Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasution, Asmila Denga
Abstrak :
Perkembangan pasar modal dari hari ke hari semakin menarik dan merupakan penelitian yang menantang. Interaksi pasar modal dengan pasar valas merupakan topik yang terus dikaji dan belum dapat disimpulkan (inconclusive). Krisis keuangan yang dimulai di Thailand pada Juli 1997 telah membawa dampak ke beberapa negara Asia, antara lain Indonesia, Thailand, Filipina, Singapura dan negara-negara lainnya. Krisis yang menimpa perekonomian Indonesia yang ditandai dengan terdepresiasinya mata uang domestik terhadap US Dollar yang diikuti dengan naiknya suku bunga dan inflasi secara tajam telah menimbulkan kepanikan luar biasa bagi investor di pasar saham yang ditunjukkan oleh turunnya harga saham secara drastis. Fenomena tersebut dapat dijadikan penelitian hubungan antara nilai tukar dan harga saham dengan pendekatan Error Correction Model yang mana dapat menjelaskan hubungan dinamis jangka pendek maupun jangka panjang. Studi ini menguji dua permasalahan penelitian yang selanjutnya akan dijawab melalui pembuktian hipotesis. Pertama apakah perubahan nilai tukar mata uang domestik terhadap US Dollar memiliki efek yang terbalik ( negative effect) dengan indeks harga saham baik jangka pendek maupun jangka panjang di 4 negara di Asia yaitu Indonesia. Thailand, Filipina dan Singapura. Kedua apakah perubahan indeks harga saham akan membawa efek yang terbalik ( negative effect ) pada nilai kurs jangka pendek dan jangka panjang. Selanjutnya dari dua hipotesis tersebut dapat dijawab pula pertanyaan bahwa dari dua variabel tersebut mana yang leading terhadap lainnya. Dalam menganalisis permasalahan tersebut digunakan analisis time series untuk mengetahui hubungan intertemporal antara indeks harga saham dan exchange rate. Error Correction Model (ECM ) dua variabel digunakan untuk melihat hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara dua pasar tersebut. Semua series data diuji stasionerity terlebih dahulu kemudian uji kointegrasi untuk melihat adanya keseimbangan jangka panjang. Apabila kedua variabel cointegrated maka dapat dibentuk persamaan keseimbangan ECM. Data Indeks harga saham dan Exchange rate seluruhnya didapatkan dari Reuters, dengan mengambil periode penelitian 1998 sampai dengan tahun 2000. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan exchange rate 4 negara sampel penelitian memiliki efek jangka panjang yang tidak searah dengan indeks harga saham. Artinya depresiasi mata uang akan membawa efek pada penurunan indeks harga saham. Sedangkan untuk jangka pendek ada hubungan yang tidak searah juga bagi Thailand dan Singapura, sedangkan bagi Filipina hubungan searah (positif). Bagi Indonesia ternyata uji F joint hipotesis menunjukkan tidak signifikan adanya pengaruh (causality) jangka pendek atas perubahan exchange rate terhadap indeks harga saham. Untuk jangka panjang perubahan indeks harga saham terhadap exchange rate 3 negara yaitu Indonesia. Thailand dan Singapura menunjukkan tidak signifikan, sedangkan Filipina menunjukkan pengaruh yang searah. Secara umum dapat disimpulkan bahwa exchange rate leading terhadap indeks harga saham. Hal ini dapat dipahami bahwa dengan melihat dua faktor yang mungkin dapat dijadikan alasan mengapa untuk negara emerging market exchange rate leading. Pertama size pasar valas jauh lebih besar dibandingkan pasar saham (proksinya nilai perdagangan) dan yang kedua, penentuan pricing di pasar valas lebih bersifat Internasional, sedangkan pasar saham lebih bersifat domestik.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T4986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
T. Farida Rachmayanti
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah pertama, mengetahui kondisi kinerja portofolio saham syariah periode 2001- 2002. Kedua, mengetahui pengaruh sharia screening process terhadap kinerja suatu portofolio saham syariah. Ketiga, sektor-sektor industri apa saja yang tercakup dan dominan dalam portofolio saham syariah untuk periode tersebut. Disain penelitian ini adalah menghitung kinerja portofolio saham syariah dan portofolio saham konvensional. Setelah itu, hasil kedua kinerja tersebut dibandingkan untuk kemudian dianalisa. Penelitian ini menggunakan data indeks harian IHSG, LQ 45 dan JII serta indeks harian 45 saham-saham syariah dan kapitalisasinya periode 2001-02. Serta data tambahan, berupa tingkat bunga SBI dan tingkat bonus SWBL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja portofolio saham syariah tahun 2001 dan 2002 lebih baik dari kinerja portofolio saham konvensional, di beberapa kriteria. Kedua, sharia screening process berpengaruh baik terhadap kinerja suatu portofolio saham syariah. Ketiga, return tertinggi tahun 2001 adalah sektor infrastruktur, fasilitas dan transportasi sedangkan di tahun 2002 sektor aneka industri. Risiko terbesar tahun 2001 terjadi pada sektor pertanian dan tahun 2002 terjadi pada sektor konsumsi. Risk return ideal untuk tahun 2001 terjadi pada sektor infrastruktur, fasilitas dan transportasi sedangkan tahun 2002 pada sektor pertanian. Risk return ratio yang stabil dengan nilai positif selama dua tahun adalah sektor infrastruktur, fasilitas dan transportasi; sektor konsumsi dan sektor perdagangan jasa dan investasi. Hasil penelitian ini bersifat kondisional, oleh karenanya apabila tetap konsisten di masa yang akan datang maka disarankan untuk tidak ragu-ragu dalam memilih saham-saham syariah ketika akan melakukan investasi di pasar modal. Sektor-sektor yang dapat disarankan adalah sektor infrastruktur, fasilitas dan transportasi; sektor konsumsi atau sektor perdagangan, jasa dan investasi, diharapkan pula para pelaku ekonomi syariah untuk tidak ragu-ragu dalam menerapkan nilai-nilai syar'i di berbagai aktivitas ekonomi, khususnya yang berkaitan dengan aturan-aturan di pasar modal.
Analysis Performances of Sharia Share Portfolio on BEJ For The Year 2001-02The aim of this research is firstly to know the sharia share portfolio performance in the period of 2001-2002. Secondly, to know the influence of sharia screening process towards the performance of a sharia share portfolio. Thirdly, what other industrial sectors that are round up and dominant in the sharia share portfolio for such period. The design of this research is to calculate the sharia share portfolio and the conventional share portfolio. After that the result of both performance is then compared to be analyzed. This research uses daily index data IHSG, LQ 45, JII and index 45 sharia shares with its capitalization. With the additional data in the form of SBI interest rate and SWBI bonus rate. The result of the research indicates that the performance of sharia share portfolio of the year 2001 and 2002 was better than conventional share portfolio, in some criteria. Second, sharia screening process influences well towards the performance of a sharia share portfolio. Third, industrial sector with dominant return in the year 2001 is sector of infrastructure, facility and transportation while the year 2002 is the sector of various industry. In the mean time, the greatest in 2001 happened in agricultural sector and the year 2002 occurred on the consumption sector. Risk return ideal for 2001 occurred in the infrastructure, facility and transportation sector and for 2002 occurred in agricultural sector. Based on the result of the research that was conditional, when it remains consistent, in the future, then suggested not to hesitate in choosing the sharia shares when carrying out investment in the capital market. The sector can be suggested are those of infrastructure, facility and transportation; services, trade and investment; and consumption. In the mean while, it is expected that the doers of sharia economy do not hesitate either in applying the values of the sharia in various economic activities, particularly related to the capital market regulations.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T11847
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Hartoyo
Abstrak :
PT. Semen Gresik (Persero) Tbk merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang industri dan distribusi semen. Pada tahun 1995 PT. Semen Gresik (Persero) Tbk telah melakukan akuisisi terhadap PT. Semen Padang (Persero) menjadi salah satu anak perusahaan. Dalam perkembangan selanjutnya karena Negara Republik Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan, maka Pemerintah Republik Indonesia sangat membutuhkan dana segar dan murah sehingga pada tahun 2001 Pemerintah Republik Indonesia berencana akan melakukan put option yaitu penjualan 51,09 % saham Pemerintah di PT.Semen Gresik (Persero) Tbk yang didalamnya termasuk saham PT. Semen Padang (Persero) kepada pihak Cemex. Hal ini mengundang protes keras dari masyarakat Sumatera Barat dan pihak manajemen PT. Semen Padang (Persero) karena dilaksanakan put option, maka pihak Pemerintah Republik Indonesia akan dirugikan. Oleh karenanya topik mengenai analisis evaluasi kebijakan tentang put option PT. Semen Gresik (Persero) Tbk inilah yang diangkat sebagai kajian dalam tesis ini. Penelitian diawali dengan menganalisis besarnya nilai put option yang dijual oleh Pemerintah Republik Indonesia kepada pihak Cemex senilai US$. 1,38 per lembar saham dan dibandingkan dengan kebutuhan investasi industri semen serta harga yang pantas menurut formula Black Scholes. Dari analisis investasi industri semen ternyata apabila put option direalisir maka : a. Pemerintah Republik Indonesia akan mengalami kerugian sebesar US$.780 juta b. Pemerintah Republik Indonesia akan kehilangan kendali dalam menentukan harga pasar semen karena industri semen 93,03 % sahamnya dikuasai oleh pihak asing yang akan berdampak kenaikan harga semen sebesar 5,95 - 11,9 triliun rupiah setiap tahunnya c. Akan terjadi transfer pricing d. Harga put option (8,6 jute ton) ini tidak cukup untuk membangun 4 juta ton pabrik semen baru. Sedangkan hasil perhitungan menurut formula Black Scholes temyata harga put option seharusnya senilai US$. 1,70175 per lembar saham sehingga apabila put option direalisir, maka Pemerintah akan mengalami kerugian sebesar US$. 121.288.678'﷓ Sedangkan segi positifnya bagi Pemerintah Republik Indonesia, apabila kebijakan put option PT. Semen Gresik (Persero) Tbk ini direalisir maka : a. Pemerintah Republik Indonesia akan mendapatkan dana sebesar US$. 520,212,511- yang dapat digunakan untuk pengembangan pabrik semen di Indonesia. b. Dengan masuknya pihak cemex di dalam manajemen PT. Semen Gresik (Persero) Tbk, maka jaringan distribusi pemasaran semen akan bertambah dipasar internasional. Jadi dari hasil analisis investasi industri semen dan perhitungan formula BlackScholesapabila put option PT. Semen Gresik (Persero )Tbk direalisir, maka secara financial pihak Pemerintah Republik Indonesia akan dirugikan. Sedangkan apabila Pemerintah Republik Indonesia tetap akan merealisasikan put option PT. Semen Gresik (Persero) Tbk ini, maka selayaknya harga jual minimal sebesar US$. 1,70175 perlembar saham dan kalau dapat mencapai harga sebesar US$. 2,905 perlembar saham sebab dengan niiai tersebut Pemerintah Republik Indonesia dapat membangun pabrik semen dengan kapasitas yang lama. Dengan berbekal analisis inversi industri semen dan perhitungan formula BlackScholesini diharapkan put option PT. Semen Gresik (Persero) Tbk dengan harga saham sebesar US$. 1,38/lembar saham dibatalkan saja karena merugikan pihak Pemerintah Republik Indonesia.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12277
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imiaty Angriawan
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1983
S16958
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1990
S17913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
S19327
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deo Rachmanto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat tingkat efisiensi produksi yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia, menganalisis pengaruh efisiensi terhadap pangsa pasar yang didapatkan oleh suatu perusahaan di industri farmasi Indonesia, dan menentukan variabel lain yang memengaruhi pangsa pasar suatu perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dan regresi panel data untuk menganalisis pengaruh efisiensi dan variabel lain terhadap pangsa pasar industri farmasi Indonesia, dengan data 95 perusahaan selama periode tahun 2010 sampai dengan 2012. Hasil perhitungan DEA yang dilakukan pada perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan farmasi di Indonesia belum cukup efisien dalam berproduksi. Hasil penelitian lain dengan random effect model menunjukkan bahwa efisiensi secara signifikan berdampak positif terhadap pangsa pasar yang didapatkan oleh suatu perusahaan. Variabel lain yang memengaruhi pangsa pasar secara signifikan adalah total aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut ......The objectives of this study is to measure production-efficiency level made by pharmaceutical firms in Indonesia, analyzing the impact of efficiency on market share gained by firm in Indonesian pharmaceutical industry, and determine other variables that affect a firm’s market share. This study used Data Envelopment Analysis (DEA) method to measure firm’s efficiency level and panel data regression to analyze the impact of efficiency on market share of Indonesian pharmaceutical industry, using data of 95 firms from 2010 until 2012. The results of DEA on pharmaceutical firms in Indonesia indicate that firms in Indonesia pharmaceutical industry has not been efficient in production. Another estimation result using random effect model indicates that efficiency has a positive and significant impact on firms’s market share in Indonesian pharmaceutical industry. This study also revealed that total asset is significantly determined firm’s market share.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S61861
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Aditya Padmanaba
Abstrak :
Penelitian mengenai first-mover advantage (FMA) umumnya meneliti pengaruh menjadi first-mover/early entrants terhadap market share, performa perusahaan, dan survivability. Peneliti merasa bahwa propensity to switch adalah indikator relevan dan berguna, yang belum diteliti mengenai kaitannya dengan FMA. Penelitian terhadap customer switching behavior dilakukan dengan menggabungkan aspek dari teori FMA untuk melihat apakah terdapat atribut yang dimiliki first-mover memiliki pengaruh terhadap switch intention untuk berpindah ke late entrants. Penelitian dilakukan dalam industri jasa dompet digital atau biasa disebut e-wallet di Indonesia, dengan pengguna layanan OVO sebagai objek penelitian. Menggunakan model dengan kerangka push-pull-mooring, enam varibel diuji pengaruhnya terhadap switch intention, yaitu perceived risk, switching cost, attitude to pioneer, transfer trust, economic benefit, dan transaction convenience. Berdasarkan data dari 263 responden dari lima kota di Indonesia, model diteliti dengan Partial Least Squared Structural Equation Modelling (PLS-SEM). Hasil analisis penelitian menemukan bahwa transfer trust, economic benefit, dan transaction convenience memiliki pengaruh signifikan terhadap switching intention. Penelitian tidak menemukan hubungan signifikan dari perceived risk, switching cost, dan attitude to pioneer. Penelitian ini menghasilkan implikasi praktis dan teoritis ......Researches on first-mover advantage (FMA) generally studies the influence of being a first-mover on indicators such as market share, company performance, and survivability. Limited attention has been paid to propensity to switch, that we deemed as a relevant and useful indicator of FMA. We conduct a research on customer switching behavior that incorporates aspect of FMA theory to test whether attributes of first mover has significant influence on customers’ switching intention toward the late entrants. Research was done in e-wallet market in Indonesia with OVO (first-mover in the market) users as the research subject. Within push-pull-mooring (PPM) framework, a model was developed to test the influence of six variables on switching intention. The six variables tested are: perceived risk, switching cost, attitude to pioneer, transfer trust, economic benefit, and transaction convenience. Based on data analysis of 263 respondents from five major cities in Indonesia, the model is tested using Partial Least Squared Structural Equation Modelling (PLS-SEM) method. The results of the analysis conclude that transfer trust, economic benefit, and transaction convenience positively influences customers’ switching intention. The research did not find that perceived risk, switching cost, and attitude to pioneer; to assert influence on switching intention. The results yield both practical and theoretical implications
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiklund, Erik
New York: McGraw-Hill , 1987
658.848 WIK i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ramel Yanuarta R.E.
Abstrak :
Dalam penelitian ini, penulis menguji kinerja return jangka panjang dari 39 perusahaan yang melakukan lnitiai Public Offering (IPO) dari tahun 1999-2001. Pengujian bettujuan untuk melihat apakah kinmja saham-saham IPO tersebut Iebih rendah dibandingkan dengan kinerja pasar (imderperform) seperti yang ditemukan peneliti lain di mancanegara scbagai "new issues puzzle". Penulis juga menguji konsistensi beberapa metode pengukuran kinerja terhadap hipotesa underperform, serta melihat teori mana yang dapat menjelaskan fenomena underperform tersebut diantara tiga teori ; the divergence of opinion, the impresario dan the windows of oppotunity hypothesis. Pengujian dilakukan Secara event study dan cross section. Event study digunakan untuk melihat pergerakan harga saham-saham IPO dengan parameter abnormal rerun: secara kumulatif dan stratcgi buy-and-hold dengan pembobotan seimbang dan berdasarkan value. Sedangkan analisa cross section digunakan untuk melihat teori yang mempengaruhi return dengan strategi buy-and-hold. Dalam analisa ini digunakan model regresi berganda dengan variabel bebas initial return hari pertama saham-saham IPO, size perusahaan dan return pasar enarn (6) bulan sebelum IPO juga dimasukan variabel variabel dummy selector keuangan. Secara keseluruhan diperoleh kesimpulan bahwa kinerja yang underperjorm hanya terjadi pada emiten non keuangan dalam penode satu, dua maupun tiga tahun. Dari metode pengukuran yang digunakan, diperoleh hasil dan kekuatan pengujian yang berbeda Penulis juga menemukan dalam analisa cross section bahwa hanya variabel initial return hari pertama saham-saham IPO dan dummy sektor keuangan yang mempunyai pengaruh signifikan dengan I1 5-10% terhadap kinerja jangka panjang saham-saham IPO. Hasil ini sesuai dengan teori The impressario hypothesis dari Shiller (1990) dan Debont &. Thaler (l985,I98'?) yang menjelaskan bahwa IPO merupakan subyek yang bisa diatur untuk menciptakan excess demand. Penulis melihat dipacunya perkembangan BEJ dengan pesat melalui proses IPO yang relatif mudah dan orientasi trading investor yang jangka pendek, membuka peluang pengaturan dalam IPO. Sehingga dalam jangka panjang kinerja return saham-saham IPO tersebut akan jelek. Namun hal ini sulit teljadi pada emiten-emiten hesar yang mempunyai fundamental yang kuat.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T15825
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>