Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oky Octaviani
Abstrak :
Human Immunodeficiency Virus atau dikenal dengan HIV telah menjadi krisis kesehatan di dunia dan diperhitungkan terdapat 1,5 juta orang mengidap infeksi baru pada tahun 2020 atau sekitar 4% dari keseluruhan ODHA. Kelompok populasi kunci HIV di Indonesia seperti LSL (Lelaki Seks Lelaki) menempati urutan ketiga terbanyak pada kasus HIV positif yaitu sebesar 8,75%. Peningkatan kasus disebabkan oleh pengetahuan pencegahan penularan yang buruk sehingga menimbulkan buruknya perilaku berisiko seksual. Tidak hanya pengetahuan pencegahan penularan, tetapi juga akses pelayanan kesehatan yang buruk menyebabkan ODHA LSL melakukan perilaku seksual berisiko yang buruk. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana pengetahuan pencegahan HIV serta akses pelayanan kesehatan dengan perilaku seksual berisiko pada ODHA LSL. Metode yang digunakan yaitu cross sectional study dengan melibatkan 206 ODHA LSL yang berdomisili di Kota Bandung. Hasil penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan pencegahan penularan HIV dengan perilaku seksual berisiko pada ODHA LSL (p-value 0,003<α=0,05) dan terdapat hubungan yang signifikan antara akses pelayanan kesehatan dengan perilaku seksual berisiko (p-value 0,031<α=0,05). Kesimpulan, kedua variabel sama-sama mempengaruhi secara signifikan dengan perilaku seksual berisiko. Saat ODHA LSL memiliki akses pelayanan kesehatan yang mudah, mereka akan mendapatkan informasi yang lengkap mengenai penyakitnya, mudah mendapatkan fasilitas kondom dan pelumas gratis, pantauan dari pendamping sebaya mengenai pengobatan sehingga dapat menyebabkan perilaku seksual berisiko rendah. ......Human Immunodeficiency Virus known as HIV has become a health crisis in the world and it is estimated that there will be 1.5 million people with new infections in 2020 or around 4% of all PLHIV. Key population groups of HIV in Indonesia, such as MSM (Men Sex Men) occupy the third highest number of HIV positive cases, namely 8.75%. The increase in cases is caused by poor knowledge about HIV spreading prevention, which leads to bad sexual risk behavior. Not only knowledge of transmission, but also poor access to health services causes PLWHA MSM to engage in bad sexual risk behavior. The purpose of this study was to see how HIV prevention knowledge and access to health services related to sexual risk behavior in PLHIV MSM. The method used was a cross-sectional study involving 206 PLHIV MSM living in Bandung City. The results of this study were that there was a significant relationship between knowledge of HIV transmission prevention and risky sexual behavior in PLHIV MSM (P-Value 0.003<α=0.05) and there was a significant relationship between access to health services and sexual risk behavior (P-Value 0.031 <α=0.05). In conclusion, both variables significantly influence to sexual risk behavior. When PLHIV MSM have easy access to health services, they will get complete information about their disease, free condoms and lubricant facilities, monitoring from peer companions regarding medication so that they can lead to low-risk sexual behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivi Maharani Amri
Abstrak :
Prevalensi kejadian HIV pada kelompok lelaki seks lelaki LSL secara global termasuk di Indonesia terjadi peningkatan. Faktor yang menyebabkan kenaikan prevalensi HIV pada LSL antara lain adalah perilaku seks berisiko yang dilakukan. Namun di sisi lain juga terdapat beberapa perilaku pencegahan yang juga telah dilakukan oleh LSL tersebut maupun oleh petugas kesehatan untuk mencegah terjadinya penularan HIV. Skripsi ini bertujuan untuk mengatahui hubungan antara perilaku berisiko dan perilaku pencegahan HIV/AIDS dengan status HIV pada lelaki seks lelaki LSL di 6 kota di Indonesia tahun 2015. Penelitian ini menggunakan rancangan potong lintang Cross Sectional dari data Survei Terpadu Biologis dan Perilaku STBP tahun 2015 pada kelompok LSL di 6 kota di Indonesia. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat untuk melihat distribusi serta analisis bivariat menggunakan uji Chi Square untuk melihat kemaknaan hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel independen meliputi perilaku berisiko usia seks pertama, jenis pasangan seks pertama, jenis dan status pasangan seks, usia seks komersial pertama, durasi seks komersial, serta mobilisasi hubungan seks dan perilaku pencegahan konsistensi penggunaan kondom, kehadiran program intervensi HIV, penerimaan kondom gratis, serta keikutsertaan tes HIV. Sedangkan variabel dependen adalah status HIV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi LSL yang memiliki status HIV positif sebesar 34,7. LSL dengan status HIV positif yang melakukan perilaku berisiko HIV tertinggi pada LSL dengan usia seks pertama lebih atau sama dengan 20 tahun, jenis pasangan seks pertama laki-laki, jenis dan status pasangan seks adalah pasangan seks tetap laki-laki, usia seks komersial pertama lebih atau sama dengan 20 tahun, durasi seks komersial lebih dari 2 tahun, serta pernah melakukan mobilisasi hubungan seks. Sedangkan yang melakukan perilaku pencegahan HIV tertinggi pada LSL yang konsisten menggunakan kondom, hadir dalam program intervensi HIV, pernah menerima kondom gratis, serta pernah mengikuti tes HIV. Perilaku berisiko yang berhubungan dengan status HIV pada LSL adalah jenis pasangan seks pertama PR= 1,23; 95 CI 1,02 ndash; 1,47, jenis dan status pasangan seks PR= 1,42; 95 CI 1,12-2,49 dan PR= 1,35; 95 CI 1,01-1,07, usia seks komersial pertama PR= 0,69; 95 CI 0,51-0,96, serta durasi seks komersial PR= 1,49; 95 CI 1,11-2,03. Sedangkan perilaku pencegahan yaitu penerimaan kondom gratis PR= 0,84; 95 CI 0,71-0,99 dan keikutsertaan tes HIV PR= 0,69; 95 CI 0,57-0,86. ......The prevalence of HIV among population of Men Who Have Sex with Man MSM has increased globally including in Indonesia. Factor leading to an increase in HIV prevalence among MSM is, among other things, risky sex behaviors. In addition, there are also some preventive behaviors that have been done by the MSM group and the health workforce to prevent HIV transmission. This study aims to determine the Association between Risk Behavior and Preventive Behaviors of HIV AIDS and the Status of HIV among Men Who Have Sex with Man MSM in Six Cities of Indonesia in 2015. This study used cross sectional design from Integrated Biological and Behavioural Surveillance IBBS 2015 on MSM groups in 6 cities in Indonesia. Data analysis were done by univariate analysis to see the distribution and bivariate analysis using Chi Square test to see the significance of the relationship between independent and dependent variables. Independent variables includes risk behaviors age of first sexual intercourse, gender of first sexual partner, gender and status of sexual partner, age of first commercial sex, commercial sex duration mobilization of sexual activity and preventive behaviors consistency of condom use, participation in HIV intervention program, received a free condom, participation in HIV testing. While the dependent variable is the HIV status. The result of this study showed that 34.7 of MSM have a positive HIV status. MSM with HIV positive status who perform the highest HIV risky behaviors are the MSM group with the age of first sexual intercourse are more than or equal to 20 years, the gender of first sexual partner is men, status of the sex partners are male fixed sex partners, first commercial sex age are more than or equal to 20 years, commercial sex duration are more than 2 years, and have ever conducted in sexual mobilization. While those who did the highest HIV preventive behavior in MSM are the ones who consistently used condoms, participated in HIV intervention program, had received free condoms, and had done HIV test. In conclusion, significance risk behaviors associated with HIV status in MSM are the gender of first sexual partner PR 1,23 95 CI 1,02-1,47 , gender and status of sexual partner PR 1,42 95 CI 1,12-2,49 dan PR 1,35 95 CI 1,01-1,07, age of first commercial sex PR 0,69 95 CI 0,51-0,96, and commercial sex duration PR 1,49 95 CI 1,11-2,03. While the preventive behaviors that are statistically significant is free condom acceptance PR 0,84 95 CI 0,71-0,99 and HIV test participation PR 0,69 95 CI 0,57-0,86.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library