Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 47 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oxford: Pergamon Press, 1984
620.11 MEC I
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistijono
Surabaya: ITS Press, 2012
620.118 SUL m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Gibson, Ronald F.
New York: McGraw-Hill, 1994
620.118 92 GIB p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Hidayat
"Pendinginan laminar merupakan salah satu dari rangkaian proses pembuatan HRC, di dalamnya terpasang vertical spray. Fungsinya sebagai pembatas atau sebagai penahan air pendingin strip pada zone tertentu, sehingga air pendingin di zone tersebut tidak ikut terbawa ke zone berikutnya oleh laju strip. Selain itu berdampak lain kepada peningkatkan akurasi pencapaian temperatur penggulungan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari peri1aku pengaruh vertical spray terhadap pendinginan baja. Jenis baja yang diteliti dititik beratkan kepada baja ns G 3101 SS 400 sebagai bahan baku baja struktural umum (misal : jembatan, kapal dan rolling stocks). Percobaan dilakukan pada skala pabrik dan ska1a laboratorium untuk laku panas sebagai validasi konsistensi terbentuk tidaknya struktur mikro yang diakibatkan oleh pengaruh vertical spray. Jenis pengujian dilakukan meliputi: uji tarik, uji kekerasan, uji tumbuk Charpy, pemeriksaan metalografi dan uji fraktografi. Berdasarkan hasil percobaan dan pengujian diketahui bahwa dengan adanya turbulensi aliran dan penahanan air pendingin oleh vertical spray akan mengakibatkan laju pendinginan di permukaan atas strip lebih cepat sehingga mempengaruhi perilaku pendinginan baja selama di pendinginan laminar. Hal ini mengakibatkan terbentuknya struktur mikro dual fasa. Di fasa merupakan kombinasi struktur mikro bainite-like dan ferit-perlit normal. Dengan terbentuknya struktur rnikro dual fasa dalam satu ketebalan, mengakibatkan kekerasan tidak homogen antara daerah sisi atas dan bawah. Pengaruh lain dari vertical spray berdampak terhadap besar butir yang relatif lebih kecil, sedangkan fraksi perlit relatif sama.
Untuk meneliti terbentuk tidaknya struktur mikro bainite-like pada temperatur akhir 840°C dan temperatur penggulungan 640°C sesuai proses pembuatan HRC. Dilakukan percobaan perlakuan panas baja dengan temperatur 840°C dan diclinginkan kejut pada temperatur 640°C sebagai validasi percobaan skala pabrik. Hasil percobaan diketahui bahwa baja basil perlakuan panas tidak terdapat struktur mikro bainite-like dan besar butir terlihat relatif lebih kecil dibandingkan baja yang menggwtakan vertical spray.
Penelitian permukaan patah dengan uji fraktografi diketahui kedua baja menWljukkan pola patahan yang relatif sama yaitu patah dimpel sebagai indikasi patah ulet."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
T39670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toni Pribadi
"Perkembangan industri kendaraan bermoror sekarang ini mengalami peningkatan, sejalan dengan itu keburuhan komponen-komponennya akan mengalami peningkatan. Komponen dengan syarat-syarat mekanis yang baik dan biaya produksi yang rendah akan menjanh produk yang kompetitif salah satu yang memenuhi persyaratan tersebut adalah besi tuang nodular (BTN). Ruang lingkup penelitian yang dilakukan adalah menggunakan BTN ripe FCD 50. Untuk mendapatkan peningkatan sifat mekanis yang lebih baik BTN melakukan proses dimenisasi dengan temperarur 950 °C sekema 30 menit dan dilanjutkan dengan proses austemper 275 “C 325 “CZ 375 °C dan -125 “C selama 30 menit. Untuk menganalis hasil proses diakses dilakukan pengrqian lcelmalarz rarilq kekerasan dan pengamatan strukrur mikro. Perlalruan pan-as yang dilakukan pada penelilicm ini diharapkan menghasilkarz ADI 04us!emperea'Ducri1e Iron) yang memilild kombinasi si/'ar me/aanis yang baik, cmtara lain : kekuaran Iarilq Icekerasrm dan keulelmzrgza. Dari hasil penelitian dfperoleh peningkaran sgfat mekanis yaitu kekualan tarik dan kekerasan. Perubahan SVG( mekanis ini fedadi karena admgya perubahan mikrostrukrur karena rerbentuknya .siruktur bainit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S41992
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shandy Puar Indo
"Benda Rumah Transmisi pada penelitian sebelumnya tidak memenuhi standar FC 300 JIS G 5501. Sehingga penelitian kali ini bertujuan untuk meningkatkan nilai yield casting dan memperbaiki kekuatan mekanis dari benda Rumah Transmisi agar dapat memenuhi standar.
Proses desain ulang diambil dari desain penelitian sebelumnya. Kemudian dilakukan simulasi pengecoran menggunakan z-cast. Setelah hasil simulasi didapat, proses pengecoran pun bisa dilakukan. Untuk memperbaiki kekuatan mekanis (kekuatan tarik dan kekerasan) yaitu, menurunkan unsur Silikon (Si) serta menaikan unsur Mangan (Mn) dari target komposisi material FC 300 sebelumnya.
Hasil penelitian desain ke-4 memiliki hasil terbaik, karena memiliki yield casting tinggi dan cacat shrinkage yang rendah saat simulasi pengecoran. Penambah yang digunakan Ø50 mm. Yield casting yang didapat setelah proses pengecoran yaitu 68.29% meningkat 9.29% dari yield casting sebelumnya. Penambahan unsur Mangan (Mn) 0.6%-1.0% dan menurunkan Silikon menjadi 1.8%-2.0% terlihat efektif meningkatkan kekuatan mekanis menjadi 271 N/mm2 untuk uji tarik dan uji kekerasan 286.5HB. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42788
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Susilawati
"Dengan meningkatnya konstruksi dan pengembangan bangunan di dunia konstruksi, kita perlu mencari alternatif bahan dengan kualitas yang lebih baik. Harga bahan sangat dipengaruhi oleh peningkatan persyaratan dan keberadaannya di alam telah menurun. Banyak orang melakukan review untuk mencari bahan alternatif dengan kualitas baik dan harga lebih efisien. Buat komposisi yang ideal dan tambahkan bahan lain seperti serat yang dapat digunakan untuk mendapatkan kualitas bahan bangunan yang lebih baik. Dalam penelitian ini difokuskan pada batu bata dengan komposisi 15% semen, 55% pasir, 30% tanah liat, 12,5% air, 2,5 cm serat kelapa yang diperlakukan (luar penyimpanan) sebagai tanda banch dan dengan 2,5 cm serat kelapa yang tidak diolah (dalam ruangan) penyimpanan) sebagai bata pembanding. Persentase serat dari perangkat serat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 0%, 2%, 4% dan 6% dari massa semen.
Hasil tes kompresi bata optimal setelah 28 hari disimpan, dengan persen serat kelapa: 4% untuk keduanya, tanda banch dan bata perbandingan. Dengan hasil tes untuk tanda banch adalah 3,78 MPa, nilai ini 23,93% lebih tinggi dari batu bata dengan serat 0% (3,305 MPa). Dan hasil uji perbandingan bata adalah 5,305 MPa, 37,7% lebih tinggi dari komposisi dengan 0% serat kelapa. Standar uji kompresi bata menurut ASTM C67-a adalah 10,4 MPa.
Dalam modulus uji pecah untuk tanda banch dari bata, nilai rata-rata hasil tertinggi adalah 0,459 MPa dalam komposisi dengan 6% serat kelapa dan 28 hari penyimpanan. Nilainya 13,31% lebih tinggi dari batu bata dengan serat 0% (0,423 MPa). Sementara nilai modulus pecah tertinggi untuk bata pembanding adalah 0,901 MPa pada batu bata dengan penambahan 2% serat kelapa dan 28 hari penyimpanan, nilai ini meningkat 53,05% dari batu bata dengan serat 0%. Nilai standar ruptur modulus menurut ASTM C67-a adalah 3,5 MPa.
Kelembaban dan suhu ruang penyimpanan batu bata memiliki pengaruh dalam kelembaban batu bata. Bata dengan kerendahan hati yang rendah memiliki lebih banyak pori di bagian dalam dan daripada memiliki kerapatan rendah. Dari hasil pengujian, serat kelapa dalam komposisi batu bata dapat meningkatkan kekuatan karakteristik batu bata.

With the increasing construction and development of buildings in the construction world, we need to find alternative materials with better quality. Material prices are greatly affected by increased requirements and its presence in nature has decreased. Many people do a review to find alternative materials with good quality and more efficient prices. Create an ideal composition and add other materials such as fiber that can be used to get better quality building materials. In this study focused on bricks with a composition of 15% cement, 55% sand, 30% clay, 12.5% ​​water, 2.5 cm coconut fiber which is treated (outside storage) as a sign of banch and with 2.5 cm fiber Unprocessed coconut (indoor) storage) as a comparison brick. The percentage of fiber from the fiber device used in this study is 0%, 2%, 4% and 6% of the mass of cement.
Optimal brick compression results are stored after 28 days, with percent coconut fiber: 4% for both, banch marks and brick comparison. With the test result for the banch mark being 3.78 MPa, this value is 23.93% higher than bricks with 0% fiber (3.305 MPa). And the brick comparison test results are 5,305 MPa, 37.7% higher than the composition with 0% coconut fiber. The brick compression test standard according to ASTM C67-a is 10.4 MPa.
In the broken test modulus for banch marks from bricks, the highest average yield was 0.459 MPa in composition with 6% coconut fiber and 28 days of storage. The value is 13.31% higher than bricks with 0% fiber (0.423 MPa). While the highest breaking modulus value for comparison bricks is 0.901 MPa in bricks with the addition of 2% coconut fiber and 28 days of storage, this value increases 53.05% from bricks with 0% fiber. The standard value of the modulus rupture according to ASTM C67-a is 3.5 MPa.
The humidity and temperature of the brick storage room has an influence on the brick humidity. Bricks with low humility have more pores on the inside and than have low density. From the test results, coconut fiber in brick composition can increase the strength of brick characteristics.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2013
S70468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian pemanfaatan sludge sebagai bahan baku pembuatan papan serat berkerapatan sedang atau medium density fibreboard (MDF) berguna untuk menciptakan nilai tambah dari sludge. Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi sifat fisis, mekanik, dan ketahanan MDF dari sludge terasetilasi dengan 4 macam konsentrasi asetat anhidrida (0%, 3%, 5% dan 7%) dengan 3 kali ulangan. Pembuatan MDF
dilakukan dengan proses kering. Setelah bahan baku dicampur perekat, dilakukan pengempaan dengan menggunakan kempa panas dengan suhu 170oC dan tekanan 45 Pa selama 25 menit. Ukuran papan yang akan dibuat adalah 25 cm x 20 cm x 1 cm dengan kerapatan 0,8 g/cm 3. Selanjutnya dilakukan pengujian sifat fisik (kerapatan, kadar air, daya serap air, pengembangan tebal) dan mekanik (keteguhan
lentur, keteguhan patah, keteguhan rekat, kuat pegang sekrup) terhadap MDF yang dihasilkan yang mengacu pada JIS A 5905-2003 dan pengujian ketahanan mengacu pada SNI 01-7207-2006. Keseluruhan sifat fisik MDF memenuhi standar JIS A 5905-2003. Pemberian asetat anhidrida menurunkan nilai kadar air MDF yang dihasilkan. Hasil pengujian sifat mekanik seluruhnya tidak memenuhi standar yang diacu. Hal tersebut dipengaruhi oleh kalsium karbonat dalam sludge
yang menghambat ikatan antar serat sludge . Hasil pengujian keawetan MDF termasuk kedalam kelas I, yaitu sangat tahan terhadap rayap.

Abstract
Research of using sludge as raw material for making medium density fibreboard (MDF) was useful to create additional value of sludge. The objective of the research was to evaluate physical properties, mechanical properties, and durability of MDF from acetylated sludge in 4 levels of acetate anhydride (0%, 3%, 5%, and 7%) with 3 replicates. The MDF was made using dry process. After materials were mixed with adhesives, they were pressed using hotpress under 170oC temperature and 45 Pa pressure for 25 minutes. The size of the MDF sample was 25 cm x 20 cm x 1 cm with 0.8 g/cm 3 density. The physical properties (density, moisture content, water absorption, thickness swelling) and mechanical properties (modulus of elasticity, modulus of rupture, internal bond, screw holding power) was tested based on JIS A 5905-2003 standard. The durability was evaluated using SNI 1-7207-2006. All physical properties of MDF fulfill JIS A 5905-2003. Acetate anhydride decreased the moisture content value of MDF. On the other hand, all mechanical properties did not fulfill the standard.
That was caused by calcium carbonate in sludge that blocked the adhesion between sludge fibres. The durability of MDF tested here was classified Class I which is very resistant to termites."
[Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, Universitas Sumatera Utara. Fakultas Pertanian], 2011
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Eva Wisna Agustin
"ABSTRAK
Penghubung geser spiral adalah salah satu jenis penghubung geser yang digunakan pada struktur komposit. Pengujian terhadap besarnya kekuatan penghubung geser spiral dilakukan dengan pengujian push out. Dari pengujian tersebut diperoleh grafik hubungan beban-slip yang kemudian dipergunakan sebagai input karakteristik link.. Link adalah elemen konektor dalam SAP2000 yang dipergunakan sebagai konektor pada balok komposit baja-beton.
Permodelan dilakukan pada 4 spesimen yang memiliki properti material dan karakteristik link yang berbeda satu sama lain. Hasil menunjukkan bahwa link pada program SAP2000 mampu mengidealisasikan perilaku dari penghubung geser spiral dengan kontrol validasi berupa lendutan hasil pengujian eksperimental yang dilakukan oleh Council of Scientific and Industrial Research Govt. of India New Delhi (1969).

ABSTRACT
Spiral shear connector is one of shear connector types used in composite structure. Shear connector capacity tests could be done by push out test. Those test results is a load-slip relationship curve that will be used as an input for link characteristic. Link is a connector element in SAP2000 used as a connector for steel-concrete composite beam.
Modelling of steel-concrete composite beam will be done for 4 specimens which has different material properties and link characteristics one anothers. Results show that link connector in SAP2000 could idealize the behaviour of spiral shear connector with validation control model using deflection from experimental test by Council of Scientific and Industrial Research Govt. of India New Delhi (1969)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T38641
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iman Utama
"Kebutuhan penghematan energi dunia menuntut untuk melakukan peminimalisasian energi tak terlepas di bidang pengecoran. Penggunaan TWADI (Thin Wall Austempered Ductile Iron) yang didapatkan dari heat treatment TWDI (Thin Wall Ductile Iron) menjadi kandidat yang paling menarik karena ketangguhannya yang sangat tinggi serta biaya lebih murah dan tentunya lebih hemat energi dibandingkan aluminium. Dalam Pemrosesan TWDI menemui masalah yaitu perubahan grafit nodul menjadi flakes atau yang dikenal sebagai skin effect dimana skin akan menurunkan sifat mekanis dari TWDI.
Penelitian ini mempelajari pengaruh penambahan kadar nodulizer terhadap terbentuknya skin serta pengaruhnya terhadap sifat mekanis. Skin yang didapat pada penambahan 1,1 % nodulizer dengan tebal 40 µm lebih tipis dibandingkan 1 % nodulizer yang memiliki tebal skin 45 µm. Nilai UTS yang didapat oleh penambahan 1,1% nodulizer yaitu 416,5 MPa, lebih tinggi dibandingkan 1 % nodulizer sebesar 387,54 MPa, dimana hal tersebut sejalan dengan nodularitas yang lebih tinggi dengan penambahan 1,1 % nodulizer. Nilai elongasi kedua sampel tidak mencapai 10 % yang dikarenakan terbentuknya kolumnar karbida yang terbentuk dari berlebihnya kadar mangan pada kedua sampel.

Recent world energy condition obligates people to reduce quantity of energy useement especially ini casting process. Uses of Thin Wall Austempered Ductile Iron (TWADI), which is a heat treatment material from Thin Wall Ductile Iron (TWDI) , become a best candidate to replace aluminium in industry due to the fact of its high quality toughness and another mechanical properties, with low producing cost and also low energy production. One of the most issue that have been met in processing TWDI is a phenomenon that nodular graphites turn into flakes shape which will decrease large amount of mechanical properties.
This research is studying about the enhacement of content nodulizer for reducing skin thickness and also to increase mechanical properties. The addition of 1,1 % nodulizer that obtained shown an effective result with reducing 11 % thickness of skin compared to the thickness of addition 1 % nodulizer. The thickness of skin with addition 1,1% nodulizer is 40 µm, while with addition 1 % nodulizer is 45 µm. The UTS number that has been reached by 1,1 % nodulizer is 416,5 % MPa, which is bigger than the UTS of 1 % nodulizer in the amount of 387,54 MPa which also as a result of grater nodularity of 1,1 % nodulizer. The elongation of both sample have elongation below 10 %, as result of carbides that have been formed in the microstructure, because of excessive number of manganese.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S60137
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>