Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Pustaka Kartini, 1994
581.634 TAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Eki Ryan Setiowati
"ABSTRAK
Salah satu tanaman obat Indonesia yang berkhasiat sebagai antiinflamasi adalah mengkudu.
Tujuan: Mengevaluasi perubahan protein total dan profil protein sel
HaCaT terinflamasi setelah dipapar ekstrak etanol buah mengkudu.
Metode: Sel HaCaT terinflamasi LPS dipaparkan ekstrak etanol buah mengkudu 1%, 10%, dan 40%. Medium kultur dipisahkan dan protein sel diekstraksi menggunakan reagen Trizol. Protein sel dan protein dalam medium kultur diuji Bradford dan profil protein dievaluasi menggunakan metode SDS PAGE.
Hasil dan Kesimpulan: Terdapat perubahan konsentrasi protein total dan jumlah pita protein medium dan sel pada semua kelompok perlakuan dan kelompok sel terinflamasi dibanding dengan
kelompok kontrol.

ABSTRACT
One of Indonesian herb plant that reported has antiinflammations properties is noni.
Objectives: To evaluate the changes of total protein and protein profile in inflamed HaCaT cell after ethanol extract of noni fruit’s exposure.
Methods: Inflammed HaCaT cell culture are added by ethanol extract of noni fruits 1%, 10%, and 40%. The culture mediums are separated from the cell while the cell is extracted using Trizol reagent. Then, followed by Bradford assay and analized using SDS PAGE.
Result and Conclussion: There are changes on the consentration of total proteins and the protein profile in the medium and cell of inflammed and treatment group compared to the control group."
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Julianti
"Angka konsumsi cabai rawit hijau (Capsicum frutescens) di Indonesia termasuk tinggi, namun kerap diabaikan kemungkinan kandungan nutrisi yang dimilikinya seperti antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dari cabai rawit hijau. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan sampel ekstrak etanol cabai rawit hijau dan vitamin C sebagai kontrol positif. Metode DPPH (1,1-difenil-2-pikrihidrazil) dipilih sebagai cara penetapan aktivitas antioksidan. Dari uji DPPH, aktivitas antioksidan diukur dari persentasi penghambatan 50% pembentukan radikal bebas oleh antioksidan, yang dituliskan dengan parameter IC50. Dari hasil penelitian didapatkan IC50 ekstrak etanol cabai rawit hijau menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 516 nm yaitu 144,269±5,263 μg/ml (antioksidan sedang) sedangkan IC50 vitamin C yaitu 6,951±0,049 μg/ml (antioksidan sangat kuat). Uji hipotesis dengan uji T tidak berpasangan terhadap IC50 cabai rawit hijau dibandingkan IC50 vitamin C didapatkan nilai p < 0,001. Pada penelitian ini dibuktikan bahwa aktivitas antioksidan ekstrak etanol cabai rawit hijau (Capsicum frutescens) tidak lebih baik dari aktivitas antioksidan vitamin C.

The consumption rate of small green hot pepper (Capsicum frutescens) in Indonesia is high, but its nutritional content, such as antioxidant, is often overlooked. This study would like to know the antioxidant activity of small green hot pepper. This study is an experimental study using the sample of etanol extract of short green hot pepper and vitamin C as a positive control. DPPH method chosen as a way of determination of antioxidant activity. From DPPH test, antioxidant activity measured by the percentage of 50% inhibition from the formation of free radicals by antioxidants, which are known as IC50 parameters. The result of this study showed that IC50 extract of small green hot pepper using spectrophotometry at λ 516 nm is 144.269 ± 5.263 μg/ ml (medium antioxidant) while the IC50 vitamin C is 6.951 ± 0.049 μg / ml (very strong antioxidant). From unpaired T test in IC50 ekstract of small green hot pepper compared with IC50 vitamin C, gives p-value < 0,001. Conclusively, antioxidant activity in extract of small green hot pepper (Capsicum frutescens) is not stronger than the antioxidant activity of vitamin C."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syeda Tazkia Noor
"Radikal bebas merupakan senyawa kimia yang bersifat sangat reaktif sehingga dapat menyebabkan stress oksidatif. Pertahanan terhadap radikal bebas diperankan oleh enzim antioksidan di dalam tubuh seperti superoksida dismutase (SOD). Konsumsi antioksidan eksogen alami dapat mendukung sistem pertahanan tersebut, salah satunya adalah Jengkol (Archidendron pauciflorum). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antioksidan dari ekstrak biji A.pauciflorum terhadap kerusakan jaringan hati yang diinduksi dengan CCl4, dengan parameter aktivitas spesifik enzim SOD. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental menggunakan 28 tikus Sprague Dawley jantan berusia 8 minggu dengan berat tikus 90-160 gram. Tikus dibagi dalam 4 kelompok. Kelompok 1 merupakan kelompok tikus tanpa perlakuan (kontrol). Tikus pada kelompok 2 diberi 0,01ml/gBB selama 8 hari. Tikus kelompok 3 diberi 0,01ml/gBB selama 8 hari dilanjutkan dengan pemberian 0,55mg/gBB pada hari ke-9 dan ke-10. Tikus kelompok 4 diberi 0,55mg/gBB pada hari ke-9 dan ke-10. Setelah perlakuan dilakukan pengukuran terhadap aktivitas spesifik enzim SOD. Data percobaan diuji menggunakan uji One-Way ANOVA. Hasil penelitian didapatkan peningkatan aktivitas spesifik enzim SOD pada kelompok jengkol dan penurunan aktivitas spesifik enzim SOD pada kelompok CCl4 dibandingkan dengan kelompok kontrol, serta peningkatan aktivitas spesifik enzim SOD pada kelompok jengkol dengan CCl4 dibandingan dengan kelompok CCl4. Namun perubahan aktivitas spesifik enzim SOD di hati tersebut tidak bermakna dengan nilai p=0.210. Peningkatan aktivitas spesifik enzim SOD tersebut dapat menunjukkan potensi antioksidan ekstrak biji A.pauciflorum.

Free radical is reactive chemical component that lead to oxidative stress. The body of mammal has its own defense mechanism against free radical through antioxidant enzyme such as superoxide dismutase (SOD). Consumption of natural exogenous antioxidant supporting the defense mechanism. One of the plants which is suspected to have antioxidant effect is Jengkol (Archidendron pauciflorum). The aim of this study was to determine the antioxidant potential of A.pauciflorum seed extracts against liver tissue damage induced by CCl4 with specific activity of SOD enzyme as the parameter. This experimental study is using 28 Sprague Dawley 8 weeks old rats, weighed between 90-160 g. These rats were randomly divided into four groups. Group 1 was group without treatment (control). Group 2 were administered 0,01ml/g body weight A.pauciflorum seed extracts for 8 days. Group 3 were administered 0,01ml/g body weight A.pauciflorum seed extracts for 8 days followed by 0,55mg/g body weight CCl4 on day 9th and 10th. Group 4 were administered 0,55mg/g body weight CCl4 on day 9th and 10th. The data obtained were analyzed by using One-way ANOVA. The result shows unsignificant increased specific activity of SOD in A.pauciflorum extract-treated group and decreased specific activity of SOD in CCl4-treated group compare to control grup, also increased specific activity of SOD in A.pauciflorum+CCl4-treated group compare to CCl4-treated group (p=0.210). This unsignificant increase might be indicating potential antioxidant effect in A.pauciflorum seed extract."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elian Hudiya
"Dengue merupakan infeksi virus yang sering ditemukan pada daerah tropis seperti Indonesia. Infeksi ini adalah sebuah masalah kesehatan dengan lebih dari 200 juta orang berisiko terinfeksi dan diperkirakan 30 juta orang terinfeksi dengue setiap tahunnya. Dengan case fatality rate 2,5%, 2000 orang di Indonesia meninggal setiap tahunnya karena infeksi dengue. Sampai saat ini, belum ada pengobatan khusus untuk dengue yang dapat mengurangi aktivitas atau jumlah virus seperti antivirus. Perkembangan antivirus dengue terbilang lambat, dibandingkan dengan virus flaviviridae lain, seperti hepatitis C. Untuk mengatasi masalah ini, peneliti mencoba mencari pengobatan yang mungkin untuk menjadi antivirus dengue dengan daun trembesi (Samanea Saman). Percobaan dilakukan menggunakan sel Huh7it-1 yang diinfeksikan virus dengue lalu diberikan konsentrasi ekstrak yang beragam. Keamanan ekstrak yang dilihat dari nilai CC50 didapatkan dengan metode MTT assay. Dihitung juga tingkat inhibisi IC50 yang didapatkan dengan metode Focus Assay. Hasilnya adalah CC50 201,21 dengan IC50 14,6 dan didapatkan Selectivity Index sebesar 13,7. Studi ini memperlihatkan kemampuan inhibisi replikasi dengue pada ekstrak daun trembesi dan dapat menjadi pertimbangan untuk pengembangan antivirus dengue.
Dengue is a virus infection that is usually found in tropical area such as Indonesia. With over 200 million people at risk and 30 million people infected every year, dengue is a health problem. With 2,5% case fatality rate, over 2000 people in Indonesia die everyday because of dengue infection. Until now, there has been no specialized treatment for dengue that can lower the activity or virus titer like antivirus. If compared with other flaviviridae, dengue antivirus development is slower. Because of that, researcher is seeking for antivirus through Raintree leaves extract (Samanea Saman). The experiment is using infected Huh7it-1 cells and the Cells is given varied doses of the extract. Safety of the extract is evaluated in CC50 level through MTT Assay Method. IC50 is evaluated through Focus Assay. The results are CC50 201,21ug/ml and IC50 14,6ug/ml. Therefore; the selectivity index is 13,7. This study shows dengue replication inhibition activity of Samanea Saman leaves extract, thus can be beneficial for dengue antivirus development."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Larasati Priyono
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan aktivitas antioksidan ekstrak etanol cabai keriting hijau (Capsicum annuum ?Joe?s Long Cayenne? Linnaeus) dengan vitamin C. Konsentrasi ekstrak etanol yang digunakan 10, 20, 50, 100 dan 500 μg/ml, sedangkan vitamin C 0,7, 1,4, 3,5, 7 dan 14 μg/ml. Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) Free Radical Scavenging Assay. Dari metode ini, didapatkan nilai absorbansi dari hasil pengukuran spektrofotometri, yang kemudian dikonversi menjadi IC50. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol cabai keriting hijau (Capsicum annuum ?Joe?s Long Cayenne? Linnaeus) memiliki aktivitas antioksidan lemah (IC50 >150 μg/ml) dengan nilai IC50 335,154±9,831 μg/ml, sedangkan vitamin C, memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat (<50 μg/ml) dengan nilai IC50 6,951 ± 0,05 μg/ml.

The objective of this study is to compare the antioxidant activity of green long cayennes (Capsicum annuum ?Joe?s Long Cayenne? Linnaeus) with vitamin C. Concentrations used for the extract are 10, 20, 50, 100, 200 and 500 μg/ml, while vitamin C are 0.7, 1.4, 3.5, 7, and 14 μg/ml. Antioxidant activity is measured by DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl) Free Radical Scavenging Assay. From this assay, absorbance value will be obtained from spectophotometry, and then converted to IC50. The result of this research is that the extract of green long cayenne (Capsicum annuum ?Joe?s Long Cayenne? Linnaeus) shows weak antioxidant activity (IC50 >150 μg/ml), with IC50 value of 335.154±9.831 μg/ml. Meanwhile, vitamin C shows very strong antioxidant activity (<50 μg/ml), with IC50 value of 6.951 ± 0.050 μg/ml."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afif Anshari
"ABSTRAK
Cengkih (Syzygium aromaticum) mengandung senyawa antioksidan kuat yang setara dengan antioksidan standar. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas antioksidan ekstrak air cengkih dalam menurunkan kerusakan hati tikus yang diinduksi oleh karbon tetraklorida (CCl4). Penelitian ini menggunakan desain eksperimental in vivo. Data penelitian didapat dengan mengukur konsentrasi senyawa karbonil hati tikus Wistar yang dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu kontrol positif, kontrol negatif, diberikan cengkih 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari. Data kemudian diolah menggunakan program SPSS versi 20.0. Hasil uji one-way ANOVA menunjukkan rata-rata konsentrasi senyawa karbonil (nmol/mL) kontrol positif (2,045), kontrol negatif (1,794), cengkih 1 hari (1,635), cengkih 3 hari (2,865), cengkih 5 hari (3,218), dan cengkih 7 hari (2,630), dengan nilai p = 0,55. Hasil uji post hoc antara kontrol negatif dengan kelompok lainnya memiliki nilai p > 0,05. Disimpulkan, ekstrak air cengkih tidak memiliki efek antioksidan yang bermakna untuk meredam kerusakan hati oleh CCl4 dan jangka waktu pemberian cengkih tidak mempengaruhi aktivitas antioksidannya secara bermakna.

ABSTRACT
Cloves (Syzygium aromaticum) possess strong antioxidant activity equivalent to standard antioxidants. The purpose of this study was to determine the effectivity of aqueous-extract cloves as antioxidant in reducing damages to carbon tetrachloride-induced rat liver. This experimental study uses data obtained from measurement of carbonyl concentration in Wistar rat liver which are divided into 6 groups: positive control, negative control, received cloves for 1 day, 3 days, 5 days, and 7 days. The data are processed with SPSS version 20.0. The results of one-way Anova test show carbonyl concentration (nmol/mL) in positive control (2.045), negative control (1.794), 1-day clove (1.635), 3-day clove (2.865), 5-day clove (3.218), 7-day clove (2.630), with p = 0.55. Post hoc results comparing negative control to other groups show p > 0.05. To conclude, aqueous-extract cloves do not possess significant antioxidant activity to reduce carbon tetrachloride-induced liver damage and duration of administration of cloves did not significantly affect its antioxidant activity."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stephen Diah Iskandar
"ABSTRAK
Syzygium aromaticum (cengkih) mengandung banyak zat yang bersifat antioksidan. Tujuan penelitian untuk mengetahui efektivitas antioksidan ekstrak cengkih dan pengaruh lama pemberian ekstrak cengkih dalam mengobati kerusakan hati akibat CCl4 yang dinilai melalui aktivitas spesifik glutation peroksidase (GPx). Penelitian ini menggunakan desain eksperimental. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Biologi Molekuler Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, bulan Juni hingga Agustus 2014. Sampel sebanyak 36 tikus dibagi dalam 6 kelompok, yaitu kontrol positif (mendapat α-tokoferol), kontrol negatif (hanya mendapat CCl4), cengkih 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari. Data diolah dengan SPSS versi 20. Hasilnya menunjukkan rerata aktivitas spesifik GPx (U/gr protein) kontrol positif (6,11), kontrol negatif (8,06), cengkih 1 hari (8,42), 3 hari (6,95), 5 hari (7,64), dan 7 hari (7,98). Hasil uji one-way Annova menunjukkan nilai p 0,769. Uji post hoc antara kontrol negatif dan perlakuan lainnya menunjukkan nilai p>0,05, dengan perbedaan rerata terbesar pada kontrol positif dan cengkih 3 hari. Disimpulkan, cengkih tidak mempunyai efek antioksidan yang bermakna untuk mengobati kerusakan hati dan lama pemberian cengkih tidak mempengaruhi efek antioksidannya secara bermakna.

ABSTRACT
Syzygium aromaticum (clover) contains many antioxidant agents. This research was designed to determine the efficacy of clover extract as an antioxidant and the effect of duration of treatment to cure CCl4-induced liver damage that determined by the specific activity of glutathione peroxidase (GPx). This experiment was held in Biochemistry and Molecular Biology Laboratory Faculty of Medicine University of Indonesia, on 2014 June till August. Thirty six rats divided into 6 groups, that was positive control (received α-tocopherol), negative control (receieved CCl4), received clove for 1 day, 3 days, 5 days, and 7 days. The data was analyzed using SPSS 20. Result shows the specific activity of GPx (U/gr protein) in positive control (6,11), negative control (8,06), clove for 1 day (8,42), 3 days (6,95), 5 days (7,64), and 7 days (7,98). One-way Annova test shows p 0,769. Post hoc test between negative control and other groups shows p>0,05, with the highest mean difference is positive control and clove for 3 days. In conclusion, clove doesn’t have antioxidant effect to cure liver damaged and duration of treatment doesn’t influence the antioxidant effect significantly"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. P. Dharma
Jakarta Balai Pustaka 1987
581.634 DHA it
Buku Teks  Universitas Indonesia Library