Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sirait, Efrida
Abstrak :
Penyebab gangguan jiwa pada remaja adalah multifaktor, tidak hanya satu penyebab, namun disebabkan oleh berbagai faktor yang perlu pengkajian lebih dalam. Untuk mengetahui penyebab masalah gangguan kesehatan jiwa pada remaja, salah satu cara yang efektif adalah dengan melakukan skrining dan follow up. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan e-skrining kesehatan jiwa dalam mendeteksi masalah gangguan jiwa sehingga dapat ditindaklanjuti dengan segera, baik oleh guru maupun tenaga kesehatan. Instrumen skrining menggunakan Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). Pengembangan sistem ini dilakukan di puskesmas panunggangan Barat, Kota Tangerang dengan menggunakan metode pendekatan prototyping untuk menghasilkan sistem yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kegiatan penjaringan ke sekolah selama ini masih menggunakan kertas dan mengolah data secara manual. Hasil uji-coba pada siswa menggunakan kuesioner dengan mengacu pada model Technology Accceptance Model (TAM) menunjukkan bahwa respon user terhadap pengembangan sistem sebesar 77.89% dengan potensi gangguan jiwa sebesar 12.04% dengan gangguan emosional cenderung pada SMP dan SMK.Hasil uji fungsional menggunakan black box testing berhasil diterima.Hasil akhir penelitian ini berupa prototype yang mampu menjaring siswa sekaligus dengan hasil akurat, menyediakan konseling pada siswa,guru dan petugas puskesmas.Prototipe sistem ini berbasis website responsive online yang dapat diakses dimanapun. Sistem ini akan terhubung ke tenaga PKPR untuk menerima hasil skrining dan laporan dari guru. Rekomendasi yang ditawarkan dalam pengembangan ini adalah perlunya kerjasama oleh pemerintah setempat, guru, dan tenaga kesehatan dalam memberdayakan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) untuk mendapatkan pembinaan kesehatan jiwa pada remaja. Perlu pelatihan pada pengguna untuk mendapatkan manfaat yang diharapakan pada pengembangan sistem ini. ......The cause of mental disorders in adolescents is multifactorial, not only one cause, but caused by various factors that need further study. To find out the causes of mental health problems in adolescents, one of the most effective way is to do screening and follow-up. This study aims to produce mental health e-screening to detect mental disorders so follow up can be done timely by both teachers and health workers. The screening instrument was utilizing the Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ). The development of this system is carried out at the Panunggangan Barat Public Health Center in Tangerang City using a prototyping approach method to produce a system that suits user needs. The results showed that all this time, screening activities in schools were still using paper and processed data manually. The results of trials on students using a questionnaire refer to the Technology Acceptance Model (TAM) model which showed that the user's response to system development was 77.89% with a potential mental disorder of 12.04% with mental emotional problems more pronounced in junior-senior high school students.The final result of this research is a prototype able to capture many students at the same time with accurate results, providing counseling to students to conduct by teacher and health center staff. This system prototype is based on online responsive web which can be accessed anywhere and will be connected to youth care health service officers (PKPR) in order to receive screening results and reports from teachers. The recommendation offered in this development is the need for local government cooperation, teachers, and health workers in empowering school health unit (UKS) to get mental health guidance for adolescents. User training is required to get the benefits expected from developing this system.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Rahmawatiningsih
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kembali pengaruh gejala gangguan mental emosional terhadap partisipasi kerja dengan menggunakan metode yang mempertimbangkan masalah endogenitas. Data yang digunakan adalah data hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 untuk memperoleh informasi mengenai partisipasi kerja, gejala gangguan mental emosional, dan variabel kontrol lainnya. Gejala gangguan mental emosional diukur berdasarkan Self Reporting Questionnaire (SRQ-20) yang terdiri dari 20 butir pertanyaan. Jumlah sampel sebanyak 241.300 sampel yang tersebar pada 26 provinsi di Indonesia. Untuk mengatasi masalah endogenitas, penelitian ini diestimasi menggunakan metode analisis regresi Instrumental Variable Probit (IV-Probit). Variabel instrumental yang digunakan adalah gangguan kesehatan mental keluarga. Hasil estimasi menunjukkan bahwa gejala gangguan mental emosional berpengaruh negatif signifikan terhadap probabilitas bekerja seseorang. Seseorang yang mengalami gejala gangguan mental emosional memiliki probabilitas bekerja yang lebih kecil 2 poin persentase dibandingkan seseorang yang tidak mengalami gejala gangguan mental emosional. Faktor lain yang berpengaruh signifikan terhadap probabilitas bekerja adalah umur, umur kuadrat, status perkawinan, jenis kelamin, tingkat pendidikan, klasifikasi daerah tempat tinggal, jumlah anggota rumah tangga, keberadaan balita dalam rumah tangga, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, aktifitas fisik, dan kondisi kesehatan self reported. Pengaruh gejala gangguan mental emosional terhadap partisipasi kerja lebih besar ditemukan di perkotaan dibandingkan di perdesaan. Pengaruh ini tidak jauh berbeda pada laki-laki dan perempuan, namun dampaknya lebih kuat pada perempuan dibandingkan laki-laki. Pengaruh gejala gangguan mental emosional terhadap partisipasi kerja lebih besar ditemukan pada kelompok yang tinggal dengan balita dibandingkan kelompok yang tidak tinggal dengan balita. ......This study aims to re-identify the effect of common mental disorder symptoms on labor force participation by using a method that considers the problem of endogeneity. The data used is data from The Indonesia Basic Health Research (Riskesdas) 2018 to obtain information about labor force participation, common mental disorder symptoms, and other control variables. Common mental disorders symptoms were measured based on the Self Reporting Questionnaire (SRQ-20) which consisted of 20 questions. The number of samples is 241,300 samples spread over 26 provinces in Indonesia. To solve the endogeneity problem, this study was estimated using Instrumental Variable Probit (IV-Probit) regression analysis method. The instrumental variable used is family’s mental health disorders. The estimation results show that the common mental disorder symptoms have a significant negative effect on the probability of labour force participation. Individuals who experience common mental disorder symptoms has a 2 percentage point less likely to work than indviduals who do not experience common mental health disorder symptoms. Other factors that have a significant effect on the probability of labour force participation are age, age squared, marital status, gender, education level, classification of area of residence, number of household members, presence of children under five in the household, smoking habits, alcohol consumption, physical activity, and self reported health conditions. The effect of common mental disorder symptoms on labour force participation is greater in urban areas than in rural areas. This effect is not much different for men and women, but the effect is stronger on women than men. The effect of common mental disorder symptoms on labour force participation is greater in the group who lived with toddlers compared to the group who did not live with toddlers.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmatika Istiqomah
Abstrak :
Program Prioritas Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan PIS-PK. Ditemukan bahwa untuk kegiatan di luar Puskesmas masih dibutuhkan tenaga untuk melakukan kunjungan rumah sehingga banyak ODGJ yang belum memiliki kepatuhan dalam mengkonsumsi obat secara rutin. Fenomena tersebut menimbulkan pertanyaan mengenai bagaimana pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga pada layanan kesehatan jiwa di Puskesmas Kecamatan Jatinegara, berdasarkan enam elemen dan faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan co-production. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah post-positivist, mengumpulkan data dengan melakukan wawancara mendalam serta dokumen-dokumen sebagai data sekunder, dan melakukan analisis secara kualitatif. Analisis dilakukan dengan acuan teori yang dipakai yakni Elemen co-production oleh Lucie, Josh& David dan Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan co-production oleh Bovaird& Loeffler. Hasil dari penelitian ini yakni : 1) adanya keterlibatan masyarakat melalui kader namun belum dioptimalkan; 2) kurang seimbangnya jumlah SDM yang terbatas, dengan jumlah penduduk dan luas wilayah kecamatan Jatinegara; 3) sosialisasi dan pendataan masih perlu ditingkatkan ......The Republic of Indonesia's Ministry of Health's Priority Program in the Healthy Indonesia Program with the Family Approach (PIS-PK) in accordance with Minister of Health Regulation No. 39 of 2016 concerning Guidelines for Implementing PIS-PK. They also still have no access to local health facilities because there is no effective referral system for mental health cases in the community. This phenomenon raises questions about how the implementation of the Healthy Indonesia Program with the Family Approach to mental health services in the Jatinegara District Health Center, based on six elements and factors that influence the implementation of co-production. The method used in this research is post-positivist, collecting data by conducting in-depth interviews and documents as secondary data, and conducting qualitative analysis. The analysis was carried out with reference to the theory used namely the Co-production Element by Lucie, Josh & David and the Factors influencing the implementation of co-production by Bovaird & Loeffler. The results of this study are: 1) there is community involvement through cadres but has not been optimized; 2) unbalanced limited number of human resources, with the total population and area of ​​the district of Jatinegara; 3) socialization and data collection still needs to be improved.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library