Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 36 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Tries
"ACS recognizes that there is a need to improve their level of service and customer satisfaction overall in the company. This study discusses the various developments in the business climate that warrants a change and adoption of an appropriate strategy that has a Relationship Focus.
Customers in a business to business (B2B) environment are becoming more demanding and the transaction approach with them will not suffice. They believe in partnerships and a company that does not only provide basic services but also, be part of their business solution. As such, ACS embarked on a form of Relationship Marketing Strategy that emphasizes Market Orientation, Customer Partnerships, Creating Value and Integrated Marketing.
This strategy also emphasizes the need for long term customer relationship, two-way flow of communication always; economies of scope not only scale which is the depth and breadth of relationships, adaptive strategies and marketing productivity. Another aspect of this is representation of Relationship Marketing as the coming together of Quality, Marketing and Customer Service.
ACS itself has demonstrated most aspects of the Relationship Marketing perspectives as covered in this study. These are real life applications with data to represent its success. To support this further, this study undertakes to conduct a Customer Satisfaction Survey to gauge its success with the dimensions of Service Quality - SERVQUAL. These dimensions include Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance and Empathy, which is related to ten elements of Service Quality that ACS already adopts. Multiple Regression Analysis and Descriptive Statistics would be employed.
This study will also bring some perspectives of the results of the survey as well as some suggestions for the future and the way ahead. The overall information will indeed be useful for all parties as we convert the data to information, information to fact, fact to knowledge and in the end some areas that all can work on for future improvements. This perhaps confirms that Relationship Marketing will continue to be an effective strategy for ACS."
2001
T9304
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedy Tri Hudaya
"Hanya memperhatikan keberadaan pelanggan sebagai end user tetapi ada satu pihak yang ikut berperan aktif dalam memasarkan kartu prabayar yaitu front liner. Front liner yang bekerj a di outlet-outlet menjual berbagai macam kartu sim card dan voucer isi ulang dengan harga yang beragam. Keadaan mulai berbalik arah dimana para frontliner mendapatkan prioritas untuk diberikan program-program yang menarik sehingga berpartisipasi pada kesempatan tersebut. Salah satu program yang dijalankan IM3 yaitu menjadikan front liner bergabung ke dalam Smart Crew dengan reward berupa insentif Rp 5000.
Program yang dibuat sesuai dengan tujuannya yaitu menjalin kerja sama jangka panjang, mempererat hubungan kedua belah pihak dan mempercepat aktifasi kartu perdana IM3. Program yang diselenggarakan diharapkan dapat memacu para frontliner menjual lebih banyak dan berpartisipasi kepada program yang diselenggarakan. IM3 melihat front liner sebagai aset yang bermanfaat untuk kelangsungan jangka panjang. Penanganan ini akan terbantu dengan CRM (Customer Relationship Management) dimana anggota Smart Crew dapat dilayani dengan cara yang efektif.
Tujuan penelitian ini mendeskripsikan program Smart Crew dengan insentif Rp 5000 dapat meningkatkan penjualan kartu IM3 Smart. Pemberlakuan CRM diharapkan dapat memberikan pelayanan yang baik kepada anggota Smart Crew sehingga mereka berpatisipasi kepada program tersebut. Dipilihnya penelitian deskriptif karena peneliti ingin mendapatkan gambaran dengan jelas dan memaparkan apa yang terjadi sebenamya dilapangan. Selain ilu penelitian deskripsi dapat melukisikan secara sistematis atau karateristik suatu pemasalahan tertentu.
Hasil temuan dilapangan menunjukan bahwa anggota Smart Crew sering mengalami kegagalam dalam sms. Kegagalan yang terus menerus menyebabkan partisipasi mereka sangat kurang sehingga tingkat aktifasi perdana menjadi ikut berkurang juga. Selain itu, anggola Smart Crew pada saat mcngecek claim point yang dikumpul ternyata berbada dengan yang tercatat pada sistem komputer. Disisi lain, pengaduan-pengaduan dari anggota Smart Crew harus dilayani dan berjalan dengan sistem CRM. Secara keseluruhan IM3 masih perlu menambahkan dan menyempurnakan program Smart Crew khususnya yang berkaitan dengan sistem, sumber daya manusia dan administrasi. Utamanya komitmen yang kuat dari semua pihak yang terkait.

In the future, all cellular operator not only give attention for end user but the other side is frontlines of hand phone because they are active marketing IM3 Sims card Prepaid. Frontlines who is work in outlet sales a few gsm prepaid and refill voucher with different price. Now condition is change which are frontlines have priority and IM3 give frontlines many program with interesting prize so they can participation in this program. The one of the program IM3 offer to frontlines is joint in Smart Crew and they get reward incentive Rp 5000 each active IM3 prepaid.
The program create its similar with IM3 objective that is make relationship for long term goal, serious relationship each other and make fast activation for prepaid IM3. Program create by 1M3 it hope stimulate front liner to sales much more and active for these program. 1M3 look at frontline as important asset for the use long term goals. The way of services it will help by CRM (Customer Relationship Management) which are Smart Crew members can feel effective service by 1M3.
Objective these research to descript Smart Crew with incentive Rp 5000 program it can increase prepaid IM3 sales. Using CRM it can give good service for Smart Crew members so that they can participation in this program. Researcher choose description research because want get describe clearly and introduce the reality. Beside that, description research can descript with systematically the one problem.
The result of research in the field showing that Smart Crew members often claim sms was failed. To failed continue it can cause Smart Crew member a minimum participation so that activation prepaid IM3 it will minimum. And then Smart Crew members when they check claim point collected but the reality not the same computer system. Beside that, the Smart Crew complain service and able with CRM system. From all, IM3 must improve and innovation Smart Crew program especially it connecting with aplication system, human resources and administration. Mainingly the good commitmen from all units by internal department.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Citra Anggraini
"Pertumbuhan industri jasa konstruksi yang diikuti dengan pertumbuhan pangsa pasarnya telah menyebabkan berjamurnya perusahaan konstruksi di Indonesia. Untuk dapat bertahan dalam persaingan yang ketat, perusahaan harus memiliki strategi pemasaran. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT XYZ dan hambatan dalam penerapannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi langsung.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pemasaran yang diterapkan adalah strategi yang berbasis pada penekanan sembilan elemen hasil elaborasi service marketing mix dan competitive priorities, yaitu keunggulan mutu, keunggulan waktu, fleksibilitas pelayanan, keunggulan harga, promosi, tempat, sdm, proses, dan bukti fisik. Hambatan yang terjadi ada pada penerapan elemen keunggulan waktu dan fleksibilitas pelayanan.

The growth in the construction industry followed by the growth of its market share has led to a large number of construction companies in Indonesia. In order to survive in the fierce competition, the company must have a marketing strategy. This thesis aims to determine the marketing strategy implemented by PT XYZ and the barriers to implementation. This research used a qualitative approach. Data collection method used is in-depth interviews and direct observation.
The result showed that applied marketing strategy is a strategy that is based on emphasis of nine elements as the result of elaboration theory between service marketing mix and competitive priorities, consist of : quality excellence, time excellence, service flexibility, price advantage, promotion, place, people, process, and physical evidence. Barriers to implementation the strategy are the application of time excellence and service flexibility.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dini Hadiyani
"Paket 27 Oktober 1988 memberikan keleluasaan kepada masyarakat untuk membuka bank?bank baru, sedangkan Paket 20 Desember 1988 membuka kesempatan luar negeri untuk berpartjspas menyempurnakan struktur- kelembagaan dalam sistem keuangan di Indonesia dengan memperluas peranan lembaga?lembaga keuangan dengan usaha modal ventura, perdagangan surat berharga, dan pembiayaan konsumen.
Dengan dikeluarkannya Pakto dan Pakdes tahun 1988, maka membuka peluang bagj dunia perbankan untuk meningkatkan operasionalnya karena banyak kemudahan diberikan. Kemudahan? kemudahan tersebut mengakibatkan semakin banyak jumlah bank dan kantor bank baru yang dibuka, dengan demikian bank-bank mulai bersaing ketat dengan meningkatkan berbagai bentuk produk dan pelayanan.
Setiap pemain dalam industri perbankan berusaha mengantisipasi perkembangan dan persaingan dengan berbagai cara. Demikian pula PT. Bank Tabungan Negara (persero) berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya yang dimilikìnya agar tetap mampu bertahan didalam industri perbankan. Dengan demikian, PT. Bank Tabungan Negara perlu bekerja keras dalam meningkatkan kinerja agar mampu bersaing dengan rekan perbankan lainnya.
Fungsi pemasaran diharapkan dapat mendefinisikan target konsumen dan model?model yang kompetitif, sehingga mampu memuaskan kebutuhan serta keinginan dari konsumen. Untuk mengembangkan fungsi pemasaran yang sukses, bank harus mempunyai rencana dan strategi yang tepat untuk memuaskan setiap kelompok nasabah.
Dalam bisnis perbankan, konsep mendapatkan dana masyarakat seoptimal mungkin dan menyalurkan kredit sebaik mungkin adalah tantangan yang utama bagi fungsi pemasaran. Mendapatkan calan nasabah, baik individu maupun lembaga yang mempunyal dana lebih dan bersedia menanamkan dananya ke Bank Tabungan Neqara bukanlah pekerjaan yang mudah. Begitu pula dalam hal menyalurkan dana yang tersedia ke dalam kredit pemilikan rumah serta kredit konsumsi dengan jaminan tanah dan bangunan, bank?bank pesaing memasarkan produk sejenisnya melalui model?model pemasaran yang spesifik.
Persaingan yang ketat ini perlu diantisipasi oleh Bank Tabungan Negara dengan memperkuat fungsi pemasaran melalui berbagai teknik dan model pemasaran yang terencana, serta didukung oleh berbagai usaha untuk memangkas persyaratan yang menghambat penyaluran kredit secara optimal.
Dalam tulisan ini, pembahasan meliputi strategi pemasaran di Bank Tabungan Negara dalam usaha menghimpun dana pihak ketiga, terutama dalam bentuk giro, tabungan, dan deposito. Strategi pemasaran di Bank Tabungan Negara dalam rangka pemberian kredit pemilikan rumah, kredit konsumsi dengan jaminan rumah dan tanah, serta kredit konstruksi Pembangunan perumahan. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harino; Eka Lindadevi
"ABSTRAK
Pemerintah sangat mendukung setiap usaha yang
berorientasi ekspor. Salah satu usaha yang berorientasi
ekspor dan menghasilkan devisa banyak adalah sektor non-
migas, khususnya tekstil dan produk tekstil. Dalam tahun
1988/89 ekspor non-migas dan komoditi tekstil dan produk
tekstil, menduduki tingkat kedua terbesar setelah kayu.
Industri produk tekstil (garmen) Indonesia mulai aktif kira
kira duapuluh tahun lalu. Untuk pemasarannyai Amerika
serikat dan Masyarakat Ekonomi Eropa adalah negara tujuan
ekspor terbesar. Ekspor Indonesia ke negara tersebut adalah
berdasarkan kuota yang diatur dalam Multi Fiber Arrangement
(MFA).
Gambaran profil industri garmen Indonesia saat ini
mempnyyai beberapa ciri, yaitu :
* Proses industri garmen menciptakan nilai tambah kira?
kira sebesar 50%.
* Lokasi usahanya terkonsentrasi di Jakarta dan Jawa
Barat.
* Bentuk investasi yang dilakukan sebagian besar berupa
Penanaman Modal Dalam Negri.
* Sebagian besar perlengkapan dalam industri berusia
dibawah 15 tahun dan berupa mesin impor dari berbagai
negara, terutama Jepang.
* pasaran terus berkembang baik di dalam negri maupun
di luar negri.
* produksi berkembang terus dengan tingkat kenaikan
rata-rata 15% per tahun.
Dalam usaha meningkatkan pasaran ekspor produksi garmen
yang terus meningkat industri garmen Indonesia ternyata
masih menghadapi berbagal kendala dan tantangan, yaitu
Kendala
* Garmen juga diproduksi oleh sesama negara berkembang
lain dan NIC.
* Pasar ekspor mencerminkan derived?demand, yaitu
permintaan produk tergantung dari permintaan yang
diterima lewat perantara/agen.
* Penguasaan informasi pasar masih lemah.
* Ekonomi biaya tinggi masih belum sepenuhnya bisa
dihilangkan karena banyaknya faktor hingga
mengurangi dayasaing industri.
Tantangan
* persaingan semakin tajam, baik dengan negara maju
maupun dengan sesama negara berkembang.
* Tindakan proteksi dan kuota beberapa negara makin
mempersempit pasar.
* Kemajuan teknologi memungkinkan negara maju
memproduksi garmen dengan lebih efisien sehingga
menyaingi produk negara berkembang.
* Timbulnya blok-blok perdagangan, misalnya Amerika
Serikat, Kanada Pasar Tunggal Eropa, Australia dan
Selandia Baru juga mempersempit pasar.
* Kemungkinan hapusnya MFA dan dimasukkannya produk
tekstil ke dalam GATT akan mempertajam persaingan.
PT Rana Sankara yang dipilih sebagai obyek pengkajian
ini tidak mampu memperoleh tingkat pertumbuhan yang berarti.
Dari hasil pengkajian dijumpaì adanya beberapa petunjuk yang
merupakan penyebabnya, yaitu :
* Produksi dan pemasarannya berdasarkan job-order.
* Tingkat pergantian karyawannya tinggi.
* Adanya kapasitas?lebih secara musiman.
* Produktivitas karyawannya rendah.
Untuk mencapai tingkat pertumbuhan yang lebih baik
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang ada,
Perusahaan perlu mengambil berbagai larigkah perbaikan, yaitu:
a. memanfaatkan kapasitas-lebih mesin dengan cara :
* Mencari pesanan?pesanan baru dan agen.
* Melayani pasaran?bebas di luar agen negara kuota dengan
produk yang ditangani atau produk yang baru.
b. Meningkatkan produktivitas tenaga kerja melalui :
* Latihan yang efektif.
*Motivasi dengan pendekatan balas jasa lebih baik dan
penciptaan lingkungan kerja yang lebih menyenangkan.
c. Mengurangi tingkat pergantian pegawai dengan :
* Mernberi kesempatan untuk mengembangkan diri
* Membuat kesepakatan kerja bersama (KKB) dan mempermudah
pembentukan Serikat Pekerja.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zaeful Hanefi Z.Z.
"ABSTRACT
In the last couple of years, Vietnam became one of the attractive target
countries for international investors because of its stable political environment, high
economic growth and enormous natural resources.
This paper provides an analysis that will describe feasibility on penetrating
the Vietnamese instant noodle market and selection of the most appropriate market
entry strategy.
The analysis indicates that Vietnam has a significant political stability with a
great government role in supporting investment in this country, by providing ease
and guarantee for investors. This shows future certainty, a very important factor for
every investor.
From economic aspect, a country with 70 million population is a huge market
High economic growth (more than 5% p.a) and enormous natural resources made
Vietnam a promising market. The only constraint is lack of transportation and
communication facilities in all over the country.
Chinese culture that has a strong influence in the Vietnamese society gives
the community sense of appreciation toward private sector. High education and
literacy rate, and good health facilities give an added value on this market viability.
Vietnamese instant noodle industry is dominated by VIFON, a state owned
company with 52 % market share. But it seems this monopolist emphasizes its role as
government agent of development (with the mission of providing food for Vietna
mese) instead of a monopolist role that usually tends to keep its market domination
by killing the other competitors in the market. In general, Vietnamese instant noodle
market still provide enough opportunities for new entrants to come and create their
competitive advantages. Vietnamese consumers are used to consume noodle, as one
of China culture influence to their eating habits.
There are some constraints which will be faced by investors, such as econom
ic constraints (poor physical infrastructure & distribution network and different
consumer need), managerial constraints (different managerial role and task re
quirement), and institutional constraints (government policy and quality of human
resources). These should be deliberately considered and anticipated by investors
who intend to enter Vietnam market.
All the analysis come to the conclusion that the most appropriate market
entry strategy is Foreign Direct Investment (FDI).
Financial analysis confirms that the strategy is financially feasible. Among
the 2 scenarios, Scenario I has a better financial feasibility and that?s why it becomes
the proposed scenario.
Then, in order to protect the investment from foreign exchange risk, it is
suggested to do preventive actions, such as: diversification on operation and financing, and hedging via option market."
1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christin Gandaputra
"PT Telesonic Electric & Development Co. Ltd. merupakan anak perusahaan dari PT Borsumij Wehry Indonesia, yang berfungsi sebagai distributor company bagi produk merek Telesonic, yaitu suatu merek produk elektronik yang terkenal terutama oleh kelompok masyarakat menengah ke bawah. Adapun rangkaian produk yang dihasilkan meliputi audio-visual, mulai dari radio, casette, radio-cassette, mini compo, hi-fi, TV black & white, tv color.
Pada awalnya PT Telesonic dikelola oleh perusahaan keluarga dengan nama Fa. Asia Indah, yang bertumbuh dengan pesat terutama di tahun 1970-an, sehingga pada tahun 1969 diubah menjadi PT Telesonic Electric & Development Co. Ltd.
Tahun demi tahun telah dilalui dengan perkembangan yang cukup pesat, namun pada tahun-tahun terakhir ini telah timbul banyak masalah yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan, antara lain :
* Devaluasi pada tahun 1986 yang lalu menimbulkari masalah yang cukup pelik dikareriakan sebagian dari bahan bakunya harus diimpor dari luar negeri, sehingga merupakan pukulan yang berat bagi PT Telesonic.
* Pengelolaan perusahaan yang tidak mengikuti perkembangan jaman, terutama dalam Pengembangan produk-produk baru yang begitu cepat, menyebabkan Telesonic tertinggal jauh dari merek?merek produk elektronik lainnya.
* Terjadinya declining market yang disebabkan kurang intensifnya market research yang dilakukan perusahaan sehingga menyebabkan permintaan menurun.
Tindakan yang pertama dilakukan oleh PT Telesonic adalah merger dengan PT Borsumij Wehry Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 10 April 1989 yang lalu, dengan demikian untuk seterusnya PT Borsumij menjadi induk perusahaan dan distributor company bagi produk Telesonic.
Dengan pengambilalihan tersebut PT Telesonic harus mengusahakan agar produk Telesonic mendapat citra yang balk di mata konsumen, antara lain dengan melakukan :
* penyempurnaan produk, misalnya proouct design, model, bentuk, warna, dan sebagainya, yang ditujukan untuk goiongan konsumen menengah dan bawah.
* melakukan promosi yang intensif, misalnya dengan Advertiaing di surat kabar maupun melalui media radio, yang sesuai dengan segmen pasar yang dituju.
* memperluas jaringan distribusi sampai ke pelosok desa untuk menjangkau segmen pasar menengah dan bawah, yaitu dengan mempergunakan network dari PT Borsumij Wehry Indonesia, misalnya dengan selective distribution strategy dan exclusive distribution strategy.
Alternatif tersebut di atas dapat dilakukan sekaligus atau secara bertahap sesuai dengan perkembangan perusahaan, namun untuk jangka pendek sebaiknya ditekankan pada perluasan Jaringan distribusi, sehingga dapat menjangkau segala lapisan konsumen di seluruh pelosok Indonesia.
Penyempurnaan produk seperti perbaikan design, model, mutu, maupun merek (branding strategy), dapat dilakukan setelah ada suatu penelitian pasar, yang ditujukan untuk mengetahui selera konsumen, dan daya belinya. Dalam hal ini PT Telesonic bersama-sama PT Borsumjj harus melaksanakan research ini secara intensif, sehingga produk Telesonic mendapat image yang baik di mata konsumen.
Advertensi yang intensif belum pernah dilakukan oleh Fa. Asia Indah maupun PT Telesonic, sehingga diharapkan dengan pengambilalihan ini PT Borsumij Wehry Indonesia dapat memberikan bimbingan dan pembinaan kepada PT Telesonic untuk meningkatkan kemampuan promosi bagi produk yang dihasilkan.
Secara garis besar Pengambilalihan ini diharapkan dapat memperbaiki keadaan PT Telesonic dengan meningkatkan peranan djstribusi dari riset dan pengembangan produk serta diterapkannya marketing plan tersebut dan strategi pemasaran yang tepat dan efektif, seperti concentric diversification strategy, yang mengkonsentrasikan pada Pengembangan produk-produk elektronik jenis lain, seperti A/C, har dryer, refrigerator, video, dan sebagainya."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasianni Ferronika
"ABSTRAK
Dengan dikeluarkannya deregulasi pemerintah di bidang perbankan dalam
Pakto 1988, Pakjan 1990, Pakfeb 1991, maka perbankan memiliki peluang yang
lebih besar untuk meningkatkan peran penunjang kegiatan pembangunan.
Perkembangan jumlah bank membuat persaingan antara bank menjadi ketat,
sehingga setiap bank berlomba dengan berbagai macam cara untuk memenangkan
persaingan. Salah satu cara bank untuk memenangkan persaingan meraih dana
masyarakat adalah dengan menyediakan pelayanan jaringan kartu kredit, kartu
debet, kartu ATM dan lain-lain. Hal ¡ni menjadi peluang bagi tumbuhnya bisnis
perusahaan pengelola jaringan kartu pintar seperti PT. Procard International.
Permasalahan yang dihadapi oleh PT. Procard International adalah bahwa
teknologi kartu pintar merupakan teknologi baru yang harus dipasarkan kepada
masyarakat. Selain itu, perkembangan bisnis pengelolaan jaringan kartu pintar
mengundang perusahaan-perusahaan lain untuk masuk ke dalam bisnis tersebut.
OIeh karena ¡tu, PT. Procard International harus mulai merencanakan strategi
pemasaran jasa jaringan produk kartu pintar yang efektíf.
Melihat peluang, ancaman yang dihadapi dan kekuatan serta kelemahan yang
dimiliki oleh PT, Procard International, maka dapat dibentuk strategi alternatif yang
dapat dilakukan oleh PT. Procard International. Faktor kunci keberhasilan (key
success factor) bagi PT. Procard International adalah jaringan merchant yang luas,
pelayanan pendukung berupa sistem prosedur yang dapat langsung diaplikasikan
terhadap bank, modal yang kuat dan informasi teknologi yang cepat. Dari strategi
alternatif yang diusulkan dan faktor kunci keberhasilan perusahaan. maka dapat
dirumuskan tujuan pemasaran dan formulasi strategi bauran pemasaran yang efektif
bagi PT Procard International.
Adapun strategi bauran pemasaran yang diusulkan bagi PT Procard
International dalam hal pemasaran jaringan kartu pintar di Indonesia adalah
memfokuskan sumberdaya dan kemampuan kepada jaringan kartu pintar yang
berfungsi sebagai kartu debet, kartu ATM, kartu tabungan dan kartu diskon
(product), menetapkan harga berdasarkan jumlah cabang bank partner (price);
meningkatkan citra dengan iklan di media cetak (promotion); memperluas jaringan
merchant sampai ke kota-kota besar di luar Jabotabek (place); melakukan training
yang kontinu (people dan provision to customer); serta menggunakan sistem
prosedur secara efektif (process). Adapun sistem prosedur yang dimaksud adalah
suatu prosedur yang diciptakan oleh PT. Procard International dalam melakukan
kerjasama dengan bank partner, sehingga dapat membantu bank partner dalam
mempercepat pembuatan card center yang diperlukan dalam kerjasama ini.
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kusuma Dewi
"ABSTRAK
Industri transportasi umum darat di Indonesia semakin dibutuhkan, mengingat semakin banyak masyarakat yang membutuhkan. Situasi yang serba tiada kepastian, masih menyisakan adanya kegiatan-kegiatan usaha yang bersifat pribadi dan bisnis, sehingga alat transportasi pendukung ke bandara Soekarno-Hatta bagi masyarakat yang membutuhkan masih diperlukan. Perum Damri Unit Angkutan Khusus Bandara Soekarno-Hatta sebagai perusahaan BUMN yang mengkhususkan dan dengan menyediakan jasa transportasi ke bandara mencoba memberikan pelayanan yang terbaik bagi penumpang. Layanan yang dapat memuaskan penumpang adalah yang selalu dicari dimana ada rasa aman, nyaman, tepat waktu dan tarif yang yang terjangkau. Oleh sebab itu agar perusahaan dapat mencapai kepuasan pelanggan yang tinggi, maka perlu diketahui aspek-aspek yang relevan dengan kepuasan pelanggan.
Dengan dasar pemikiran diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi atribut-atribut yang mempengaruhi penumpang dalam memutuskan pemilihan perusahaan angkutan khusus ke bandara menggunakan bus DAMRI, kinerja perusahaan jasa angkutan umum dalam memuaskan pelanggan.
Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari 200 responden, dengan hasil 188 responden (sisanya rusak, tidak menjawab, dli) yang berdomisili di Jabotabek melalui pengisian kuisioner dimana pengumpulan data dilakukan dengan metode self-administered survey. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelitian eksploratif terhadap berbagai media cetak. Metode pemilihan sampel yang digunakan adalah cluster sampling (Probability sampling).
Hasil-hasíl penelitian ini menunjukkan bahwa atribut-atribut yang mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan pemilihan perusahaan jasa angkutan bus dengan mengacu kepada tingkat kepentingan atribut yaltu harga karcis bus yang terjangkau termasuk dalain kategori layanan sebelum keberangkatan (dimensi Reliability), dan kebersihan dalam bus termasuk dalam kategori layanan selama perjalanan ke bandara (dimensi Tangibles).
Selain itu dengan melihat analisa Gap yang ada pada perusahaan, bahwa dimensi Responsivenss (daya tanggap) yang memberikan celah antara penumpang dengan perusahaan yang terbesar adalah petugas tidak dapat memberikan informasi jika ada masalah seperti kesesuaian jadwal penerbangan dengan ketepatan keberangkatan bus sehingga menyebabkan perusahaan harus Iebih memperhatikan kinerja dari SDMnya serta memberikan layanan yang terbaik bagi para penumpangnya. Gap berikutnya juga mengenai ketepatan waktú keberangkatan bus yang tidak tepat waktu. Penumpang mengharapkan adanya disiplin tepat waktu agar dapat menyesuaikan dengan kesesuaian jadwal penerbangan maupun sampai di kantor didaerah bandara.
Sebelum memasuki perusahaan DAMRI, akan Iebih balk bila kita membahas tentang industri transportasi di Indonesia, dimana Perum DAMRI termasuk sebagai transportasi darat. Kemudian Jika dilihat bahwa Perum DAMRI yang memiliki karakteristik jasa yaltu ketidaknyataan (intangibility), tidak terpisahkan antara produksi dan konsumsinya (inseparability), tidak tahan lama (perishability), dan keragaman (variability), dimana Perusahaan harus lebih melihat elemen-elemen pemasaran seperti price, product, promotions, place, people, process dan customer service (7P) serta untuk lebih mengkajì strategi apa yang baik bagi perusahaan jasa seperti Perum DAMRI ususnya bus bandara DAMRI.
Adanya empat karakteristik yang khas pada perusahaan jasa maka umumnya kegagalan dan usaha jasa adalah karena adanya perbedaan persepsi antara jasa yang diharapkan oleh pelanggan dan yang disampaikan oleh penyedia jasa. Untuk menghindari kegagalan tersebut maka strategi pemasaran yang seharusnya dilakukan oleh Perum DAMRI UAK. Bandara harus meliputi pemasaran eksternal, pemasaran internal dan pemasaran interaktif.
Pemasaran eksternal menggambarkan kerja normal yang dilakukan oleh perusahaan melalui strategi-strategi : mempersiapkan jasa dengan ramuan jasa pada UAK. Bandara, menentukan harga jasa dengan metoda yang berorientasi pada nilai guna permintaan, mendistribusikan jasa dan mempromosikan jasa kepada konsumen dengan penyebaran informasi, promosi dan kerjasama dengan perusahaan / negosiasi dan mengkomunikasikan jasa kepada pelanggan yang selama ini pasif kini dengan adanya personal selling maka UAK. Bandara dapat lebih meningkatkan komunikasi jasanya kepada pelanggan.
Pemasaran internal menggambarkan pekerjaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk melatih dan mendorong pelanggan internalnya, yaitu : karyawan penghubung pelanggan, dan karyawan pendukung pelayanan yang bekerja sebagai sebuah team agar dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan, agar setiap orang dalam organisasi dapat melakukan pemasaran. Hal ini yang dilakukan oleh UAK. Bandara adalah dengan usaha usaha jangka panjang seperti menciptakan budaya melayani dan orientasi pemasaran pelayanan kepada pelanggan dan usaha jangka pendek dengan kampanye pemasaran secara berkesinambungan agar karyawan sadar bahwa pemuasan kebutuhan dan keinginan penumpang bus bandara merupakan hal yang signifikan.
Dalam kenyataannya pemasaran internal harus mendahului pemasaran ekstemal. Akan sedikit sekali artinya, jika perusahaan mengiklankan jasa istimewa sementara pada staf perusahaan belum slap melayanínya. Diperlukan adanya motivasi yang kuat dari karyawannya. Oleh karena itu adanya usaha-usaha seperti peningkatan kesejahteraan karyawan yang dibenikan oleh UAK. Bandan, adanya pemberian THR, lalu menyelenggarakan training-training yang berkesinambungan agar karyawan dapat menìngkatkan mutu pelayanan yang maksimal kepada penurnpang.
Kemudian yang tenakhir adalah pemasaran interaktif menjelaskan keahlian karyawan dalam menangani hubungan dengan pelanggan. Dalam pemasaran jasa mutu pelayanan ditentukan oleh yang melakukan pelayanan. Para pelanggan tidak dapat menganggap bahwa mereka akan memuaskan pelanggan hanya karena niereka telah melakukan pelayanan teknis yang balk. Oleb karena itu harus dikuasai bend tentang pemasaran interaktif oleh para karyawan. Hal-hal yang harus dilakukan adalah dengan menead SDM yang bandai, tepat dan terpercaya. Kemudian adanya faktor pendukung linnya seperti fasilitas yang dapat menunjang kegiatan usaba UAK. Bandara seperti bengkel atau tempat pemeiiharaan dan adanya kelengkapan suku cadang sebagai sarana pendulcung dari kinerja perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T1442
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mey Diniar
"ABSTRAK
Kehadiran produk pembersih tangan memang membuat orang tak perlu repot mencari air
untuk mernbebaskan tangannya dari kotoran atau kuman. Produk cairan pembersih tangan tanpa
air yang ada di Indonesia saat ini antara lain adalah : Handy Clean, Ezy Clean, Antis, dan
Instance. Masalah yang dihadapi adalah belum terídentifikasinya pandangan konsumen, terutama
sehubungan dengan pengembangan target pasar yang dibidik
Sehubungan dengan hal tersebut, kemudian dilakukan penelitian yang bertujuan:
1. Untuk mengetahui awareness target pasar terhadap kehadiran cairan pembersih tangan tanpa
air di indonesia.
2. Untuk mengumpulkan informasi mengenai persepsi konsumen pemakai cairan pembersih
tangan tanpa air terhadap produk merek-merek cairan pembersih tangan tanpa air yang ada di
indonesia saat ini
3. Untuk niengetahui atnbut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen dalam
asumsi produk cairan pembersih tangan tanpa air dan tingkat kepentingan masing
masing atribut.
4. Untuk mengetahui penlaku serta preferensi konsumen dalam memilih media (tv, radio, dan
cetak) sehina dapat memanfaatkannya untuk melakukan komunikasi dengan target pasar.
5. Untuk menetapkan strategl segmentasi, targeting dan positioning yang dapat dilakukan oleh
produsen cairan pembersih tangan tanpa air.
Riset pemasaran diawali dengan exploratory research (riset kuaiitatif) yang terdiri dari
Secondary data analysis & individual in depth interview. Kemudian dilanjutkan dengan
descriptive research (riset kuantitatif). Metoda pengumpulan data primer dilakukan dengan cara
self administered survey (Non Probability Sampling), Jumlah sampel ditetapkan sebanyak 120
orang / responden dengan metoda Convenience Sampling. Data sekunder didapatkan melalui
internet, artikel majalah Koran, buku-buku. Hasil survey kemudian dianalisis dengan
menggunakan metoda distribusi frekuensi, cross tabulation analysis, analisis faktor, analisis
atrìbut (lmportance & rating analysis).
hasil penelìtian pada karya akhir ini antara lain:
Dari sisi awareness, merek Antis menempati Top of mind awareness atas merek
cairan pembersih tangan tanpa air. Peringkat kedua untuk pengujian unaided
awareness ditempati oleh merek Handy Clean. Dalam pengujian aided awareness
sebanyak 50,8 % responden mengetahui merek Ezy Clean.
Dari sisi perilaku, alasan responden terbanyak menggunakan adalah kepraktisan dan
kebersihan. Frekuensi responden memakai sebagian besar adalah satu dan dua kali
dalam sehan. Kondisi/Waktu responden memakai sebagian besar adalah pada saat
dalam perjalanan. Tempat paling sering membeli paling banyak adalah supermarket
dan minimarket. Preferensi responden dalam memilih media adalah RCTI sebagai
stasiun TV favorit dengan program acara yang disenangi adalah film lepas. Media
radio yang sering didengar adalah Kis, sedangkan Koran Kompas sebagai media cetak
yang senang dibaca.
Atribut tidak Iengket di tangan merupakan atribut yang sangat penting. Sedangkan
atribut ukuran kemasan, disain kemasan, kadar alkohol dan kekentalan dianggap tidak
terlalu penting oleh para responden.
Penilaian responden atas atribut-athbut ketiga merek cairan pembersih tangan tanpa
air yang menjadi obyek penelitian ini sebagLian besar belum dapat memenuhi harapan
konsumen / responden cairan pembersih tangan tanpa air saat ini.
Segmen dan target market adalah segmen yang peduli akan kebersihan dan
kepraktisan (kelas A dan B). Positioning Antis sebagai ahlinya anti kuman, Handy
Clean dengan membangun asosiasi-asosiasi terhadap mereknya (Kalbe Fanna) Ezy
Clean memposisikan diri dalam harga murah dan lebih ampuh membunuh kuman.
Beberapa saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
> Mengkomunikasikan mengenai produk / merek melalul iklan TV.
> Meningkatkan kampanye below the line dengan pemberian sampel gratis di tempat
tempat yang ramai dikunjungi konsumen potensial.
> Perluasan distribusi cairan pembersih tangan tanpa air tidak hanya di minimarket,
supermarket ataupun hypermarket saja tetapi juga ke warung dan toko.
> Menambah pilihan aroma keharuman dan membuat pilihan produk cairan pembersih
tangan tanpa air yang non parfum.
> Para Produsen cairan pembersih tangan tanpa air di Indonesia sebaiknya melakukan
riset pasar kepada target konsumen secara berkesinambungan.
Dalarn penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yaitu metoda sampling yang
digunakan adalah Non Probability Sampling, jumlah merek yang diuji banya sebanyak 3 merek,
data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini masih kurang karena produk cairan pembersih
tangan tanpa air tergolong masih baru.
"
2002
T1374
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>