Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 39 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusri Hapsari Utami
Abstrak :
Angka Kematian Bayi di Indonesia masih relatif tinggi, yaitu 35 per l 000 kelahiran' hidup. Salah satu cam untuk menurunkannya adalah dengan memberikan Air Susu Ibu dalam satu jam setelah kelahiran. Proporsi pemberian Air Susu lbu dalam satu jam setelah kelahiran di Indonesia menurut Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia hanya 38,7%. Penelitian ini bertujuan mengetahui proporsi pernberian ASI dalam satu jam setelah kelahiran dan falctor-faktor yang berhubungan serta faktor poling dominan dengan pemberian AS!dalam satu jam setelah kelahiran di Jawa Barat dan Jawa Thnur pada tahun 2003 dengan menggunakan data sekunder ASUH 2003. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Populasi studi adalah semua rumah tangga yang tinggal di 4 kabupaten di Jawa barat, yaotu: Cirebon, Cianjur, Ciamis dan Karawang serta di 4 kabupaten di propinsi Jawa Timur, yaitu: Kediri, Blitar, Mojokerto dan Pasuruan, pada tahun 2003. Sampel adalah ibu yang mempunyai bayi berusia 12 bulan, yaitu sebanyak 2240 responden. Analisis data diolah secara statistik analisis univariat, bivariat menggunakan Chi Square dan multivariate dengen Multiple Regression Logistik. Hasil analisis menemukan proposi pemberian ASI dalam satu jam setelah kelahiran bayi, sebesar 26,3%. Faktor yang berhubungan bermakna dengan pemberian ASI dalam satu jam setelah kelahiran tersebut adalah niat Ibu, pengetahuan ibu dan tempat persalinan. Pada variabel ini didapatkan peluang ibu yang berniat memberikan ASI sebesar 9,387 kali dibandingkan ibu yang tidak bemiat memberikan AS!dalam satu jam setelah kelahiran (95% CI I,572-56,072). Sementara peluang ibu memberikan AS! sebesar 8,251 (95% CI 6,581-10,343) pada ibu yang berpengetahuan baik dibandingkan ibu yang bepengetahuan kurang tentang AS!dalam satu jam. Sementara tempat persali_nan pe!uangnya 0,758 (95% 0,613-0,939) pada tempat persalinan pelayanan kesehatan dibandingkan yang bukan tempat pelayanan kesehatan. Pada analisis muultivariat dikelahui faktor yang paling dominan adalah niat ibu untuk memberikan ASI dalam satu jam setelah kelalriran. Kesimpulannya pemberian AS!dalam satu jam kelahiran proporsinya masih rendah. Dengan adanya pengetahuan yang baik dan niat untuk memberiken ASI dalam satu jam diharapkan proporsi ibu yang akan melahirkan agar memberikan ASI dalam satu jam kelahiran akan meningkat. Pada pelayanan di tempat kesehatan diharapkan adanya peningkatan pemberian ASI dalam satu jam setetah kelahiran.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitra
Abstrak :
Rendahnya persentase ASI eksklusif di fudonesia merupakan masalah nasional. Laporan SDKI 2002-2003 menunjukkan bahwa jumlah pemberian AS! eksklusif pada bayi di bawah usia dua bulan banya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi yakni, 45,5 % pada bayi usia 2-3 bulan, 13,9% pada bayi usia 4-5 bulan dan 7,8% pada bayi usia 6-7 bulan. WHO/UNICEF (1989) merekomendasikan bahwa salah satu Iangkah (langkah ke empat) dalam kebe!hasilan menynsui adalah memberikan air susu ibu kepada bayi segera (inisiasi menyusui) dalam waktu 30 menit setelah bayi lahir. Penelitian ini bertujuan nntuk mengetahui pengaruh inisiasi menyusu dalam satu jam pertama setelah kelahiran terhadap kelangsnngan pemberian ASI eksklusif sampai 6 bulan di indonesia. Pengaruh inisiasi menyusu ini dikontrol oleh variabel potensial counfounder yaitn faktor ibu, faktor bayi dan faktor pelayanan kesehatan. Rancangan pada penelitian ini adalah analisis data sekunder Survei Demografi Kesehatan fudonesia 2002-2003 dengan rancangan cross sectional. Data disusnn sedemik:ian rupa sehingga menggambarkan data longitndinal. Analisis bivariat dengan menggunakan uji logrank dan Kaplan Meier. Sedangkan analisis multivariat diiakukan dengan regresi cox yang diperluas (extended cox regression). Sampel pada penelitian ini adalah perempuan berumur 15-49 tabun yang memiliki bayi berumur 0-6 bulan dengan kriteria anak terakhir, masib hidup, masih menyusui, bukan anak kembar dan tidak dilahirkan lewat operasi Caesar. Diperoleh besar sampel sebanyak 1708 responden. Diperoleh hasil median inisiasi menyusu adalah 4 jam. Inisiasi menyusu dalam satu jam pertama ditemui sebanyak 35,7%. Waktu inisiasi menyusu terlama adalah dalam waktu 2 hari 20 menit (68 jam). Bayi yang memulai disusui dalam waktu 1 sampai 2 jam setelah kelahiran memiliki peluang sebesar 2,18- 3,03 kali untuk t:idak menyusui secara eksklusif dibandingkan dengan bayi yang disusui kurang dari satu jam. Sedangkan untuk bayi yang memulai disusui dalam waktu lebih dari dua jam setelah kelahiran mempunyai peluang sebesar 4,65 - 6,07 kali untuk t:idak menyusui secara eksklusif dibandingkan dengan bayi yang disusui kurang dari satu jam. Model akhir didapatkan pengaruh inisiasi menyusu terhadap kelangsungan pernberian ASI eksklusif dikontrol oleh variabel tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, wilayah tempat tinggal, kontrasepsi, kesehatan bayi, interaksi pekeljaan dengan wilayah dan interaksi waktu dengan variabel inisiasi, kontrasepsi dan kesehatan bayi. Mengingat masih rendalmya persentase inisiasi menyusu dalam satu jam pertama setelah kelahiran maka disarankan agar Departemen Kesehatan lebih mengkampanyekan inisiasi menyusu dini, dikeluarl<:annya keputusan dari Mentri Kesehatan tentang peraturan promosi susu formula, dilakukannya pelatihan formal maupun non furmal yang ditujukan kepada penolong persalinan baik petugas kesehatan (dokter, bidan, bidan di desa, perawat) maupun bukan petugas kesehatan (dukun, keluarga) mengenai inisiasi menyusu segera setelah dilahirkan, dan meningkatkan kesadaran dan pengetahuan ibu mengenai pentingnya inisiasi menyusu dini melalui kegiatan-kegiatan penyuluhan.
The lower percentage of exclusive breastfeeding in Indonesia was represented national problem. The Indonesia DHS 2002-2003 report that exclusive breastfeeding practiced at age under two months only include 64% from total baby. The percentage decrease along with increasing age of baby namely, 45,5% at 2-3 months, 13,9% at 4-5 months and 7,8% at 6-7 months. WHO/UNICEF (1989) recommended that one of the step (which is the step number four) on successful breastfeeding was help mother initiate breastfeeding within 30 minutes of birth. The purpose of this study was to investigate the influence of initiate breastfeeding within one hour after birth to continuity of exclusive breastfeeding until 6 months in Indonesia. The influence of breastfeeding initiation was controlled by potential co-founder variable that is mother's factor, baby's factor and health service's factor. The study used secondary source data of the Indonesia DHS 2002-2003 with a cross sectional design. Data were compiled so those describe longitude data. Bivariate analysis was conducted using log-rank and Kaplan Meier test while analysis extended cox regression was used for multivariate analysis. The sample of this study is mother with age 15-49 years old who have baby at 0 to 6 months old with criteria: last child, still alive, still breastfeeding, non twin child and was not borne by Caesar. Eligible sample obtained 1708 respondents. The result of the study showed the median of initiate breastfeeding was 4 hours. The proportion of initiate breastfeeding within one hour of birth was 35,7o/o. The longest time breastfeeding initiation was 2 day 20 minutes (68 hours). Baby starting suckled during I until2 hours after birth have risk 2,18- 3,03 times to stop exclusive breastfeeding than a baby suckled within one hour after birth. While for the baby starting suckled more than two hours after birth have risk 4,65 - 6,07 times to stop exclusive breastfeeding than a baby suckled within one hour after birth. The Influence of breastfeeding initiation to continuity exclusive breastfeeding controlled by maternal education, occupation, place of residence, contraception, baby health, interaction of mother occupation with place of residence and interaction of time with initiation, contraception and baby health. Considering the lower percentage of early initiation we suggested for Health Department to promoted about early initiation, The Ministry of Health to regulate the distribution about the milk formula, training to providers (doctor, midwife, midwife village, nurse) and the other such as dukun and the family about early initiation and the final is to increase the awareness and knowledge about the important to early initiation with health promotion.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T29127
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmiati
Abstrak :
AKB di Indonesia adalah 35 per I 000 kelahhan hidup, AKB Indonesia masih lebih tinggi daripada beberapa Negara Asia Tenggara. Secara makro maka masalah AKB akan mempengaruhi Human Development Index yang merupakan salah satu indikator untuk menilai status kesehatan suatu Negara. Pemberian ASI dapat menurunkan risiko kematian bayL Oleh karena itu, perlu diketahui pengaruh durasi pem:berian AS[ dan fitktor determinan lainnya terhadap ketahanan hidup bayi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh durasi pcmberian AS! dan faktor ibu, bayi dan lingkungan tempat tinggal terhadap ketahanan hidup bayi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI 2002-2003. Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi cox ganda. Hasil penelitian menemukan bahwa probabilitas ketahanan hidup bayi yang mendapatkan ASI di Indonesia adalah 984%. Median kahdaman hidup bayi tidak dapat dihitung karena sampai pengamatan berakhir tidak ditemukan 50%kematian bayi. Durasi pemberian AS!mempengaruhi kelahanan hidup hayi di Indonesia. Bayi yang disusui dengan durasi 4-5 bulan memiliki ketahanan hidup 2,63 kali lebih baik.
Infant Mortality Rate (IMR) in Indonesia is 3.5 per 1000. IMR Indonesia is still higher compare to some other South East Asia States. When IMR problem is not handled macroiy, it will influence the Human Development Index. Breastfeeding can decrease infant death risk. Therefore; it is important to know the effect of duration of breastfeeding and other determinant factors related to infant survival in Indonesia. This research is aimed to explore the effect of duration of breastfeeding and mother. Infant. and environment factors to infant survival in Indonesia. Data was analyzed by using the multiple cox regression. The result showed that probability of infant survival who had breastfeeding. Indonesia is 984 Median of infant survival inca1culable because until the end of the study, the rate of 50% infant mortality was not occurred. Duration of breastfeeding affect to infant survival in Indonesia. Infant who have duration of breastfeed 4-5 months have a better survival 2,63 times than those who have less than 4 months duration of breastfeeding. Infant who have duration of breastfeeding 6 months have a better survival 33,33 times than those who have less than 4 months duration of breastfeeding.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20977
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hariyani Sulistyoningsih
Abstrak :
Air Susu lbu (ASI) merupakan makanan utama bayi terutama pada enam bulan pertama kehidupan bayi berusia 6 bulan tidak mengbasilkan pertumbuhan yang lebih baik. Pemerintah Indonasia melaui SUrat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 450/Menkes/SK/IV/2004 menetapkan Pemberian ASI secara Eksklusif pada Bayi sampai usia enam Bulan. Kenyatannya hasil Survey Demografi dan Kesebatan Indonesia (SDK1) tahun 2002-2003 menW>jukkan masih terdapat 13% bayi di bawah usia dua bulan yang telah diberi susu formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan te1ah diberi makanan tambaban. Penelitian dilakukan untuk mengetahui gambarau pola pemberian ASI di wilayah kerja Paskesmas Sukarame Kabupaten Tasikmalaya serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi responden yang memberikan ASI secara eksklusif hanya 13,7%, dan proporsi bayi dengan gizi balk sebesar 94,33%. Fakror-faktor predisposisi yang berbubungan dengan pola pemberian ASI adalab pengetahuan ibu tentang ASI, sikap ibu terbadap AS!, rencana pemberian ASI eksklusif; pemberian ASI segera, pendidkan ibu, dan usia ibu. Ibu yang memiliki pengetahuan balk tentang ASI memiliki peluang 11 kali lebih tinggi untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang memiliki pengetahuan lattang tentang ASI Ibu dengan sikap yang baik terhadap ASI memiliki peluang 6,938 kali lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif darlpada ibu dengan sikap yang matang terhadap ASI. Ibu yang memiliki rencana untuk memberikan ASI eksklusif dan ibu yang melakukan pemberian ASI segera masing-masing memiliki peluang lebih tinggi untuk memberikan ASI eksklusif, yaitu sebesar 61,818 kali. Ibu dengan pendidikan minimal SMA memiliki peluang 6,790 kali lebih tinggi untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan ibu yang berpendidikan lebih rendah darl SMA, sedangkan ibu dengan usia minimal 25 tahun betpeluang 4,846 k11Il lebih besar untuk dapat memberikan ASI ekslusif dibandingkan ibu yang berusia di bawah 25 tahun. Faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi pola pemberian ASI adalah anenatal care (ANC). ......Mother's milk is baby's main food especially at the first six months of life. Indonesian government through decn1e of Health Minister of Republic Indonesia number 4SOIMenl:es/SKIIV/2004 defined exclusive breastfeeding until six months old. It was the fact that the result of Indonesian Demography: and Health Survey (SDKI) in 2002-2003 showed that some 13% of babies under two months old bail been given formula milk and one of three babies of 2-3 months old had been given additional food. This research was condueted to know the description of breastfeeding pattern at working area of Sukarame Public Health Centre of Tasikmalaya regency. Samples in the research were all mother having five -7 months old babies. The number of sample was 124 mothers. The data collected comprised that the breastfeeding pattern, mother's education, mother's knowledge and attitude, the number of children, childbirth space, plan of breastfeeding in the pregnancy period, immediate breastfeeding, antenatal care, child birth place, child birth aid, child birth method, mother's health status, mother's age, mother's job, support of husband, support of parents, support of health officer and nutrition status of baby. The study showed that respondent proportion of exclusively breastfeed was only 13,7"/o and proportion of babies with good nutrition was 94,35%. Predisposition factors that influencing exclusive breastfeeding was as follow: mother having good knowledge about exclusively breastfeed had 8 times higher possibility to exclusively breastfeed compared to the mothers not having good knowledge. Mothers having good attitude toward exclusively breastfeed bad 6,938 times higher possibility to exclusively breastfeed compared to the mothers not having good attitude. Plan of influencing exclusive breastfeeding WBS as follow: mother getting support of husband to breastfeed exclusively had 2,950 times higher possibility to exclusively breas1feed.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21047
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mery Ramadani
Abstrak :
Tujuan penelitian mengetahui hubungan dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesrnas Air Tawar Kota Padang Tahun 2009. Penelitian menggunakan rancangan cross sectional dilakukan pada bulan Maret-April 2009 dengan responden ibu bayi usia 7-I2 bulan. Hasil penelitian mendapatkan sebesar 55,4% Riu memberitan ASI eksklusif, dan 57% ibu mendapat dukungan suami dalam pemberian ASI eksltlusif Ada hubungan antara dukungan suami dengan pemberian ASI eksldusif, ibu dengan suami mendukung pernberian ASI eksklusif cenderung memberikan ASI eksklusif 2 kali dibandingkan ibu dengan suami kurang mendukung pemberian ASI eksklusif setelah dikontrol oleh pekerjaan suami, dukungan petugas kesehatan, dan pekerjaan ibu. Peran suami penting dalam pemberian ASI eksklusif maka suami harus dijadikan sasaran penyuluhan ASI dan didorong untuk lebih aktif mencari informasi serta aktif belajar mengenai ASI, sehingga lebih paham dalam memberikan dukungan kepada ibu untuk menyusui eksklusifi. ......The objective of this research was to know the relationship between husband?s support and exclusive breastfeeding at working areas of Puskesmas Air Tawar Padang in 2009. Cross sectional design was used in this research that was done from March to April 2009. The respondents were mothers with baby of 7 to 12 months; This research found out that 55.4% of mothers gave exclusive breastfeeding, and 57% mothers gained husband?s support in exclusive breastfeeding. There was a relationship between husband's support and exclusive breastfeeding where as mothers who gave husband's support likely do exclusive breastfeeding two times than mothers without husband's support alter adjusted by husband's occupation, health provider's support and mother's occupation As the role of husband is important in exclusive breastfeeding, therefore husbands should became the target of education on exclusive breastfeeding and encourage them to be more active in searching information about exclusive breastfeeding So that they would support their wives in exclusive breastfeeding.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32313
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ina Refina
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi tentang peran IMD dengan breast crawl. Informan penelitian ini II orang ibu, bayi, suami, dan bidan, menggunakan pendekatan kualitatif. Mengikuti mulai bayi lahir, hingga berakhirnya masa neonatal dan tidak mendapat ASI eksklusif. Rentang waktu IMD dengan breast crawl paling lama 1,5 jam. Pengarnbilan data dengan wawancara mendalam, observasi, dan penelusuran dokumen. Hasil penelitian menunjukkan ASI eksklusif gaga! diberikan. 2 jam setelah lahir, bayi diberi susu formula. IMD dengan breast crawl bukanlah satu-satunya faktor pencegah perdarahan dan pengeluaran plasenta karena bidan juga melakukan intervensi. Tidak dapat dibuktikan manfaat IMD dengan breast crawl dalam mencegah perdarahan, meningkatkan pemberian ASI eksklusif dan mencegah kematian neonatus, dihubungkan dengan tahap yang dilakukan bayi. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengctahui manfaat lain IMD dengan breast Crawl.
The purpose of the study is to find-out the information regarding to the role of Early Initiation Breastfeeding (EIB) with breast crawl. The study is using the qualitative approach, which have informant consists of 11 mothers, babies, the husband and midwives. The babies are followed from the beginning they were born until the end of post-partum period and never received exclusive breastfeeding. The longest time range of the Em with breast crawl is 1.5 hours. Data were collected by using the in-depth intaview, observation, and document assessment. The study found that exclusive breastfeeding are being failed to perform until 2 hours post delivery, and the baby is given the formula milk The EIB is not tbe only factors that can prevent the bleeding and placenta expelled as the midwives are also do intervention. The advantage of the EIB with breast crawl is cannot be proven as the prevention factors on bleeding, increasing the administering of exclusive breastfeeding, and preventing the neonatal death, in correlation with the baby performance stages. There is a subsequently research in order to find out more about the advantage of EIB with the breast crawl.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T32443
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sispa Nuradiana
Abstrak :
Tujuan umum peneltian ini untuk mengetahui Konsumsi Energi Ibu Saat Hamil sebagai Faktor Dominan terhadap Konsumsi Energi Ibu selama Menyusui di Kecamatan Beji, Depok Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional, menggunakan data primer dan sekunder terhadap 146 responden di Kecamatan Beji, Depok. Hasil penelitian menujukkan rata-rata konsumsi ibu menyusui 1949,56 kkal/hari dan 71,2% ibu menyusui mengonsumsi energi < 80% AKG. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan karakteristik ibu (usia, paritas, dan pengetahuan tentang ASI), konsumsi energi saat hamil, status gizi postpartum, dan karakteristik sosial ekonomi (pendidikan, status bekerja, dan biaya makan keluarga) terhadap konsumsi energi ibu menyusui. Analisis multivariat menunjukkan konsumsi energi ibu saat hamil sebagai faktor dominan terhadap konsumsi energi ibu selama menyusui. Terlihat konsistensi rendahnya pola konsumsi ibu saat hamil dan menyusui. Peneliti menyarankan agar pemerintah mempromosikan pentingnya peningkatan konsumsi energi ibu saat periode kehamilan sampai periode menyusui. ......Literature describing energy intake of lactating mothers in Indonesia is still low and does not meet the nutritional needs based on the Recommended Dietary Allowances. The first objective of this study was to determine energy comsumption of pregnant women as a dominant factor on energy consumption of lactating women in beji district, depok 2016. The study included 146 lactating mother in Beji District. The results showed association between maternal characteristics (age, parity and breastfeeding knowledge), energy consumption during pregnancy, postpartum nutritional status, and socio-economics status (education, maternal work status, and family meal expenses) towards maternal energy consumption during lactation, as energy consumption during pregnancy is the dominant factor.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65539
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuha Mufidah
Abstrak :
Target cakupan ASI eksklusif oleh Kemenkes RI sebesar 50% masih sulit dilaksanakan. Berbagai studi menunjukkan bahwa prevalensi ASI eksklusif di Indonesia masih rendah. Pada kenyataannya, jumlah bayi yang benar-benar mendapat ASI eksklusif jauh lebih sedikit dari angka nasional sehingga dalam penelitian ini digunakan istilah ASI predominan. Namun, kampanye ASI eksklusif perlu terus dilanjutkan karena setidaknya akan meningkatkan prevalensi ASI predominan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan lama pemberian ASI predominan di Kecamatan Beji, Depok tahun 2016. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional yang dilakukan pada 140 orang ibu menyusui. Uji yang dilakukan adalah uji chi-square untuk analisis bivariat, serta uji regresi logistik ganda untuk analisis multivariat. Hasil menunjukkan bahwa ibu dengan tingkat pendidikan yang rendah, status ekonomi kurang mampu, asupan energi <80% AKG (<2080 kkal/hari), serta asupan protein dan lemak <80% AKG akan berisiko untuk memberikan ASI predominan kurang dari 6 bulan. Asupan energi ibu menyusui merupakan faktor dominan (OR = 5,42) terhadap lama pemberian ASI predominan. Selama 6 bulan pertama menyusui, ibu yang asupan energinya <80% AKG (<2080 kkal/hari) berisiko 5 kali lebih besar untuk memberikan ASI predominan kurang dari 6 bulan dibandingkan dengan ibu yang asupan energinya ≥80% AKG (≥2080 kkal/hari). Sangat penting melakukan peningkatan asupan energi selama menyusui sesuai anjuran, sebab gizi pada ibu menyusui sangat erat hubungannya dengan produksi ASI. Hasil ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk program dan kebijakan promosi kesehatan, khususnya yang berkaitan dengan pemberian ASI eksklusif di Indonesia serta memberi masukan kepada ibu menyusui untuk meningkatkan asupan energinya selama menyusui agar semua ibu bisa memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan. ......Coverage of exclusive breastfeeding was targeted by Ministry of Health RI to reach 50%. The target is very difficult to achieve. Studies showed that exclusive breastfeeding rate in Indonesia are very low. In fact, the number of babies actually exclusively breastfed much less than the national average so that in this study used predominant breastfeeding. However, the campaign exclusive breastfeeding should be continued for at least will increase the prevalence of predominant breastfeeding. The purpose of this study is to investigate the dominant factor associated with the predominant breastfeeding duration at Beji Sub-district, Depok 2016. This study is quantitative research used cross sectional design conducted on 140 nursing mothers. Tests conducted are chi-square test for bivariate analysis and multiple logistic regression for multivariate analysis. This study showed that mothers with low education level, economically disadvantaged status, energy intake <80% RDA (<2080 kcal/day), less intake of protein and fat had significant higher risk to give a predominant breastfeeding for less than 6 months. Energy intake of breastfeeding mothers is a dominant factor (OR = 5,42) towards predominant breastfeeding duration. During the first 6 months of breastfeeding, mothers with energy intake <80% RDA (<2080 kcal/day) had risk 5 times greater to give predominant breastfeeding less than 6 months compared with mothers whose energy intake ≥80% RDA (≥2080 kcal/day). It is important to increase energy intake during lactation as recommended, because nutrition in nursing mothers are strongly associated with milk production. These results are expected to provide input for programs and health promotion policies, especially those related to exclusive breastfeeding in Indonesia and to give input to nursing mothers to increase their energy intake during lactation for all mothers can breastfeed exclusively until 6 months.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ummi Hamidah
Abstrak :
Intensi menyusui sangat berkaitan erat dengan tingkat kesiapan ibu untuk menyusui dan pengetahuan ibu tentang menyusui, hal ini sejalan dengan teori planned behaviour. Cakupan ASI eksklusif di Indonesia terutama Jawa Barat masih sangat minim, hal itu disebabkan oleh banyaknya ibu yang bekerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat adanya hubungan antara pengetahuan dan kesiapan menyusui dengan intensi menyusui. Desain penelitian ini menggunakan cross-sectional dengan jumlah sample 31 ibu hamil dan bekerja di Kelurahan Tugu. Teknik pengambilan data menggunakan consecutive sampling. Instrumen penelitian ini adalah kusioner data demografi, kuesioner pengetahuan menyusui, kuesioner kesiapan menyusui dan intensi menyusui. Hasil uji chi square menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan intensi menyusui (p=0,045), dan hubungan yang bermakna antara kesiapan menyusui dengan intensi menyusui (p=0,022). Rekomendasi penelitian ini adalah peningkatan program edukasi mengenai ASI eksklusif untuk peningkatan intensi menyusui agar terjadi peningkatan cakupan ASI eksklusif. ......Breastfeeding intention is associated with mother?s knowledge and readiness of breastfeeding, which si in line with the theory of planned behavior. Scope of exclusive breastfeeding in Indonesia, especially in West Java is still very low, caused by number of working mothers. This study aimed to identified correlation between mother?s knowledge and readiness of breastfeeding and breastfeeding intention . With cross-sectional study, sample (n=31) of pregnant and working mothers successfully completed the questionnaire. consecutive sampling was used as data collection techniques. The instrument included demographic data, questionnaire about knowledge of breastfeeding and breastfeeding intentions. Chi-square test results showed a significant correlation between level of knowledge and mother?s intention to breastfeed (p=0,045), and a significant association between mother?s readiness to breastfeeding and intention to breastfeed (p=0,002). Therefore, it?s important to increase the exclusive breastfeeding education program to increase breastfeeding intention, so there will be an enhancement in coverage of exclusive breastfeeding.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S62678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ema Kusmia Hamijaya
Abstrak :
ABSTRAK
Pencapaian ASI eksklusif di Indonesia menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan prosentase bayi yang menyusu eksklusif sampai dengan enam bulan hanya 15,3%. Praktik pemberian ASI eksklusif dipengaruhi oleh pengetahuan ibu dan pengetahuan Sena dukungan suami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan suami dengan praktik pemberian ASI eksklusif. Sampel penelitian adalah suami yang mempunyai anak 6~24 bulan dengan jumlah 85 orang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna tingkat pengetahuan suami dengan praktik pemberian ASI eksklusif (p=0,000). Penelitian ini menyarankan pelayanan kesehatan di Baktijaya dan perguruan tinggi bidang kesehatan mengembangkan suatu metode yang Iebih baik untuk meningkatkan pengetahuan suami tentang ASI eksklusif sehingga mampu meningkatkan praktik pemberian ASI eksklusif dengan adanya dukungan suami
ABSTRACT
The achievement of exclusive breastfeeding in Indonesia according to Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2010 shows that only 15,3 % infants received breastfeeding exclusively. The practice of breastfeeding is influenced not only by the knowledge of the mother but also the knowledge and support from the husband. This study aimed to determine the correlation between the husband's level of knowledge with the practice of exclusive breastfeeding. Data were collected from 85 husband who had children 6-24 months. The result of the study showed that there was a correlation between the husband's level of knowledge with the practice of exclusive breastfeeding (p=0,000). Some recomendation of this study were proposed that the health service in Baktijaya should develop strategy to increase husband?s knowledge about exclusive breastfeeding in order to improve exclusive breastfeeding practice.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43679
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>