Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alifiar Fattati
"Suami dan istri memiliki hak yang sama terhadap harta bersama, hal tersebut menyebabkan perbuatan hukum yang dilakukan oleh suami atau istri terhadap harta bersama harus mendapat persetujuan kedua belah pihak, termasuk dalam melakukan perbuatan hibah. Kenyataannya masih ditemukan hibah suatu harta bersama yang dilakukan tanpa persetujuan pasangan kawin sebagaimana kasus pada Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor 127/Pdt.G/2023/PN Ptk. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah tentang akibat hukum terhadap hibah atas harta bersama tanpa persetujuan pasangan kawin yang telah menjadi harta peninggalan waris penerima hibah, dan cara agar gugatan penggugat dalam Putusan Pengadilan Negeri Pontianak Nomor 127/Pdt.G/2023/PN Ptk dapat diterima. Penelitian ini menggunakan metode doktrinal yang dilakukan melalui studi kepustakaan guna mengumpulkan bahan perundang-undangan dan teori hukum yang kemudian dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan hasil analisis maka dapat dijelaskan bahwa Akta Hibah yang dibuat oleh PPAT dapat dibatalkan atau tidak mempunyai kekuatan mengikat karena pihak yang melakukan hibah tidak berwenang, disebabkan perbuatan hibah terhadap harta bersama tanpa persetujuan dari istri. Hasil analisis kasus kedua terkait cara agar gugatan penggugat dalam kasus dapat diterima adalah dapat diajukan gugatan baru dengan memperhatikan siapa saja pihak yang ditarik sebagai Tergugat termasuk ahli waris yaitu sebanyak 29 orang beserta alat bukti hukumnya.

Husbands and wives have the same rights to joint property, this causes legal actions carried out by husbands or wives against joint property to be approved by both parties, including in making grants. In fact, there are still grants of joint property made without the consent of the married couple as in the case of Pontianak District Court Decision Number 127/Pdt.G/2023/PN Ptk. The problem raised in this study is about the legal consequences of grants of joint property without the consent of a married couple that has become the inheritance of the grantee's inheritance, and how to make the plaintiff's claim in Pontianak District Court Decision Number 127/Pdt.G/2023/PN Ptk acceptable. This research uses doctrinal methods conducted through literature studies to collect statutory materials and legal theories which are then analyzed qualitatively. Based on the results of the analysis, it can be explained that the Grant Deed made by PPAT can be canceled or does not have binding force because the party making the grant is not authorized, due to the act of granting joint property without the consent of the wife. The results of the analysis of the second case related to how the plaintiff's claim in the case can be accepted is that a new lawsuit can be filed by paying attention to who the parties are drawn as Defendants including heirs, namely 29 people along with legal evidence."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Martha Triwanty N
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji apakah pertumbuhan pasca-trauma (Post-Traumatic Growth/PTG) memediasi hubungan antara pengalaman masa kecil yang menyakitkan (Adverse Childhood Experiences/ACE) dan kemampuan coping bersama pasangan (Common Dyadic Coping/CDC) pada individu yang telah menikah. ACE diukur menggunakan Childhood Trauma Questionnaire-Short Form (CTQ-SF), PTG menggunakan Post-Traumatic Growth Inventory (PTGI), dan CDC menggunakan Dyadic Coping Inventory (DCI). Penelitian ini melibatkan 506 individu menikah dengan durasi pernikahan minimal satu tahun. Rentang usia partisipan antara 20 hingga 53 tahun (rata-rata usia = 30,95; SD = 6,067) dan 74,9% partisipan mengalami ACE dalam bentuk kekerasan emosional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ACE berdampak negatif pada CDC baik secara langsung maupun tidak langsung melalui PTG. Walaupun PTG secara signifikan memediasi hubungan ini, pengaruhnya tergolong kecil, sehingga hubungan langsung antara ACE dan CDC tetap dominan. Penemuan ini menekankan pentingnya mendukung individu dengan riwayat ACE dalam mengembangkan PTG sebagai langkah awal untuk meningkatkan kemampuan coping bersama. Implikasi praktis meliputi pengembangan intervensi yang berfokus pada penguatan emosional, pemaknaan pengalaman traumatis, dan pelatihan strategi coping pasangan.

This study aims to examine whether Post-Traumatic Growth (PTG) mediates the relationship between Adverse Childhood Experiences (ACE) and Common Dyadic Coping (CDC) in married individuals. ACE was measured using the Childhood Trauma Questionnaire-Short Form (CTQ-SF), PTG using the Post-Traumatic Growth Inventory (PTGI), and CDC using the Dyadic Coping Inventory (DCI). The study involved 506 married individuals with a minimum marriage duration of one year. The participants' ages ranged from 20 to 53 years (mean age = 30.95; SD = 6.067), and 74.9% of the participants experienced ACE in the form of emotional abuse. The findings indicate that ACE negatively impacts CDC both directly and indirectly through PTG. Although PTG significantly mediates this relationship, its effect is relatively small, leaving the direct relationship between ACE and CDC predominant. These results highlight the importance of supporting individuals with ACE backgrounds to foster PTG as an initial step toward enhancing dyadic coping abilities. Practical implications include interventions focusing on emotional reinforcement, finding meaning in traumatic experiences, and training collaborative coping strategies."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustisia Prima Tika
"Pola pembagian kerja di keluarga mulai berubah ke arah dual-earner walaupun masih didominasi male breadwinner. Untuk itu, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh investasi sumber daya (pendidikan dan pengalaman kerja) pasangan selain dirinya sendiri terhadap keputusan siapa yang bekerja di keluarga. Tujuan kedua adalah untuk mengetahui apakah ada akumulasi sumber daya (diri sendiri dan pasangan) tersebut juga mempengaruhi kesuksesan karir individu menikah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh efek keputusan gender tradisional (jika pendidikan suami dan pengalaman kerjanya lebih tinggi dari istri) bisa saja menurunkan probabilitas suatu keluarga mempunyai pola dual career daripada male bread winner. Selain itu, sumber daya pasangan juga mempengaruhi hasil pasar tenaga kerja (pendapatan) individu menikah yang bekerja dan akhirnya bisa diproksikan sebagai kesuksesan karir.

The pattern of division of labor in the family began to change towards dual-earners although it was still dominated by male breadwinners. For this reason, this study aims to determine the effect of investment in resources (education and work experience) of partners other than themselves on the decision of who works in the family. The second goal is to find out whether there is an accumulation of resources (self and partner) that also affects the career success of married individuals. The results show that the effect of traditional gender decisions (if the husband's education and work experience is higher than the wife's) may reduce the probability of a family having a dual career pattern than the male bread winner. In addition, spouse resources also affect the labor market outcomes (income) of married individuals who work and can ultimately be proxied as career success.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yustisia Prima Tika
"Pola pembagian kerja di keluarga mulai berubah ke arah dual-earner walaupun masih didominasi male breadwinner. Untuk itu, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pengaruh investasi sumber daya (pendidikan dan pengalaman kerja) pasangan selain dirinya sendiri terhadap keputusan siapa yang bekerja di keluarga. Tujuan kedua adalah untuk mengetahui apakah ada akumulasi sumber daya (diri sendiri dan pasangan) tersebut juga mempengaruhi kesuksesan karir individu menikah. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh efek keputusan gender tradisional (jika pendidikan suami dan pengalaman kerjanya lebih tinggi dari istri) bisa saja menurunkan probabilitas suatu keluarga mempunyai pola dual career daripada male bread winner. Selain itu, sumber daya pasangan juga mempengaruhi hasil pasar tenaga kerja (pendapatan) individu menikah yang bekerja dan akhirnya bisa diproksikan sebagai kesuksesan karir.

The pattern of division of labor in the family began to change towards dual-earners although it was still dominated by male breadwinners. For this reason, this study aims to determine the effect of investment in resources (education and work experience) of partners other than themselves on the decision of who works in the family. The second goal is to find out whether there is an accumulation of resources (self and partner) that also affects the career success of married individuals. The results show that the effect of traditional gender decisions (if the husband's education and work experience is higher than the wife's) may reduce the probability of a family having a dual career pattern than the male bread winner. In addition, spouse resources also affect the labor market outcomes (income) of married individuals who work and can ultimately be proxied as career success.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koch, Herman, 1953-
Yogyakarta: Bentang , 2017
823 KOC t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library