Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aris Tri Wahyudi
Abstrak :
ABSTRAK
Xanthomonas oryzaepv. oryzae (Xoo) menyebabkan hawar daun bakteri (HDB) pada padi (Oryza sativaL.), yang merupakan penyakit utama dan menjadi pembatas bagi produksi tanaman pokok di banyak negara di dunia. IsolasiXoo dilakukan dari daun padi yang terserang hawar daun bakteri. Identifikasi X. oryzae pv. oryzae dilakukan berdasarkan pada gejala yang ditimbulkannya, patogenisitas, karakter morfologi, fisiologi, dan genetik biakan bakteri yang diisolasi dari tanaman padi yang terinfeksi Xoo. Sebanyak 50 isolat yang diduga Xoo telah berhasil diisolasi. Bakteri tersebut bersifat aerobik, berbentuk batang, dan tergolong Gram negatif. Isolat-isolat tersebut diuji hipersensitivitasnya pada tanaman tembakau dan patogenisitasnya pada padi. Kelima puluh isolat bakteri tersebut mampu menginduksi reaksi hipersensitif pada tanaman tembakau dan menyebabkan gejala sakit pada tanaman padi dengan perkembangan gejala yang berbeda. Hasil uji fisiologi, reaksi hipersensitivitas dan patogenisitas, tiga isolat bakteri yang diduga kuat Xoo yaitu STG21, STG42, dan STG46 menunjukkan bahwa bakteri tersebut tidak membentuk indol, tidak menghasilkan pigmen flouresens, menghidrolisis kasein, memiliki aktivitas enzim katalase, tetapi tidak memiliki aktivitas enzim oksidase. Hasil parsial sekuensing gen penyandi 16S rRNA dari STG21 dan STG42 menunjukkan homologi dengan X. oryzae pv oryzae masing-masing sebesar 80% dan 82%, sedangkan STG46 menunjukkan homologi dengan X. campestris sebesar 84%. Mutagenesis dengan transposon Mini-Tn5 pada STG21 menghasilkan salah mutan (M5) yang tidak dapat menginduksi reaksi hipersensitif pada tanaman tembakau dan berkurang patogenisitasnya pada padi. Panjang gejala HDB pada padi yang ditimbulkan mutan M5 berkurang sebesar 80%.
Abstract
X. oryzae pv. oryzae (Xoo) causes bacterial leaf blight (BLB) of rice ( Oryza sativa L.), a major disease that constrains production of the staple crop in many countries of the world. Identification of X. oryzae pv. oryzae (Xoo) was conducted based on the disease symptoms, pathogenicity, morphological, physiological, and genetic characteristics of bacterial cultures isolated from the in fected plants. Fifty bacterial isolates predicted as Xoo have been successfully isolated. They are aerobic, rod shaped, and Gram negative bacteria. The isolates were evaluated for their hypersensitivity in tobacco and pathogenicity in rice plant. Fifty isolates induced hypersensitive reaction in tobacco and showed pathogenicity symptom in rice in different length. Based on physiological test, hypersensitivity and pathogenicity reactions, three bacterial isolates strongly predicted as Xoo, i.e. STG21, STG42, and STG46, were non indole formation, non pigment fluorescent, hydrolyzed casein, catalase activity positive, but negative oxidase. Partial sequencing of 16S rRNA genes of STG21 and STG42 showed 80% and 82% homology with X. oryzae, respectively, while STG46 showed 84% homology withX. campestris. Mini-Tn5 transposon mutagenesis of STG21 generated one of the mutants (M5) lossed it?s ability to induce hypersensitive reaction in tobacco plant and deficient in pathogenicity on rice. The lesion length of rice leaf caused by the mutant M5 decreased up to 80%.
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam;Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam], 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Awang Kesturi
Abstrak :
ABSTRACT
Compared with conventional nitrification and denitrification processes, Anaerobic Ammonium Oxidation (Anammox) has the potential to be an innovative, cost-effective, suitable alternative to processing nitrogen waste (Zhang, 2016), however, Anammoxbased processes are limited from being fully implemented in the industry due to slow growth rates, low cell yields, and high variable responses to external environment (Yu, 2016). The purpose of this research is assessing the inhibitory effects of copper (Cu2+) on activity of Candidatus Brocadia Anammoxidans. Multiple batch toxicity tests are used to determine the stimulative and inhibitive behaviour of Anammox activity under copper concentrations of 0, 2.5, 5, 10, and 15 mg/L, and under exposure periods of 2, 4, 6, 8, and 24 hours. Its observed that the inhibition across increasing concentration of copper increases as the exposure period increases. Under longer exposure period to Copper, the degree of which Anammox is inhibited will increase. Its been observed that Anammox is unrecoverable when exposed to copper concentrations of greater than 2.5 mg/L and exposed for longer than 4 hours. The IC50 values (the concentration of Copper inhibiting 50% of Anammox activity) for Four, Six, Eight, and Twenty-Four hour exposure periods are 8.30 mg/L, 3.92 mg/L, 4.32 mg/L, and 0.11 mg/L, respectively. This indicates that Anammox is sensitive to the level of copper in the median and the length of time it exposed to copper, as well as exhibiting unrecoverable inhibition under conditions stated previously. The main findings from this study will help aid in further improving the implementation of Anammox based processes in treatment of nitrogen rich effluents.
ABSTRAK
Dibandingkan dengan proses nitrifikasi dan denitrifikasi konvensional, Anaerobic Ammonium Oxidation (Anammox) memiliki potensi untuk menjadi alternatif yang inovatif, hemat biaya, dan cocok untuk pengolahan limbah nitrogen (Zhang, 2016). Namun, proses berbasis amonia terbatas untuk sepenuhnya diimplementasikan di industri karena tingkat pertumbuhan yang lambat, hasil sel yang rendah, dan respons variabel yang tinggi terhadap lingkungan eksternal (Yu, 2016). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai efek penghambatan tembaga (Cu2+) pada aktivitas Candidatus Brocadia Anammoxidans. Beberapa tes toksisitas digunakan untuk mengukur aktivitas pada konsentrasi tembaga 0, 2,5, 5, 10, dan 15 mg/L, dalam periode paparan 2, 4, 6, 8, dan 24 jam. Diamati bahwa penghambatan peningkatan konsentrasi tembaga meningkat dengan bertambahnya periode paparan. Di bawah periode paparan Tembaga yang lebih panjang, tingkat di mana Anammox terhambat akan meningkat. Telah diamati bahwa Anammox tidak dapat dipulihkan ketika terpapar dengan konsentrasi tembaga lebih besar dari 2.5mg/L lebih dari 4 jam. Nilai IC50 (konsentrasi tembaga yang menghambat 50% aktivitas anammox) untuk periode paparan 4, 6, 8, dan 24 jam masing-masing adalah 8,30 mg/L,3,92 mg/L, 4,32 mg/L, 4,32 mg/L, dan 0,11 mg/L. Ini menunjukkan bahwa Anammox sensitif terhadap tingkat tembaga di median dan lamanya waktu paparan pada tembaga, dan juga tidak dapat dipulihkan dalam kondisi yang telah dinyatakan sebelumnya. Temuan utama dari penelitian ini akan membantu dalam implementasi proses berbasis Anammox dalam penanganan limbah yang kaya akan nitrogen.
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This review of recent developments in our understanding of the ways microbes can enhance sustainable agriculture and biotechnology covers a topic with enormous untapped potential to replace fossil fuel-based chemical products and fix soil pollutants.
Dordrecht: Springer, 2012
e20417872
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Davis, Rowland H.
Oxford: Oxrord University Press, 2003
572.8 DAV m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library