Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Kurniawan
Abstrak :
Tumpahnya minyak bumi, limbah industri minyak, dan limbah minyak yang dihasilkan oleh kapal laut dapat menyebabkan terjadinya pencemaran pada ekosistem laut. Metode yang efektif dibutuhkan untuk remediasi dan salah satu metode yang efektif adalah menggunakan nanomaterial. Pada penelitian ini dilakukan studi modifikasi pada permukaan nanopartikel magnetit dengan lilin lebah. Nanopartikel magnetit disintesis menggunakan garam Fe2+/Fe3+ dengan perbandingan 1:2 dan basa NH4OH. Nanopartikel magnetit kemudian dimodifikasi permukaannya dengan lilin lebah. Berdasarkan hasil karakterisasi dengan instrumen FTIR didapatkan bahwa lilin lebah berhasil terintegrasi pada permukaan nanopartikel magnetit. Akibatnya hasil pengukuran sudut kontak, terjadi perubahan sifat permukaan dari hidrofilik menjadi hidrofobik. Perubahan ini terjadi karena nanopartikel magnetit yang telah dimodifikasi memiliki nilai sudut kontak diatas 90°. Hasil karakterisasi menggunakan XRD, TEM, HRTEM, dan SAED menunjukkan adanya modifikasi permukaan nanopartikel magnetit dengan lilin lebah tidak mempengaruhi bentuk dan struktur kristal dari nanopartikel magnetit. Karena permukaannya telah bersifat hidrofobik, nanopartikel magnetit termodifikasi lilin lebah dapat digunakan sebagai agen yang selektif untuk remediasi tumpahan minyak bumi. ......Oil spillage, oil industry pollutants and hydrophobic pollutants that were produced by ships can cause damage to the marine ecosystem. An effective method is needed to solve this problem, One of it is using nanomaterials. In this study, the modification of magnetite nanoparticles by beeswax were used. Magnetite nanoparticles is synthesized by the salts of Fe2+/Fe3+ in 1:2 ratio respectively and NH4OH as base. The synthesized magnetite nanoparticle surface is then modified using beeswax. According to the FTIR spectrum, it was found that the beeswax is integrated to the nanoparticle's surface. From contact angle measurement, it is concluded that the surface properties changes from hydrophilic into hydrophobic. This change is shown from the modified nanoparticle's contact angle is above 90°. Characterization using XRD, TEM, HRTEM, and SAED shows that the modification on the nanoparticle's surface did not change the shape and structure of the crystal. Because of its hydrophobic nature, beeswax modified magnetite nanoparticle can be used as a selective agent to remediate oil spillages.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilma Ruwaida Ukhrowi
Abstrak :
Mikroplastik dalam ekosistem laut telah menjadi perhatian global yang berkembang sekama beberapa decade terakhir. Penelitian ini menganalisis kelimpahan dan jenis mikroplastik pada kerang darah Anadara granosa, air dan sedimen dari Teluk Lada, Pandeglang, Banten. Pengambilan sampel kerang darah, air dan sedimen diperoleh dari 3 stasiun yang berbeda. Saluran pencernaan dan organ pernapasan dari kerang darah dihancurkan dengan HNO3 65%, sampel air dan sedimen dimasukkan dalam larutan NaCl jenuh. Hasil penelitian menunjukkan kelimpahan mikroplastik 248,5 ± 3,81 partikel/l dalam air; 169.200 ± 5.184 partikel/Kg dalam sedimen dan 618,8 ± 121,4 partikel/individu dalam kerang. Selain itu, kerang darah dari pasar tradisional sebagai control ditemukan mikroplastik sebanyak 566,7 ± 133,1 partikel/individu. Fiber merupakan jenis mikroplastik yang paling banyak ditemukan pada sampel kerang (59%), air (61%) dan sedimen (58%). Sungai sekitar mengindikasikan sebagai sumber mikroplastik yang bermuara kea rah laut. Stasiun 3 yang berjarak ± 60 m dari sungai memiliki konsentrasi mikroplastik yang lebih tinggi dibandingkan stasiun 1 dan 2 dengan rata-rata 86,17 ± 2,36 partikel/l; 62666,67 ± 1803,7 partikel/Kg dan 720 ± 131,1 partikel/individu.
Microplastic in the marine ecosystem has become a growing global concern over the past decade. This research analyzed the abundance and type of microplastic in blood cockle Anadara granosa, water, and sediment from Lada bay, Pandeglang, Banten. A sampling of the blood cockle, water and sediment were collected from 3 different stations. Digestive tracts and respiratory organs from blood cockle were destructed with HNO3 65%, water and sediment samples are mixed into concentrated NaCl solution. The results showed a microplastic abundance of 248.5 ± 3.81 particle/l in water, 169.200 ± 5.184 particle/Kg in sediment and 618.8 ± 121.4 particles/individuals in cockle. Also besides, blood cockle from traditional markets as control was found 566.7 ± 133.1 particle/individuals microplastic. Fiber is the type of microplastic that was most commonly found in samples of cockles (59%), waters (61%) and sediments (58%). The river was indicated as a microplastic source to the sea. The station 3 in ± 60 m near the river mouth has a higher microplastic concentration with an average of 86,17 ± 2.36 particle/l, 62666.67 ± 1803.7 particle/Kg and 720 ± 131.1 particle/individual, compared to station 1 and 2 which is further away from the river.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library