Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hastri Dwi Kencana Putri Beno
"Dibandingkan dengan kompetitor langsung dan tidak langsung, Ayam Ulbid menawarkan ukuran saji yang lebih beragam (250 gr, 500 gr, 1 kg, bulk order). Dibandingkan dengan kompetitor langsung, Ayam Ulbid menawarkan varian rasa yang lebih beragam dan menjangkau berbagai selera (western, nusantara, dan oriental).
Dibandingkan dengan kompetitor langsung dan tidak langsung, Ayam Ulbid menerima pesanan jumlah besar (bulk order) melalui sistem pre-order.
Dibandingkan dengan kompetitor langsung dan tidak langsung, harga produk lebih murah dengan jumlah sajian yang lebih banyak. Weaknesses (Kelemahan)
Sumber daya manusia terbatas sehingga maksimum pesanan hanya 10 kilogram per hari (tidak termasuk pesanan pre-order) dan tidak memungkinkan untuk menerima pesanan dengan jumlah besar dalam waktu singkat
Belum memanfaatkan media digital dengan maksimal Masih mengandalkan word-of-mouth dari konsumen yang pernah membeli Belum terdaftar sebagai mitra/seller di berbagai platform pesan-antar makanan sehingga konsumen sulit menjangkau Ayam Ulbid jika dibandingkan dengan kompetitor yang sudah terdaftar di platform tersebut.

Compared to direct and indirect competitors, Ayam Ulbid offers wider variety of serving sizes Compared to direct and indirect competitors, Ayam Ulbid offers more variety of flavors that covers various taste (western, Indonesian, oriental) Ayam Ulbid receives bulk orders through pre-order system Ayam Ulbid’s product prices are cheaper Weaknesses
The number of human resources is limited. Unoptimized use of digital media as marketing channel Still rely on word-of-mouth from past costumers
Not yet registered as seller on e-hailing platformOpportunities There are many digital media features that can be used to promote products The increase of buying food daringhabit Changes in people’s lifesyles that prioritize cleanliness and hygiene Threats There are many competitors who provide similar producst and have more resources
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Aprilido
"Saat ini, media online menyebar dengan cepat yang mencerminkan gambar, pikiran, penjelasan, atau item. Biasanya pertimbangan dan tujuan pembeli membeli suatu barang berkaitan dengan kualitasnya atau meniru individu yang menggunakannya. sebuah organisasi media online dapat meningkatkan harapan ideal untuk memajukan produk dari satu perspektif, dan menarik pasar penawaran yang unggul. Sedemikian rupa, tujuan dasar perusahaan adalah menyebarkan barang baru mereka dengan cepat dan membentuk kepribadian sosial pembeli agar akhirnya dapat melanjutkan tujuan pembelian mereka. untuk menyusun dan menyetujui ide keterlibatan pelanggan dengan postingan media sosial.

Seiring dengan perkembangan, media sosial akan mendukung dan memfasilitasi customer engagement menurut (Wang & Lee, 2020) konsep fashion engagement, di mana konsumen percaya fashion itu penting, akan berdampak menguntungkan pada customer engagement pada akun media sosial brand fashion lokal. Akibatnya, semakin konsumen merasa bahwa fashion itu menarik, menyenangkan, dan penting dalam kehidupan sehari-hari mereka, maka akan semakin tinggi pula tingkat customer engagement antara pelanggan dengan merek fashion lokal di media sosial. Kemudian, keterlibatan pelanggan di media sosial untuk merek fashion lokal memiliki dampak yang menguntungkan pada keintiman merek.

Peneliti berhasil mengumpulkan 165 orang yang berpartisipasi dalam survei online, yang kemudian diperiksa menggunakan pemodelan persamaan struktural dan kuadrat terkecil parsial (PLS-SEM). Hasilnya menunjukkan bagaimana meminta pendapat, mengekspresikan diri, dan berpartisipasi dalam mode memengaruhi keterlibatan pelanggan. Keterlibatan pelanggan akibatnya mempengaruhi keintiman merek.


Today, online media is spreading rapidly that reflects images, thoughts, explanations, or items. Usually, the consideration and purpose of the buyer to buy an item is related to its quality or to imitate the individual who uses it. an online media organization can raise the ideal hope of advancing the product from one perspective, and once again attracting a superior offering market. In such a way, the company's basic goal is to spread quickly their new goods and to shape the social personality of buyers after the last option continues their purpose of buying. to draft and approve customer engagement ideas with social media posts.

Along with the development of social media will support and facilitate customer engagement according to (Wang & Lee, 2020) the fashion involvement concept, in which consumers believe fashion is essential, will have a beneficial impact on customer interaction on local fashion brands social media accounts. As a result,  the more consumers feel that fashion is interesting, fun, and important in their daily lives, the higher the level of customer engagement between customers and local fashion brands on social media will be. Then, customer engagement on social media for a local fashion brand has a favorable impact on brand intimacy.

Researcher has collected 165 people participated in an online survey, which was then examined using structural equation modeling and partial least squares (PLS-SEM). The results show how Advice Seeking, Self Image Expression, and participating in fashion affect customer engagement. Customer Engagement consequently affects brand intimacy."

Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Easton, Jaclyn
New York: McGraw-Hill, 2000
025.04 EAS s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Ramandhika Putra
"Musik independen merupakan jalur pemasaran yang dilakukan sendiri oleh pelaku- pelakunya, tanpa ada bantuan major label. Oleh sebab itu, pemasaran menjadi hal yang penting pada musisi-musisi independen. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus dan paradigma post-positivistik. Penelitian ini berfokus pada kolektif musik Subnoise, sebuah kolektif musik independen di Bekasi, yang menggunakan media multi kanal dan juga komunikasi pemasaran untuk meningkatkan awareness terhadap diri mereka dan juga acara-acara yang mereka laksanakan. Penelitian ini menggunakan metode wawancara dengan tiga perwakilan dari pihak kolektif Subnoise, dua perwakilan dari anggota kolektif selain Subnoise, dan dua perwakilan penikmat acara Subnoise. Dengan analisis menggunakan teori media, komunikasi pemasaran, konsep pemasaran multi kanal, dan juga skena musik, penelitian ini menemukan bahwa Subnoise menggunakan metode media multi kanal antara media sosial, konvensional, dan juga media tradisional. Dalam memanfaatkan multi kanal yang mereka miliki, Subnoise turut membangun personal branding menjadi sebuah kolektif yang menarik dan unik. Namun, sampai saat ini Subnoise belum mencapai tingkatan brand recognition, disebabkan oleh beberapa tahapan komunikasi pemasaran atau promosi yang tidak dilakukan oleh pihak Subnoise
Independent music is a marketing way that is carried out by the actors themselves, without any help from major labels. Therefore, marketing becomes important for independent musicians. This is a qualitative research, using case study method, and post-positivistic paradigm. This research focuses on Subnoise, an independent music collective based in Bekasi, that uses marketing communications and multi-channel media to raise awareness about them and the events they organize. Researcher uses interviews method, with three representatives from Subnoise, two representatives from collective members other than Subnoise, and two representatives from the audience. By analyzing using media theory, marketing communications theory, multi-channel marketing concept, and also the music scene, this study finds that Subnoise uses a multi-channel method between social media, conventional media, and traditional media. Subnoise build their own personal branding thru the multi-channels media that they have. However, until now, Subnoise has not reached the level of brand recognition, caused by several stages of marketing communications or promotions that are not carried out by Subnoise.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library