Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yustinus Kristyanto Nugroho
Abstrak :
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap komunikasi, maka alat-alat komunikasi mulai berkembang pesat yang sampai saat ini telah mengenal teknologi yang disebut mobile phone. Teknologi ini mendorong berkembangnya service provider dan produsen handset atau handphone untuk mulai memasarkan produknya. Beberapa produsen yang cukup dikenal luas diantaranya ialah Nokia, Sony Ericsson, Samsung, dan lain-lain. Karena hubungan antara service provider dan produsen handphone yang saling membutuhkan, maka langkah yang dilakukan service provider paralel dengan langkah yang dilakukan oleh produsen handphone. Di saat service provider menyuguhkan sebuah layanan baru, di saat itu jugalah produsen handphone meluncurkan produk yang mengoperasikan layanan tersebut. Bagi para produsen handphone, perkembangan teknologi yang ada dapat dengan mudah diterapkan pada produk-produk yang mereka hasilkan. Sehingga teknologi-teknologi yang paling baru dapat dengan mudah ditemukan pada berbagai merek handphone. Tetapi pada hasil penjualan yang diperoleh, terdapat perbecfuan yang cukup mencolok. Nokia misalnya, sudah beberapa tahun terakhir memperoleh pangsa pasar paling tinggi. Samsung juga menunjukkan perkembangan penjualan yang cukup baik dengan menempati peringkat tertinggi dalam hal peningkatan penjualan pada tahun 2002. Tetapi pada tahun yang sama, Sony Ericsson malah mengalami penurunan. Hal-hal apakah dari sisi produk yang mendorong perbedaan pada basil yang diperoleh. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui tingkat kepentingan dari masing-masing dimensi yang dibentuk dari atribut-atribut yang melekat dalam suatu produk handphone, mengetahui pemetaan antara tingkat kepentingan dengan penilaian yang diberikan oleh responden dalam sebuah kuadran untuk masing-masing merek, dan mengetahui perbedaan penilaian yang diberikan oleh responden terhadap dimensi yang ada tersebut. Penelitian ini dimulai dengan melakukan riset exploratory untuk melihat atribut-atribut apa saja yang diperhatikan oleh konsumen dalam memilih suatu jenis handphone. Atribut-atribut ini kemudian dikumpulkan ke dalam dimensi-dimensi yang sering digunakan oleh Majalah Selular dalam setiap ulasannya mengenai suatu produk handphone. Penelitian ini kemudian dilanjutkan dengan melakukan riset kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner kepada para responden pemakai merek Sony Ericsson, Nokia, dan Samsung dengan cara non probability sampling dan memakai metode convenience sampling. Jumlah responden yang diambil adalah 150 orang dengan pembagian yang merata antara ketiga merek tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain menunujukkan bahwa para pemakai handphone cenderung untuk mengganti handphone pada saat mereka merasa ingin mengganti handphone yang mereka pakai tersebut atau pada saat handphone yang mereka pakai sudah rusak. Mereka juga cenderung untuk membeli produk handphone yang harganya berkisar antara Rp 1 juta sampai dengan Rp 2 juta. Dimensi yang sebelumnya didasarkan pada ulasan Majalah Selular kemudian diabaikan dan menggunakan dimensi yang diperoleh dari analisis faktor. Dimensi-dimensi ini kemudian diurutkan oleh responden berdasarkan tingkat kepentingan mereka dalam melihat suatu produk handphone yaitu berturut-turut kualitas, others, fitur, tampilan, dan yang terakhir varian. Dari analisis kuadran diperoleh hasil bahwa dimensi yang dianggap penting dan dinilai dengan baik oleh responden pada ketiga merek tersebut adalah kualitas. Pada kuadran ini, Sony Ericsson juga menempatkan dimensi fitur, Nokia juga menempatkan dimensi others dan fitur. Pada diagram yang dianggap kurang penting oleh responden namun dinilai baik, Sony Ericsson dan Nokia menempatkan tampilan, sedangkan Samsung tidak menempatkan dimensi apapun. Pada dimensi yang dianggap kurang penting dan dinilai kurang baik, Sony Ericsson dan Nokia menempatkan dimensi varian, sedangkan Samsung menempatkan dimensi varian dan tampilan. Pada dimensi yang dianggap penting tetapi dinilai kurang baik, Sony Ericsson menempatkan dimensi others, dan Samsung menempatkan dimensi others dan fitur, sedangkan Nokia tidak menempatkan dimensi apapun di kuadran ini. Penilai yang dilakukan responden terhadap ketiga merek tersebut berdasarkan dimensi yang ada menunjukkan bahwa hanya dimensi varian saja yang berbeda secara nyata, padahal dimensi ini berada pada peringkat paling akhir dari tingkat kepentingan yang diperhatikan oleh responden. Perbedaan penilaian ini terjadi pada penilaian yang diberikan responden terhadap Sony Ericsson dan Nokia, sedangkan untuk Samsung, tidak terdapat perbedaan secara nyata terhadap dua merek lainnya tersebut. Hal yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan atau menjaga tingkat penjualan yang cukup baik ialah dengan meningkatkan brand equity dari merek yang bersangkutan dengan meningkatkan asosiasi merek dalam benak konsumen. Salah satunya ialah dengan menitikberatkan promosi pada pembentukan sikap dan meyakinkan konsumen bahwa merek yang mereka promosikan lebih baik daripada merek lainnya serta memberikan stimulus kepada calon konsumen agar mereka dapat terpengaruh sehingga dapat membangkitkan keinginan mereka untuk membeli produk yang dipromosikan. Cara lain yang dapat dilakukan ialah dengan memberikan varian-varian yang lebih banyak kepada konsumen. Selain itu, peningkatan kualitas juga sangat perlu untuk dapat disesuaikan dengan tingkat yang diharapkan oleh konsumen.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Engel, James F.
Jakarta: Binarupa Aksara, 1994
658.834 2 ENG p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Susan Natalia
Abstrak :
[Kerusakan pada lingkungan memancing kekhawatiran dunia dan menjadi titik tolak munculnya green consumerism yang dimulai dengan kesadaran konsumen akan hak-haknya untuk memperoleh produk yang layak, aman, dan ramah lingkungan. Hal tersebut memicu perusahaan untuk melakukan inovasi terhadap produk yang dihasilkannya dan melakukan pemasaran terhadap produk tersebut dengan menggunakan strategi green marketing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari green marketing dan perceived innovation terhadap intensi membeli green product dengan mengangkat lampu LED Panasonic. Dengan adanya perceived factors sebagai variabel mediator antara green marketing dan perceived innovation terhadap intensi membeli, yaitu perceived quality, perceived price, perceived risk, dan perceived value, penelitian ini menemukan bahwa perceived innovation memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap perceived risk dan perceived risk secara signifikan berpengaruh negatif terhadap intensi membeli green product. Hasil lainnya menunjukkan green marketing awareness memiliki pengaruh negatif terhadap perceived quality, sedangkan perceived innovation memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap perceived quality. ......The damage of environment has provoked the world concern and it has become the turning point of green consumerism appearance, which was begin with the consumer's realization of their rights to get worthy, safe, and environmental- friendly products. It also encouraged company to do an innovation to their product and start using green marketing as their strategy to sell it. The purpose of this research is knowing the impact of green marketing and perceived innovation on purchase intention for green product which is Panasonic LED Lamp. By using perceived factors as mediator variabels between green marketing and perceived innovation on purchase intention for green product, which are perceived quality, perceived price, perceived risk, and perceived value, this research found that perceived innovation has a negative and significant impact on perceived risk and perceived risk significantly has a negative impact on purchase intention for green product. Others result show that green marketing awareness has a negative and significant impact on perceived quality, but perceived innovation significantly has positive impact on perceived quality., The damage of environment has provoked the world concern and it has become the turning point of green consumerism appearance, which was begin with the consumer?s realization of their rights to get worthy, safe, and environmental- friendly products. It also encouraged company to do an innovation to their product and start using green marketing as their strategy to sell it. The purpose of this research is knowing the impact of green marketing and perceived innovation on purchase intention for green product which is Panasonic LED Lamp. By using perceived factors as mediator variabels between green marketing and perceived innovation on purchase intention for green product, which are perceived quality, perceived price, perceived risk, and perceived value, this research found that perceived innovation has a negative and significant impact on perceived risk and perceived risk significantly has a negative impact on purchase intention for green product. Others result show that green marketing awareness has a negative and significant impact on perceived quality, but perceived innovation significantly has positive impact on perceived quality.]
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61842
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Johanna
Abstrak :
ABSTRAK
Minum teh merupakan kebiasaan yang telah dianut oleh sebagian besar masyarakat di seluruh dunia, termasuk di kawasan Asia Tenggara. Salah satu perkembangan produk teh adalah pearl tea. Jenis minuman yang juga dikenal dengan nama pearl miik tea ini pertama kali muncul di Taiwan sekitar 20 tahun yang Jalu dengan komposisi awal yang terdiri dari teh yang dicampur dengan susu dan didalamnya terdapat pearl (bola-bola kecil berwarna hitam yang terbuat dari tepung tapioka) yang kenyal. Produk minuman ini mendapat respon yang sangat baik dari konsumen, baik di negara asalnya maupun di negara-negara lain. Di Indonesia, produk pearl tea mulai dikenal beberapa tahun yang lalu dan awalnya hanya merupakan bagian dari menu tambahan yang tersedia pada restoran dan kafe tertentu. Fenomena pearl tea di Indonesia terutama di kota Jakarta cukup menarik karena berdasarkan pengamatan dapat dilihat bahwa konsumen ibu kota cukup merespon produk minuman tersebut. Selanjutnya industri ini mulai berkembang dengan munculnya pemain-pemain pasar yang mengusung mereknya masingmasing. Salah satu dari pelaku pasar pearl tea tersebut adalah Quickly, dengan PT. Lingkar Natura Inti selaku master franchisee di Indonesia.

Penelitian ini memiliki 3 tujuan utama yaitu mengetahui preferensi konsumen terhadap atribut-atribut yang ada pada pearl tea, melakukan analisis pada persepsi konsumen terhadap merek Quickly selaku salah satu merek minuman pearl tea di Jakarta. dan pada akhimya mencoba memberikan saran untuk merencanakan strategi pemasaran produk kepada perusahaan terse but.

Metode penelitian yang diterapkan adalah secara eksploratif melalui in-depth interview, dan secara deskriptif melalui penyebaran kuesioner. Pengambilan sampel dilakukan dengan menerapkan convenience sampling untuk me.mperoleh 200 responden yang memenuhi kriteria domisili di Jakarta, mengetahui produk pearl tea dan merupakan konsurnen pearl tea Quickly. Metode analisis data yang dilakukan adalah analisis deskriptif, analisis asosiatif dan analisis tingkat kepentingan atribut.

Dari penelitian eksploratif diperoleh 9 buah atribut minuman pearl tea yaitu rasa minuman, harga minuman, variasi minuman yang tersedia, lokasi penjualan, nutrisi yang terkandung dalam minuman, merek minuman, desain kemasan yang meliputi ukuran dan warna, kebersihan dan kesterilan minwnan, dan sales promotion. Diantar kesembilan atribut tcrsebut, ditemukan bahwa rasa minuman merupakan atribut yang paling penting bagi konsumen.

Penelitian terhadap perilaku konsumen menunjukkan bahwa informasi mengenai produk pearl tea berasal dari teman, sedangkan iklan memegang peranan yang tidak begitu besar dalam memberikan keterangan mengenai minuman tersebut. Selain itu jenis pearl tea yang disukai oleh konsumen cenderung menjadi produk yang dibeli. Waktu pengkonsumsian pearl tea bagi para konsumen adalah pada siang hari dan sore hari, sedangkan fungsi pearl tea bagi mereka adalah sebagai minurnan yang menyegarkan.

Persepsi konsumen terhadap minuman pearl tea merek Quickly berdasarkan atributatribut yang telah ditentukan sebelumnya secara keseluruhan dapat dikategorikan cukup positif. Sedangkan jika dibandingkan secara khusus dengan 2 merek pesaingnya yaitu Hop Hop dan Kuick Kuick, maka Quickly merupakan produk pearl tea yang lebih unggul. Namun keunggulan yang dimilikinya belum cukup kuat untuk memposisikan dirinya secara berbeda terhadap para pesaingnya.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vicky Irawan
Abstrak :
ABSTRAK
Tingkat persaingan yang tinggi antar sesama media massa khususnya radio mendorong tiap perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya khususnya pendengar selain pengiklan yang juga harus diperlakukan dengan baik, namun untuk tesis ini pembahasan hanya dibatasi kepada pendengar saja. Salah satu radio yang mengambil segmen usia remaja adalah MTV Sky dengan pesaing terdekat Prambors, dengan target market yang muda dan sangat dinamis tentunya sangat sulit bagi sebuah media radio untuk menyajikan program yang sesuai dengan keinginan pendengar, kita harus mempelajari keinginan, persepsi, preferensi serta perilaku pembelian mereka (tetap mengkonsumsi program kita sebagai pendengar setia) karena kebutuhan dan keinginan mereka berubah setiap saat.

Penulis membahas masalah "Analisis Pendengar Radio Berdasarkan Program Radio Dan Komunikasi Pemasaran Pada Radio MTV SKY" agar dapat mengetahui dan memenuhi keinginan konsumen, sekaligus mendapatkan cara melalui strategi komunikasi pemasaran yang baik agar dapat mempengaruhi konsumen bahwa produk (musik, penyiar dan program kreatif) yang dimiliki oleh MTV Sky adalah produk yang diinginkan oleh konsumen.

Metode penelitian yang digunakan dalam karya akhir ini metoda kasus- deskriptif, yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan perusahaan berdasarkan fakta yang ada pada situasi yang diselidiki. Dengan melakukan Penelitian Lapangan (Field Study), pengumpulan data primer secara langsung terhadap obyek yang sedang diteliti dan data skunder dengan melakukan:

.. Observasi dengan pengumpulan data secara langsung terhadap aktivitas perusahaan.

.. Metode pengumpulan data skunder yang mempunyai nilai kemudahan bagi penulis (convenience).

.. Studi Kepustakaan sebagai landasan teori dasar analisis fakta yang ada pada perusahaan, data dari hasil survey AC Nielsen dan data dari hasil penelitian pendengar radio MTV Sky yang dilakukan oleh lembaga riset Prompt.

Dari hasil penelitian yang mengambil hasil data dari AC Nielsen tahun 2002, temyata didapatkan tingkat pertumbuhan pendengar Prambors dari tahun 2001 ke 2002 mengalami kenaikan sebesar 74.38 %; dengan total pendengar per November 2002 sebanyak 1.906.000. Sementara MTV Sky dengan tingkat pertumbuhan 33.43 %.dengan total pendengar per November 2002 sebanyak 1.289.000. Untuk radio remaja Prambors sampai saat ini adalah sebagai Top Of Mind Brand.

Dari penelitian ini secara umum ditemukan bahwa konsumen menginginkan musik atau lagu yang enak didengar dan baru, penyiar yang lucu dengan program kreatif yang menarik, seperti berbagai kuis dan topik pembahasan. Hal yang membedakan MTV Sky dengan Prambors adalah lebih kepada masalah penyiar penyiar prambors dinilai bisa menempatkan posisinya lebih dekat kepada penyiar, sementara penyiar MTV Sky lebih terasa ada jarak.

Sedangkan bila dilihat dari kegiatan komunikasi pemasaran khususnya penyelenggaraan event off air yang dilakukan oleh ke-dua radio remaja ini, secara obyektif sangat terlihat bahwa MTV Sky lebih sering membuat acara-acara dengan kreatif yang bervariasi. Dan Prambors lebih kepada mendukung acara-acara besar tahunan yang diselenggarakan oleh SMU-SMU unggulan, namun temyata cara ini dinilai tepat, karena brand Prambors ter-asosiasi dengan kegiatan event anak-anak SMU.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santa Christina Lumban Batu
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana karakteristik saluran mempengaruhi sikap konsumen multi-saluran terhadap saluran online dan offline dalam mencari informasi dan membeli produk. Convenience sampling digunakan untuk penelitian ini. Data survei dikumpulkan dari 587 konsumen multichannel yang mencakup 438 konsumen online ke offline dan 149 konsumen offline ke online. Hipotesis penelitian diperiksa menggunakan analisis regresi berganda. Temuan penelitian menunjukkan bahwa ada beberapa karakteristik saluran yang mempengaruhi sikap konsumen terhadap saluran online dan offline. Selain itu, saya menemukan beberapa perbedaan antara konsumen online offline dan offline konsumen online terkait dengan karakteristik saluran yang mempengaruhi sikap konsumen. Temuan penelitian dapat digunakan oleh manajer pemasaran untuk mengembangkan program pemasaran untuk membangun sikap konsumen yang positif terhadap saluran yang akan digunakan untuk mencari informasi produk dan membeli produk. Implikasi dan rekomendasi manajerial terkait dengan temuan ini dibahas untuk penelitian lebih lanjut.
ABSTRACT
The purpose of this study is to analyze how channel characteristics affect multi-channel consumer attitudes towards online and offline channels in finding information and buying products. Convenience sampling was used for this study. Survey data were collected from 587 multichannel consumers which included 438 online to offline consumers and 149 offline to online consumers. Research hypotheses were examined using multiple regression analysis. The research findings show that there are several channel characteristics that influence consumer attitudes towards online and offline channels. In addition, I found some differences between online consumers offline and online consumers offline related to channel characteristics that influence consumer attitudes. Research findings can be used by marketing managers to develop marketing programs to build positive consumer attitudes toward channels that will be used to find product information and buy products. Managerial implications and recommendations related to these findings are discussed for further research.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anthoni Suwono
Abstrak :
Tingkat loyalitas konsumen sudah banyak diprediksi dengan berbagai atribut dari framework kepuasan pelanggan, tetapi output yang dihasilkan tidak konsisten. Konsep yang sedang berkembang saat ini yang dianggap sebagai predictor yang baik untuk loyalitas adalah customer experience. Ada delapan faktor pembentuk B2C customer experience menurut Lemke et al. (2006), yaitu accessibility, competence, customer recognition, helpfulness, personalization, problem solving, promise fulfillment, dan value for time. Dari penelitian terhadap responden yang dalam enam bulan terakhir berinteraksi dengan Hoka Hoka Bento didapatkan hasil bahwa problem solving, promise fulfillment, serta value for time merupakan tiga faktor yang paling berkorelasi dengan customer experience dan accessibility merupakan faktor dengan korelasi terendah. Penelitian ini juga mendapatkan hubungan yang kuat antara customer experience dengan loyalitas. ......Many researchers have predicted consumer loyalty based on attributes from customer satisfaction framework, but many found inconsistent results. Customer experience is a growing concept which is considered as a good predictor for loyalty. There are eight factors which contribute to customer experience based on research by Lemke et al. (2006); accessibility, competence, customer recognition, helpfulness, personalization, problem solving, promise fulfillment, and value for time. From research concerning to respondents which in the last six months interacting with Hoka Hoka Bento, results show that problem solving, promise fulfillment, and value for time are three factors with the highest correlation with customer experience and accessibility is the lowest. This research also finds strong correlation between customer experience and loyalty.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T21736
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rinaldi Juliandri
Abstrak :
Dalam masa paska krisis ekonomi sekarang ini perhatian konsumen akan kuaiitas produk baik barang maupun jasa kembali menjadi pertimnbangan yang tidak dapat diabaikan begitu saja oleh para penyedia produk barang dan jasa. Perbaikan kondisi ekonomi yang terus berjalan walaupun dibarengi oleh kondisi ketidakpastian dan ketidakstabilan politik dan keamanan di Indonesia. Setelah kurang lebih 5 tahun berlalu kondisi perekonomian Indonesia kembali meningkat dengan baik yang ditandai dengan membaiknya nilai tukar mata uang Rupiah terhadap Dollar Amerika dan yang lainnya, suku bunga Bank Indonesia yang semakin kecil membuat para konsumen tidak lagi suka men&namkan investasinva ke tabungan atau deposito, tetapi lebih suka membelanjakan uangnya untuk keperluan peningkatan kualitas hidup mereka ataupun menginvestasikannya dalam bentuk saham dan investasi porto folio yang menjanjikan tingkat pengembalian yang lebih besar. Salah satu cara pembelanjaan uang yang dilakukan oleh konsumen dengan membeli kendaraan bermotor dimana pada saat ini begitu banyak jenis-jenis dari berbagai merek kendaraan bermotor yang dipasarkan di Indonesia, yang membuat banyak pilihan bagi para konsumen sebelum mereka menentukan pilihan mereka untuk membeli satu jenis kendaraan merek tertentu yang mereka pikir sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan finansial mereka. Keterkaitan dengan hal tersebut PT. TAM sebagai pemegang lisensi untuk merakit dan mendistribusikan kendaraan bermotor roda empat harus lebih lagi memeperhatikan strategi pemasaran yang perlu ditingkatkan bukan hanya dari segi produk utama yang menjadi core competence PT. TAM selama ini menjadi pemimpin pasar kendaraan bermotor roda empat khususnya untuk kendaraan niaga dan multi purposes vehicle (Kijang). Dimana saat ini begitu banyak bermunculan pesaing-pesaing bam dati produk merek Korea yang ingin menyaingi Kijang dalam hal volume penjualan seperti Kia Carens, Honda Stream dimana dengan harga yang ditawarkan hanya sedikit di atas harga kijang tapi dengan fasilitas dan kemewahan yang !ebih Jari Toyota Kijang disamping merek-merek lama yang juga menjadi pesaing lama Toyota Kijang seperti Mitsubishi Kuda Grandia, Suzuki Aerio dan lainnya. Hal ini membuat Toyota hams lebih lagi memantapkan strategi pemasarannya khususnya untuk strategi pemasaran puma jualnya, dimana selama ini Toyota dikenal dengan jaringan dsitribusi, penjualan suku cadang dan perbaikan umum yang lebih dari para pesaingnya perlu berbenah diri lagi dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Pelayanan puma juai yang ditawarkan oleh para pesaing Toyota yang sangat menarik untuk pendukung produk utamannya sepeti dengan jaminan, 2 tahun a tau 40.000 km, gratis suku cadang selama masa tersebut dan perbaikan-perbaikan gratis untuk masa-masa pemakaian tertentu seperti 5000 km, 10.000 km dan setemsnya. Dalam Karya Akhir ini akan diteliti strategi pelayanan perbatkan umum PT. TAM dengan mengukur kualitas produk pelayanan dan tingkat kepentingan pelayanan dengan cara melakukan interview dengan menyebarkan kuesioner ke dua tokasi pelayanan perbaikan umum PT. TAM yaitu Sunter dan Sudirman. Kuesioner yang digunakan adalah dengan menterjemahkan dimensi-dimensi utama dari SERVQUAL yang dijabarkan menjadi atribut-atribut yang lebih detil lagi yang kemudian menjadi poin-poin yang ditanyakan daiam kuesioner tersebut. Jumlah kuesioner yang ditujukan untuk 158 responden secara imbang untuk dua tempat tersebut dengan waktu penyebaran kuesioner yang paralel antara lokasi Sunter dan Sudirman yang diharapkan cukup valid untuk dijadikan sebagai sumber data untuk penelitian lebih lanjut, dengan pertimbangan keterbatasan waktu, tenaga dan biaya yang ada. Hasil Penelitian yang didapat ternyata masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pelayanan perbaikan umum PT. TAM yang ada di Sunter dan Sudirman dalam rangka ,mempertahankan kualitas pelaynan yang sama dengan kepuasan pelanggan karena masih belum adanya standar yang sama untuk pelayanan misalnya pelayanan "waktu tunggu sampai disambut Service Advisor" di Sunter yang hanya 5 menit dan di Sudirman yang 10 menit, juga dalam hal "kesulitan menemukan bagian pelayanan" antara lokasi Sunter dan Sudirman dimana pelangganlebih sulit menemukan tempat pelayanan karena lokasi aktual tempat pelayanan yang ada di belakang pusat penjualan dan show room. Sedangkan di Sunter relatif lebih mudah menemukannya karena lebih terletak di pinggir jalan. Hal lain seperti kualitas pelayanan yang diterima ole pelanggan di Sunter dan Sudirman yang berbeda dengan ekpektasi awal yang mereka inginkan, seperti dalam hal ketersedian suku cadang yang lebih baik di Sunter dibandingkan dengan di Sudirman hal ini dapat disebabkan karena lokasi gudang suku cadang PT. TAM yang ter1etak di daerah Sunter sehingga bisa menghasilkan waktu penyediaan yang lebih pendek. Secara keseluruhan masih banyak kualitas straiegi pelayanan perbaikan umum sebagai pendukung kualitas produk utama PT. TAM yang perlu dibenahi dalam rangka mendapatkan kepuasan pelanggan yang pada akhirnya tetap dapat menjadi pemimpin pasar kendaraan roda empat yang ada di Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library