Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Putri Aryani Suryadi
Abstrak :
Virgin coconut oil, Olive oil, dan Minyak Jinten hitam merupakan beberapa minyak tumbuhan yang banyak dikembangkan sebagai sediaan nutrasetika. Banyak penelitian telah membuktikan bahwa ketiga jenis minyak tumbuhan ini dapat digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Melalui penelitian ini, dibuat mikroemulsi dari ketiga campuran dengan memvariasikan gliserin sebagai kosurfaktan untuk melihat sediaan yang paling stabil. Pembuatan diagram fasa dilakukan sebelum formulasi utama ditentukan untuk menentukan daerah jernih mikroemusi tersebut. Melalui langkah ini, diperoleh bahwa daerah stabil berada pada rentang minyak 3 hingga 6% dengan rentang tween 80 sebesar 25 hingga 35%. Formulasi utama kemudian dibuat dengan kadar minyak 4,5% dan kadar tween 80 sebesar 30%. Gliserin sebagai kosurfaktan divariasikan 8%, 10%, dan 12%. Setelah pembuatan mikroemulsi, dilakukan pengamatan organoleptis, pH, viskositas, ukuran globul dan tegangan permukaan dan uji stabilitas selama 8 minggu. Sediaan mikroemulsi dengan kadar gliserin 8% diketahui paling stabil. Hal ini disimpulkan dari perubahan ukuran globul yang paling kecil; dari 34,72 nm menjadi 36,25 nm diakhir pengukuran.
Virgin coconut oil, olive oil, and Black seed oil are many developed plant oil as nutraceutical products. Many research has been proved that all of this plant oil can be used to reduce cholesterol concentration in blood. In this experiment, microemulsion has been made from mix of three types oil with varying glycerin as co-surfactant to see the most stable preparations. Construction of phase diagram was done before main formula are determined for determine the microemulsion's transparent area. From this step, it can be obtained that stable area are in oil concentration of 3 until 6 percent and tween 80 concentration of 25 until 35 percent. Main formulation made with oil concentration of 4,5 percent and tween 80 of 30 percent. Glycerin as cosurfactant was varied of 8 percent, 10 percent, and 12 percent. After microemulsion formulation, organoleptic observation, pH test, viscosity test, globul size test, surface tension test and stabilization test are done for 8 weeks. Microemulsion with 8 percent of glicerine concentration are known as the most stable. It concluded from the least globul size's change; from 34,72 nm to 36,25 nm in the last measurements.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S56763
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhasanah Widiatuti
Abstrak :
Natrium diklofenak adalah obat antiinflamasi yang agak sukar larut dalam air, dapat mengiritasi lambung, dan mengalami metabolisme lintas pertama, untuk mengatasi hal tersebut, natrium diklofenak dibuat dalam bentuk sediaan mikroemulsi topikal. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan mikroemulsi yang jernih dan stabil, serta diharapkan dapat meningkatkan kelarutan zat aktif dan diabsorbsi dengan baik di kulit. Formulasi menggunakan dua jenis fase minyak, yaitu Virgin Coconut Oil (formula A) yang dibandingkan dengan isopropil laurat (formula B) dengan natrium diklofenak sebagai model obat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mikroemulsi yang menggunakan isopropil laurat sebagai fase minyak lebih stabil secara fisik selama penyimpanan 2 bulan pada suhu kamar dibandingkan form.
Diclofenac sodium is poorly soluble anti-inflammatory drug, that can irritate the gastrointestinal tract and has first pass effect, to overcome this problem, diclofenac sodium was made in topical microemulsion dosage form. The aim of this study was to make a good microemulsion, increase the solubility of diclofenac sodium, and can be absorbed through the skin. Formulation using two types of oil phase, Virgin Coconut Oil (VCO) and isopropyl laurat with diclofenac sodium as a model of drug. The result showed that the microemulsion with isopropyl laurat as oil phase was more physically stable during two months in room temperature than formulation using isopropyl laurat. The penetration test using franz diffusion cell for 8 hour, showed 969,6822 ± 5,3533 to formulation A and 929,8052 ± 1,6524 to formulation B.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2010
S33160
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library