikroplastik dari keseluruhan sampel insang baronang totol adalah 4488±142,20 partikel, sementara dari keseluruhan sampel saluran pencernaan baronang totol adalah 4286,67±82,92 partikel mikroplastik. Selain pada saluran pencernaan dan insang ikan, perairan di pelabuhan Kampung Peres dan padang lamun di Pulau Panjang juga 100% mengandung mikroplastik. Rata-rata keseluruhan jumlah partikel mikroplastik yang ditemukan dalam sampel air dari pelabuhan Kampung Peres adalah sebanyak 384,67±92,81 partikel, sementara pada sampel air dari padang lamun adalah sebanyak 382±103,79 partikel mikroplastik. ......Epinephelus fuscoguttatus-lanceolatus or usually known as cantang grouper is one of the grouper hybrid species that is cultivated by the fisherman in Pulau Panjang. Meanwhile, Siganus guttatus or known as dotted baronang is a herbivorous fish that are commonly found in seagrass bed in Pulau Panjang. Pulau Panjang is one of the biggest and most densely populated island in Teluk Banten. Population density that is increasing every year in Pulau Panjang have an impact on increasing the amount of household waste, including the plastic waste. Plastic in the ocean can be degraded into smaller particles called microplastics. The presence of microplastics in the environment can be harmful to the ocean biotas, including fishes. Results of this study showed 100% of gastrointestinal tract and gills samples from cantang grouper and dotted baronang are contaminated by microplastics. Total average of microplastics particles found in cantang grouper’s gills were 2594.67±60.43 particles, and 4196.33±103.94 particles inside cantang grouper’s gastrointestinal tracts. Meanwhile, in dotted baronang the total average of microplastics found in its gills were 4488±142.20 particles, and 4286.67±82.92 particles inside the gastrointestinal tracts. Water samples from floating cage near Kampung Peres Port and seagrass bed near Pulau Panjang are also contaminated by microplastics particles. Total average of microplastics particles found in water samples from floating cage near Kampung Peres Port were 384,67±92,81 particles, meanwhile microplastics particles found in water samples from seagrass bed near Pulau Panjang were 382±103,79 particles.
DEpok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Nurcahyani
Abstrak :
Penelitian mengenai deteksi mikroplastik secara efisien masih berada pada tahap awal pengembangan. Salah satu pendekatan inovatif yang digunakan adalah memanfaatkan sifat fluoresensi dari nanopartikel karbon, seperti carbon quantum dots (CQDs). Meskipun CQDs telah banyak digunakan dalam proses pencitraan, penggunaannya untuk mendeteksi mikroplastik khususnya polistirena dan polipropilena yang paling umum diidentifikasi di lingkungan masih terbatas. Metode sederhana dan ramah lingkungan untuk menghasilkan CQDs dilakukan melalui proses hidrotermal. Kandungan karbon sebesar 44% menunjukkan potensi TKKS sebagai sumber karbon dalam produksi CQDs untuk diubah menjadi biochar melalui pirolisis. Analisis CQDs dilakukan dengan beberapa instrumen seperti High Resolution Transmission Electron Microscope (HR-TEM), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FT-IR), UV-Visible Spectrofotometer, dan Photoluminescence Spectrometer untuk menguji efek variasi suhu dalam metode hidrotermal terhadap sifat optik dan fisik CQDs, serta interaksi CQDs dengan mikroplastik seperti polistirena dan polipropilena. Analisis menunjukkan bahwa rentang diameter rata-rata dari CQDs yang diperoleh adalah 4,29±0,85 − 10,68±2,04 nm dengan energi bandgap rata-rata sebesar 3,42 eV, dan fluoresensi biru muda yang terdeteksi pada panjang gelombang 365 nm di bawah cahaya UV. Penggunaan asam borat sebagai agen doping dieksplorasi untuk melihat pengaruhnya pada sifat optik dan fisik CQDs. Penambahan asam borat menyebabkan fenomena quenching yang menurunkan intensitas fluoresensi hingga 59%. Diperlukan penelitian mendalam terkait strategi fungsionalisasi untuk memodifikasi permukaan CQDs dengan fungsi pengikatan spesifik terhadap berbagai jenis mikroplastik. ......Research on efficient microplastic detection is still in its early stages. One innovative approach is leveraging the fluorescence properties of carbon nanoparticles, such as carbon quantum dots (CQDs). Despite their widespread use in imaging applications, the application of carbon quantum dots (CQDs) for detecting microplastics, particularly polystyrene and polypropylene, which are the most commonly identified types in the environment, remains limited. A simple and environmentally friendly method to produce CQDs is through a hydrothermal process. The carbon content of 44% demonstrates the potential of oil palm empty fruit bunches (TKKS) as a carbon source for CQDs production, which can be converted into biochar through pyrolysis. CQDs were analyzed using various instruments, including High Resolution Transmission Electron Microscope (HRTEM), Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FT-IR), UV-Visible Spectrophotometer, and Photoluminescence Spectrometer, to investigate the effects of temperature variation in the hydrothermal method on the optical and physical properties of CQDs, as well as their interactions with microplastics such as polystyrene and polypropylene. The analysis showed that the average diameter range of the obtained CQDs was 4.29±0.85 to 10.68±2.04 nm with an average energy bandgap of 3.42 eV, and light blue fluorescence was detected at a wavelength of 365 nm under UV light. The use of boric acid as a doping agent was explored to see its effect on the optical and physical properties of CQDs. The addition of boric acid caused a quenching phenomenon, reducing the fluorescence intensity by up to 59%. In-depth research is needed to explore functionalization strategies to modify the surface of CQDs with specific binding functionalities towards different microplastic types, enabling more targeted and selective detection.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Faza Fadhilah
Abstrak :
Penelitian mengenai mikroplastik pada karang marga Acropora meja dan bercabang life form tabulate dan branching, di perairan Pulau Rambut, Kepulauan Seribu pada April 2018. Penelitian bertujuan mengetahui jenis mikroplastik pada karang dan air laut, menghitung jumlah mikroplastik terbanyak yang ditemukan pada kedua tipe karang dan mengetahui korelasi mikroplastik pada air dan karang, mengetahui korelasi antara luasan karang dan mikroplastik pada karang dan mengetahui korelasi antara jumlah polip dan mikroplastik pada karang. Penelitian dilakukan dengan mengambil fragmen karang berukuran 2-3 cm dan air pada kedalaman 3 meter. Mikroplastik pada air diidentifikasi dengan ditambahkan larutan NaCl, sedangkan pada karang, sampel karang dikocok dalam air laut dan direndam dalam asam nitrat 3 selama 72 jam. Mikroplastik kemudian diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10x10. Hasil pencacahan menunjukkan rata- rata jumlah mikroplastik pada air sebesar 76.083 partikel/L. Pada sampel karang hasil pengocokkan didapatkan rata-rata jenis mikroplastik sebesar 16.007 partikel/cm2 Karang bercabang dan 31.482 partikel/cm2 Karang meja. Pada sampel karang hasil rendaman didapatkan rata-rata jenis mikroplastik sebesar 101 partikel/polip Karang Meja dan 51 partikel/polip Karang Bercabang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroplastik yang ditemukan pada air dan karang, yaitu film, fiber dan fragment dan jenis film memiliki jumlah tertinggi di air dan karang marga Acropora meja dan bercabang. Berdasarkan uji korelasi spearman, adanya korelasi jenis mikroplastik pada air dan karang marga Acropora meja dan bercabang. Begitu pun, adanya pengaruh luasan karang dan jumlah polip karang dengan jenis mikroplastik yang berada di karang. Uji FTIR dilakukan untuk membuktikan bahwa mikroplastik yang ditemukan berasal dari plastik dengan melihat polimer penyusunnya. Hasil uji FTIR, yaitu low density polyethylene LDPE film dan polyethylene terephthalate PET fragment dan fiber. ...... The study of microplastic in Acropora corals life form tabulate and branching at Rambut Island Waters, April 2018. This study was aimed to discover type of microplastic in saltwater and corals, determine total great quantities of microplastic in two types corals, discover correlation of microplastic in saltwater and corals, discover correlation of corals area and microplastic in corals and discover correlation of total polyp corals and microplastic in corals. This study took fragment corals with 2 mdash 3cm length collected at 3 meters depth. Microplastic discovered from salt water with add NaCl solutions and the Acropora corals fragments by shake in salwater and soak in 3 nitrit acid solution for about 72 hours. Microplastic were observed under a microscope with 10 x 10 magnification. The result obtained average total of microplastic in salt water at 507.222 particle L. Corals sample was shake obtained average of microplastic at 16.007particle cm2 life form branching and 31.482 particle cm2 life form tabulate. Corals sampel was soak obtained average total of microplastic at 101 particle polyp life form tabulate and 51 particle polyp life form branching. The results of this study indicated that the microplastic were observed, that is film, fiber and fragment and film has the highest average total. Based on component of Spearman correlation, that method showed correlation the type of microplastic in saltwater and Acropora corals life form tabulate and branching. Another results of this study showed that the microplastic were influence of the corals extended and total of polyp corals with total types of microplastic in corals. microplastics in salt water with corals, the results showed occurs positive correlation types of microplastic film and fragment. FTIR method indicated that the polymer microplastic originated from plastic. The Result of FTIR method, that are low density polyethylene LDPE film dan polyethylene terephthalate PET fragment dan fiber.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vincentia Priscilla
Abstrak :
Penelitian ini menganalisis kelimpahan dan jenis mikroplastik pada bandeng Chanos chanos, air, dan endapan tambak bandeng di Muara Kamal dan Marunda, Teluk Jakarta. Pengambilan sampel bandeng dilakukan dengan kriteria umur 5 sampai 6 tahun berusia bulan dengan jumlah sampel 6 ikan dari setiap lokasi. Air dan sedimen tadinya diambil dari 5 titik di kolam bandeng di setiap lokasi. Saluran pencernaan diekstraksi dari setiap bandeng dihancurkan dengan pereaksi asam nitrat yang kuat (HNO3 65%). air sampel disaring menggunakan plankton net dengan ukuran mesh 300 μm dan sedment sampel dikeringkan dalam oven. Solusi NaCl terkonsentrasi digunakan untuk mencapai flotasi mikroplastik pada setiap sampel disiapkan saluran pencernaan ikan bandeng, air yang disaring, dan sedimen kering. Pengamatan dilakukan dengan mikroskop cahaya. Sampel ditempatkan di Sedgwick Rafter Chamber dan penghitungan mikroplastik dilakukan dilakukan untuk partikel dengan ukuran mulai dari 20 μm hingga 4 mm berdasarkan bentuk partikelnya serat, film, fragmen, dan granula. Hasil yang diperoleh untuk sampel dari Muara Kamal menunjukkan jumlah mikroplastik 3.005 ± 437,4 partikel ind-1 dalam ikan bandeng, 103,8 ± 20,7 partikel L-1 dalam air, dan 111.680 ± 13.204,2 partikel Kg-1 dalam sedimen. Mikroplastik Kelimpahan ditemukan lebih rendah dalam sampel dari Marunda dengan 2.090 ± 545 partikel ind-1 in bandeng, 90,7 ± 17,4 partikel L-1 dalam air, dan 82,480 ± 11,226,4 partikel Kg-1 dalam sedimen.
This study analyzes the abundance and types of microplastics in Chanos chanos, water, and milkfish pond deposits in Muara Kamal and Marunda, Jakarta Bay. Sampling of milkfish is carried out with the criteria of age 5 to 6 years old with a sample of 6 fish from each location. Water and sediment were taken from 5 points in the milkfish pond at each location. The digestive tract is extracted from each milkfish destroyed by strong nitric acid reagents (65% HNO3). water. The sample was filtered using a plankton net with amesh size of 300 μm and the sample sedment was dried in an oven. The concentrated NaCl solution is used to achieve. Microplastic flotation in each sample was prepared by the digestive tract of milk fish, filtered water, and dry sediment. Observations were made with a light microscope. Samples were placed in the Sedgwick Rafter Chamber and microplastic calculations were carried out for particles ranging in size from 20 μm to 4 mm based on the particle shape of the fibers, films, fragments, and granules. The results obtained for samples from Muara Kamal showed the amount of microplastic 3.005 ± 437.4 particles ind-1 in milkfish, 103.8 ± 20.7 L-1 particles in water, and 111,680 ± 13,204.2 Kg-1 particles in sediments. Abundance microplastic was found lower in samples from Marunda with 2,090 ± 545 ind-1 particles in milkfish, 90.7 ± 17.4 L-1 particles in water, and 82,480 ± 11,226.4 Kg-1 particles in sediment.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dharma Rivaldo Huseini
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan serta jenis mikroplastik yang terakumulasi pada air, sedimen, dan saluran pencernaan bulu babi Diadema setosum, menganalisis korelasi anatara kelimpahan mikroplastik yang terkandung pada saluran pencernaan dan sedimen, membandingkan hasil kelimpahan mikroplastik di Pulau Tidung dan Pulau Untung Jawa, Jakarta Kepulauan Seribu. Pengambilan sampel bulu babi Diadema setosum, air, dan sedimen dilakukan dari 15 lokasi yang berbeda berdasarkan letak koloni biota. Sampel saluran pencernaan bulu babi dianalisis dengan cara melarutkannya pada HNO3 65%, sampel air (20 l) disaring dengan plankton net 300 µm, dan sampel sedimen (200 g) dikeringkan di oven terlebih dahulu, kemudian masing-masing sampel diberi NaCl untuk dijenuhkan agar mikroplastik mengapung ke atas permukaan. Masing-masing sampel (1 ml) diletakan pada Sedgwick Rafter Chamber untuk diamati di bawah mikroskop dan dihitung berdasarkan jenis partikel yang ditemui yaitu fiber, film, fragmen, dan granula. Hasil penelitian menunjukan kelimpahan mikroplastik pada Pulau Untung Jawa lebih tinggi sejumlah 99,88 ± 1,79 partikel L-1 pada air, 110.737,77 ± 4.197,61 partikel Kg-1 pada sedimen, dan 2.175,55 ± 584,26 partikel Ind-1 pada saluran pencernaan bulu babi. Pada Pulau Tidung kelimpahan mikroplastik yang terkandung pada air sejumlah 87,4 ± 9,61 partikel L-1, pada sedimen sebesar 87.626,66 ± 4.957,00 partikel Kg-1, dan pada saluran pencernaan bulu babi sebesar 1.786,66 ± 451,17 partikel Ind-1. Adanya korelasi positif antara jumlah mikroplastik dengan berat sedimen yang terkandung dalam saluran pencernaan bulu babi di Pulau Untung Jawa, dan tidak adanya korelasi positif antara jumlah mirkoplastik dengan berat sedimen yang terkandung dalam saluran pencernaan bulu babi di Pulau Tidung. ......This study aims to analyze the abundance and types of microplastics that accumulate in water, sediments, and digestive tracts of sea urchins Diadema setosum, analyzed the extent of microplastic abundance contained in smelting and sediments, compared the results of microplastic abundance in Untung Jawang Island and Tidung Island, Seribu Islands. Samples of sea urchins Diadema setosum, water, and sediment were taken from 15 different locations based on the location of the biota colony. Samples of the digestive tracts of sea urchins were analyzed by dissolving them at 65% HNO3, water samples (20 l) were filtered with a 300 μm plankton net, and sediment samples (200 g) were dried in the oven first, then each sample was given NaCl to saturate the microplastic to use upward display. Each sample (1 ml) is placed in the Sedgwick Rafter Chamber to be examined under a microscope and calculated based on the type of particles found, namely fibers, film, fragments, and granules. The results showed that the abundance of microplastic in Untung Jawa Island was higher at 99,88 ± 1,79 particles L-1 in water, 110.737,77 ± 4.197,61 Kg-1 particles in sediment, and 2.175,55 ± 584,26 Ind-1 particles in the digestive tract of sea urchins. On Tidung Island microplastic abundance contained in the water amounted to 87,4 ± 9,61 particles L-1, the sediment of 87.626,66 ± 4.957,00 particles Kg-1, and in the digestive tract of sea urchins amounted to 1.786,66 ± 451, 17 particles Ind-1. There is a positive correlation between the amount of microplastics and sediment weight contained in the digestive tract of sea urchins on Untung Jawa Island, and there is no positive correlation between the number of microplastics with the sediment weight contained in the digestive tract of sea urchins on Tidung Island.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madeppungeng, Ersha Rizki
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan lokasi, jenis, dan kisaran ukuran mikroplastik yang terdapat pada insang kerang hijau Perna viridis. Penelitian ini melanjutkan hasil penelitian Fathonia (2017) mengenai kelimpahan mikroplastik pada kerang hijau dari kolam kerang hijau Kamal Muara, Jakarta Utara. Sampel kerang hijau sebanyak 10 ekor dengan ukuran sekitar 7cm. Insang kerang hijau kemudian diisolasi, baik bagian luar maupun bagian dalam dan dibuat preparat. Preparat insang tersebut kemudian ditandai pada bagian-bagian insang yang dibagi menjadi bagian posterior, anterior, proksimal, dan distal. Preparat kemudian diamati di bawah mikroskop optik cahaya. Partikel mikroplastik yang diamati dicatat posisi dan jenis mikroplastik yang ada di insang kemudian diukur menggunakan aplikasi LAZ EZ. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian distal mengandung lebih banyak mikroplastik daripada bagian proksimal. Kelompok mikroplastik yang dominan terdapat pada insang kerang hijau adalah jenis serat sebanyak 44% dari total jumlah partikel yang ditemukan. Kisaran ukuran mikroplastik yang ditemukan adalah 20-4500 m. ......This study aims to describe the location, type, and size range of microplastics found in the gills of the green mussel Perna viridis. This study continues the results of Fathonia's research (2017) regarding the abundance of microplastics in green mussels from the green mussel pond of Kamal Muara, North Jakarta. Samples of green mussels as many as 10 tails with a size of about 7cm. The green mussel gills were then isolated, both externally and internally and made preparations. The gill preparations were then marked on the parts of the gills which were divided into posterior, anterior, proximal, and distal parts. The preparations were then observed under a light optical microscope. The observed microplastic particles were recorded and the position and type of microplastic present in the gills were then measured using the LAZ EZ application. The results showed that the distal part contained more microplastics than the proximal part. The dominant group of microplastics found in the gills of green mussels is the type of fiber as much as 44% of the total number of particles found. The size range of microplastics found is 20-4500 m.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arinka Fathinah
Abstrak :
Mikroplastik merupakan potongan plastik kecil berukuran 1 μm hingga 5 mm bersifat bioavailable dan ubiquitous. Muara disebut sebagai titik panas mikroplastik karena saat mikroplastik dari sungai memasuki muara, gelombang, pasang surut, dan angin mampu memengaruhi lintasan dan kecepatan partikel masuk ke laut serta pengendapan mikroplastik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan dan komposisi bentuk, ukuran, serta jenis polimer mikroplastik yang terakumulasi pada air, sedimen, dan ikan bandeng Chanos chanos di muara Sungai Blanakan, Subang, Jawa Barat. Pengambilan sampel dilakukan di empat titik lokasi. Sampel air disaring menggunakan plankton net 300 μm, sampel sedimen diambil menggunakan Van Veen Grab, dan sampel ikan diambil menggunakan bubu. Sampel air diekstraksi dengan larutan H2O2 30% serta FeSO4 0,05 M. Begitu pula dengan sampel sedimen yang sebelumnya telah disuspensi larutan NaCl. Sementara itu, jaringan dan organ daging, insang, dan saluran pencernaan dari 11 sampel ikan bandeng Chanos chanos diisolasi dan diekstraksi menggunakan larutan KOH. Sampel mikroplastik diamati di atas kertas Whatman cellulose nitrate dan dianalisis menggunakan mikroskop. Identifikasi mikroplastik dikelompokkan berdasarkan bentuk yaitu fiber, fragmen, film, pellet, dan foam, serta ukuran yaitu <300 μm, 300-500 μm, 500-1000 μm, dan >1000 μm. Identifikasi jenis polimer dilakukan dengan metode Raman spektrometeri. Kelimpahan mikroplastik pada sampel air berkisar 526,67 - 946,67 partikel/m3, sedangkan sedimen berkisar 674,07 - 1074,07 partikel/kg dengan dominasi bentuk fiber baik di air maupun sedimen. Kelimpahan mikroplastik ikan bandeng Chanos chanos adalah 43,06 partikel/individu dengan urutan kelimpahan mikroplastik jaringan tertinggi yaitu insang, daging, dan saluran pencernaan. Jenis polimer mikroplastik yang terdeteksi adalah polyethylene terephthalate (PET), polypropylene (PP), dan poly(vinyl chloride) (PVC). Uji korelasi menunjukkan tidak adanya hubungan antara keberadaan mikroplastik pada air dan sedimen terhadap ikan bandeng Chanos chanos. ......Microplastics are small pieces of plastic range in size from 1 μm to 5 mm that are bioavailable and ubiquitous. Estuaries are known as "microplastic hot spots" due to the fact that when river microplastic enters an estuary, then waves, tides, and wind can change the direction and speed of the particles entering the sea and the deposition of microplastic. This study aims to analyze the abundance and composition of shape, size, and types of microplastic polymers that accumulate in water, sediment, and milkfish Chanos chanos in the estuary of Blanakan River, Subang, West Java. Sampling was carried out at four sampling points. Water samples were filtered using a 300 μm plankton net, sediment samples were taken using a Van Veen Grab, and fish samples with a trap. Water sample were extracted with 30% H2O2 solution and 0,05 M FeSO4. The same was applicable to sediment samples that had been previously suspended in NaCl solution. Meanwhile, tissues and organs of muscles, gills, and digestive tract from 11 samples of milkfish Chanos chanos were isolated and extracted using KOH solution. Microplastic samples were observed on Whatman cellulose nitrate paper and analyzed using a microscope. Microplastics are categorized according to form, namely fiber, fragment, pellet, film, foam, and size, namely <300 μm, 300-500 μm, 500-1000 μm, and > 1000 μm. The Raman spectrometry method was used to determine the type of polymer. In sediment samples, the amount of microplastics ranged from 674,07 to 1074,07 particles/kg, while the abundance in water samples ranged from 526,67 to 946,67 particles/m3. Fiber predominated in both water and sediment. The abundance of microplastics in milkfish Chanos chanos was 43,06 particles/individual with the biggest tissue microplastic abundance starting with the gills, meat, and digestive tract. The types of microplastic polymers detected were polyethylene terephthalate (PET), polypropylene (PP), and poly(vinyl chloride) (PVC). The correlation test revealed that there was no relationship between the abundance of microplastics in water and sediment for the milkfish Chanos chanos.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Anisa Maulani
Abstrak :
Peningkatan timbulan sampah dan perbedaan curah hujan memengaruhi akumulasi mikroplastik dari sungai ke laut. Mikroplastik terdistribusi dan tersebar ke seluruh ekosistem laut, termasuk hutan mangrove. Mikroplastik yang memasuki hutan mangrove terperangkap oleh akar mangrove dan terakumulasi di sedimen. Mikroplastik di sedimen hutan mangrove dapat dengan mudah termakan oleh biota deposit-feeder, seperti siput mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kelimpahan mikroplastik pada tubuh siput Terebralia sulcata dan sedimen di hutan mangrove Pulau Rambut, Teluk Jakarta, DKI Jakarta tahun 2022 dan 2023 serta untuk menganalisis korelasi antara kelimpahan mikroplastik di sedimen dengan kelimpahan mikroplastik di tubuh siput T. sulcata. Sebanyak 20 sampel T. sulcata dan sedimen diambil di empat stasiun di tahun 2022 dan 2023. Jaringan tubuh T. sulcata dilarutkan dengan HNO3 65% dan diencerkan dengan NaCl jenuh. Sampel sedimen dikeringkan menggunakan oven kemudian 10 g sedimen kering diencerkan dengan larutan NaCl jenuh. Sebanyak 20 mL dari masing-masing sampel dihomogenkan dan diamati di bawah mikroskop dengan tiga kali pengulangan. Hasil penelitian menemukan adanya partikel mikroplastik pada siput T. sulcata dengan kelimpahan sebesar 305,53±64,58 partikel/g pada tahun 2022 dan 324,48±60,91 partikel/g pada tahun 2023. Kelimpahan mikroplastik pada sedimen didapatkan sebesar 66,53±10,69 partikel/g pada tahun 2022 dan 71,77±11,31 partikel/g pada tahun 2023. Dari tahun 2022 ke tahun 2023, kelimpahan mikroplastik mengalami peningkatan sebesar 7,87% pada siput T. sulcata dan 6,2% pada sedimen. Bentuk mikroplastik yang ditemukan pada sampel siput dan sedimen adalah fiber, fragmen, film, dan granul dengan bentuk yang paling banyak ditemukan adalah fiber. Hasil uji korelasi Spearman dalam penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positif antara kelimpahan mikroplastik di sedimen dan kelimpahan mikroplastik di T. sulcata. ......The increase in the amount of waste and differences in rainfall affect the accumulation of microplastics from rivers to the sea. Microplastics distributed and spread throughout marine ecosystems, including mangrove forests. Microplastics that enter mangrove forests trapped by mangrove roots and accumulate in sediments. Microplastics in mangrove forest sediments can be easily ingested by deposit-feeder biota, such as mangrove snails. This study aims to analyze the comparison of the abundance of microplastics in Terebralia sulcata and sediment in the mangrove forest of Pulau Rambut, Jakarta Bay, DKI Jakarta in 2022 and 2023 and to analyze the correlation between the abundance of microplastics in sediment and T. sulcata. 20 samples of T. sulcata sediment were collected at four stations in 2022 and 2022. The body tissue of T. sulcata were dissolved with 65% HNO3 and then diluted with saturated NaCl. Sediment samples were dried using an oven then 10 g of dry sediment was diluted with saturated NaCl. A total of 20 mL of each sample was homogenized and observed under a microscope with three repetitions. The results of the study found the presence of microplastic particles in T. sulcata with an abundance was 305.53±64.58 particles/g in 2022 and 324.48±60.91 particles/g in 2023. The abundance of microplastics in sediments was 66.53±10.69 particles/g in 2022 and 71.767±11.31 particles/g in 2023. From 2022 to 2023, the abundance of microplastics increased by 7.87% in T. sulcata and 6.2% in sediment. The forms of microplastics found in T. sulcata and sediment samples were fiber, fragments, films and granules with the most commonly found form was fiber. The results of the Spearman correlation test in this study showed a positive correlation between the abundance of microplastics in the sediment and in T. sulcata.
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>