Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eko Dian Septiawan
Abstrak :
Salah satu faktor terjadinya campak pada anak adalah drop out imunisasi campak pada saat bayi. Imunisasi campak penting untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus campak. Penelitian ini bertujuan menjelaskan apakah faktor predisposing, reinforcing dan enabling ibu yang merupakan faktor risiko kejadian drop out imunisasi campak pada anak usia 9-17 bulan, dengan desain cross-sectional. Variabel penelitian diukur menggunakan kuesioner dengan metode wawancara terhadap 280 ibu yang memiliki anak usia 9-17 bulan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu yang kurang memiliki risiko 2,82 kali (95%CI; 1,52-5,22, p=0,001) dan presepsi ibu terhadap dukungan keluarga yang kurang mendukung memiliki risiko 3 kali (95%CI; 1,43-6,29, p=0,004) mengalami kejadian drop out imunisasi campak. Petugas puskesmas diharapkan memberikan penyuluhan tentang pentingnya manfaat imunisasi campak kepada ibu dan mengikut sertakan keluarga pada saat penyuluhan agar keluarga tahu dan mendukung imunisasi campak. Pemberdayaan tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh adat agar dapat membantu pelaksaan dan meningkatkan cakupan imunisasi sesuai dengan kearifan lokal. Kata-Kata Kunci: Drop out, Imunisasi, Campak, usia 9-17 bulan.
One factor in the occurrence of measles in children is dropping out of measles immunization during infancy. Measles immunization is important for increasing the body's immunity against measles virus. This study aims to explain whether the predisposing, reinforcing and enabling factors of mothers are risk factors for measles immunization drop out in children aged 9-17 months, with a cross-sectional design. Research variables were measured using a questionnaire with interview methods for 280 mothers who had children aged 9-17 months who met the inclusion and exclusion criteria. The results showed that the knowledge of mothers who lacked risk was 2.82 times (95% CI; 1.52-5.22, p = 0.001) and maternal perceptions of family support that were less supportive had 3 times the risk (95% CI; 1 , 43-6,29, p = 0,004) experienced the incidence of measles immunization drop out. Puskesmas officers are expected to provide information about the importance of measles immunization to mothers and include families at the time of counseling so families know and support measles immunization. Empowering religious leaders, community leaders and traditional leaders to help implement and increase immunization coverage in accordance with local wisdom. Keywords: Drop out, Immunization, Measles, ages 9-17 months.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T54316
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diany Litasari
Abstrak :
Penelitian ini merupakan studi ekologi dengan desain potong lintang (cross-sectional) pada 514 kabupaten/kota di Indonesia pada tahun 2017-2018 yang bertujuan mengetahui hubungan antara kejadian campak di Indonesia Tahun 2018 dengan cakupan imunisasi campak rutin (dosis pertama pada bayi dan dosis kedua pada anak baduta). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kabupaten/kota yang berada di luar Pulau Jawa berisiko 1,019 kali untuk mendapatkan kejadian campak tinggi jika cakupan imunisasi campak rutin dosis pertama pada bayi dan cakupan vitamin A tahun 2017 rendah, setelah dikontrol oleh cakupan imunisasi campak tambahan masal pada Kampanye Imunisasi MR, kepadatan penduduk, persentasi status gizi kurang dan cakupan vitamin A tahun 2018. Sementara itu, kabupaten/kota yang berada di Pulau Jawa berisiko 1,456 kali untuk mendapatkan kejadian campak tinggi, jika cakupan imunisasi campak rutin dosis pertama pada bayi dan cakupan vitamin A tahun 2017 rendah. Kabupaten/kota yang memiliki cakupan imunisasi campak rutin dosis kedua pada baduta rendah memiliki risiko 1,486 (95% CI : 0,882-2,502, p-value 0,136) lebih besar untuk mendapatkan kejadian campak tinggi. Pembuatan kebijakan utnuk pemberian imunisasi campak dosis pertama pada anak yang berusia > 1 tahun  dan dosis kedua pada anak yang berusia > 2 tahun dalam kegiatan imunisasi rutin perlu dilakukan agar setiap anak mendapatkan imunisasi campak secara lengkap, sehingga meningkatkan herd immunity. Diperlukan juga sistem pencatatan dan pelaporan yang terintegrasi antara imunisasi dan surveilans PD3I, khususnya campak. Melakukan imunisasi campak tambahan masal setiap 3-4 tahun sekali berdasarkan kajian epidemiologi, baik nasional/subnasional, dan penyediaan anggaran untuk promosi dan sosialisasi pemberian imunisasi campak (MR) khususnya dosis kedua pada baduta dan tentang penyakit campak. ......This study is an ecological study with a cross-sectional design in 514 districts/cities in Indonesia, 2017-2018 which aims to determine the relationship between the incidence of measles in Indonesia in 2018 with coverage of measles routine immunization (first dose in infants and second dose in toddler). The results showed that districts/cities outside of Java had 1,019 times risk higher to have high measles incidence if the coverage of measles routine immunization for the first dose of infants and vitamin A coverage in 2017 was low, after being controlled by coverage of MR Immunization Campaign, population density, percentage of nutritional status and vitamin A coverage in 2018. Meanwhile, districts/cities in Java Island had risk 1,456 times higher to get high measles incidence, if the coverage of measles routine immunization first dose in infants and vitamin A coverage in 2017 was low. Districts/cities that had measles routine immunization coverage of the second dose was low, had a risk 1,486 times higher (95% CI: 0.882-2,502, p-value 0.136) to have high measles incidence. A policy which state the first dose of measles immunization to children aged > 1 year and second dose to children aged > 2 year in routine immunization activities needs to be done to increas herd immunity. An integrated recording and reporting system is also needed between immunization and PD3I surveillance, especially measles. Implementation of Suplementary Immunization Activity (SIA) every 3-4 years based on epidemiological studies, both national/subnational, and the provision of budget for the promotion and socialization of measles immunization (MR) especially in the second dose for toddler and about measles disease.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Kurnia Wulandari
Abstrak :
Campak merupakan penyakit yang sangat mudah menular (infeksius) dan sering menyebabkan terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB). Sampai saat ini, campak masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Global Vaccine Action Plan (GVAP) menargetkan eliminasi campak tahun 2020 di 5 regional WHO. Salah satu strategi yang digunakan untuk mencapainya tersebut, yaitu dengan adanya Kampanye Imunisasi MR pada anak usia 9 bulan sampai <15 tahun di seluruh wilayah Pulau Jawa pada tahun 2017 dan di luar Pulau Jawa tahun 2018. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari korelasi antara faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit campak di seluruh kabupaten/kota di Pulau Jawa pada tahun 2015 – 2017. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi mixed study terhadap 119 kabupaten/kota di Pulau Jawa. Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat korelasi yang bersifat negatif dan berkekuatan lemah pada faktor cakupan imunisasi campak (r=0,227) dan cakupan kampanye imunisasi MR (r=0,129). Sedangkan faktor kepadatan penduduk bersifat positif dan berkekuatan lemah (r=0,189) terhadap insiden campak. Hasil penelitian dapat ditindak lanjuti lagi pada tingkat individu untuk melihat hubungan kausal sesungguhnya. ......Measles is an infectious disease and often causes an outbreak. Until now, measles is still becoming a public health problem in the world. Global Vaccine Action Plan (GVAP) is targeting measles elimination in 2020 in 5 regions of WHO. One strategy to eliminate measles is the MR (Measles/Rubella) Vaccine Campaign for children aged 9 months to less than 15 years old on the Javanese Island in 2017. Therefore, this study aims to find correlations between factors related to the incidence of measles cases in all district/city of Javanese Island in 2015 - 2017. This study used a mixed study ecological study design to 119 districts/cities in Javanese Island. The results of the study found that there was a negative and weak strength correlation on the measles immunization coverage factor (r = 0.227) and the MR vaccine campaigne coverage (r = 0.129) to the incidence of measles. While the population density is positive and has weak strength (r = 0.189) against the incidence of measles. The results of the study can be followed up at the individual level to see the true causal relationship.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Nugraha Putra Yuri
Abstrak :
Terlepas vaksinasi campak telah dilakukan secara global saat ini, infeksi penyakit campak masih menjadi endemik pada sebagian besar negara di dunia. Infeksi tersebut tidak hanya terjadi pada negara-negara dengan cakupan vaksinasi yang rendah. Pada negara dengan cakupan vaksinasi yang tinggi seperti Amerika Serikat pun, saat ini wabah campak tetap terjadi pada negara tersebut. Hal ini dikarenakan penyakit campak merupakan penyakit yang sangat menular, dimana tingkat keterjangkitan penyakit pada individu yang tidak memiliki kekebalan adalah sebesar 90%. Pengendalian penyebaran penyakit campak dilakukan dengan pemberian vaksin campak sebanyak dua dosis. Selain melindungi individu yang divaksin campak, pemberian vaksin campak juga dapat mencegah transmisi penyakit campak ketika cakupan vaksinasi tinggi atau sebagian individu pada populasi kebal terhadap penyakit (efek herd immunity). Infektivitas penyakit campak sangat tinggi, sehingga penyakit campak memiliki ambang batas perlidungan kelompok yang tertinggi dari semua penyakit yang dapat dicegah dengan pemberian vaksin. Oleh karena itu, diperlukan kekebalan populasi yang tinggi untuk mengganggu transmisi virus. Pada penelitian ini, dikontruksi model matematika SVEIR pengendalian penyebaran penyakit campak dengan intervensi vaksinasi serta mempertimbangkan faktor herd immunity. Selanjutnya dilakukan analisis pada titik-titik keseimbangan yang diperoleh dari model. Selain itu dilakukan juga analisis sensitivitas basic reproduction number (R0) terhadap parameter vaksinasi pada model. Diperoleh bahwa, dalam upaya pengendalian penyakit campak, pemberian vaksin dosis pertama sangat penting dalam menurunkan level endemik. Serta dilakukan juga simulasi autonomous untuk melihat bagaimana pengaruh intervensi vaksinasi terhadap penyebaran penyakit campak dengan beberapa kasus variansi nilai parameter.
Despite measles vaccination has already been done globally, measles remains endemic in many parts of the world. The infection does not only occur in countries with low vaccinaction coverage. But also in countries with high vaccination coverage such as United States, the measles outbreak is still occurs in those countries. This is because measles is a highly infectious disease in which the infection rate of individuals without immunity  is 90%. Measles transmission control is done by giving two-doses measles vaccine. Besides protecting the individuals who get the vaccination, measles vaccination could also prevent the transmission of measles when the vaccination rate is high or many individuals are immune to the disease (herd immunity effect). The infectivity of measles is very high, so that the herd protection threshold for measles is the highest of all vaccine-preventable diseases. Therefore, a high level population immunity is required to interrupt transmission of measles due to its high infectivity. In this research, a mathematical model SVEIR was constructed for controlling measles with vaccination intervention along with considering the herd immunity effect. Afterwards, we analyze the equilibrium points from the model. Moreover, we analyze the sensitivity of basic reproduction number (R0) towards the vaccination parameter of the model. We found that, by giving one-dose measles vaccine is very influential to reduce the endemic level. Finally, we also do the autonomous simulation to see the effects of the vaccine intervention towards measles infection with some variation in parameter values.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aniza Dwi Sukma
Abstrak :
ABSTRACT
Campak (morbili atau measles) adalah penyakit sangat menular yang disebabkan oleh virus dalam keluarga Paramyxovirus melalui kontak langsung dan udara. Di Indonesia, sejak tahun 2014 hingga Juli 2018, Kementerian Kesehatan mencatat terdapat 57.056 kasus terduga campak dan rubella (campak Jerman), dengan 8.964 kasus di antaranya merupakan kasus positif campak. Pada skripsi ini dibahas mengenai model matematis yang digunakan untuk menggambarkan perilaku dari data insiden lapangan penyakit campak di DKI Jakarta. Pada model tersebut, estimasi parameter laju penularan penyakit campak dilakukan agar parameter dapat menggambarkan data insiden lapangan penyakit campak di DKI Jakarta. Pendekatan yang digunakan dalam estimasi parameter adalah teori kontrol optimal dengan metode langsung yang meminimumkan selisih antara hasil I simulasi dan I data insiden penyakit campak di DKI Jakarta. Simulasi dilakukan untuk membahas skenario yang mungkin dapat menghasilkan estimasi parameter β terbaik. Hasil simulasi numerik menunjukkan bahwa hasil estimasi parameter terbaik diperoleh jika menggunakan dengan 1 sebagai koefisien pemberat pada selisih antara hasil simulasi I dan data I. Hasil simulasi numerik juga menunjukkan bahwa hasil estimasi parameter hanya baik digunakan untuk menghampiri satu periode kejadian penyakit campak, tetapi kurang baik dalam memprediksi kejadian campak di masa mendatang.
ABSTRACT
Measles is a highly contagious disease caused by a virus in the Paramyxovirus family through direct contact and air. In Indonesia, from 2014 to July 2018, Ministry of Health noted 57,056 cases of suspected measles and rubella, with 8,964 cases were positive cases of measles. In this thesis, a mathematical model explaining the behavior of incident data of measles in DKI Jakarta, is discussed. On the model, parameter of the rate of transmission of measles ( ) is estimated so the parameter could describe the behavior from incident data of measles in DKI Jakarta. The approach used is the optimal control theory with the direct method which minimizes the difference between the simulation results and the incident data in DKI Jakarta. Simulations are carried out to disscus which scenario that can provide the best parameter estimation. The numerical simulation results indicate that the estimated parameter is best generated if with 1 as the weight coefficient on the difference between the results of the I simulation and I data. Numerical simulation results also show that the results of parameter estimation are only good for approaching a period of measles incidence, but not good at predicting the incidence of measles in the future.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library