Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Murtiningsih
Abstrak :
Masalah kesehatan jiwa masyarakat banyak menyangkut sektor diluar kesehatan yang memerlukan penanggulangan bersama misalnya penyalahgunaan obat narkotik, alkohol, kenakalan remaja dan gangguan psikososial lainnya yang menyangkut perceraian, pendidikan, pekerjaan dan lain-lain. Kebijakan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat tentang pembentukan Badan Pembina Kesehatan Jiwa Masyarakat (BPKJM) Tingkat I Jawa Barat merupakan kebijakan yang tepat , karena BPKJM bertujuan membina kerja sama yang berdaya guna dan berhasil guna serta untuk mengatasi masalah-masalah intersektoral yang dihadapi dalam pembinaan kesehatan jiwa masyarakat dan rehabilitasi mental. Meskipun sudah ada kebijakan Gubernur tersebut diatas namun sampai saat ini keberadaan BPKJM Tingkat I Jawa Barat belum berfungsi secara efektif dan efisien masalahnya karena belum adanya pereneanaan strategik yang jelas. Dengan penelitian ini diharapkan BPKJM Tingkat I Jawa Barat mempunyai perencanaan strategik, yang merupakan arah jangka panjang yang dituju dan membantu BPKJM untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan lingkungan yang terjadi sehingga BPKJM Tingkat I Jawa Barat dapat mengambil keputusan yang lebih baik dimasa datang dalam pengembangan pernbinaan kesehatan jiwa masyarakat di Jawa Barat. Penelitian ini dibatasi pada perumusan visi, misi dan tujuan BPKJM, analisis lingkungan eksternal dan internal, penetapan tujuan jangka panjang, analisis alternatif strategik dan analisis pilihan starategik. Penelitian ini bersifat analisa deskriptif dan analisa strategik dengan menggunakan pendekatan kualitatif., jumlah responder 18 orang . Pengumpulan data melalui observasi, wawancara mendalam dan fokus grup. Proses penelitian melalui tahapan-tahapan yang meliputi : I. tahap masukan (input) dengan menggunakan analisa Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix) den Matriks Evaluasi Faktor Internal ( IFE Matrix). 2.Tahap analisa uji silang (Matching SWOT) sehingga dapat ditentukan alternatif strategik . dan untuk menentukan posisi strategi BPKJM dan pilihan strategik yang tepat melalui analisa Strategic Position and Action Evaluation Matrix ( SPACE Matrix ) 3.Tahap pengambilan keputusan (tahap decision) yang menggunakan analisa Quantitative Planning Strategic Matrix (QPSM) sehingga diperoleh prioritas pilihan strategik. Dari hasil penelitian terdapat faktor-faktor eksternal dan internal yang potensial berupa peluang yang potensial adalah adanya media informasi dan komunikasi serta adanya lembaga-tembaga , organisasi masyarakat, organisasi profesi. Ancaman paling potensial adalah berupa dampak negatif globalisasi antara lain krisis ekonomi clan stigma masyarakat terhadap gangguan kesehatan jiwa. . Kekuatan yang paling potensial adalah adanya Surat Keputusan Gubemur dan buku pedoman BPKJM Tingkat 1 Jawa Barat. Kelemahan paling potensial adalah data khusus BPKJM tidak ada dan saat ini kesehatan jiwa bukan program prioritas. Tips strategik yang paling tepat untuk diterapkan bagi BPKJM Tingkat I Jawa Barat adalah strategi agresif dengan alternatif strategik market penetration dan produck development , yaitu strategi agresif peningkatan kualitas sumber daya manusia antara lain peningkatan pengetahuan dan keterampilan secara rnannjerial maupun operasional bagi anggota BPKJM , Pelatihan kesehatan jiwa bagi anggota BPKJM, dokter dan para medis di puskesmas dan Rumah Sakit Umum.,dan peningkatan sisem informasi manajemen BPKJM Tingkat I Jawa Barat. Dari hasil penelitian disarankan antara lain khususnya bagi Tim BPKJM Tingkat I Jawa Barat agar prioritas strategik yang dihasilkan , ditindak lanjuti dengan adanya pertemuan anggota tim secara rutin untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi diantara anggota BPKJM Tingkat I Jawa Barat dan untuk penyusunan POA agar palaksanaan pembinaan kesehatan jiwa masyarakat secara operasional dapat beijalan secara efekt f dan efisen , serta evaluasi untuk tindakan korektif bila ada masalah dal am pembinaan.
Strategic Planning in the Development of training (tutoring/guidance/education) in Public Mental Health Giudance , in West Java Province .Public mental health matters much involve sectors beyond health that needs concented afforts, e.g. drug abuse, alkoholics, juvenile delingaency, and other psycho-social disturbances relating to divorce, education, jobs, and other aspects of life. The policy of the Governor of West Java on the establishment of the public mental health guidance Bureau (BPKJM) of West Java is the right policy, as BPKJM aims to anchance , productive and useful cooperation, and to overcome intersectorial problems encountered in public mental health guidance/education and mental rehabilitation. Even with the above mentioned Govemor's policyof mentioned Governor's policy, still the presence of BPKJM West Java has not been funtioning effectively and efficiently , due to the lack of a dear strategic planning. It is hoped that with this study BPKJM West Java will have a strategic planning, as a long term directive goal, in assesting BPKJM to adapt to the changes in the envi ronment (that take place), so that BPKJM of West Java can make better decisions in the future in developing public mental health guidance in West Java. This study is limited to the formulation of defining vision, mission and aim of BPKJM, analysis of external and internal environment, determmiting a long term goal, analysis of alternative strategies and analysis of prioritided strategies . This study is a descriptive analysis and strategic analysis, using a qualitative approach, with 18 people as respondents. data were collected by observation, interviews, and group focus discutions. The process of study was done in stages consisting of : 1. Input stage using external factors evaluation matrix (EFE Matrix), and internal factors evaluation matrix (IFE Matrix), 2. Cross test analysis stage (Matching SWOT) , so that a strategic alternative could be established , the position of BPKJM strategy determined, and the right strategic choice priority obtained. The result of this study revealed potential internal and eksternal factors in the form of potential opprtunity i.e. in the presence of media information and communication, mass organization (ORMAS) institutions , and profesional organisations . The most potential threat is the negative influence of globalisation. The most potential strength is in the Governor's decree and BPKJM guide of West Java.The most potensial weakness is that there is no particular BPKJM funds available and that at present mental health is not a priority program. The most proper strategy for BPKJM of West Java to be applied is aggressive strategy with market penetration strategy as alternative, and product development , i.e. aggressive strategy improving the quality of human resources, upgrading managerial as well as operational knowledge and skill for BPKM members, mental health management training for BPKJM members, doctors and paramedics at health centers and general hospital , and improving the information system of BPKJM West Java management, Based on the result of this study it is suggested particularly for the BPKM West Java team that the obtained priority strategy to be followed up with routine members and team meeting to enhance coordination and communication among BPKJM West Java members, for the establisment of POA (planning of action ), in order that the implementation of public mental health education can be operational, effectively and effisiently, and for the purpose of evaluation to take corrective measures if and when problems in the guidance.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T4426
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Wahyuni
Abstrak :
Safewards merupakan suatu pendekatan untuk memberikan layanan kesehatan mental rawat inap dengan tujuan meminimalkan jumlah konflik yang muncul antara perawat dan klien pada penggunaan intervensi pembatasan dan atau penahanan. Peneltian ini bertujuan untuk menilai karakteristik perawat meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, pelatihan safewards yang pernah diikuti dan mengidentifikasi kesiapan perawat yang meliputi sikap, pengetahuan yang dipersepsikan serta keterampilan. Penelitian dilakukan menggunakan desain deskriptif dengan sampel berjumlah 124 orang perawat. Sampel dipilih dengan menggunakan metode total sampling. Hasil peneltian didapatkan bahwa 77,42 % responden memiliki sikap positif terhadap safewards, 62,90 % memiliki pengetahuan yang baik serta 54% memilki keterampilan yang tinggi. Hasil penelitian ini merekomendasikan perlunya ada pelatihan mengenai safewads di semua level perawat untuk meningkatkan kesiapan perawat dalam mengimplementasikan pendekatan safewards. ......Safewards is an approach to providing inpatient mental health services with the aim of minimizing the number of conflicts that arise between nurses and clients on the use of restriction and or containment interventions. This study aims to assess the characteristics of nurses including gender, age, education level, work experience, safewards training that has been attended and identify nurse preparation which includes attitudes, perceived knowledge and skills. The research was conducted using a descriptive design with a sample of 124 nurses. The sample was selected using the total sampling method. The research results found that 77.42% of respondents had a positive attitude towards safewards, 62.90% had good knowledge and 54% had high skills. The results of this study recommend that there is a need for training on safewads at all levels of nurses to increase nurse readiness in implementing the safewards approach.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Dwi Yanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran manajemen pelaksanaan program kesehatan jiwa di Kota Depok Tahun 2015 dengan melihat pencapaian program kesehatan jiwa, sumber daya, dan proses manajerial. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, dari 20% target Standar Pelayanan Minimum (SPM) untuk program kesehatan jiwa di Provinsi Jawa Barat, cakupan deteksi dini gangguan kesehatan jiwa di Puskesmas Jatijajar hanya 2.83%, Kedaung 0.92%, dan Rangkapan Jaya 0.08%. Selain itu, dari target 100%, cakupan penanganan pasien terdeteksi gangguan kesehatan jiwa Puskesmas Jatijajar hanya 41.68%, Kedaung 33.21%, dan Rangkapan Jaya 148.48%. Hasil penelitian tersebut secara umum belum mencapai target SPM. Kondisi ini dikarenakan sumber daya dan proses manajerial yang belum dilaksanakan secara maksimal. Oleh karena itu, disarankan agar ada penyamaan pengetahuan terlebih dahulu antara pihak-pihak yang terlibat untuk kemudian dilakukan optimalisasi sumber daya dan proses manajerial. ......This study aims to describe the implementation of the management of mental health program in Depok City in 2015 by looking at the achievement of mental health programs, resources, and managerial processes. This study used a qualitative research design. The result shows, 20% of the West Java Minimum Health Care Standard target, coverage early detection of mental health disorders in Jatijajar Public Health Center only 2.83%, Kedaung 0.92%, and Rangkapan Jaya 0.08%. Moreover, 100% of the target, the coverage of handling patients diagnosed with mental health disorders in Jatijajar Public Health Center only 41.68%, Kedaung 33.21%, and Rangkapan Jaya 148.48%. Generally, this result hasn't reached out for SPM's target. These conditions are due to the resources and managerial processes which have not been implemented optimally. It is suggested to ensure common understanding among everybody and sectors related to mental health program and optimalize the available resources and managerial process.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Arif Pambudie
Abstrak :
Kualitas pelayanan memiliki peran penting terhadap pengguna layanan, termasuk juga pada pelayanan kesehatan mental. Universitas Indonesia, sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi nasional, telah menyediakan layanan konseling bagi sivitas akademika UI, dalam hal ini mahasiswa UI sebagai bagian dari generasi Z. Pelayanan konseling ini terdapat di Klinik Satelit Makara Universitas Indonesia; yaitu layanan konsultasi psikologis yang membantu mahasiswa mengatasi permasalahan kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan kesehatan mental pada Klinik Satelit Makara Universitas Indonesia bagi para mahasiswa generasi Z di era pandemi Covid-19. Pendekatan kualitatif digunakan pada penelitian ini, yang juga merupakan penelitian deskriptif. Data penelitian ini didapat melalui wawancara mendalam dan melalui studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan kualitas pelayanan kesehatan mental di Klinik Satelit Makara sudah sesuai dengan terpenuhinya dimensi dari HSO & CPSI (2020), kecuali dimensi Accessible Care dikarenakan lamanya waktu tunggu dan sumber daya manusia yang belum mencukupi kebutuhan/ permintaan pengguna layanan. Meskipun demikian, Klinik Satelit Makara sudah melakukan berbagai langkah dalam menanggapi hal tersebut. ......Service quality has an important role for service users, including mental health services. Universitas Indonesia, as one of the national higher education institutions, has provided counseling services for UI academics, in this case UI students as part of Generation Z. These counseling services are available at the Makara Satellite Clinic, University of Indonesia; namely psychological consulting services that help students overcome mental health problems. This study aims to analyze the quality of mental health services at the Makara Satellite Clinic, University of Indonesia for generation Z students in the Covid-19 pandemic era. A qualitative approach is used in this study, which is also a descriptive study. The research data were obtained through in-depth interviews and through literature study. The results showed that the quality of mental health services at the Makara Satellite Clinic was in accordance with the fulfillment of the dimensions of the HSO & CPSI (2020), except for the Accessible Care dimension due to the length of waiting time and human resources that did not meet the needs/demands of service users. However, Makara Satellite Clinic has taken various steps in response to this.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irene Adysti Marsha Octarina
Abstrak :
Perawatan pasien dengan gangguan jiwa melibatkan pemberian regimen psikofarmaka, terapi, dan perawatan di rumah sakit. Meskipun demikian, tingkat readmisi pasien psikiatri tinggi, dengan risiko yang bervariasi, termasuk perubahan regimen psikofarmaka. Studi ini mengeksplorasi hubungan antara perubahan regimen psikofarmaka dan tingkat readmisi pasien psikiatri di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dengan hasil proporsi readmisi sebesar 23,5%, pasien yang kembali didominasi oleh kelompok usia 18-29 tahun (78,8%), perempuan (66,7%), dan yang berdomisili di Jakarta (66,7%). Skizofrenia dan gangguan afektif adalah diagnosis multiaksial yang umum. Perubahan regimen psikofarmaka, termasuk dosis (61,1%), merk (55,5%), dan jenis obat (30,5%), menunjukkan olanzapin sebagai obat yang paling umum diberikan (13,3%). Analisis statistik menunjukkan hubungan signifikan antara perubahan regimen psikofarmaka dan readmisi, dengan nilai uji chi sebesar 0,003 dan OR 3,560. Temuan ini konsisten dengan proporsi readmisi pada studi sebelumnya. Kesimpulannya, perubahan regimen psikofarmaka dapat meningkatkan risiko readmisi tiga kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan pasien tanpa perubahan regimen tersebut. Penemuan ini memberikan wawasan penting untuk memperbaiki strategi perawatan psikiatri dan mengurangi tingkat readmisi. ......The treatment of patients with mental disorders involves a combination of psychopharmacological regimens, therapy, and hospital-based care. However, readmission rates for psychiatric patients remain elevated, with various factors contributing to this phenomenon, including changes in psychotropic medication regimens. This study explores the relationship between changes in psychopharmaceutical regimens and the readmission rate of psychiatric patients at Cipto Mangunkusumo Hospital (RSCM). With the result, readmission proportion of 23.5%, returning patients were dominated by the 18-29 year age group (78.8%), women (66.7%), and those who lived in Jakarta (66.7%). Schizophrenia and affective disorders are common multiaxial diagnoses. Changes in psychopharmaceutical regimen, including dose (61.1%), brand (55.5%), and type of drug (30.5%), showed olanzapine as the most commonly prescribed drug (13.3%). Statistical analysis showed a significant relationship between changes in psychopharmaceutical regimen and readmission, with a chi test value of 0.003 and OR 3.560. These findings are consistent with the proportion of readmissions in previous studies. In conclusion, a change in psychopharmaceutical regimen can increase the risk of readmission three times higher compared to patients without a change in regimen. These findings provide important insights for improving psychiatric treatment strategies and reducing readmission rates.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reynolds, Amanda
Philadelphia: Open universtity press , 2000
658.382 REY m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Illinois : Charles C. Thomas, 1980
658.91 ADM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Geneva: World Health Organization, 1998
362.204 25 WOR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Woody, Robert Henley
San Francisco: Jossey-Bass, 1989
362.206 8 WOO b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Fadiyah
Abstrak :
Masalah keperawatan risiko perilaku kekerasan biasanya muncul karena agresivitas yang sering dikaitkan dengan penderita skizofrenia. Afek dan emosi pada pasien skizofrenia memengaruhi perilaku seperti gerakan tangan dan tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara yang dapat terlihat jelas ketika seseorang mengungkapkan dan mengalami perasaan serta emosi, Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan deeskalasi dengan latihan expressive writing dalam menurunkan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan. Klien merupakan seorang wanita berusia 29 tahun dengan skizofrenia. Terapi yang diberikan adalah tindakan keperawatan generalis dan dengan menerapkan expressive writing sebagai bentuk deeskalasi. Expressive writing adalah bagian dari terapi ekspresif yang digunakan untuk membantu pemulihan dan meningkatkan kesehatan mental. Expressive writing didefinisikan sebagai kegiatan menulis yang menggambarkan pikiran dan perasaan yang jujur tentang pengalaman hidup dan dapat digunakan sebagai media untuk mengungkapkan perasaan yang terpendam. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan lembar evaluasi tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan yang dikembangkan oleh Departemen Keperawatan Jiwa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan expressive writing efektif menurunkan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan pada klien. Latihan expressive writing direkomendasikan untuk menjadi intervensi alternatif deeskalasi khususnya pada klien dengan risiko perilaku kekerasan. ......The risk of violent behavior in nursing diagnosis is usually arise because of aggressiveness which is often associated with people with schizophrenia. Affects and emotions in schizophrenic patients affect behaviors such as hand and body movements, facial expressions, and tone of voice that can be seen clearly when a person expresses and experiences feelings and emotions. This study aims to analyze the effectiveness of applying de-escalation with expressive writing exercises in reducing signs and symptoms of risk of violent behavior. The client is a 29-year-old woman with schizophrenia. The therapy given is generalist nurse intevention and by applying expressive writing as a form of de-escalation. Expressive writing is part of expressive therapy that is used to help recovery and improve mental health. Expressive writing is defined as a writing activity that describes honest thoughts and feelings about life experiences and can be used as a medium to express hidden feelings. The evaluation was carried out using an evaluation sheet for signs and symptoms of risk of violent behavior developed by the Department of Psychiatric Nursing, Faculty of Nursing, University of Indonesia. The results of this study indicate that the application of expressive writing is effective in reducing the signs and symptoms in client with the risk of violent behavior. Expressive writing exercises are recommended to be an alternative de-escalation intervention, especially for clients with the risk of violent behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>