Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Octaviani Indrasari Ranakusuma
"Peta dapat membantu seseorang dalam mengenali lingkungan sekitarnya dengan lebih cepat karena peta mampu menggambar suatu konfigurasi lingkungan hingga kita dapat mengetahui lingkungan tersebut dengan satu titik pandang. Anak kecil yang kemampuan kognitifnya terbatas kurang dapat memahami obyek dan hubungan-hubungan antar obyek dalam suatu ruang. Hal tersebut menyulitkan anak dalam menemukan jalan yang dapat membawanya kembali ke tempat semula (jalan pulang). Oleh karena itu, peta yang menggambarkan suatu lingkungan dengan hubungan-hubungan yang ada di dalamnya tentu akan sangat membantu anak dalam meningkatkan pengetahuan lingkungan sehingga ia akan lebih mudah menemukan jalan pulang. Peta untuk anak tidak dapat disamakan dengan peta orang dewasa. Anak yang kemampuan kognitif dan kemampuan membacanya terbatas akan sulit memahami peta yang sarat dengan simbol-simbol abstrak. Peta untuk anak kecil sebaiknya peta yang meminimalkan perbedaan antara obyek di lingkungan sebenarnya dengan yang tergambar pada peta (Presson, 1987). Anak akan dapat mudah mengenali obyek di lingkungan apabila obyek-obyek tersebut digambar dengan nama dan bentuk yang serupa (Dale, Blades dan Spencer dalam Matthews, 1992), Penelitian ini bertujuan untuk melibat pengaruh pengganaan peta terhadap pengetahuan lingkungan pada anak usia 5 hingga 6 tahun. Penggunaan peta diharapkan akan meningkatkan pengetahuan lingkungan anak yang diukur melalui skor keberhasilannya menemukan arah yang benar di setiap persimpangan dalam perjalanan kembali ke tempat semula (jalan pulang). Peta yang digunakan berukuran 46x48 cm dengan warna dan bentak diusahakan serupa dengan sebenarnya. Pengecilan ukuran tidak terlalu besar (kurang lebih 1:125). Pengujian bipotesa dilakukan dengan menggunakan disain penelitian one group prefest-posttest (Robinson, 1981) Dari hasil pengolahan data ditemukan bahwa penggunaan peta meningkatkan pengetahuan lingkungan pada anak usia 5 hingga 6 tahun. Rata-rata skor keberhasilan anak menemukan jalan pulang sebelum diberikan peta hanya 6,17 dan setelah diberikan peta meningkat menjadi 6,77. Selain peningkatan pengetahuan lingkungan, sebagai hasil tambahan terlihat bahwa jenis kelamin tidak berpengaruh terhadap kemampuan anak menemukan jalan pulang baik sebelum diberikan peta maupun setelah diberikan peta. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah memaksimalkan kontrol dengan menggunakan kelompok kontrol dan pengkontrolan yang kuat terhadap tingkat intelegensi dan pengetahuan spasial yang telah dimiliki anak. Selain itu penelitian berikutnya dapat menggunakan rute yang lebih panjang dan peta yang lebih diperkecil skalanya. Untuk pengembangan penelitian mengenai pengetahuan lingkungan pada anak kecil, khususnya anak prasekolah, penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan subyek anak usia 4 tahun sebagai tahap awal dati masa transisi praoperasional. Pada para pengelola diharapkan menyediakan petal petunjuk untuk pengunjung kecilnya sehingga peristiwa anak tersesat dapat dikurangi. Sedangkan bagi para orangtua sebaiknya mengenalkan anak kepada bentuk dan simbol-simbol peta sejak dini sehingga anak akan trampil dalam menggunakan peta pada masa dewasanya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1996
S2697
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Loxton, John
Chichester: John Wiley & Sons, 1980
526 LOX p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aryono Prihandito
Yogyakarta: Kanisius, 1988
526.8 ARY p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kellaway, George P.
London: Methuen, 1949
526.8 KEL m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ainun Keumala Meutia
"Penelitian eksperimental ini menguji efektifitas modul membaca peta terhadap keberhasilan anak usia 5 tahun dalam menemukan lokasi yang tertera di dalam peta. Pada modul membaca peta, dua konsep yang ditekankan adalah konsep birdeye view dengan tujuan anak mampu menerjemahkan bentuk bangunan ataupun patokan (landmark) jika digambarkan pada peta dan konsep mengartikan simbol pada peta.
Penelitian ini melibatkan 30 anak usia 5 tahun. Dibandingkan dengan anak yang tidak mendapatkan pengajaran modul membaca peta, anak yang mendapatkan pengajaran modul membutuhkan waktu yang lebih cepat dalam mengerjakan tugas, selain itu mereka juga lebih tepat dalam menemukan lokasi yang tertera di peta Saran untuk penelitian lanjutan mengenai membaca peta dan mencari lokasi pada anak mencakup mengefektifkan pengajaran membaca peta dan pengamatan perilaku yang muncul ketika anak membaca peta.

The research examined the effectiveness of map reading skill module in finding a place on the map for 5 year-old children. Two concepts were emphasized during lesson: firstly, concept of "bird eye view" which allowing children to be able to understand the form of the building and to recognize directly the landmark on map and secondly, the concept of understanding the symbols.
This research involved thirty children as subjects, divided into two groups, the experimental group (those with the lesson of map reading) and the control group (who received no mapreading lesson). The result of the research showed that the control group has difficulties to find a place on map and took longer time than the experimental group. Further research should take consideration in optimalizing the method of teaching the map-reading lesson and applying more behaviors to be observed as indicators of wayfinding behaviors."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
371.9 AIN e
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mastra, Riadika
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2001,
R 912.598 Jak
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Cibinong: Pusat Pelayanan Jasa dan Informasi Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional ( BAKOSURTANAL),
900 GIJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
"Interferometric SAR (IFSAR) offers a solution for a country like Indonesia to map areas that are covered by cloud all year long. In using IFSAR data for producing topographic maps, our main requirement is to set the procedures that resemble photogrametric process as close as possible due to the operators, background and the already available sofware and haedware...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"Peta-peta yang mencakup wilayah batas maritim antar negara sudah banyak dibuat dan diterbikan, baik oleh penerbitan lokal maupun penerbitan asing. Permasalahan yang ada adalah mengenai penulisan dan pemilihan nama geografis yang memerlukan suatu pengakuan politis kedaulatan suatu bangsa, keanekaragaman bahasa daerah, kesulitan transliterasi serta perbedaan-perbedaan ejaan yang ada, sangat berpangaruh pada rancunya sistem penulisan
Untuk membuat dan menerbitkan peta-peta yang mencakup kedaulatan negar lain, seorang kartografer atau pakar toponimi perlu hati-hati, mempunyai wawasan luas dan sikap netral dalam menentukan mana geografis pada peta yang akan dibuat.
Suatu tinjauan pada penulisan nama geografis di wilayah batas maritim antar negara mencakup beberapa alternatif yang disebabkan oleh kondisi geografis, politik dan kompleksitas bahasa-bahasa daerah di wilayah tersebut, akan diuraikan dalam tulisan ini dengan mengambil contoh wilayah Aia Tenggara dan beberapa rekomendasi dalam tulisan ini dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk memilih dan mementukan nama geografis pada pembuatan peta-peta dan dokumen-dokumen lai, terutama yang mencakup negara-negara tetangga. "
341 JBM 1:1 (2005)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>