Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ardian Lesmana
Abstrak :
Sambungan balok-kolom pracetak adalah tempat untuk menyalurkan gaya yang terjadi balok ke kolom. Panjang penjangkaran tulangan tarik balok adalah faktor yang menentukan dalam penyaluran gaya-gaya yang terjadi. Dimensi kolom yang kecil menyebabkan panjang penyaluran menjadi terbatas sehingga tidak memenuhi syarat yang ditetapkan oleh peraturan. Karena itu untuk menambah panjang penjangkaran dibuat penonjolan pada sisi luar sambungan eksterior balok-kolom pracetak. Pada studi eksperimen ini akan dilihat pengaruh pemberian penonjolan pada sisi luar tersebut dari sisi pola retak, kekakuan, daktilitas, dan kekuatan struktur sambungan. Studi eksperimen yang dilakukan di loading frame ini menggunakan pola pembebanan semi siklik dengan metode displacement control untuk mendapatkan kurva beban-lendutan, beban-tegangan tulangan baja, dan untuk mendapatkan pola dan riwayat retak struktur sambungan. Perancangan penulangan dan pendimensian spesimen, serta perhitungan panjang penyaluran tulangan tarik balok dilakukan dengan menggunakan metoda disain kapasitas berdasarkan SKSNI T!15-1991-03. Tidak sempurnanya loading frame, LVDT (alat pengukur lendutan), data logger dari strain gage (alat pengukur regangan tulangan baja), menyebabkan sulitnya melakukan kalibrasi pembacaan alat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S35522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Studi eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tipe penjangkaran tulangan balok berbentuk U terhadap perilaku sambungan beton pracetak pada struktur gedung dari beton pracetak pada saat menerima pembebanan semik siklik. Daerah sambungan balok-kolom pada struktur gedung dari beton pracetak merupakan bagian yang sangat penting karena pada sambungan balok-kolom terjadi transfer gaya-gaya yang bekerja pada elemen yang disambung. Keruntuhan prematur sering disebabkan oleh kegagalan sambungan dalam mentransfer gaya yang bekerja, terutama gaya diakibatkan oleh beban lateral, misalnya saja akibat gempa. Saat terjadi gempa yang besar, daerah sambungan menerima gaya momen dan gaya geser yang besar. Menurut peraturan yang berlaku, SKSNI T15-1991-03, dengan metode desain kapasitas kita rencanakan bagian balok agar lebih lemah dair kolom sehingga kolom masih dalam keadaan elastis ketika baloknya sudah inelastis/sudah terjadi mekanisme sendi plastis di balok. Di samping itu direncanakan pula detailing tulangan agar struktur mempunyai kinerja yang baik, pola keruntuhannya aman, daktilitasnya baik, kekuatannya memenuhi syarat, pola retak yang baik, dan kekakuan yang baik. Spesimen dimodelisasi dengan skala 1:2 terhadap keadaan sebenarnya. Strain gage dipasang pada daerah-daerah tertentu pada tulangan balok dan kolom untuk mengetahui bagaimana pola regangan pada daerah-daerah itu. Elemen pracetak balok, kolom bawah dan kolom atas dibuat terlebih dahulu kemudian baru dibuat sambungannya. Elemen kolom atas memiliki lubang untuk tulangan kemudian baru dibuat sambungannya. Elemen kolom atas memiliki lubang untuk tulangan utama kolom (dicetak ketika dicor) serta lubang untuk grouting (dibor setelah beton keras antara 3 sampai 28 hari). Lubang untuk grouting terdiri dari lubang masuk dan lubang keluar. Setelah semua elemen berumur 28 hari dilakukan penyambungan yang dibuat di atas perancah. Spesimen dites pada hari ke-7 pengecoran sambungan. Sebagai acuan dipakai kekuatan dari sambungan sebesar 42 MPa untuk mendapatkan ?yield sebesar 8,9 mm. Pembebanan semi siklis dilakukan mulai dari yang kecil (1/4 ?yield) sampai dengan 10 ?yield atau siklus ke-21. Hal-hal yang terjadi pada saat pengetesan dimasukkan ke dalam laporan. Data hasil eksperimen kemudian dianalisa secara kualitas maupun kuantitas, lalu hasil pengetesan ini dibandingkan dengan hasil pengetesan lainnya baik spesimen monolit maupun spesimen pracetak lainnya. Mekanisme kolom kuat balok lemah tercapai oleh spesimen pracetak ini. Pola keruntuhan diawali oleh keruntuhan balok, terlihat setelah siklus terakhir, banyak retak pada zona sendi plastis, sedangkan pada kolom hanya di daerah pertemuan antara kolom dengan panel zone serta sedikit terjadi retak geser pada panel zone. Daktilitas yang memadai sekitar 4,3 yang menjamin deformasi baja yang besar sebelum akhirnya runtuh. Tidak terjadi degradasi kekakuan yang terlampau besar yang diakibatkan oleh gagalnya penjangkaran tulangan, dengan demikian penjangkaran tulangan utama tipe ini dapat diterapkan pula untuk join yang penjangkaran tulangannya terbatas. Retak yang terjadi pada 1/4 ?yield diakibatkan oleh kurangnya selimut beton pada panel zone dan bounding failure pada daerah sambungan. Walaupun terjadi retak pada siklus ke-2 namun beban ultimit yang dicapai penampang temyata masih lebih besar dari beban ultimit yang direncanakan, jadi dari segi kekuatan masih memadai bahkan hampir sama dengan kekuatan spesimen monolit namun lebih kuat dibandingkan dengan spesimen pracetak lainnya.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Flora Budiatna
Abstrak :
Dalam struktur bangunan kita banyak menjumpai bangunan portal beton bertulang dengan memakai bata merah sebagai dinding, khususnya dalam bangunan rumah tinggal. Dinding bata merah berfungsi sebagai pengisi portal yang semula dalam desainnya tidak memperhitungkan kekakuan dari dinding bata itu sendiri. Tetapi dalam pelaksanaannya, dinding bata secara otomatis tidak terpisah dari struktur portalnya sehingga menyumbangkan kekakuan pada struktur secara keseluruhan. Skripsi ini meneliti sejauh mana sumbangan kekakuan dari dinding bata terhadap struktur dengan menggunakan pembebanan gempa bumi. Gempa bumi merupakan salah satu bentuk dari gaya, khususnya gaya lateral yang membebani struktur. Struktur portal sendiri lemah dalam menahan gaya lateral sehingga akan dilihat pengaruh dari gempa bumi jika kekakuan dinding bata ikut diperhitungkan. Dalam melakukan simulasi dengan menggunakan program Matlab akan dibuat parameter-parameter variasi, yaitu kekakuan dinding bata, periode getar gempa, dan modelisasi DOF struktur. Gempa bumi yang dipakai adalah gempa El Centro NS 1940 dan gempa sinusoidal. Hasil yang akan dicari adalah respon struktur yang berupa gaya dalam (gaya geser) dan lendutan. Sebagai dasar acuan dalam menganalisa, dicari pula respon spectrum sinusoidal dan El Centro.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34761
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Brandon, Gregg E.
California: Concrete Mansory Association, 1997
693 BRA s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Novita Sari
Abstrak :
Indonesia merupakan daerah dengan tingkat kerawanan gempa tinggi karena menjadi pertemuan 3 lempeng tektonik yaitu Eurasian Plate, Indian-Australian Plate dan Plate Pacific Plate. Ketiga lempeng ini membentuk 2 jalur gempa utama yaitu Circum Pacific Earthquake Belt dan Alfide Earthquake Belt. Pergerakan kedua jalur ini cukup aktif dan di sepanjang kedua jalur tersebut tersebar banyak gunung berapi yang masih aktif. Gempa menimbulkan percepatan tanah yang selanjutnya akan diterima oleh struktur bangunan yang berdiri di atasnya melalui pondasi. Struktur akan merespon percepatan tanah tersebut dengan menghasilkan perpindahan dan gaya dalam. Respon struktur menentukan kemampuan struktur menahan gaya gempa. Struktur bangunan di Indonesia banyak menggunakan pasangan dinding bata tak bertulang atau Unreinforced Masonry Infill Wall (URCM Infill Wall). Dalam tugas akhir ini dilakukan suatu penelitian mengenai pengaruh adanya URCM Infill Wall bila struktur dikenai beban gempa baik untuk bangunan tinggi, sedang maupun rendah. Kriteria bangunan tinggi, sedang ataupun rendah pada tugas akhir ini adalah berdasarkan perbandingan antara periode alami struktur dan periode gempa. Ketika gempa besar terjadi URCM Infill Wall adalah elemen terlemah. Kelakuan URCM Infill Wall cenderung bersifat inelastic. Pemodelan inelastic pada penelitian ini adalah berbentuk elastoplastic dimana ketika telah mencapai leleh URCM Infill Wall masih dianggap mempunyai kekuatan yang nilainya sebesar gaya maksimum yang mampu ditahan oleh URCM Infill Wall tersebut. Sedangkan deformasi maksimum dinding bata merah dibatasi sebesar dua kalo deformasi leleh. Penelitian ini menghasilkan suatu kesimpulan bahwa kehadiran URCM Infill Wall tidak selamanya memberi pengaruh yang menguntungkan bila struktur dikenai beban gempa terutama pada bangunan tinggi dengan periode alami lebih besar relatif terhadap periode gempa. Pengaruh yang menguntungkan terjadi pada bangunan rendah. Namun pengaruh ini mempunyai nilai-nilai optimum dimana sumbangan URCM Infill Wall dalam menahan beban gempa adalah yang terbesar. Di luar rentang nilai-nilai optimum tersebut sumbangan URCM Infill Wall dalam menahan gempa relatif kecil. Sedangkan pada bangunan sedang walaupun kehadiran URCM Infill Wall masih memberi pengaruh yang menguntungkan namun sumbangan yang diberikan URCM Infill Wall dalam menahan beban gempa sangat kecil.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S34809
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library